You are on page 1of 33

Muhammad Khairul Hafiz bin Hamat

10 2008 311
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11470
rapid_racerz@yahoo.com
KEHAMILAN NORMAL

Abstrak: Kehamilan adalah suatu proses fisiologis dimana kondisi seseorang wanita memiliki
janin yang sedang tumbuh di dalam tubuhnya (yang pada umumnya di dalam rahim). Kehamilan
pada manusia berkisar sekitar 40 minggu atau 9 bulan, dihitung dari awal periode menstruasi
terakhir sampai melahirkan. Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang memerlukan
perawatan yang khusus agar dapat berlangsung dengan baik serta menjamin kesehatan ibu
maupun janin yang dikandung. Untuk itu perlu dilakukan suatu pemeriksaan untuk mendeteksi
dini tanda dan gejala kehamilan agar perawatan dini dapat diberikan. Kehamilan dikatakan
fisiologis apabila selama kehamilan tidak menyebabkan terjadinya kematian maupun kesakitan
pada ibu dan janin yang dikandungnya. Pelayanan / Asuhan Antenatal (antenatal care)
merupakan pemeriksaan kehamilan ditujukan untuk memonitor serta mendeteksi dini adanya
kelainan dalam kehamilan agar nantinya dapat diobati secepatnya dan akhirnya dapat
menurunkan angka morbiditas dan mortalitas baik ibu maupun janin.

PEMBAHASAN
ANAMNESIS1-3
1. Identitas pasien
Nama , alamat dan usia pasien dan suami pasien.
Pendidikan dan pekerjaan pasien dan suami pasien.
Agama, suku bangsa pasien dan suami pasien.
Perkahwinan yang ke berapa, sudah berapa lama.
2. Anamnesa obstetri :
A. Berkaitan haid:
Kapan hari pertama haid terakhir-HPHT ( last menstrual periode-LMP )
Kapan menarche
Teratur atau tidak
Nyeri atau tidak
Berapa lama
B. Riwayat obstetric
Apakah pernah hamil / bersalin?
Jika pernah hamil, tanyakan:

Yang ke berapa?

Adakah komplikasi pada kehamilan terdahulu

Pernah abortus? Jika ya, brapa kali, sebab apa, umur kehamilan

Jika pernah bersalin, tanyakan:

Berapa kali?

Bagaimana proses persalinan terdahulu (spontan, penolong persalinan,


tindakan)?

Pernah bersalin secara Sectio Caesarea (SC)? kalau ada, alasannya apa

Keadaan pasca persalinan, masa nifas dan laktasi.

3. Riwayat penyakit terdahulu


Penyakit menular seksual
Diabetes
Hipertensi
2

Sembuh atau tidak


Obat-obatan yang dipakai
4. Riwayat penyakit keluarga
Penyakit keturunan
Diabetes
5. Keluhan tambahan
Mual, muntah
Polikasiuri
Leukorea
Kelelahan
PEMERIKSAAN
A. Pemeriksaan fisik1,2
1. Pemeriksaan fisik umum

Pemeriksaan dimulai dengan melakukan pengamatan sejak pasien masuk ke ruang


pemeriksaan. Diperhatikan keadaan umum, sikap dan kesadaran pasien.

Keadaan umum (nampak sakit berat, sedang), anemia konjungtiva, ikterus,


kesadaran, komunikasi personal.

Tanda-tanda vital- tekanan darah, frekuensi pernapasan, suhu tubuh, denyut nadi

Tinggi dan berat badan

2. Pemeriksaan khusus obstetric


a) Inspeksi
Melihat bentuk perut -asimetris atau tidak, ada atau tidak bekas luka atau operasi
seperti operasi SC, perubahan warna kulit, Seringnya pada pasien hamil akan
terdapat linea nigra, striae gravidarum, chloasma gravidarum (muka)
b) Palpasi
Meraba gerakan janin, menentukan kedudukan janin dalam uterus dengan cara
Leopold I-IV, tapi dilakukan saat usia kehamilan mencapai 32 minggu
c) Auskultasi
Menggunakan stetoskop kebidanan ataupun fetal heart detector (Doppler). Pada
auskultasi bisa didengarkan
3

Dari anak : bunyi jantung, bising tali pusat, gerakan anak


Dari ibu : bising arteri uterina, bising aorta, bising usus
Namun begitu penggunaan stetoskop kebidanan hanya bisa mendengar bunyi jantung janin pada
kehamilan minggu ke 26 manakala dengan Doppler bunyi jantung janin bisa didengarkan sejak
minggu 12
B. Pemeriksaan penunjang2-4
i.

Laboratorium
Peningkatan kadar -HCG
Pada kehamilan, cukup menggunakan test kehamilan berdasarkan kadar -HCG didalam

urin pasien. Uji kehamilan ini dapat dibaca dalam 3 sampai 5 menit, dengan tingkat akurasi dan
kecermatan yang tinggi. Sebagian besar tes menunjukkan hasil positif setelah 4-7 hari pasca
amenorhea. Sistem yang digunakan dalam berbagai perangkat berbeda-beda, namun masingmasing berpegang pada prinsip yang sama: pengenalan hCG ( atau subunitnya) oleh suatu
antibodi terhadap molekul hCG atau epitop subunit .
Kadarnya meningkat sejak hari implantasi hingga mencapai puncaknya pada sekitar hari
ke-60 sampai 70. Setelah itu, konsentrasinya menurun secara bertahap sehingga titik terendah
dicapai pada sekitar hari ke-100 sampai 130.
ii.

Imaging
USG - USG transvaginal atau transabdominal untuk memastikan adanya janin
dalam kandungan. Dengan sonografi abdomen,kantung gestasi dapat dilihat
mulai usia kehamilan 4 sampai 5 minggu sejak haid terakhir. Pada hari ke-35,
semua kantong gestasi normal sepatutnya sudah terlihat. Pada minggu ke-8,
usia gestasi dapat diperkirakan secara cukup akurat. Sampai minggu ke-12,
tiap milimeter panjang puncak kepala-bokong merefleksikan pertambahan
usia gestasi 4 hari.

DIAGNOSIS
A. Diagnosis kerja
Kehamilan
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, adalah kira-kira 280 hari (40
minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan,
triwulan I dimulai dari konsepsi sampai 12 minggu, triwulan II dari 12 sampai 28 minggu dan
triwulan III dari 28 sampai 40 minggu. Diagnosis kehamilan dapat ditegakkan dengan riwayat
kesehatan dan pemeriksaan klinis berdasarkan tanda dan gejala kehamilan.5
Diagnosis kehamilan ditegakkan atas dasar : 4
1. Riwayat amenorea
2. Pembesaran uterus
3. Tes kehamilan positif
Tanda dan Gejala Kehamilan 4-8
1. Tanda mungkin hamil (presumptive) gejala yang dikeluhkan pasien
2. Tanda tidak pasti hamil (probable) - tanda yang ditemukan oleh pemeriksa
3. Tanda pasti hamil (positif)
Tanda Mungkin Hamil

Amenorhea Wanita tidak datang menstruasi 2 bulan berturut-turut.

