Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu prasyarat dari pencapaian Visi Indonesia 2030 adalah harus adanya
penegakan etika bisnis yang konsisten. Hal ini dirasa penting karena penyebab
terpuruknya ekonomi Indonesia salah satunya karena para konglomerat di Indonesia
yang dalam menjalankan bisnisnya tidak mengabdi pada kepentingan nasional dan
mengabaikan etika bisnis.
Reformasi yang tiba di Indonesia seiring dengan datangnya badai krisis,
memang berhasil memaksa sang dictator turun 32 tahun Soeharto turun keprabon, tapi
tak semua masalah langsung bisa dibereskan. Sebagian besar maslah-masalah yang
bersifat fundamental justru tak tersentuh reformasi. Salah satu sebabnya adalah
1
Ishak Rafick, Catatan Hitam Lima Presiden Indonesia, Ufuk Publishing House, Jakarta, 2008, hlm.
xvii
ekonomi dan kemampuan saing, dan terciptanya suasan kondusif untuk pemberdayaan
ekonomi
yang
berpihak
kepada
rakyat
kecil
melalui
kebijakan
secara
berkesinambungan2.
Dengan pedoman etika ini diharapkan mampu mencegah terjadinya parktikpraktik monopoli, oligopoli, kebijakan ekonomi yang mengarah kepada perbuatan
korupsi, kolusi dan nepotisme, diskriminasi yang berdampak negatif terhadap
efisiensi, persaingan sehat dan keadilan, serta menghindarkan perilaku menghalalkan
segala cara dalam memperoleh keuntungan. Namun sayangnya, pedoman yang baik
tersebut belum tersosialisasi pada masyarakat, sehingga sampai saat ini masalah etika
bisnis belum penting oleh organisasi pengusaha dan pelaku bisnis Indonesia. 3
Sejak terjadinya krisis moneter yang melanda Indonesia pada akhir tahun 1990
an, masalah corporate governance mendapatkan perhatian yang cukup besar dari
masyarakat dan pemerintah. Hal ini karena adanya anggapan bahwa masalah-masalah
yang dihadapi oleh perusahaan yang ada di Indonesia, yang secara lansung juga
menyebabkan terjadinya krisis moneter tersebut, adalah karena kurang diterapkannya
prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang baik (good corporate governance)
didalam banyak perusahaan di Indonesia.
Selain itu tuntutan atas adanya penerapan good governance itu juga telah
merupakan salah satu isu untuk menarik minat masuknya modal asing kedalam pasar
modal suatu negara. Sehingga makin baik penerapan prinsip-prinsip good governance
juga merupakan indikasi adanya perlakuan yang baik terhadap pemodal. Salah satu
tema utama good governance adalah masalah keterbukaan.
Good corporate
Adi Sulistiyono dan Muhammad Rustamaji, Hukum Ekonomi Sebagai Panglima, PT. Masmedia
Buana Pustaka, Surakarta, 2009, hlm. 46
3
Ibid
bahwa
skandal dan berbagai bentuk pelanggaran pada perusahaan. Kejadian tersebut tidak
saja berdampak pada perusahaan, melainkan turut menimbulkan ketidak percayaan
publik terhadap para profesional yang turut menyusun laporan keuangan yang
menyesatkan publik tersebut. Sekali pencipta pasar seperti PT. Bumi Resouces Tbk.
Kehilangan kredibilitasnya dimata pembeli dan penjual potensialnya, maka pembeli
dan penjual tersebut akan secara cepat memindahkan bisnis mereka kepihak lain yang
bisa diandalkan. Menurut Direktorat Pajak, tiga perusahaan milik grup Bakrie diduga
menggelapkan pajak sebesar Rp 2,1 triliun. Rinciannya, PT Bumi Resources sebesar
Rp 376 miliar, PT Kaltim Prima Coal sebesar Rp 1,5 triliun, dan PT Arutmin
Indonesia sebesar US$ 39 juta4.
