You are on page 1of 33

KULIAH PERTEMUAN 5

Analisa struktur statis tak tentu dengan metode distribusi momen (Cross) pada
balok
METODA CROSS
Metoda Cross atau sering disebut pula metoda iterasi momen, merupakan cara
paling populer digunakan untuk menghitung Bangunan STATIS TAK TENTU secara
manual.
Cara ini prinsipnya adalah pendistribusian momen-momen ketidak seimbangan yang
terjadi pada setiap titik kumpul kepada batang-batangnya sesuai dengan
kekakuannya. Momen ketidak seimbangan ini terbentuk sebagai akibat dari adanya
momen-momen primer dari batangnya yang bertemu di titik kumpul tersebut. Momen
primer adalah momen-momen pada setiap ujung batang tersebut yang berupa jepit
sempurna (tidak ada rotasi), pada kenyataannya ujung-ujung batang tersebut
tidaklah bersifat jepit sempurna karena titik kumpul dapat berotasi , akibat adanya
rotasi inilah maka terjadi pendistribusian dari jumlah momen-momen primernya
(momen ketidak seimbangan).
Lihat balok yang dibebani dibawah ini :

Sistim beban

Momen primer

Sistim beban

Momen primer

Pada tumpuan jepit akibat beban luar menimbulkan momen primer, sedangkan pada
tumpuan sendi tidak menimbulkan momen primer (karakteristik perletakan sendi).
Balok AB dibebani seperti gambar dibawah ini :

Akibatnya batang AB melentur, timbul A & B (gambar a.)


Jika ujung-ujung A dan B dicegah terhadap rotasi, berarti di A dan B kita berikan
momen perlawanan (Restraint Moment) MAB dan MBA sehingga putaran sudut di A
dan B menjadi lebih kecil dari semula

A ' B dan B ' B

Bila harga MAB dan MBA sedemikian sehingga A = 0 dan B = 0 maka disebut
sebagai momen primer atau Fixed End Momen.
Tinjau portal dibawah ini, pada titik 5 terjadi momen ketidak seimbangan dengan
keseimbangan M = 0
8
Mab

5
4

6
a

M ab M 52 M 58 M 54 M 56 0

Maka

M 52 M 58 M 54 M 56 M ab

Bahwa jumlah dari distribusi momen sama dengan harga negatif dari momen-momen
ketidak seimbangan.
Besarnya momen ketidak seimbangan pada titik kumpul akan disebar kesetiap
batang yang bertemu pada titik tersebut sesuai dengan kekakuan batang-batang
tersebut.

KEKAKUAN DAN FAKTOR INDUKSI


a) Batang dengan ujung jepit
Batang AB diberi beban MAB sehingga timbul A .

AB (gambar a) = gambar b + gambar c


Syarat batas :

A1 A2 A
B1 B 2 B
Dari gambar b.

A1

M AB .L AB
M .L
B1 AB AB
3EI
6 EI

Dari gambar c.

A1

M BA .L AB
M .L
B1 BA AB
3EI
6 EI

Berdasarkan syarat batas :

M AB .L AB M BA .L AB

A
3EI
6 EI
M BA .L AB M AB .L AB

0 MBA = MAB disebut faktor induksi (carry over factor)


3EI
6 EI
Dimana MBA = MAB

Maka :
1
M .L
4 EI
M AB .L AB ( 2 M AB ).L AB
A

A A AB AB M AB
4 EI
L AB
3EI
6 EI

Jika A dalam 1 (satu) radian, maka :

M AB

4 EI
.1 (disebut stifness atau kekakuan batang AB)
L AB

K AB

4 EI
L AB

b) Batang dengan ujung sendi

Bila batang AB diberi beban MAB maka timbul A dan B di sendi, bila

A=

3EI
M AB .L AB
A
M AB
L AB
3EI

Jika A dalam 1 (satu) radian


Maka M AB

3EI
3EI
.1 atau K AB
L AB
L AB

Catatan : ujung sendi tidak menerima induksi atau induksi = 0

FAKTOR DISTRIBUSI
Lihat gambar dibawah ini :