Nausea (mual) dan emesis (muntah) -Umumnya terjadi pada wanita hamil muda umur 6-8
minggu. Mual-mual pada pagi hari disebut morning sickness. Akibat dari pengaruh
hormon progesteron dan estrogen sehingga pengeluaran asam lambung berlebihan.

Mastodynia Payudara terasa nyeri dan kencang disebabkan payudara membesar karena
pengaruh hormon estrogen pada ductus mammae dan progesteron pada alveoli.

Quickening Perasaan gerakan janin pada minggu ke 18 atau minggu 20 (primigravida)


dan umur 14 atau 16 minggu pada multi gravida. Gerakan janin pertama kali dapat
digunakan untuk menentukan umur kehamilan.

Miksi Wanita hamil trimester I dan III sering merasakan sering kencing karena uterus
yang gravid mendesak vesica urinaria.

Konstipasi Kesulitan buang air besar karena pengaruh hormon progesteron yang
menghambat peristaltik usus dan karena perubahan pola makan.

Weight gain Pertambahan berat badan ibu tidak selalu berbanding lurus dengan
pertambahan berat janin. Pertambahan berat badan ibu ada artinya setelah umur 20
minggu.Umumnya pertambahan berat badan normal selama kehamilan adalah 8-14 kg.

Fatigue Perasaan lelah pada ibu hamil sulit diterangkan, namun kerja jantung dirasakan
lebih berat pada umur 32 minggu.

Nail sign Umumnya umur 6 minggu wanita hamil mengeluh ujung kuku lunak dan lebih
tipis.

Mengidam Ingin makanan atau minuman tertentu. Hal ini terjadi pada bulan-bulan
pertama.

Sinkope (pingsan) Adanya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) sehingga


menyebabkan iskemik susunan saraf pusat.

Pigmentasi kulit Pengaruh hormon kortikosteroid plasenta, sering dijumpai pada muka
(chloasma gravidarum), dinding perut (striae gravidarum = suatu perubahan warna seperti
jaringan parut), leher dan sekitar payudara (hiperpigmentasi areola mamae, puting susu
menonjol, kelenjar montgomery menonjol, pembuluh darah menifes).

Epulis Hipertropi papilla ginggivae (gusi berdarah).

Varises Pemekaran vena-vena, dapat terjadi pada kaki, betis dan vulva. Biasanya
dijumpai pada triwulan akhir.

Tanda tidak pasti

Perut membesar

Uterus membesar, sesuai dengan umur kehamilan.

Tanda Chadwicks, mukosa vagina berwarna kebiruan karena hipervaskularisasi hormon


estrogen.

Leukorrhea, discharge lebih banyak dirasakan wanita hamil. Ini pengaruh hormon estrogen
dan progesteron.

Tanda Goodell, portio teraba melunak.

Tanda Hegar, isthmus uteri teraba lebih panjang dan lunak.

Tanda Piscaseck, pembesaran dan pelunakan pada tempat implantasi. Biasannya


ditemukan saat umur 10 minggu.
6

Teraba ballotement (tanda ada benda mengapung/ melayang dalam cairan), pada umur 1620 minggu.

Kontraksi Braxton Hicks, kontraksi uterus (perut terasa kencang) tetapi tidak disertai rasa
nyeri.

Reaksi kehamilan positif

Tanda pasti

Tes urin menunjukkan -HCG positif.

Adanya gerakan janin yang dapat dilihat, dirasakan dan diraba serta ditemukan bagianbagian janin.

Terdengar denyut jantung janin secara auskultasi Dapat didengar dengan stetoscop
monoculer laenec, doppler, alat kardiotograf dan dilihat pada USG.

Terlihat tulang-tulang janin pada foto rontgen rongten sudah tidak disarankan karena
efek radiasi pada janin.
Tabel 1
Primipara

Multipara

Perut

Tegang

Longgar, terdapat striae

Pusat

Menonjol

Dapat datar

Rahim

Tegang

Agak lunak

Payudara

Tegang, tegak

Menggantung, agak lunak, terdapat striae

Labia

bersatu

Agak terbuka

Himen

Koyak beberapa tempat

Karankula himenalis

Vagina

Sempit dengan rugae


utuh

Lebar, rugae berkurang

Serviks

Licin, lunak, tertutup

Sedikit terbuka, teraba bekas robekan


persalinan

Pembukaan

Mendatar lalu
membuka

Membuka dan mendatar

Perineum

Masih utuh

Bekas luka episiotomi

Perbandingan Antara Primipara Dan Multipara5,6

Gambar 1

Gambaran algoritma tatalaksana diagnosis kehamilan


Sumber : http://obstetriginekologi.com/bagaimana-proses-terjadinya-kehamilan-normal
B. Diagnosis banding
1. Pesudocyesis
Hamil palsu atau dalam bahasa medis disebut dengan istilah pseudocyesis ini
adalah satu keadaan di mana seorang wanita yang sebenarnya tidak hamil tapi merasa
bahwa dirinya hamil. Gejala-gejala yang dirasakan oleh penderita pseudocyesis ini
sendiri memang layaknya seperti orang hamil sungguhan. Tidak menstruasi, mengalami
mual-mual, (morning sickness), ngidam, membesarnya kelenjar payudara dan bagian
perut dan sebagainya.
Meskipun memiliki gejala dan kebiasaan seperti layaknya ibu hamil, para
penderita pseudocyesis (dikenal dengan sebutan pseudopregnancy) ini sama sekali tak
ada janin di rahimnya, karena memang pada dasarnya dia tidaklah sedang hamil
8

meskipun perutnya kian hari kian gendut seperti layaknya ibu hamil. Dan ketika di USG
pun memang dalam rahimnya tidak ada apa-apa. Ini yang membedakan pseudocyesis
dengan hamil anggur (Mola hidatidosa), karena untuk ibu yang mengalami hamil anggur,
ketika di USG dalam rahimnya ada semacam gelembung-gelembung cairan bening
seperti buah anggur atau gelembung udara.
Penyebab utamanya diduga akibat masalah emosional dan psikologis, seperti
karena keinginan yang kuat untuk hamil, sehingga dirinya merasa mengalami proses
kehamilan. Biasanya hal ini terjadi saat ada seseorang didekatnya ada yang sedang hamil.
Hal inilah yang kemudian membuat ia seperti tersugesti bahwa dirinya pun sedang hamil.
Salah sebuah penelitian menunjukkan adanya keterkaitan antara pseudocyesis
dengan

kelenjar

pituitary

(pusat

produksi

hormon

selama

kehamilan).