Sebagai sebuah perusahaan Publik, ketiga perusahaan tersebut haruslah
menjalankan prinsip-prinsip good corporate governance
agar tudingan-tudingan
miring seperti adanya dugaan penggelapan pajak bisa teratasi yakni dengan
melakukan tranparasi dan keterbukaan informasi. Bagi perusahaan yang telah
berstatus sebagai perusahaan yang akan dan telah go-public di pasar modal,
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan perusahaan merupakan keharusan mutlak
yang telah diatur dalam berbagai regulasi, untuk perlindungan bagi investor di pasar
modal, di samping untuk menunjang keberlangsungan (sustainability) perusahan itu
sendiri.
Laporan keuangan yang berkualitas dan disajikan secara tepat waktu adalah
salah satu pilar dari prinsip transparansi.Tercapainya laporan keuangan yang
transparan dan akuntable di Pasar Modal Indonesia merupakan tanggung jawab semua
pihak terkait, dan bukanlah semata tugas dan tanggungjawab akuntan publik.
Pihak-pihak yang memiliki kemampuan untuk mendorong terciptanya laporan
keuangan yang transparan dan akuntable harus bekerja sama secara sinergis. Pihakpihak tersebut antara lain:
1. Regulator, yang secara persisten mendorong pengungkapan informasi
keuangan yang handal.
secara jujur .
Kejahatan
penggelapan
pajak
sangat
merugikan
masyarakat
karena
pembiayaan APBN Indonesia sangat bergantung pada pemasukan dari sektor pajak .
pembiayaan APBN yang menentukan penghidupan rakyat Indonesia 80 persennya
diperoleh dari pemasukan pajak, bukan dari minyak atau hasil hutan, sehingga
kejahatan penggelapan atau manipulasi pajak sangat merugikan kepentingan rakyat
luas. Setiap pelaku penggelapan pajak yang dijatuhi putusan penjara tidak serta-merta
bebas dari kewajibannya membayar pajak. Dikatakan bahwa setelah putusan
dijatuhkan, Ditjen Pajak akan mengeluarkan surat penagihan. Jika kewajiban tidak
dipenuhi pelaku, akan dikeluarkan surat penagihan paksa.
Upaya penegakan hukum yang adil dan beribawa mutlak diperlukan
dalam menyelesaikan kasus dugaan penggelapan pajak ini, karena nantinya public
akan mengetahui bagaimana kisah yang sebenarnya dari kasus ini dan public juga
mengetahui bagaimana proses penegakan hukum dibidang pasar modal itu sendiri.
Penyelesaian kasus ini harus dijauhkan dari ketegangan politik yang ada. Mengutip
kata teori dari Lawrence M. freidman, ada tiga faktor penegakan hukum yakni:
- Subtansi hukum terkait dan bersangkut paut dengan peraturan per undangundangan.
B. Masalah Pokok
1.
Andi Abu Ayyub Saleh, Tamasya Perenungan Hukum, Yarsif Watampone, Jakarta, 2006,hlm.9
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penerapan Prinsip Penyampaian Informasi yang Akurat
Globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas merupakan trend dan
perkembangan terpenting saat ini. Bagi negara-negara tertentu, memasuki era
perdagangan
bebas
memerlukan
persiapan,
misalnya
mengefektifkan
dan
pemegang
saham
dan
larangan
melakukan
transaksi
yang
M.Irsan Nasarudin dkk. Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Kencana Prenada Media Group,
Jakarta, 2003, hlm. 95
Prinsip ketepatan waktu dan akurasi termaktub dalam peraturan Bapepam No.