4
M14

2
M12

Akibat beban yang ada maka ada momen primer M 140 dan M 120 dititik 1

M1 = M 120 + M 140
M1 disebar ke batang batang 1-4, 1-2, dan 1-3
Dimana :
M 12 M 13 M 14 M 1

M 12

4 EI 12
.12
L12

M 13

4 EI 13
.13
L13

M 14

4 EI 14
.14
L14

Dimana ij dititik 1 sama semua, maka


M 12 : M 13 : M 14 =

4I 12 4I 13 3I 14
:
:
L12 L13 L14

= k12 : k13 :k14

k1 = k12 : k13 :k14


maka :

M 12

k12
( M 1 ) 12 .M 1
k 1

M 13

k13
( M 1 ) 13 .M 1
k1

M 14

k14
( M 1 ) 14 .M 1
k 1

Ingat : k ij

ij .EIij
Lij

ij = 3 untuk ujung sendi


ij = 4 untuk ujung jepit

FAKTOR INDUKSI
A

MAB

Ujung jepit
Di A diberi momen MAB maka B menerima
induksi sebesar MBA = MAB, jadi faktor induksi
= .

MAB

Ujung sendi/rol
Jika di A diberi momen MAB maka di B tidak ada
induksi atau MBA = 0 jadi faktor induksi = 0.

MOMEN PRIMER AKIBAT PERLETAKAN TURUN


a) Balok jepit jepit

Balok AB dijepit di A dan B , B turun sebesar dibandingkan dari A, timbul momen


di A yaitu MAB dan di B yaitu MBA
Dimana MAB = MBA
Lendutan di B akibat putaran sudut di A

M AB .l 2
1 M .l 1
.l
l l BA
4 EI 3
6 4 EI 6

Dengan MAB = MBA maka :

M .l 2
1 M AB .l 2

.l AB
EI 4 3
6EI

M AB

6 EI.
, MAB = MBA
l2

b) Balok jepit sendi

Perletakan A jepit, B sendi


A turun sebesar , timbul momen di A yaitu MAB

M .l 2
M AB .l 2
.l AB
3EI
2EI 3

M AB

3EI.
l2

catatan : momen primer nilainya positif apabila penurunan batang disebelah kanan
batang, sebaliknya momen primer nilainya negatif apabila penurunan batang di
sebelah kiri batang

Contoh 1 . Perhatikan Struktur balok menerus di bawah ini , dimana semua batang
memiliki EI konstan
4t

4t

4 t/m
A

10 t

1 t/m
B

C
3m

6m

3m
12 m

3m
9m

I. Kekakuan ( semua titik kumpul yang ditengah struktur dianggap jepit, dan ujung
batang CD yaitu titik D juga dianggap jepit)

K AB

4 EI
0,667.EI
6

K BC

4 EI
0,333.EI
12

K CD

4 EI
0,444.EI
9

(balok CD dianggap jepit-jepit)

Koefisien Distribusi :
0,667
0,667
0,667 0,333
0,337

0,333
0,667 0,333

DBA
DBC

=1

catatan : kontrol setiap titik kumpul jumlahnya harus 1 (satu)


0,333
0,428
0,777
1 0,428 0,572

DCB
DCD

=1

II. Momen Primer (fixed end momen)


Diasumsikan sekuruh titik gabung (joint) dikunci jepit
F
F
M BA
M AB

4.6 2
12 ,00 tm
12

F
F
M CB
M BC

2
1
1.12 2 4.392 4.3 2.9 21 tm
12
12
12
2

F
DC

10 .3.6 2

13,33 tm
92

F
M CD

10 .6.3 2
6,67 tm
92

DISTRIBUSI MOMEN
Untuk perhitungan distribusi momen dibuat dalam bentuk tabel seperti dibawah ini,
untuk menghitung distribusi momen atau balanced (BAL) dilakukan dengan jumlah
momen primer pada satu titik kumpul dengan koefisien distribusi masing-masing
batang yang ada pada titik kumpul tersebut, contoh :
BAL batang BA = (FEMba + FEMbc) * (- Dba)
BAL batang BC = (FEMba + FEMbc) * (- Dbc),
Kemudian perhitungan induksi momen ujung batang atau Carry Over (CO), dari
ujung kiri batang yang ditengah ke ujung batang kanan dari batang yang sebelah
kirinya dan dari ujung kanan batang yang ditengah ke ujung batang kiri dari batang
yang sebelah kanannya. Pada perletakan ujung jepit (sebenarnya) hanya menerima
induksi saja tanpa harus menginduksi ke ujung batang seberangnya lagi.
Titik Kumpul