Ketidakseimbangan hormon ini sering dipicu oleh stres dan kecemasan, sehingga dapat
menyebabkan perubahan emosi dan psikologis yang mengarah pada kepercayaan atas
sesuatu yang sangat diharapkannya. Perempuan yang mengalami kondisi ini sudah
seharusnya melakukan konseling karena memang penyebab utamanya adalah soal
emosional dan psikologis.4-6
2. Mola hidatidosa
Mola hidatidosa (hamil anggur) adalah kelainan di dalam kehamilan dimana jaringan
plasenta (ari-ari) berkembang dan membelah terus menerus dalam jumlah yang berlebihan. Mola
dapat mengandung janin (mola parsial) atau tidak terdapat janin di dalamnya (mola komplit).
Pada kebanyakan kasus, mola tidak berkembang menjadi keganasan, namun sekitar 2-3 kasus per
1000 wanita, mola dapat berubah menjadi ganas dan disebut koriokarsinoma. Kemungkinan
terjadinya mola berulang berkisar 1 dari 1000 wanita. Kadar hormon yang dihasilkan oleh mola
hidatidosa lebih tinggi dari kehamilan biasa.
Tanda dan gejala kehamilan dini didapatkan pada mola hidatidosa. Kecurigaaan biasanya
terjadi pada minggu ke 14 - 16 dimana ukuran rahim lebih besar dari kehamilan biasa,
pembesaran rahim yang terkadang diikuti perdarahan, dan bercak berwarna merah darah beserta
keluarnya materi seperti anggur pada pakaian dalam. Tanda dan gejala serta komplikasi mola :
i.

Mual dan muntah yang parah yang menyebabkan 10% pasien masuk RS

ii.

Pembesaran rahim yang tidak sesuai dengan usia kehamilan (lebih besar)
9

iii.

Gejala gejala hipertitoidisme seperti intoleransi panas, gugup, penurunan BB


yang tidak dapat dijelaskan, tangan gemetar dan berkeringat, kulit lembab

iv.

Gejala gejala pre-eklampsi seperti pembengkakan pada kaki dan tungkai,


peningkatan tekanan darah, proteinuria (terdapat protein pada air seni) 5-7

3. Kista ovarii Mungkin ada menopause, perut membesar tapi pada pemeriksaan dalam
uterus sebesar biasa, tanda kehamilan negatif, lamanya pembesaran perut dapat
melampaui umur kehamilan.5

FISIOLOGIS KEHAMILAN
Peristiwa prinsip pada terjadinya kehamilan :
1. Pembuahan / fertilisasi : bertemunya sel telur / ovum wanita dengan sel benih /
spermatozoa pria.
2. Pembelahan sel (zigot).hasil pembuahan tersebut.
3. Nidasi / implantasi zigot tersebut pada dinding saluran reproduksi (pada keadaan normal,
implantasi terjadi pada lapisan endometrium dinding kavum uteri).
4. Pertumbuhan dan perkembangan zigot embrio janin menjadi bakal individu baru.6,9
Kehamilan dipengaruhi berbagai hormon : estrogen, progesteron, human chorionic
gonadotropin, human somatomammotropin dan prolaktin. Human Chorionic Gonadotropin
(hCG) adalah hormon aktif khusus yang berperan selama awal masa kehamilan, berfluktuasi
kadarnya selama kehamilan.
KONSEP KEHAMILAN NORMAL
Peningkatan tekanan intrafolikel terjadi setelah folikel de graaf matang dengan
mengeluarkan estrogen dan atas pengaruh FSH yang menurun dan merangsang LH surge,
sehingga terjadi pula ruptura dengan melemparkan ovum yang dibungkus oleh komulus
oophorus dan korona radiata. Sementara makin meningkatnya estrogen, terjadi gerakan putar
batik ovarium pada sumbunya, dan fimbriae tuba makin mendekati ovarium yang kedua gerakan
tersebut selalu dapat mengelilingi ovarium.

10

Dengan demikian, seluruh permukaan ovarium seolah olah tertutup oleh fimbriae
sehingga saat terjadi ovulasi ovum selalu dapat ditangkap oleh fimbriae yang disebut ovum
picked mechanism. Estrogen yang dikeluarkan dapat mempengaruhi tuba dan sel dengan vilinya
sehingga menimbulkan aliran cairannya menuju uterus.
Oleh karena pengaruh dari LH, komulus oophorus dan sel korona radiata ikut serta
mengeluarkan progesteron yang dapat meningkatkan gerak sepertiga dari tuba sampai
isthmusnya, untuk mempercepat jalannya ovum. Ovum akan berada pada tuba falopii selama 80
jam, khususnya di ampula tuba, sebagai tempat terluas, karena itu paling besar kemungkinan
terjadi konsepsi.
Seperti diketahui saat puncak masa subur, lendir serviks sangat jernih sehingga mudah
ditembus oleh spermatozoa. Dalam perjalanan menuju tuba spermatozoa mengalami kapasitasi
dengan melepaskan sebagian pembungkus kepala yang terdiri dari glikoprotein, dan mampu
melakukan tugas menembus ovum melalui stomata yang telah siap.
Hasil konsepsi meneruskan perjalanannya dan masuk kavum uteri dalam bentuk blastokis serta
masih memerlukan kesiapan endometrium sekitar 90 150 jam, setelah konsepsi dan melakukan
kontak pertama dengan desidua hari ke-6.
Pada saat spermatozoa menembus ovum melalui stomata, telah dikeluarkan platelet
activating faktor like substance (PAF) yang akan merangsang ovarium dan blastokis sendiri
untuk mengeluarkan early pregnancy factor (EPF), yang menyebabkan blastokis mampu
mengadakan kontak dengan desidua.
Sementara itu, desidua mengeluarkan kortisol sehingga hasil konsepsi tidak ditolak oleh
endometrium dan dapat tumbuh kembang sebagaimana mestinya. Di samping itu, desidua juga
mengeluarkan inhibin faktor dan aktivin faktor yang mempengaruhi pengeluaran gonadotropin
releasing faktor dan selanjutnya mempengaruhi human chorionic gonadotropin. Dengan
demikian, keduanya dapat mengatur pengeluaran progesteron sehingga kehamilan dapat
bertahan.
Pada hari ke-5, lapisan blastokis diliputi oleh trophectoderm yang akan terpecah
menjadi dua lapisan, lapisan dalam sitotrofoblas, sedangkan lapisan luar sinsitiotrofoblas dan
terjadi kontak pertama.
Pada hari ke-6, Kedua lapisan ini mampu melakukan tugasnya membentuk plasenta.
Segera setelah terhentuknya dua lapisan tersebut, masing masing akan mengeluarkan
11