VIII.G.7. Tentang Pedoman Penyajian Laporan keuangan.
yaitu masa pra-listing dan masa pasca-listing. Fase pra-listing dimulai pada saat
8
Ibid, hlm.237
b.
c.
d.
serta
ketentuan
yang
berlaku
sebagai
cerminan
Dengan adanya dugaan skandal penggelapan pajak yang cukup besar, maka
dari sini kita bisa melihat bahwa emiten tidak memberikan informasi yang benar
mengenai berapa besar yang belum dibayarkan kepada negara. Terlihat dengan jelas
bahwa prinsip tersebut belum mendapatkan komitmen yang tegas dari Bapepam,
sehingga muncul peluang untuk diselewengkan oleh emiten. Misalnya, upaya
merekayasa laporan financial melalui akuntan publik khususnya masalah pajak. Untuk
yaitu perlu dibuat aturan yang tegas mengenai aturan main dalam pembuatan laporan
keuangan oleh akuntan dalam bidang go public. Sehingga ketiga prinsip dari doktrin
transparasi tersebut dapat terwujud.
Adanya perbedaan data-data mengenai pajak didalam propektus perusahaanperusahaan dibawah naungan bakri group dengan Ditjen Pajak merupakan bukan
rahasia umum lagi. Propektus bukan lagi merupakan sarana transparasi, tetapi lebih
merupakan ajang promosi, yang memoles lipstick di bibir. Ditambah lagi seperti yang
termuat didalam Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995, dalam mengatur
isi prospectus, tampaknya pemerintah lebih berkepentingan dengan klausula cuci
tangan Bapepam berbunyi Bapepam tidak memberikan pernyataan menyetujui, dan
10
seterusnya .
Hamud M. Balfas, Hukum Pasar Modal, PT. Tatanusa, Jakarta, 2006, hlm. 232
10
Munir Fuady, Hukum Bisnis Dalam Teori dan Praktek, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2002, hlm.
83
sumbangan, infak maupun zakat, kesadaran dan kerelaan pembayar diperlukan dalam
hal ini.
Mengingat pajak adalah beban yang akan mengurangi laba bersih
perusahaan- maka perusahaan akan berupaya semaksimal mungkin agar dapat
membayar pajak sekecil mungkin dan berupaya untuk menghindari pajak. Namun
demikian penghindaran pajak harus dilakukan dengan cara-cara yang legal agar tidak
merugikan perusahaan di kemudian hari. Penghindaran pajak dengan cara illegal
adalah penggelapan pajak. Hal ini perbuatan kriminal, karena menyalahi aturan yang
berlaku. Contoh kasus penggelapan pajak :
11
Jika dianalogikan pajak dengan karcis tol, Jika melewati jalan tol namun tidak
membayar karcis tol, maka itulah penggelapan pajak. Sedangkan jika kita
menghindari untuk membayar karcis tol dengan cara memilih lewat jalan biasa, maka
itulah penghindaran pajak. Menghindari membayar tol (pajak) dengan cara tidak
lewat jalan tol adalah cara yang legal.
Dalam ketentuan perpajakan, masih terdapat berbagai celah loophole- yang dapat
dimanfaatkan oleh perusahaan agar jumlah pajak yang dibayar oleh perusahaan
optimal dan minimum (secara keseluruhan). Optimal disini diartikan sebagai,
perusahaan tidak membayar sesuatu (pajak) yang semestinya tidak harus dibayar,
membayar pajak dengan jumlah yang paling sedikit namun tetap dilakukan dengan
cara yang elegan dan tidak menyalahi ketentuan yang berlaku.