Batang

AB

BA

BC

CB

CD

DC

Dij

0,667

0,333

0,428

0,572

FEM

- 12,00

12,00

- 21,00

21,00

- 6,67

13,33

6,00

3,00

-6,15

- 8,18

-13,33

- 3,08

1,50

- 6,67

- 4,09

1,02

2,21

2,96

4,09

1,10

0,52

2,04

1,48

- 0,37

-1,09

-1,47

-1,48

- 0,54

- 0,18

- 0,74

- 0,74

0,18

0,39

0,53

0,74

0,20

0,09

0,37

0,27

BAL
CO

3,00

BAL
CO

2,06
1,03

BAL
CO

- 0,73
- 0,36

BAL
CO

0,36
0,18

BAL

- 0,06

-0,13

-0,07

- 0,20

- 0,26

- 0,27

Final

- 8,21

19,58

-19,56

18,09

-18,09

0,00

Hasil distribusi momen (final) merupakan nilai momen ujung batang dari balok
menerus.
Mab = - 8,21 , Mba = 19,58 , Mbc = - 19,56 , Mcb = 18,09 , Mcd = - 18,09 , Mdc = 0,00

Menghitung reaksi perletakan ( dibuat Freebody batang) :


9

Batang AB :
4 t/m
A

B
Mab

Mba
6m

Rab

M B 0 R AB
RBA

4.6 8,21 (19,56)

12 1,89 = 10,11 ( ton )


2
6
4.6 8,21 19,56

13,89
2
6

Dengan cara yang sama maka pada batang BC

RBC

1.12 4.9 4.3 19,56 18,09

10,12
2
12 12
12

RCB

1.12 4.3 4.9 19,56 18,09

9,88
2
12 12
12

Dengan cara yang sama maka pada batang CD

RCD

10.3 18,09

5,34
9
9

RDC

10.6 18,09

4,66
9
9

Untuk menggambarkan bidang momen , dapat dicari persamaan bidang momen


akibat beban luar dan momen ujung batang (hasil croos) , sebagai contoh :
4 t/m
A

B
Mab
Rab

Mba
6m
x

Mx = RAB.x . q. x2 + MAB ,
pada x = 0 MA = 10,11. (0) . q. (0)2 + 8,21 = 8,21
pada x = 3 MA = 10,11. (3) . 4. (3)2 + 8,21 = 38,54 18 = 20,54 tm
dengan cara yang sama dapat dilakukan pada batang BC , CD. Maka hasilnya dapat
dilihat dibawah ini :
10

4t
4 t/m
A

4t

10 t

1 t/m
B

C
3m

6m

3m

3m

12 m

9m

30
18

Bidang Momen

19,31

18,09

20

-8,21

13.89
9.88
6.88
2.68
3.12
10.11

10.12

6.88

4.66
5.34

7.12

Bidang geser

11

Contoh 2 : Perhatikan Struktur balok menerus di bawah ini , pada batang AB dan CD
(propertisnya) = 2EI , batang BC = 3EI .
6t
1 t/m
A

5t

2 t/m

1m

3m
4m

3m

3m
mm

3m

Kekakuan batang :

K AB

4 E. 2 I
2 EI
4

K AB

4 E.3I
2 EI
6

Koefisien distribusi :
DBA

2
EI
.
0,5
(2 2) EI

DBC

2
EI
.
0,5
(2 2) EI

Kontrol
=1

D AB 0 , karena jepit
DCB 1 , karena C sendi

Momen Primer
0
M CD
P2 .l 5.3 15 tm
0
M AB
(

0
M BA

6.1.3 2 1
.1.4 2 ) 4,708 tm
2
12
4

6.3.12 1
.1.4 2 2,458 tm
2
12
4

0
M BC

5.2.( 1 .2.3).6
5. .l
2

3,75 tm
48
48

0
0
M CB
M BC
3,75 tm (simetris)