hipotalamik seperti hormonal oleh sitotrofoblas dan semacam hormon kelenjar pituitari serta
berantai sampai dikeluarkannyahormon hormon plasenta.
Sementara plasenta belum lengkap, korionik gonadotropin plasenta mempertahankan
pengeluaran estrogen dan progesteron dart korpus luteum.
Dikenal juga beberapa hormon plasenta yang jumlahnya kecil, tetapi fungsinya untuk
menekan sistem antigen antibodi sebagai imunosupresan sehingga kehamilan dapat berlangsung
terus.5,6,9
PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA KEHAMILAN4-10
A. ORGAN REPRODUKSI
1. Uterus
Tumbuh membesar primer, maupun sekunder akibat pertumbuhan isi konsepsi intrauterin.
Estrogen menyebabkan hiperplasi jaringan, progesteron berperan untuk elastisitas / kelenturan
uterus. Ismus uteri, bagian dari serviks, batas anatomik menjadi sulit ditentukan, pada kehamilan
trimester I memanjang dan lebih kuat. Pada kehamilan 16 minggu menjadi satu bagian dengan
korpus, dan pada kehamilan akhir di atas 32 minggu menjadi segmen bawah uterus.
Vaskularisasi sedikit, lapis muskular tipis, mudah ruptur, kontraksi minimal - berbahaya jika
lemah, dapat ruptur, mengancam nyawa janin dan nyawa ibu. Serviks uteri mengalami
hipervaskularisasi akibat stimulasi estrogen dan perlunakan akibat progesteron (tanda Hegar),
warna menjadi livide / kebiruan. Fundus uteri menjadi tidak simetris ( tanda Piscasek).
Sekresi lendir serviks meningkat pada kehamilan memberikan gejala keputihan (leukorea)
Ukuran uterus sebelum hamil yaitu berkisar 7,5cmx5cmx2,5cm dan berkembang pesat menjadi
30cmx22,5cmx20cm salaam kehamilan seiring pertumbuhan janin. Untuk berat uterus sendiri
meningkat 20 kali dari semula, dari 60 gr menjadi 1000 gr.
2. Vagina / vulva
Terjadi hipervaskularisasi akibat pengaruh estrogen dan progesteron, warna merah kebiruan
(tanda Chadwick).

12

3. Ovarium
Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh plasenta, terutama fungsi produksi
progesteron dan estrogen. Selama kehamilan ovarium tenang/beristirahat. Tidak terjadi
pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus hormonal
menstruasi.
B. PAYUDARA
Akibat pengaruh estrogen terjadi hiperplasia sistem duktus dan jaringan interstisial payudara.
Hormon laktogenik plasenta (diantaranya somatomammotropin) menyebabkan hipertrofi dan
pertambahan sel-sel asinus payudara, serta meningkatkan produksi zat-zat kasein, laktoalbumin,
laktoglobulin, sel-sel lemak, kolostrum. Mammae membesar dan tegang, terjadi hiperpigmentasi
kulit serta hipertrofi kelenjar Montgomery, terutama daerah areola dan papilla akibat pengaruh
melanofor. Puting susu membesar dan menonjol.
C. SISTEM RESPIRASI
Kebutuhan oksigen meningkat sampai 20%, selain itu diafragma juga terdorong ke cranial
sehingga terjadi hiperventilasi dangkal (20-24x/menit) akibat kompliansi dada (chest
compliance) menurun. Volume tidal meningkat. Volume residu paru (functional residual
capacity) menurun. Kapasitas vital menurun.
D. SISTEM SIRKULASI / KARDIOVASKULAR
Perubahan fisiologi pada kehamilan normal, yang terutama adalah perubahan hemodinamik
calon ibu, meliputi :
1. retensi cairan, bertambahnya beban volume dan curah jantung
2. anemia relatif
3. tekanan darah arterial menurun
4. curah jantung bertambah 30-50%, maksimal akhir trimester I, menetap sampai akhir
kehamilan
5. volume darah maternal keseluruhan bertambah sampai 50%
6. volume plasma bertambah lebih cepat pada awal kehamilan, kemudian bertambah secara
perlahan sampai akhir kehamilan.

13

Leukosit meningkat sampai 15.000/mm3, akibat reaksi antigen-antibodi fisiologik yang


terjadi pada kehamilan. Infeksi dicurigai bila leukosit melebihi 15.000/mm3. Trombosit
meningkat sampai 300.000-600.000/mm3, tromboplastin penting untuk hemostasis yang baik
pada kehamilan dan persalinan. Fibrinogen juga meningkat 350-750 mg/dl (normal 250-350
mg/dl). Laju endap darah meningkat. Protein total meningkat, namun rasio albumin-globulin
menururn karena terjadi penurunan albumin alfa-1, alfa-2 dan beta diikuti peningkatan globulin
alfa-1, alfa-2 dan beta. Faktor-faktor pembekuan meningkat.
E. SISTEM GASTROINTESTINAL
Estrogen dan hCG meningkat dengan efek samping mual dan muntah-muntah, selain itu
terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala sering kembung, konstipasi, lebih sering lapar /
perasaan ingin makan terus (mengidam), juga akibat peningkatan asam lambung. Pada keadaan
patologik tertentu dapat terjadi muntah-muntah banyak sampai lebih dari 10 kali per hari
(hiperemesis gravidarum).
F. TRAKTUS URINARIUS
Ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menururn akibat pengaruh estrogen dan
progesteron. Kencing lebih sering (poliuria), laju filtrasi meningkat sampai 60%-150%. Dinding
saluran kemih dapat tertekan oleh perbesaran uterus, menyebabkan hidroureter dan mungkin
hidronefrosis sementara. Kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam darah mungkin menurun
namun hal ini dianggap normal.
G. KULIT
Peningkatan aktifitas melanophore stimulating hormon menyebabkan perubahan berupa
hiperpigmentasi pada wajah (kloasma gravidarum), payudara, linea alba menjadi linea nigra,
striae lividae pada perut,

H. METABOLISME
Basal metabolic rate meningkat sampai 15%, terjadi juga hipertrofi tiroid. Kebutuhan
karbohidrat meningkat sampai 2300 kal/hari (hamil) dan 2800 kal/hari (menyusui). Kebutuhan
protein 1 g/kgbb/hari untuk menunjang pertumbuhan janin. Kadar kolesterol plasma meningkat

14

sampai 300 g/100ml. Kebutuhan kalsium, fosfor, magnesium, cuprum meningkat. Ferrum
dibutuhkan sampai kadar 800 mg, untuk pembentukan hemoglobin tambahan.
Khusus untuk metabolisme karbohidrat, pada kehamilan normal, terjadi kadar glukosa
plasma ibu yang lebih rendah secara bermakna karena :

ambilan glukosa sirkulasi plasenta meningkat

produksi glukosa dari hati menurun

produksi alanin (salah satu prekursor glukoneogenesis) menurun

aktifitas ekskresi ginjal meningkat

efek hormon-hormon gestasional (human placental lactogen, hormon2 plasenta lainnya


hormon2 ovarium, hipofisis, pankreas, adrenal, growth factors, dsb).

Selain itu terjadi juga perubahan metabolisme lemak dan asam amino. Terjadi juga peningkatan
aktifitas enzim-enzim metabolisme pada umumnya.
I. PENINGKATAN BERAT BADAN SELAMA HAMIL
Normal berat badan meningkat sekitar 6-16 kg, terutama dari pertumbuhan isi konsepsi dan
volume berbagai organ / cairan intrauterin.
Berat janin + 2.5-3.5 kg
berat plasenta + 0.5 kg
cairan amnion + 1.0 kg, berat uterus + 1.0 kg
penambahan volume sirkulasi maternal + 1.5 kg
pertumbuhan mammae + 1 kg
penumpukan cairan interstisial di pelvis dan ekstremitas + 1.0-1.5 kg

ANTENATAL CARE
DEFINISI
Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan
dan perkembangan janin dalam rahim. Pemeriksaan kehamilan perlu dilakukan oleh ibu hamil
selama hamil, mulai dari triwulan 1 sampai saat berlangsung persalinan. Ibu hamil sebaiknya
mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak dirinya hamil untuk mendapatkan
pelayanan

15

TUJUAN ANTENATAL CARE


Tujuan pemeriksaan kehamilan secara umum adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan
mental untuk menyelamatkan ibu dan bayi sehat. Adapun tujuan khusus dari pemeriksaan
kehamilan adalah :
i.

Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh


kembang bayi

ii.

Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi

iii.

Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin


terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan

iv.

Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan aman selama ibu


maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin

v.

Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara normal

STANDAR PELAYANAN ANTENATAL CARE


Standar pelayanan antenatal adalah pelayanan antenatal yang diberikan pada ibu hamil selama
kehamilan. Standar pelayanan antenatal yang disebut dengan 7T yang terdiri dari :
1) Timbang berat badan
Timbang berat badan bertujuan untuk mengetahui keadaan perkembangan pada ibu dan
janin
2) Ukur tekanan darah
Pengukuran tekanan darah bertujuan untuk mengetahui kondisi ibu, sehingga dapat
diterapkan diagnosa kehamilan dari ibu.
3) Ukur tinggi fundus uteri
Pengukuran tinggi fundus uteri bertujuan untuk mengetahui perkembangan dari janin
serta mengetahui usia kehamilan
4) Pemberian imunisasi toksoid lengkap
Pemberian imunisasi bertujuan untuk mencegah infeksi selama kehamilan sampai dengan
persalinan.
16

5) Pemberian tablet besi, minimum 90 tablet selama kehamilan


Pemberian tablet besi betujuan untuk mencegah terjadinya anemia selama kehamilan.
6) Tes terhadap penyakit menular seksual
Tes ini bertujuan untuk mencegah tertularnya ibu dengan penyakit menular seksual yang
dapat membahayakan janin.
7) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
Temu wicara bertujuan untuk membicarakan mengenai kondisi kehamilan, penyulit
penyulit yang dialami bila ada
JADWAL PEMERIKSAAN ATENATAL CARE
Di dalam memperhatikan batasan dan tujuan pengawasan antenatal care, perlu adanya suatu
jadwal dalam pemeriksaan antenatal yang dimulai dari pemeriksaan pertama yang dilakukan
segera setelah diketahui terlambat haid, seterusnya pemeriksaan lanjutan dilakukan sesuai
dengan perencanaan pemeriksaan rutin kehamilan (berdasarkan usia kehamilan) iaitu seperti
berikut:
a) sampai 28 minggu: 4 minggu sekali
b) 28-36 minggu: 2 minggu sekali
c) di atas 36 minggu: 1 minggu sekali
Pemeriksaan khusus bila ada keluhan.
Pada setiap kunjungan antenatal dilakukan pemeriksaan baku berupa:
1. Berat badan
2. Tekanan darah
3. Tinggi Fundus Uteri
4. Detik jantung janin
5. Presentasi dan posisi janin
6. Glukosa
7. Protein

17

Tabel 2
Pemeriksaan pada kunjungan rutin
Weeks
Tujuan

First
Visit

15
20

24
28

29
41

History
Complete

Riwayat kehamilan

Updated
Physical examination
Complete

Tekanan darah

Hipertensi dalam kehamilan

Berat badan ibu

Berat tambahan yang


direkomendasikan

Pelvic/cervical

Tinggi fundus

Fetal Heart Sounds

Hematocrit /
hemoglobin

Hematological Disorders

Blood type and Rh


factor

Isoimmunization

Antibody screen

Isoimmunization

Pap smear screening

Cervical Neoplasia

Glucose tolerance test

Diagnosis of Diabetes during


Pregnancy

Fetal heart rate/position


Tes laboratrium

A
x

Ba
and/or

Fetal aneuploidy
screening

Neural-tube defect
screening

Cystic fibrosis screening Cystic Fibrosis (CF)

B or

Urine protein
assessment

Urinalisis

Urine culture

Infeksi saluran kemih

18

Rubella serology

Rubella (German Measles)

Syphilis serology

Syphilis

Gonococcal culture

Gonorrhea

Chlamydial culture

Chlamydial Infections

Hepatitis B serology

Viral Hepatitis

HIV serology

Human Immunodeficiency Virus


(HIV) Infection

Group B streptococcus
culture

Group B Streptococcus (GBS)

Jenis pemeriksaan pada kunjungan rutin6


a

First-trimester aneuploidy screening direkomendasikan antara minggu 11 and 14

A Dilakukan pada minggu 28 ika diindikasikan.


B Direkomendasikan
C Wanita resiko tinggi harus diuji ulang pada permulaan trimester 3
D Wanita resiko tinggi mesti discreening pada kunjungan pertama dan trimester 3
E Kultur rectovaginal harus didapatkan antara minggu 35-37
KONSEP PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE MELIPUTI : 5,6,10
A. Anamnesis
Tujuan anamnesis adalah untuk mendeteksi komplikasi komplikasi dan menyiapkan untuk
persalinan dengan mempelajari keadaan kehamilan ibu sekarang, kehamilan dan kelahiran
terdahulu, kesehatan secara umum, dan kondisi sosial ekonomi.
1. Informasi Biodata
Terdiri dari nama, umur, alamat, pendidikan dan pekerjaan
2. Riwayat kehamilan sekarang
Terdiri dari usia ibu, HPHT, perdarahan per vagina, keputihan, mual dan muntah, masalah lain,
dan pemakaian obat obatan
3. Riwayat kehamilan yang lalu
19

Jumlah kehamilan, jumlah persalinan aterm, jumlah abortus, jumlah anak hidup, perdarahan pada
masa hamil, bersalin, nifas, hipertensi pada masa hamil.
4. Riwayat kesehatan
Termasuk penyakit terdahulu atau sekarang penaykit yang diderita sebelum hamil, penyakit
turunan, alergi atau operasi yang pernah dijalani sebelumnya.
5. Riwayat Sosial Ekonomi
Status perkawinan, respon keluarga terhadap kehamilan, jumlah keluarga yang tinggal serumah,
kebiasaan makan dan minum, gaya hidup, pekerjaan dan aktivitas sehari hari.
B. Pemeriksaan Fisik
Tujuan dari pemeriksaan fisik adalah untuk mendeteksi komplikasi komplikasi kehamilan,
yang terdiri dari :
a) Pemeriksaan fisik umum
Pemeriksaan umum terdiri dari :
1. Tanda Vital - tekanan darah, pernafasan, denyut nadi, suhu, Berat badan, Tinggi badan
2. Muka - adanya oedema ( ada / tidak ada ), congjungtiva, sklera
3. Dada - mamae, striae, areola, dan puting susu
4. Pinggang - ada nyeri ( ada / tidak ada )
5. Ekstremitas - Oedema tangan dan jari ( ada / tidak ada ), oedema tibia, kaki, betir merah,
varices tungkai ( ada / tidak ada ), refleks patela ( positif / negative)
6. Abdomen - bekas luka ( ada / tidak ada ), pembesaran perut, bentuk perut, oedema acites ( ada
/ tidak ada )
7. Genetalia - vulva dan vagina ( varices ada / tidak ada ), perineum ( bekas luka parut ada / tidak
ada )