11
10
12
Pada dasarnya kewajiban pajak perusahaan dihitung berdasarkan laba bersih yang
diperoleh selama satu periode (satu tahun pajak). Laba bersih perusahaan dihitung
berdasarkan laporan keuangan yang disusun oleh perusahaan. sebagai gambaran,
laporan laba rugi yang disusun oleh perusahaan :
Uraian
Penjualan
Harga Pokok Penjualan
Laba Bruto
Biaya Operasional :
- Biaya Pemasaran (Promosi, sponsorship dll)
- Biaya Gaji karyawan
- Biaya Operasional lainnya
Sub total Biaya Operasional
Jumlah (Rp)
10.000.000
6.000.000
4.000.000
Laba Bersih
PPh terutang 30%
Laba Bersih setelah Pajak
600.000
180.000
420.000
1.000.000
900.000
1.500.000
3.400.000
Ibid
11
secara
fiskal
(deductable
expenses)
adalah
pengeluaran
yang
12
Jumlah (Rp)
10.000.000
6.000.000
Laba Bruto
Biaya Operasional :
- Biaya Pemasaran (Promosi, sponsorship dll)
- Biaya Gaji karyawan
- Biaya Operasional lainnya
Sub total Biaya Operasional
4.000.000
1.000.000
900.000
1.500.000
3.400.000
480.000
,
0
0
%
120.000
Dari ilustrasi perhitungan ini, dapat terlihat bahwa pengeluaran yang nyatanyata sudah menjadi beban perusahaan untuk keperluan memasarkan produk biaya
promosi dan sponsorship- namun karena biaya tersebut tidak didukung bukti yang
valid, perusahaan memiliki kewajiban pajak yang jauh lebih tinggi dibanding
seharusnya. Dalam contoh tersebut tarif efektif PPh mencapai 80% dari laba bersih.
Membayar 30% saja sudah menjadi beban apalagi harus membayar sampai 80%, tentu
menjadi beban yang sangat berat bagi perusahaan.
13
14
Ketika penjualan mencapai target, namun biaya yang dikeluarkan jauh lebih
tinggi misalnya- maka secara ekonomi hal tsb hanya akan menjadi sebuah
pencapaian yang sia-sia. Demikian pula ketika laba bersih secara komersialsudah mencapai angka yang optimal, karena didukung dengan pencapaian target
penjualan yang maksimal dan pengeluaran yang minimal, bisa jadi akan menjadi siasia ketika ternyata laba habis tergerus beban pajak yang tidak seharusnya. Misalnya
karena banyaknya biaya yang merupakan kriteria non deductable expenses.
Dikutip dari www.hukumonline.com dengan judul posting Utang Pajak BUMI Melangit yang
diakses pada tanggal 10 Februari 2010
15
2003-2008, mencapai AS$143,189 juta. Tetapi, angka itu belum disesuaikan dengan
laporan keuangan persero 2008 yaitu AS$608,178 juta.
14
Kedua, emiten berkode saham BUMI itu kurang membayar royalti periode
2003-2008 yang jumlahnya mencapai AS$477,299 juta. Alhasil, total kewajiban Bumi
pada negara mencapai AS$1,228 miliar. Apabila menggunakan kurs Rp9.300, maka
kewajiban BUMI mencapai Rp11,426 triliun. Atas dasar itu, ICW mendesak
Departemen Keuangan memanggil dan memeriksa kantor akuntan publik yang
mengaudit laporan keuangan BUMI. Selain itu, Departemen Keuangan juga harus
memanggil Direktur Jenderal Mineral Batu Bara dan Panas Bumi Departemen ESDM.
Soalnya, dari Direktur Jenderal ini, bisa diketahui berbagai hal yang mempengaruhi
penerimaan BUMI seperti harga batu bara.
Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak sendiri tidak tinggal diam. Institusi yang
bernaung di bawah Departemen Keuangan ini terus melakukan penyelidikan dan
penyidikan terhadap tunggakan pajak tiga perusahaan Grup Bakrie tersebut. Dirjen
Pajak Mochamad Tjiptardjo menegaskan, jika ingin penyidikan dihentikan maka Grup
Bakrie harus membayar kewajiban lima kali lipat dari total tunggakan. Jadi, harus
bayar denda 400 persen. Kalau ditambah pokok tunggakan, jadi 500 persen, ujarnya.
Selain harus melunasi kewajibannya, ada prosedur lain yang harus ditempuh
Grup Bakrie jika ingin penyidikan kasus ini dihentikan. Mereka harus mengajukan
permohonan ke Menkeu, kemudian dari Menkeu ke Kejagung untuk minta
penghentian penyidikan. Langkah ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan
(PMK) No. 130/PMK.03/2009 tentang Tata Cara Penghentian Penyidikan Tindak
Pidana Di Bidang Perpajakan Untuk Kepentingan Penerimaan Negara.