12

DISTRIBUSI MOMEN
Titik
Kumpul
Batang

AB

BA

BC

CB

CD

- Dij

0,5

0,5

- 4,708

2,458

- 3,75

3,75

- 15

0,646

0,646

11,25

5,625

0,323

-2,813

- 0,323

0,162

1,406

- 0,081

-1,406

- 0,703

-0,041

0,352

0,041

Mij

D1
I1

0,323

D2

-2,813

I2

1,406

D3

- 0,081

I3

- 0,041

D4

0,352

I4

0,176

Final

- 5,75

0,176
0,02

- 0,02

15

-15

Menghitung Reaksi Perletakan


Freebody AB
6t
Mab

1 t/m

RAB =

Mba

B
1m

RBA =

4m

Mbc

2 t/m

Mcb

6.3 5,75 0,02

2 7,9325
4
4
P.1 M AB M BA 1.4

4
4
2

RBC

1 .2.3.2

0,02 15
= 2

RBC

1 .2.3.2

0,02 15
= 2

C
3m

P.3 M AB M BA 1.4

4
4
2

3m
mm

= 2,0675

= 0,5033

= 5,4967

5t

RCD =

15
5 V 0
3

3m

13

Perhitungan Momen dan Gaya Lintang


Freebody AB (lihat gambar kanan)
Pada daerah AE , 0 x 1

6t
Mab

1 t/m

Mba

Mx = 7,9325 x . 1.x2 5,75


A

x = 0 MA = -5,75

E
1m

x = 1 ME = 1,6825
Ra

M = 0 x = 0,76 m

B
4m
x

Dx = 7,9325 1. x
x = 0 DA = 7,9325
x = 1 DE = 6,9325
Pada daerah EB, 1 x 4
Mx = 7,9325. x . 1. x2 6.(x-1)-5,75
x = 1 ME = -1,6825
x = 4 MB = -0,02
M = 0 x = 3,99 mm
Mmax

dMx
= 7,9325 x 6 = 0
dx
x

= 7,9325 6 = 1,9325 m

Mmax = 2,1173 tm
Dx = 1. x + 7,9325 - 6
x = 1 DE = 0,9325
x = 4 DB = -2,0675
Dengan Cara yang sama , untuk freebody BC,
qx : 2 = x : 3 3qx = 2x
qx = 2 x
3
Daerah BF, 0 x 3 Mx = 0,503. x (1/2. qx. x) 1/3.x 0,02
= 0,503. x (1/2. 2/3x. x) 1/3.x 0,02
x = 0 MB = -0,02
x = 3 MF = -1,511
Mmax

dMx
= 0,503 1/3.x2 = 0 x1 = -0,614 (tidak mungkin), x2 = 1,228 m
dx

Mmax = 0,503. (1,228) 1/9. (1,228)2 0,02 = 0,392 tm


Dx = 0,503 . 2/3. x. x = 0,503 1.3 x2

14

x = 0 DB = 0,503 t
x = 4 DE = -2,417 t
Daerah CF, 0 x 3 Mx = 5,497. x (1/2. 2/3. x. x) 1/3.x 15
= 5,497. x 1/9. x3 - 15
x = 0 MC = -15
x = 3 MF = -1,509
Mmax

dMx
= 5,497 1/3.x2 = 0 x = 4,06 m (tidak mungkin)
dx

Dx = - 5,497 + 1.3 x2
x = 0 DC = -5,497 t
x = 3 DF = -2,497 t
Daerah CD, 0 x 3 Mx = 5. x 15
x = 0 MC = -15
x = 3 MD = -1,509
Dx = 5, x = 0 DC = 5 , x = 3 DD = 5
6t
1 t/m
A

5t

2 t/m

1m

3m
4m

3m

3m
mm

3m

6.75
0.02.
9

A
(-)

(+)

1.511

15
D

2.117

6.9
7.9

(+)