20

b) Pemeriksaan Fisik Khusus


1. Inspeksi - Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengukur tinggi fundus uteri, keadaan dinding
abdomen, gerak janin yang tampak.
2. Palpasi - Pemeriksaan palpasi yang biasa dipergunakan untuk mentapkan kedudukan janin
dalam rahim dan tuanya kehamilan, yang terdiri dari pemeriksaan menurut leopold I - IV .
a) Leopold I
Pemeriksa menghadap kearah muka ibu hamil, menentukan tinggi fundus uteri dan
bagian janin dalam fundus, konsistensi uterus
b) Leopold II
Menentukan batas samping rahim kanan kiri, menentukan letak punggung janin, pada
letak lintang, menentukan dimana kepala janin
c) Leopold III
Menetukan bagian terbawah janin, apakah bagian tersebut sudah masuk atau masih
goyang
d) Leopold IV
Pemeriksa menghadap kearah kaki ibu hamil, bisa juga menentukan bagian terbawah
janin apa dan berapa jauh sudah masuk pintu atas panggul.
Gambar 2

Palpasi cara Leopold I-IV


21

Sumber : http://www.nursingprogramguide.com/nursing-program/leopold%E2%80%99s-maneuver/
3. Auskultasi - dengan menggunakan stetoskop monoral

(stetoskop obstetrik ) untuk

mendengarkan denyut jantung janin ( DJJ ) , yang dapat didengarkan adalah :


a. Dari janin - Bising tali pusat, gerakan dan tendangan janin.
b. Dari Ibu - Bising rahim, bising aorta dan peristaltik usus
c) Pemeriksaan dalam
Kegunaan pemeriksaan dalam adalah untuk mengetahi bagian terbawah janin, pembukaan
servik, turunnya bagian terbawah janin, kaput suksedenium.
C. Pemeriksaan Laboratorium
Ibu hamil hendaknya dilakukan pemeriksaan urin dan darahnya sekurang kurangnya 2 kali
selama kehamilan, sekali pada permulaan dan sekali lagi pada akhir kehamilan. Terdiri dari
pemeriksaan keton, HB, golongan darah, haemotokrit, dan rhesus.
Tes Laboratorium dan tes penunjang
Spesimen urine diambil pada setiap kunjungan ulang untuk digunakan pada tes dipstick
guna mengetahui kandungan protein atau glukosa didalamnya. Tes laboratorium dan tes
penunjang lain yang diprogramkan selama pemeriksaan antepartum awal ditinjau kembali untuk
dipelajari hasilnya. Semua wanita harus menjalani penapisan diabetes pada minggu ke 28 dan
penapisan streptokokus B pada minggu ke-35 hingga ke-37. kebijakan praktik institusi bervariasi
dalam hal pengulangan tes laboratorium rutin yang diperoleh pada kunjungan awal.
Beberapa kebijakan menetapkan tes diulang hanya jika ada indikasi menurut riwayat,
temuan pada pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan panggul. Temuan ini meliputi hemoglobin dan
hematokrit, VDRL, gonorea, klamidia dan titer antibody pada wanita dengan Rh negative
sebelum menerima RhoGAM profilaksis pada usia kehamilan 28 minggu. Tes laboratorium dan
tes penunjang lainnya dilakukan jika temuan yang diperoleh pada pengkajian riwayat,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan panggul serta tes laboratorium sebelumnya mengindikasikan
pemeriksaan diagnostic lebih lanjut.

22

PENINGKATAN BERAT BADAN


American College Of Obstetricians and Gynecologist menyarankan peningkatan berat badan
sebesar 11.5 16 kg pada kehamilan tunggal. Wanita hamil obese atau yang kenaikan berat
badannya selama kehamilan sangat besar, memiliki resiko melahirkan janin makrosomik ; wanita
hamil yang berat badannya kurang atau kenaikan berat badannya selama kehamilan sangat
kurang, memiliki resiko untuk melahirkan janin SGA (small-for-gestational age).5

Komponen berat badan ibu :

Janin = 3500 gram

Plasenta-cairan amnion dan uterus = 650 900 gram

Cairan interstisiil dan darah = masing-masing sebesar 1200 1800 gram

Payudara = 400 gram

Lemak ibu = 1640 gram

NUTRISI DALAM KEHAMILAN 5,8,10


Nutrisi ibu sejak konsepsi adalah faktor penting dalam perkembangan metabolisme janin dan
kesehatan janin selanjutnya. Ibu hamil diminta untuk mendapatkan nutrisi yang seimbang dan
dapat memenuhi kebutuhan zat besi, asam folat, kalsium dan zink. Kebutuhan kalori wanita
dengan berat badan 58 kg 2300 kcal per hari; dalam keadaan hamil kebutuhan tambahan
adalah 300 kcal perhari dan saat menyusui 500 kcal perhari
KEBUTUHAN NUTRISI
A. Protein
Kebutuhan protein pada paruh kedua kehamilan 1 gram/Kg + 20 gram perhari ( total kebutuhan
perhati 80 gram ). Protein terutama diperlukan untuk pertumbuhan janin.
B. Kalsium
Asupan kalsium pada bulan-bulan terakhir kehamilan dan masa laktasi ditambah sebesar 1.5
gram perhari. Kekurangan kalsium akan menyebabkan demineralisasi tulang ibu.

23

C. Zat besi
Pada wanita hamil dan laktasi disarankan penambahan asupan zat besi sebesar 30 60 mg
perhari. Selama kehamilan, diperkirakan 300 500 mg zat besi yang diberikan pada janin.
D. Vitamin & Mineral
Preparat Vitamin & Mineral diberikan bukan sebagai pengganti asupan makanan yang normal.
Asam folat berguna untuk mengurangi kejadian NTDs dan diberikan dengan dosis 4 mg perhari
pada ibu dengan riwayat melahirkan anak dengan NTDs 3 bulan sebelum kehamilan dan
dilanjutkan sampai sekurang-kurangnya kehamilan 12 minggu. Pada kehamilan normal, asam
folat diberikan dengan dosis 0.4 mg perhari Pada pasien vegetarian dan penderita anemia
megaloblastik diperlukan suplemen Vitamin B12.
E. Diet rendah garam
Makanan yang mengandung sedikit natrium tidak membahayakan kehamilan. Diet rendah garam
merupakan hal yang harus dihindari oleh karena dapat membahayakan ibu hamil. Tidak ada
bukti bahwa kenaikan berat badan yang terlalu cepat pada preeklampsia dapat dikendalikan
dengan diet rendah garam.
Table 3

Recommended Daily Dietary Allowances for Nonpregnant, Pregnant, and Lactating Women.
Nonpregnant Women
(years)

Pregnant
Women

Lactating
Women

1518 1924 2550 50+


Energy (kcal)

2100

2100

2100

2000 +300

+500

Protein (g)

48

46

46

46

+30

+20

Vitamin A (RE)/(IU)

800

800

800

800

800

1300

Vitamin D (IU)

400

400

200

200

400

400

Vitamin E (IU)

10

12

60

60

60

60

70

95

Fat-soluble vitamins

Water-soluble
vitamins
Vitamin C (mg)