PMK yang berlaku sejak 18 Agustus 2009 itu menyatakan, proses penyidikan
kasus tindak pidana bidang perpajakan dapat dihentikan melalui izin dari Menkeu,
setelah wajib pajak (WP) melunasi pajak yang tidak atau kurang dibayarkan atau yang
seharusnya tidak dikembalikan serta setelah membayar sanksi administrasi berupa
denda sebesar empat kali dari pajak yang tidak atau kurang dibayar atau yang
seharusnya tidak dikembalikan.
14
Ibid
16
Komponen biaya
merupakan salah satu komponen yang bisa dikurangkan dari penghasilan bruto dalam
rangka penentuan penghasilan kena pajak (PKP). Namun, berdasarkan ketentuan
perpajakan, tidak semua komponen biaya bisa dikurangkan dari penghasilan bruto.
Saat meminta penjelasan lebih lanjut mengenai komponen biaya apa saja yang
dimaksud, dia enggan menjelaskannya. Pelaksana tugas (Plt) Direktur Intelijen dan
Penyidikan Direktorat Jenderal Pajak Pontas Pane ketika dikonfirmasi enggan
berkomentar banyak soal perkembangan penyidikan ketiga kasus tersebut. Namun,
menurut dia, Ditjen Pajak terus melaksanakan proses penyidikan meski terjadi
resistensi dari pihak saksi maupun tersangka. Kami akan jalan terus, katanya.
Direktorat Jenderal Pajak saat ini mengusut kasus dugaan pidana pajak oleh
tiga perusahaan Grup Bakrie, yakni PT Kaltim Prima Coal (KPC), Bumi, dan PT
Arutmin Indonesia. Ketiganya diduga menyampaikan surat pemberitahuan (SPT)
tahunan tahun pajak 2007 secara tidak benar. Untuk KPC dan Bumi, Ditjen Pajak
telah melakukan penyidikan sementara untuk Arutmin masih dalam proses
pemeriksaan
bukti
permulaan.
Terkait
pelaksanaan
penyidikan
tersebut,
17
kedua kali. Kalau juga tak dipenuhi akan kami panggil paksa dibantu Kepolisian,
tegasnya.
Dengan adanya masalah ini, kita bisa melihat bahwa sebagai perusahaan yang
telah Go Publik masih adanya indikasi bahwa perusahaan-perusahaan tersebut masih
belum menerapkan prinsip-prinsip good corporat governance, walaupun masih
sebatas dugaan tetapi asumsi-asumsi negative telah mengarah kesana. Untuk bisa
memastikannya lebih jauh maka harus dilakukan penyidikan lebih lanjut, tetapi untuk
dampak sementara akibat adanya dugaan ini, investor sudah mulai ragu untuk
menanamkan modalnya pada perusahaan-perusahaan tersebut.
Didalam konsep good governance setiap informasi yang hendakkan
disampaikan harus terbuka dan akurat, jauh dari manipulasi dan hal-hal yang
menyesatkan, sebab dengan diterapkannya Prinsip corporate governance diharapkan
dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan, yang pada akhirnya meningkatkan
kepercayaan pemakai laporan keuangan, termasuk investor.
B. Upaya Penegakan Hukum Terhadap Dugaan Penggelapan Pajak
Hukum merupakan cermin yang memantulkan kepentingan masyaraat. Karena
kepentingan masyarakat selalu berubah, maka secara operasional hukum juga dituntut
untuk selalu mengubah dirinya. Dewasa ini, dunia hukum di Indonesia sedang dalam
masa disintegrated. Disatu satu pihak, tatanan hukum lama yang berasal dari hukum
kolonial dan hukum adat, bahkan hukum yang telah dibentuk setelah kemerdekaan
banyak yang telah usang. Dan dilain pihak, tatanan alternatif dari hukum baru belum
juga terbentuk. Bahkan platform yang jelas belumpun diketahui, ditambah dengan
sector pengetahuan ekonomi yang semangatnya digenjot menggebu-gebu, tercipalah
distorsi kedalam sektor bisnis dan ekonomi itu sendiri15.