0.5
0.932
-2.067
-2.49

(-)
-5.4

15

B. Lembar Latihan
Contoh : Hitung Distribusi momen-momen ujung batang dan reaksi perletakan dari
struktur dibawah ini :

8t

6t
4m

4m

4 t/m

A
2I

I
B
12 m

C
8m

6m

Kekakuan

3E.2 I
0,5EI
12
4 EI

0,5EI
8
3EI

0,5EI
6

K AB
K BC
K CD

Koefisien distribusi :
0,5
0,5 ,
0,5 0,5
DBC = 1 0,5 = 0,5
0,5
0,5
DCB = DCD =
0,5 0,5

DBA =

Momen Primer :
8.4.(8) 2
14 ,22
12 2
6.4.( 4) 2

6
82
1
.4.6 2 12
12

8.8.( 4) 2
7,11
12 2

0
M AB

0
M BA

0
M BC

0
M CB
6

0
M CD

0
M DC
12

16

Distribusi Momen (Cross)


Titik
Kumpul
Batang
- Dij
Mij
D1
I1
D2
I2
D3
I3
D4
I4
D5
Final

AB
1
14,22
-14,22

BA
0,5
-7,11
0,555
7,11
4,305
0,785
0,269
0,049
-8,257

C
BC
0,5
6
0,555
-1,500
4,305
-1,569
0,784
-0,538
0,269
-0,098
0,049
8,257

CB
0,5
-6
-3,000
0,277
-3,138
2,152
-1,076
0,392
-0,196
0,134
-0,067
-10,522

D
CD
0,5
12
-3,000
6,000
3,138

1
-12
12

-1,076
-0,196
-0,067
10,522

Menghitung Reaksi Perletakan

8t
4m

RAB =

-8,257 tm

B
2I

8.8 8,257

4,645
12
12

RBA = 8 4,645 3,355

V = 0

12 m

6t
4m

-10,522 tm

8,257 tm

RBC =

6.4 8,257 (10,522)

2,717
8
8

RCB = 6 2,717 3,283

I
B

V = 0

C
8m

4 t/m
C

D
I

10,522 tm

RCD =

4.6 10,522

13,754
2
6

RDC = 4.6 13,754 10,246


6m

17

Persamaan momen dan gaya lintang disertai gambar bidang M dan D


Batang AB :
12 m
9.5 m
-8,26 tm
A

B
+

18,58 tm
4m
-3,355
A

0 x 4
Mx = 4,645. x
MA = 0
ME = 18,58

DX = 4,645
DA = 4,645
DE = 4,645

4 x 12
Mx = 4,645. x 8.(x 4),
DX = 4,645 - 8
ME = 18,58
DA = -3,355
MB = -8,26
DB = -3,355
Mx = 0 4,645. x 8. (x 4) = 0
x = 9,538

+
4,645

Batang BC :
3.04
-8,257 tm

-10,522 tm

C
2.611
4.79
+

8m
2.717

-3,283

Batang CD :
3.438 m

D
-13,125
6m

4 x 8
Mx = 2,717. x 8,257 6.(x 4)
MF = 2,611
MC = -10,521
Mx = 0 x = 4,795 m
DX = 2,717 - 6
DB = -3,283
DF = -3,283
0 x 6
Mx = 13,754. x . 4. x2 10,522
MC = -10,522
MD = 0

-10,522

13,754

0 x 4
Mx = 2,717. x 8,257
MB = -8,257
MF = 2,611
Mx = 0 2,717. x 8,257 = 0
x = 3,04 m
DX = 2,717
DB = 2,717
DF = 2,717

-10,246

Mmax

dMx
0 13,754 4. x = 0
dx

x = 3,04 m
Mmax = 13,125
Mx = 0 x1 = 0,876 m
x2 = 6 m
DX = 13,754 4. x
DC = 13, 754 x = 0 m
DD = -10,246 x = 6 m
DX = 0 x = 3,438 m

18

KULIAH PERTEMUAN 13
Analisa struktur statis tak tentu dengan metode distribusi momen (Cross) pada
Portal tak bergoyang
ANALISA PORTAL DENGAN METODE CROSS
Portal dapat berbentuk struktur yang simetris atau tidak simetris berpatokan pada
sumbu tengah vertikal yang membelah dua bagian di tengah portal.
Pola simetri, apabila seluruh batang-batang pada satu sisi dari sumbu tengah
vertikalnya sama dengan bagian sisi yang lain dalam hal panjang batang, momen
inertianya, dan keadaan ujung-ujung batangnya.

