You are on page 1of 27

Case

Resep untuk Bu Broto


Halaman 1
Bu Broto (40 tahun) datang ke klinik saat anda sedang bertugas. Bu broto menderita demam
tinggi disertai batuk, sakit kepala, dan nyeri tenggorokan saat menelan sejak 3 hari yang lalu.
Awalnya hanya batuk berdahak dan merasa sedikit demam sehingga menjalankan aktivitas
seperti biasa, Bu Broto sudah berusaha mengatasinya sendiri yaitu dengan hanya minum obat
batuk ekspektoran saja dalam bentuk tablet yang berisi obat generik yang dibelinya secara bebas
(termasuk dalam OTC) di toko obat dekat rumahnya. Obat tersebut digunakan secara peroral
dengan dosis tiga kali sehari satu tablet dan diminum sesudah makan, informasi dosis dan
indikasi dan waktu pemberian dia dapatkan dari brosur kemasan obat tersebut. Tiga hari
kemudian kondisi Bu Broto semakin memburuk, batuk disertai demam serta tenggorokannya
terasa sangat sakit untuk menelan dan akhirnya memutuskan untuk berobat ke klinik.
Halaman 2
Setelah menjalani pemeriksaan fisik dan laboratorium, dokter mengatakan bahwa Bu Broto
menderita infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Kemudian dokter menuliskan resep untuk
pasien tersebut secara benar dan rasional yang berisi analgetik antipiretik serta mukolitik untuk
mengatasi simptomatiknya dan antibiotic untuk causativenya. Melihat kondisi Bu Broto, dokter
memberikan ketiga obat tersebut dalam bentuk sirup. Pasien juga menceritakan bahwa dia sering
menderita sariawan dan bau tak sedap pada mulutnya, untuk mengatasinya pasien sering
menggunakan obat tradisional / herbal yang tersedia dalam bentuk kemasan. Dengan bijak dokter
menyarankan bahwa silahkan mengkonsumsi obat herbal tapi harus yang sudah ada logo
fitofarmakanya.

1 | Page

Terminologi
OTC
(Over The Counter) Obat yang dijual bebas tanpa resep dokter

Ekspektoran
Mendorong pengeluaran lendir atau cairan dari dalam paru atau trakea melalui proses
meludah

Indikasi
Tanda atau keadaan yang menunjukkan penyebab patologi, pengobatan atau serangan
penyakit

Analgetik
Menghilangkan nyeri, tidak sensitive terhadap nyeri. Bahan menghilangkan kesadaran

Antipiretik
Yang menghilangkan demam atau menurunkannya

Mukolitik
Mengencerkan dahak

Simptomatik
Gejala

Problem
1. Batuk berdahak sedikit demam, mengatasinya dengan obat ekspektoran, 3 hari
kemudian batuk disertai demam, dan tenggorokannya sangat sakit sehingga
memutuskan untuk ke klinik
2. Setelah menjalani pemeriksaan fisik dan laboratorium, ia terjangkit ISPA (infeksi
saluran pernafasan atas) ia diberikan obat analgetik antipiretik, mukolitik dan
antibiotic
3. Ia juga mengalami sariawan dan bau tak sedap pada mulut, ia mengatasinya dengan
obat herbal

2 | Page

Hipotesis
1. Ibu Broto minum obat yang kurang sesuai sehingga penyakitnya tidak sembuh
2. Ibu Broto diberikan obat yang sesuai maka Ibu Broto akan sembuh

Mekanisme
Ibu Broto (40 tahun)
Batuk dan sedikit
demam
Konsumsi Obat Bebas

3 hari kemudian KONDISI MEMBURUK


Pergi Ke Klinik
Lab dan Pemeriksaan Fisik

Diagnosa - ISPA

Herbal

RESEP

FITOFARMAKA

Obat Simptomatik

Antipireti
k

Keluhan Lain Sering Sariawan dan Bau Mulut

Mukolitik

Obat Causative

Analgetik

Antibiotik

FARMASI
3 | Page

I Dont Know
1.
2.
3.
4.
5.

Farmasi
Obat
Dosis
Resep
Herbal

Learning Issues
Definisi farmasi
Definisi Obat
Bahan Sediaan Obat (BSO)
Klasifikasi Obat
Landasan Pemberian Obat
a. Faktor Obat
b. Faktor Pasien
c. Faktor Penyakit
Definisi resep
Jenis resep
Cara penulisan resep
Penggolongan Obat Tradisional

Farmasi
4 | Page

Definisi
ilmu yang mempelajari tentang cara membuat, menformulasikan, menyimpan, dan menyediakan
obat.

Obat yaitu suatu zat kimia yang mana dalam dosis yang layak dapat memperbaiki fungsifungsi fisiologis tubuh dengan cara mengurangkan, menghilangkan dan menyembuhkan
penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia

Tujuan pemberian obat


Profilaksis ( untuk mencegah)
Therapetik ( untuk menyembuhkan / mengobati)
Diagnostik
Rehabilitasi
Promosi tingkat kesehatan

Penggunaan obat
1. Obat dalam
Semua obat yang ditelan melalui mulut , kerongkongan terus ke lambung dan diberi
etiket berwarna putih
2. Obat luar
Semua obat yang tidak ditelan melalui mulut ( mis: salep, tetes mata/telinga/ hidung, obat
kumur, suppositoria, injeksi) dan diberi etiket berwarna biru