24

Folate (g)

180

180

180

180

400

280

Niacin (mg)

15

15

15

13

17

20

Riboflavin (mg)

1.3

1.3

1.3

1.2

1.6

1.8

Thiamine (mg)

1.1

1.1

1.1

1.0

1.5

1.6

Vitamin B6 (mg)

1.5

1.6

1.6

1.6

2.2

2.1

Vitamin B12 (g)

2.2

2.6

Calcium (mg)

1300

1000

1000

1200 1000

1000

Iodine (g)

150

150

150

150

175

200

Iron (mg)

15

15

15

10

30

15

Magnesium (mg)

300

280

280

280

300

355

Phosphorus (mg)

1200

800

800

800

1200

1200

Zinc (mg)

12

12

12

12

15

19

Minerals

Perbedaan keperluan asupan nutrisi saat tidak hamil, hamil dan menyusui5
PERKARA YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM KEHAMILAN5,6,10
Hubungan Seksual
Pada dasarnya hubungan seksual selama kehamilan dapat dilakukan kecuali bila rjadi keadaan
yang patologis. Hubungan seksual sebaiknya dilakukan dengan hati-hati terutama pada
kehamilan 32 36 minggu untuk menghindari terjadinya persalinan preterm . Hubungan seksual
selama kehamilan sebaiknya dibatasi atau tidak diperkenankan pada kasus :
1. Abortus iminen
2. Riwayat persalinan prematur
3. Ketuban pecah dini
Berendam dan berenang
Merendam tubuh dalam air biasanya tidak akan menyebabkan masuknya air kedalam vagina.
Berenang boleh dilakukan selama kehamilan. Pada kehamilan trimester akhir, terdapat gangguan
25

keseimbangan tubuh ibu sehingga harus hati-hati agar tidak terjadi kecelakaan saat mandi di
shower atau di kamar mandi.
Douching
Tidak perlu dilakukan selama kehamilan dan merupakan tindakan yang membahayakan bagi
kesehatan ibu dan kehamilannya
Perawatan gigi
Selama kehamilan sering terjadi hipertrofi dan perdarahan gusi. Prosedur dental umum dengan
atau tanpa anestesi lokal (proses tumpatan pada gigi) dapat dilakukan setiap saat dalam
kehamilan. Prosedur dental yang memakan waktu lama (pembedahan minor pada pengangkatan
gigi molar III) sebaiknya ditunda sampai trimester II. Antibiotika dan analgesia dapat diberikan
untuk terapi abses gigi.
Imunisasi
Vaksinasi dengan virus hidup harus dihindarkan selama kehamilan. American College Of
Obstetrician and Gynecology memberikan rekomendasi pemberian imunisasi toksoid difteri dan
tetanus selama kehamilan bila terdapat resiko terpapar pada penyakit yang bersangkutan. Pada
pasien resiko tinggi dapat diberikan vaksinasi Hepatitis B. Vaksin campak, varicella , rubela dan
parotitis diberikan 3 bulan sebelum kehamilan. Pemberian imunoglobulin diberikan pada pasien
hamil yang terpapar dengan campak, hepatitis A dan B, tetanus, varicella atau rabies.
Pakaian
Pada kehamilan lanjut sebaiknya dikenakan pakaian hamil konvensional yang longgar dan
penutup dada dengan ukuran yang tepat. Korset khusus untuk kehamilan jarang diperlukan
kecuali untuk mengatasi rasa nyeri punggung dan kekendoran dinding abdomen yang terlampau
hebat. Wanita hamil sebaiknya mengenakan sepatu beralas rata dan bukan bertumit tinggi.
Olahraga
Wanita hamil boleh melakukan aktivitas olah raga sedang, namun harus diimbangi dengan
istirahat 1 2 jam disiang hari. Olah raga berbahaya atau olah raga berat harus dihindarkan
selama kehamilan. Senam aerobik yang diikuti sebaiknya yang diperuntukkan bagi wanita
26

hamil. Target nadi harus sesuai dengan usia dan berat badan. Perhatikan keamanan persendian
saat melakukan olah raga.
Pekerjaan
Wanita hamil harus diberi kesempatan untuk melanjutkan kegiatan profesinya selama kehamilan
dengan catatan bahwa kegiatan profesi tersebut tidak membahayakan bagi proses kehamilannya.
Pekerjaan yang memerlukan kegiatan fisik berlebihan harus dinilai oleh ahli obstetri atau ahli
kesehatan kerja secara cermat. Kegiatan fisik ibu hamil berlebihan dapat meningkatkan
kebutuhan oksigen dan cadangan jantung yang menyebabkan berkurangnya aliran uteroplasenta.
Travelling
Berpergian jauh dengan mobil, kereta api atau pesawat terbang pada umumnya tidak
mengganggu kehamilan Wanita hamil sebaiknya menghindari berpergian jauh dan memakan
waktu lama, terutama pada pasien dengan riwayat abortus, persalinan preterm, dan perdarahan
pervaginam.
PROSES PERSALINAN NORMAL
Tanda-tanda persalinan sudah dekat adalah :
a. Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
b. Perineum menonjol
c. Ibu kemungkinan merasa ingin BAB
d. Vulva vagina dan spinchter anus membuka
e. Jumlah pengeluaran lendir dan darah meningkat4
Diameter Janin
1) Diameter biparietal, yang merupakan diameter melintang terbesar dari kepala janin,
dipakai di dalam definisi penguncian (engagement).
2) Diameter suboksipito-bregmantika ialah jarak antara batas leher dengan oksiput ke
anterior fontanel; ini adalah diameter yang berpengaruh membentuk presentasi kepala.
3) Diameter oksipito-mental, yang merupakan diameter terbesar dari kepala janin; ini adalah
diameter yang berpengaruh membentuk presentasi dahi.

27

4) Diameter submento-bregmatica, dari bawah dagu (os hyoid) ke ubun2 besar (9cm),
melalui jalan lahir pada letak muka.
5) Diameter subokspito-frontalis, dari foramen magnum ke pangkal hidung(11cm), melalui
jalan lahir pada sikap fleksi sedang.
6) Diameter fronto-oksipitalis, dari pangkal hidung ke titik terjauh di belakang
kepala(12cm).
7) Diameter bitemporalis (8cm), pada letak defleksi, melalui conjugate vera4
Partus dibagi menjadi 4 kala:
i.

Kala I (kala pembukaan): mulai his persalinan sampai serviks membuka lengkap (10 cm)

ii.

Kala II (kala pengeluaran): mulai pembukaan lengkap sampai janin lahir

iii.

Kala III(kala uri): mulai anak lahir sampai placenta lahir

iv.

Kala IV: mulai lahirnya plancenta dan lamanya 1 jam4

Mekanisme persalinan merupakan gerakan janin yang mengakomodasikan diri terhadap panggul
ibu. Hal ini sangat penting untuk kelahiran melalui vagina oleh karena janin itu harus
menyesuaikan diri dengan ruangan yang tersed ia di dalam panggul. Diameter-diameter yang
besar dari janin harus menyesuaikan dengan diameter yang paling besar dari panggul ibu agar
janin bisa masuk melalui panggul untuk dilahirkan.4
MEKANISME PERSALINAN4,6,7,9
Gerakan-gerakan utama anak dalam kelahiran ialah :
a. Turunnya kepala
b. Fleksi
c. Putaran paksi dalam
d. Ekstensi
e. Putaran paksi luar
f.