Contoh : Portal simetri


L' , I

L,I

L' , I

L' , I

L,I

L,I

(a)

L,I

(b)

L,I

L' , I

L' , I

L' , I

L1 , I1

L,I

(c)

EI konstan
E I, konstan
L

L
(d)

Apabila salah satu sisi dari panjang batang atau momen inersia dan keadaan ujung
batang berbeda antara kedua sisi sumbu vertikalnya, maka struktur portal tidak
simetri
Contoh : Portal tidak simetri
19

L' , I

L,I

L,I

L,I

(a)

L' , I

L' , I

L' , I

L' , I

L , I'

(b)

L,I

L' , I

L,I

(c)

L' , I

L' , I

L1 , I1

L,I

(d)

EI konstan
(d)

(f )

Beban yang bekerja terhadap sumbu portal


Simetri Jika beban sisi yang satu dengan yang lainnya sama dalam hal besarnya
beban (Intensity) arah beban dan penyebarannya (Distribution)
Tidak simetri Jika salah satu faktor Intensity, Direction atau Distribution ada yang
berbeda.
Akibat beban yang ada, portal dapat dianalisa sebagai portal bergoyang dan portal
tak bergoyang.
Portal tanpa pergoyangan
Pada portal ini, setiap titik kumpul dapat melakukan perputaran sudut akibat beban
yang ada tetapi tidak ada perpindahan dari posisi sebenarnya.
Portal dengan pergoyangan
Pada portal ini, setiap titik kumpul dapat melakukan putaran sudut akibat beban yang
ada di sertai terjadinya perpindahan lateral secara keseluruhanterjadi
pergoyangan.

Contoh:

20

L' , I

L' , I

L' , I

L,I

L,I

L,I

L,I

L,I

L' , I

L' , I

L' , I

L1 , I1

L,I

(a)

(b)

(c)

L' , I'

(e)

(f )

Secara umum
Portal dengan pergoyangan
Agar tidak bergoyang memerlukan penguncian dengan perletakan tambahan.

(a)

(a)

Portal dengan pergoyangan

21

PORTAL TAK BERGOYANG


Contoh: Analisis struktur dibawah ini dengan cara Cross

KEKAKUAN:

K AB

4.E.1,5I
0,75EI
8

K BC

4.E.2 I
0,80EI
10

K CD

3.E.I

0,50EI
6

K CE

4.E.I

0,667EI
6

12 t

3 tm
B

8m

2I

2m
I

E
6m

I
1.5 I
D
A

6m
10 m

KBC+KCD+KCE =1,967
KOEF DISTRIBUSI:

K BA
0,75

0,484
K ba K BC 0,75 0,80
DBC = 0,516
DBA =

Kontrol : DBA + DBC = 1


0,5
0,254
1,967
0,667
0,339
DCE =
1,967
0,8
0,407
DCB =
1,967
Kontrol : DCD + DCE + DCB = 1

DCD =

MOMEN PRIMER
O
M BC

(Batang yang ada beban)

1
.3.10 2 25 t.m
12

O
O
M CB
M BC
25 t.m

12 .4.2 2
5,333 tm
62
12 .2.4 2

10 ,667 tm
62

O
M CE

O
M EC

22

DISTRIBUSI MOMEN
Titik

Batang

AB

BA

BC

CB

CD

CE

EC

DC

-Dij

0,484

0,516

0,407

0,254

0,339

Mij

25

-25

5,333

10,667

D.1

-12,10

-12,90

8,004

4,995

6,668

I.1

-6,05

4,002

-6,45

3,334

D.2

-1,937

-2,65

2,65

1,638

2,187

1.2

-0,968

1,312

-1,032

1,093

D.3

-6,35

-0,677

0,420

0,262

0,350

I.3

-0,317

0,210

-0,338

0,175

D.4

-0,102

-0,108

0,138

0,086

0,44

I.4

-0,051

0,069

-0,054

0,057

D.5

-0,033

-0,036

0,022

0,014

0,018

I.5

-0,016

0,009

FINAL

-7,402

-5,999

-14,807

14,807

-21,665

6,995

14,670

REAKSI PERLETAKAN
3 t/m

RBC
RCB

3.10 14,807 (21,665)