Konsekuensi logisnya, tidak terlalu mengherankan jika dewasa ini sangat
merajalela terjadinya praktek bisnis yang tidak fair. Seperti persaingan curang,
monopoli, ologopoli, kartel, pemberian fasilitas dan akumulasi sumber daya ekonomi
di tangan satu atau dua konglomerat, bisnis dan perizinan yang dilandasi pada
koneksi, suap menyuap dan lobi yang kental, birokrasi dan prosedur yang berbelitbelit dan termasuk juga adanya dugaan skandal penggelapan pajak yang dilakukan
15
18
dalam
Undang-Undang
Pasar
Modal,
bahwa
dalam
rangka
adalah
pemalsuan
dan
penipuan,
pernyataan
tidak
benar
atau
tingkat
kesalahan
yang
disyaratkan
adalah
berupa
16
Ibid, hlm. 83
19
saat
ini
upaya
berkesinambungan
dilakukan
oleh
20
pasar
modal
khususnya
penggelapan
pajak
harus
dapat
media
sedang
gencar-gencarnya
memberitakan
skandal
penggelapan dana pajak yang paling besar dalam sejarah yang ada, namun perlawanan
dari pihak Bakri Group terhadap hal tersebut tetap ada, yakni upaya PT Kaltim Prima
Coal (KPC) untuk menghentikan penyidikan yang dilakukan Ditjen Pajak, harus
kandas setelah PN Jakarta Selatan menyatakan permohonan praperadilan KPC tak
dapat diterima. Hakim tunggal sidang praperadilan Prasetyo tersebut menyatakan
permohonan praperadilan KPC tak masuk obyek praperadilan sebagaimana diatur
dalam Pasal 77 KUHAP.
Seperti diketahui, KPC mengajukan permohonan praperadilan untuk
menghentikan penyidikan Ditjen Pajak atas dugaan penggelapan pajak yang
dilakukan KPC sebesar Rp1,5 trilyun. Dalam putusannya, hakim menyebutkan Pasal
77 KUHAP telah mengatur tegas bahwa obyek praperadilan terbatas pada sah
tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian penyidikan, penghentian penuntutan,
serta permintaan ganti kerugian atau rehabilitasi oleh tersangka atau keluarga atau
17
pihak lain . Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Departemen Keuangan ternyata telah
meningkatkan status kasus pajak perusahaan Bakrie menjadi penyidikan. Dugaannya
adalah penggelapan pajak. Kalau sudah masuk penyidikan berarti sudah pidana.
Pihaknya belum memutuskan kapan akan mengirimkan berkas perkara ini ke
18
Tbk.
Jika
berlarut-larut
justru
menimbulkan
kecurigaan
proses
17
Ibid
21
Indonesia) harus aktif melakukan penyelidikan dugaan penggelapan pajak, karena ini
menyangkut perusahaan publik, yang seharusnya semua laporan keuangannya
terbuka. Kalau benar ada penggelapan pajak, berarti ada yang disembunyikan dari
publik.
BAB III
PENUTUP
22
A. Kesimpulan
Dengan adanya isu dugaan penggelapan dana pajak yang cukup besar pada
sebuah perusahaan publik, menjadi sebuah tanda bahwasanya walaupun perusahaan
besar tetapi masih lemah dalam menerapkan prinsip-prinsip good corporate
governance terutama dalam hal menyampaikan berita yang akurat serta prinsip
responsibility berupa kurang dipatuhinya peraturan serta ketentuan yang berlaku. Hal
ini juga merupakan bukti bahwa kurangnya pengawasan dari pihak-pihak yang terkait
di pasar modal sehingga menyebabkan kerugian negara yang cukup besar. Walaupun
hanya sebatas dugaan, ini sudah menjadi bukti awal bahwa dalam menjalankan bisnis
itikad baik dalam menjalankan bisnis tidak ada.