Ekspuls

Dalam kenyataannya beberapa gerakan terjadi secara bersamaan.

28

a. Turunnya kepala
Turunnya kepala dibagi dalam :
1) Masuknya kepala dalam pintu atas panggul
Masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul pada primigravida sudah terjadi pada bulan
terakhir kehamilan tetapi pada multipara biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan.
Masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul biasanya dengan sutura sagitalis melintang dan
dengan fleksi yang ringan. Ada 2 keadaan:
a) Synclitismus- apabila sutura sagitalis berada di tengah-tengah jalan lahir, tepat diantara
symphysis dan promotorium. Os parietale depan dan belakang sama tingginya.
b) Asynclitismus - jika sutura sagitalis agak ke depan mendekati symphysis atau agak ke
belakang mendekati promotorium. Ada 2 jenis:
-

asynclitismus posterior, kalau sutura sagitalis mendekati symphysis dan os parietale


belakang lebih rendah dari os parietale depan

asynclitismus anterior, kalau sutura sagitalis mendekati promotorium sehingga os


parietale depan lebih rendah dari os parietale belakang.

2) Majunya kepala
Pada primigravida majunya kepala terjadi setelah kepala masuk ke dalam rongga panggul dan
biasanya baru mulai pada kala II. Pada multipara sebaliknya majunya kepala dan masuknya
kepala dalam rongga panggul terjadi bersamaan. Majunya kepala ini bersamaan dengan gerakangerakan yang lain yaitu : fleksi, putaran paksi dalam, dan ekstensi.
Penyebab majunya kepala antara lain :
(a) tekanan cairan intrauterine
(b) tekanan langsung oleh fundus pada bokong
(c) kekuatan mengejan
(d) melurusnya badan anak oleh perubahan bentuk rahim.

29

b. Fleksi
Dengan majunya kepala biasanya fleksi bertambah hingga ubun-ubun kecil jelas lebih
rendah dari ubun-ubun besar. Keuntungan dari bertambah fleksi ialah bahwa ukuran kepala yang
lebih kecil melalui jalan lahir: diameter suboksipito bregmatika (9,5 cm) menggantikan diameter
suboksipito frontalis (11 cm).
Fleksi ini disebabkan karena anak didorong maju dan sebaliknya mendapat tahanan dari
pinggir pintu atas panggul, serviks, dinding panggul atau dasar panggul. Akibat dari kekuatan ini
adalah terjadinya fleksi karena moment yang menimbulkan fleksi lebih besar dari moment yang
menimbulkan defleksi.
c. Putaran paksi dalam
Yang dimaksud dengan putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan
sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar ke depan ke bawah
symphisis. Pada presentasi belakang kepala bagian yang terendah ialah daerah ubun-ubun kecil
dan bagian inilah yang akan memutar ke depan dan ke bawah symphysis. Putaran paksi dalam
mutlak perlu untuk kelahiran kepala karena putaran paksi merupakan suatu usaha untuk
menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bentuk bidang tengah dan pintu
bawah panggul. Putaran paksi dalam bersamaan dengan majunya kepala dan tidak terjadi
sebelum kepala sampai Hodge III, kadang-kadang baru setelah kepala sampai di dasar panggul.
Sebab-sebab terjadinya putaran paksi dalam adalah :
1) pada letak fleksi, bagian belakang kepala merupakan bagian terendah dari kepala
2) bagian terendah dari kepala ini mencari tahanan yang paling sedikit terdapat sebelah
depan atas dimana terdapat hiatus genitalis antara m. levator ani kiri dan kanan.
3) ukuran terbesar dari bidang tengah panggul ialah diameter anteroposterior.
d. Ekstensi
Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai di dasar panggul, terjadilah ekstensi atau
defleksi dari kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul
mengarah ke depan atas, sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya.

30

Pada kepala bekerja dua kekuatan, yang satu mendesak nya ke bawah dan satunya disebabkan
tahanan dasar panggul yang menolaknya ke atas.
Setelah suboksiput tertahan pada pinggir bawah symphysis akan maju karena kekuatan
tersebut di atas bagian yang berhadapan dengan suboksiput, maka lahirlah berturut-turut pada
pinggir atas perineum ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut dan akhirnya dagu dengan gerakan
ekstensi. Suboksiput yang menjadi pusat pemutaran disebut hypomochlion.
e. Putaran paksi luar
Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali ke arah punggung anak untuk
menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam. Gerakan ini disebut
putaran restitusi (putaran balasan = putaran paksi luar).
Selanjutnya putaran dilanjutkan hingga belakang kepala berhadapan dengan tuber
isciadicum sepihak. Gerakan yang terakhir ini adalah putaran paksi luar yang sebenarnya dan
disebabkan karena ukuran bahu (diameter biacromial) menempatkan diri dalam diameter
anteroposterior dari pintu bawah panggul.
f. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawah symphysis dan menjadi
hypomoclion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya
seluruh badan anak lahir searah dengan paksi jalan lahir.

31

Gambar 3

Gerakan normal bayi sewaktu melalui jalan lahir

32

DAFTAR PUSTAKA
1. Gleadle J. At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Penerbit Erlangga;
2007. p. 91
2. Ida GM, Kepaniteraan klinik obsteri & ginekologi Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2004. p. 32-5
3. Constance S. Buku saku kebidanan. Edisi 1. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2009. p. 14-6
4. Barisaifuddin A ,Deborah AA ,Abadi A ,Trapsila PB ,Siddik J ,Sulin D , Diagnosis
Kehamilan ,Ilmu Kebidanan ,PT Bina Pustaka Sarwono Prawhirohardjo ,2009 : 213-20
5. DeCherney AH. Nathan L : Normal Pregnancy and Prenatal Care in Current Obstetrics
and Gynecologic Diagnosis and Treatment 10th Ed. USA: McGraw Hill Companies,
2006. p. 30-42
6. Cunningham FG, Leveno KJ. Prenatal care, Williams obstetrics 23rd Ed. USA: McGraw
Hill; 2010. p. 18-29
7. Ronald SG, Beth YK. Danforth's Obstetrics and Gynecology, 10th Edition. USA:
Lippincott Williams & Wilkins. 2008. P. 8-22
8. Rosewood D. diagnosis pregnancy, 2009. Diunduh pada 4 juni 2011 dari
http://www.acog.org/from_home/publications/diagnosis of pregnancy/nr05-10-05-2.cfm
9. Mina A. kehamilan normal, 2011. Diunduh pada 3 juni 2001 dari
http://obstetriginekologi.com/bagaimana-proses-terjadinya-kehamilan-normal
10. Agung GH. Pemeriksaan kehamilan, 2011. Diunduh pada 3 juni 20011 dari http://gregspog.com/pelayanan/pemeriksaan-kehamilan/

33

You might also like