14,314
2
10

C
-21.665 tm

14,807 tm

3.10 14,807 (21,665)

15,686
2
10

12.2 14,67 5,999


RCE

5,445
6
6
REC = 12 5,445 = 6,555
RCD = RCB + RCE
RAB = RBC = 14,314
RDC = RCD = 15,686 + 5,445 = 21,121
(7,402) (14,807)
2,776
HAB =
8
HAB = 2,776 ()
HBA = 2,776 ()
6,445
1166 ()
HDC =
6
HCD = 1,166 ()

10 m

2m

12 t
C

E
-5.999 tm

14,67 tm
6m

Rbc

Rcb

-14.807
Hba

Hcd

C
6.995

6m
8m
Hdc

D
A
-7.402

Rdc
Hab

Rab

23

Hcb
B
Hba =2.776

Hce

Hcd =1.166

-HCB + HAB - HCD = 0


HCB = + 2,776 1,166 = +1,610

Hec

5.999
E 1.61

B
C

HCE = + 1,610
HEC = + 1,610

6.555

1.166

7.402
D
A

2.776

21.131

14.314

PERSAMAAN MOMEN DAN GAYA LINTANG


Batang AB
0x8
Mx = - 2,776 x + 7,402
MA = 7,402
MB = - 14,806
7,402
2,66 m
Mx = x =
2,776
Dx = - 2,776 DA = -2,776 dan DB = -2,776
Batang BC
0 x 10
MX = 14,314 x 3 . x2 14,807
MB = -14,807
MC = -12,667
MX = 0 x1 = 1,18 m dan x2 = 8,36 m
Mmax dmax/dx = 0 14,314 3x = 0 x = 4,77
Mmax = 19,34
Dx = 14,314 3.x DB = 14,314 dan DC = - 15,868
Dx = 0 x = 4,77
Batang DC
0x6
Mx = 1,166. x
MD = 0
MC = 6,996
DX = 1,166 DD = 1,166 dan DC = 1,166

24

Batang CE
0 x 4 (dari kiri)
Mx = 5,445. x 14,67
MC = - 14,67
MF = 7,11
MX = 0 XD = -2,694 m
DX = 5,445 DD = 5,445 dan DC = 5,445
Batang CE
0 x 4 (dari kanan)
Mx = 6,555. x
MC = - 14,67
MF = 7,11
MX = 0 X = 0,911m
21.131
14..67
14.314

9.999

6.995

E
7.11

19.34

D
+

Bidang Momen

A
7.402

14.317

5.445

E
-

6.555

+
15.636
D

Bidang lintang

1.166

A
7.402

25

B. Lembar Latihan

26

KULIAH PERTEMUAN 14
Analisa struktur statis tak tentu dengan metode distribusi momen (Cross) pada
Portal bergoyang
PORTAL BERGOYANG
Contoh : Perhatikan struktur Portal dibawah ini :

4t
C
B
2I

3m

1 tm
I

5m

D
2m

2m

Penyelesaian struktur portal bergoyang ini dilakukan 2 tahapan :


1. Analisa portal tak bergoyang (beri pendel horizontal di C atau di B)
2. Analisa portal dengan bergoyangan

Kekakuan:

K AB

3EI
EI DAB = 0
3

K BC

4 E (2 I )
2 EI DBA = 0,333 Dan DBC = 0,667
4

K CD

4 EI
0,8EI DCD = 0,286 Dan DCB = 0,714
5

27

1. Portal tak bergoyang (dipasang pendel di C) (hanya di pengaruhi beban luar)


4t
C
B
2I

3m

1 tm
5m

D
2m

2m

Momen Primer
4.2.2 2
2t.m
42
1
.1.5 2 2,083t.m
12

O
O
M BC
M CB

O
O
M CD
M DC

Distribusi momen:

Titik ujung

batang

AB

BA

BC

CB

CD

DC

-Dij

0,333

0,667

0,714

0,286

Mij

-2

2,083

-2083

D.1

-0,666

-1,334

-0,024

-0,024

I.1

-0,03

-0,667

-0,012

D.2

0,07

0,02

0,476

0,191

I.2

0,283

0,01

0,95

D.3

-0,079

-0,159

-0,0071

-0,002

I.3

0,001

FINAL

-0,735

0,735

-2,248

2,248

-2,00

28

2. Portal dengan pergoyangan (dalam keadaan pendel dilepas)


catatan : akibat pergoyangan tanpa beban , kekakuan dan koef distribusinya sama
dengan perhitungan tanpa pergoyangan.
d
B'

d
C'

2I

3m

1 tm
5m

3EI
0,333EI
32
6 EI
2 0,24EI
5
0,24 EI

O
M BA

O
M CD
O
M DC

Distribusi momen (misal, EI = 1000 x)


Titik ujung

batang

AB

BA

BC

CB

CD

DC

-Dij

0,333

0,667

0,714

0,286

Mij.x

-333 x

-240 x

-240 x

D.1

111

222

171,4

68,6

I.1

85,7

111

34,3

D.2

-28,5

-57,2

-79,3

-31,7

I.2

-39,6

-38,6

-15,87

D.3

13,2

26,41

20,4

8,2

I.3

4,1

FINAL

-237,3 x

237,3 x

194,9 x

-194,9 x

-217,47 x

29

Faktor koreksi x

Hb

B'

Hc
2.248-194.9X

-0.735-237.3X
3m

1 tm
5m

-2.000-217.47X
D

MBA = Jumlah hasil pergoyangan + hasil tidak bergoyang


MCD = Jumlah hasil pergoyangan + hasil tidak bergoyang
MDC = Jumlah hasil pergoyangan + hasil tidak bergoyang
Batang AB:

M A 0 H B

0,735 237,3x 1
(0,735 237,3x)
3
3

Batang CD:

2,248 194,9 x 200 217,47 x 1.5

2,5494 82,474x
5
2
reaksi pendel = 0 HB + HC = 0 x = 0,01426
M D 0 H C

Hasil momen ujung batang

Tanpa pergoyangan

Dengan pergoyangan

Total

AB

BA

-0,735

-237,3 x

-4,119

BC

0,735

237,3 x

4,119

CB

-2,248

149,9 x

0,531

CD

2,248

-194,9 x

-0,531

DC

-2,00

-217,47 x

-5,102

Keterangan : X = 0.01426

30

Reaksi perletakan
4

4.119
B'

0.531
C

Hcd

Hba
Rbc

Rcd

Hab

B'

-4.119

3m

Hcd

-0.531
1 tm

Hba

-5.102
Rab
Hdc
D
Rdc

RBC

4 4,119 0,531

3,1625
2
4

RCB = 4 3,1625 = 0,8375


RAB = RBC = 0,8375

5 (0,531 5,102)
H DC
3,627 = +3,627 () sebenarnya
2
5
HCD = 5 3,627 = 1,373. ()
HCD =HBA (Balok BC) .
Jadi HBA (Pada kolom AB) = 1,373 ()
3.162
4.115
-

0.5312

C
0.837

2.206

1 tm
+

Bid. G LINTANG

1.47

1.373

Bid. MOMEN

D
5.107

D
3.626

31

B. Lembar Latihan.

32

DAFTAR PUSTAKA
Budi Kudwadi, Modul Mekanika 3, JPTS FPTK UPI, Bandung.
Chu-Kia Wang, 1952, Statically Indeterminate Structures, McGraw-Hill Int. Book
Company, Singapore.
Harry H. West, 1993, Fundamental of Structual Analysis, John Wiley & Sons. Inc.,
New York.
James M. Gere, & Stephen P. Timoshenko, 1988, Mechanics of Materials, Van
Nostrand Reinhold Co. Ltd., UK.
Sarwar Alam Raz, 1974, Analytical methods in Structural Engineering, Wiley
Eastern Limited, New Delhi

33

You might also like