Upaya penegakan hukum yang adil dan beribawa mutlak diperlukan dalam
menyelesaikan kasus dugaan penggelapan pajak ini, karena nantinya public akan
mengetahui bagaimana kisah yang sebenarnya dari kasus ini dan public juga
mengetahui bagaimana proses penegakan hukum dibidang pasar modal itu sendiri.
Penyelesaian kasus ini harus dijauhkan dari ketegangan politik yang ada.
Pasar modal merupakan salah satu sumber pendanaan yang sangat penting
dalam era globalisasi ini, dan oleh karena itu harus dipupuk terus. Pasar modal harus
menarik bagi emiten maupun investor. Oleh karena itu, pemerintah, pengawas pasar
modal, bursa, dan para pialang mempunyai tugas masing-masing yang berkaitan guna
menciptakan pasar modal yang sehat, bersih, dan memiliki daya saing yang tinggi.
Pasar modal yang demikian akan menjadi sumber pencarian dana yang menarik bagi
perusahaan. Pada saat yang bersamaan menyediakan alternatif investasi yang
menjanjikan bagi para investor.
Bapepam yang merupakan pengawas pasar modal mempunyai peranan penting
dalam menjaga keterbukaan informasi dalam rangka transparansi dan perlindungan
investor minoritas. Bapepam harus menjaga serta meningkatkan fungsi pengawasan
secara
efektif
dan
efisien.
Bersama
dengan
pemerintah,
Bapepam
perlu
mempercepat regulasi pajak yang berpihak pada perusahaan terbuka. Yang tidak kalah
pentingnya adalah Bapepam perlu mendukung kesinambungan pendidikan bagi
investor ritel maupun institusi lokal. Serta lebih ketat dalam mengawasi perusahaanperusahaan yang tidak menerapkan prinsip-prinsip good corporate governance.
23
DAFTAR PUSTAKA
Buku-Buku
24
Adi Sulistiyono dan Muhammad Rustamaji, Hukum Ekonomi Sebagai Panglima, PT.
Masmedia Buana Pustaka, Surakarta, 2009
Andi Abu Ayyub Saleh, Tamasya Perenungan Hukum, Yarsif Watampone, Jakarta,
2006
Hamud M. Balfas, Hukum Pasar Modal, PT. Tatanusa, Jakarta, 2006
H.R. Daeng Naja, Pengantar Hukum Bisnis Indonesia, Pustaka Yusticia, Jakarta, 2009
Ishak Rafick, Catatan Hitam Lima Presiden Indonesia, Ufuk Publishing House,
Jakarta, 2008
Munir Fuady, Hukum Bisnis Dalam Teori dan Praktek, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2002
M.Irsan Nasarudin dkk. Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Kencana Prenada
Media Group, Jakarta, 2003
Satjipto Rahardjo, Penegakan Hukum, Genta Publishing, Yogyakarta, 2009
Internet
Dikutip dari http://www.tempointeraktif.com dengan judul posting Mahasiswa
Tuntut Skandal Pajak Bakrie Diusut Tuntas yang diakses pada tanggal 10
februari 2010
Dikutip dari http://www.tempointeraktif.com dengan judul posting Mahasiswa
Tuntut Skandal Pajak Bakrie Diusut Tuntas yang diakses pada tanggal 10
februari 2010
Dikutip dari www. akuntanpublikindonesia.com dengan judul posting Mewujudkan
Laporan Keuangan Emiten Yang Berkualitas yang diakses pada tanggal 11
Februari 2010
Dikutip dari www. triyani.wordpress.com, dengan judul Posting Penghindaran Pajak
Vs Penggelapan Pajak yang diakses pada tanggal 11 Februari 2010
Dikutip dari www.hukumonline.com dengan judul posting Utang Pajak BUMI
Melangit yang diakses pada tanggal 10 Februari 2010
25