Sumber obat
a. Alam ( nabati, hewani, mineral, dan garam-garaman )
b. sintetik

Klasifikasi Obat
1. Obat Bebas
Obat yang juga dikenal dengan istilah OTC (Over-the Counter) ini bisa menjadi pilihan di
saat ada kebutuhan untuk melakukan pengobatan sendiri, mis. ketika ada gejala flu
ringan, dll. karena obat kategori ini bisa kita beli tanpa dengan resep dokter. Namun jika
kita telah mengkonsumsi 1 kemasan tetapi belum sembuh juga maka konsultasilah ke
5 | Page

dokter dan jangan sekali mencoba obat keras (antibiotika, dll.). Obat Bebas ini terdapat 2
jenis :
a. Obat Bebas
Di kemasannya ditandai dengan lingkaran hijau bergaris tepi hitam.
Distribusinya adalah di apotek, warung/toko obat, atau bahkan di
waroeng2 umum dan bisa dibeli tanpa resep dokter.
Contoh : vitamin/multi vitamin.
b. Obat Bebas Terbatas
Dulu disebut sebagai obat daftar W (dari kata warschuwing).
Di kemasannya ditandai dengan lingkaran biru bergaris tepi hitam
Biasanya ada tanda P (Perhatian) dengan kotak kecil berdasar warna gelap atau
kotak putih bergaris tepi hitam disertai dengan tulisan:
o P.No. 1: Awas! Obat keras. Bacalah aturan pemakaiannya.
o P.No. 2: Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan.
o P.No. 3: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan.
o P.No. 4: Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar.
o P.No. 5: Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan
Distribusinya hanya di apotek saja (kalo ada obat kategori ini
dijual di warung/toko obat itu adalah pelanggaran, so jangan beli
dari situ) dan dapat bisa dibeli tanpa resep dokter dengan jumlah
terbatas.
Contoh : obat asma, obat anti muntah atau obat flu (Noza), obat anti mabuk (Antimo)
2. Narkotika/Golongan O
Suatu zat atau obat berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintesis maupun semisintesis yg dpt menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran dan hilangnya rasa,
mengurangi smp menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan
ketergantungan
3. Daftar G/ golongan G/ obat keras
Adalah semua golongan berbahaya. Contoh: obat suntik, antibiotika, obat baru, oleum
chenopodii, adrenalin, pil Kmno4. Obat psikotropik termasuk dalam obat keras
Syarat penjualannya:

6 | Page

Hanya boleh dengan resep dokter


Obat di beri label tidak boleh diulang tanpa resep dokter

Obat psikotropik adalah semua bahan yang berkapasitas untuk


menyebabkan:

Keadaan ketergantungan
Depresi / stimulasi SSP
Halusinasi
Gangguan fungsi motorik/ persepsi atau mood

Kadarluarsa adalah batas waktu dimana sampai batas waktu tersebut mutu dan keamanan
obat dijamin masih memenuhi syarat yang dinyatakan pada bulan dan tahun.

Jika obat sudah kadarluarsa maka efeknya akan berkurang / tidak berefek lagi/ timbul
efek lain yang membahayakan , jadi sebaiknya jangan digunakan lagi!!

Pengaruh makanan terhadap penyerapan obat


Komponen makanan seperti : protein, lemak, karbohidrat di dalam usus akan mempengaruhi
penyerapan obat, adanya sejumlah makanan di lambung menyebabkan efek non spesifik. Bentuk
makanan padat/ semi merupakan barier mekanis yang mencegah gerakan ke permukaan mukosa
saluran cerna, misalnya:

Penyerapan berkurang: untuk obat-obatan eritromisin, penisilin, tetrasiklin, aspirin

Penyerapan diperlambat: obat-obatan asetaminofen, sulfa, dll

Penyerapan tidak dipengaruhi: prednisone, theofilin

Penyerapan bertambah: dipaenzim, griseofulvin, ribboflavin

Jenis Obat
1. Obat baru
obat yang baru ditemukan dan baru diberi nama
2. Obat tradisional/obat asli/jamu
Obat yang didapat langsung dari bahan alamiah, tumbuh-tumbuhan , hewan atau mineral
yang terolah atas dasar pengalaman
3. Obat jadi
Obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk serbuk, cairan , salep, pil,
supositoria atau bentuk lain
4. Obat patent
7 | Page

Obat dengan nama dagang yang terdaftar atas nama si pembuat atau yang dikuasakannya
dan dijual dengan bungkus asli dari pabrik yang memproduksinya
5. Obat generic
Obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam farmakope Indonesia dan IIN
(International Non Proprietery Names) dari WHO untuk zat berkhasiat yang
dikandungnya. Tujuan penggunaan obat generic untuk mempermudah perluasan cukup
pelayanan kesehatan pada masyarakat luas. (obat generic harganya lebih murah daripada
obat patent efek theraupetiknya sama)
6. Obat essensial
Obat yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat terbanyak dan
tercantum dalm daftar obat essensial yang ditetapkan oleh mentri kesehatan
Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) perlu direvisi dan disempurnakan secara berkala
(setiap 3 tahun sekali) dengan tujuan:

Menyesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan


Kepraktisan dalam penggunaan dan penyerahan ( diseuaikan dengan tenaga kesehatan
dan saran fisik yang ada)

Bentuk Sediaan Obat (BSO)


Adalah bentuk sediaan yang berisikan satu/lebih substansi aktif dengan tujuan agar dapat
digunakan secara aman, mudah, nyaman, efisien, dan memberikan efek yang optimal.
Manfaat bentuk sediaan obat, yaitu :

melindungi kerusakan bahan aktif


menutupi rasa pahit bahan obat

menjaga stabilitas bahan obat

memberikan kerja obat optimal dan aman

Jenis sediaannya yaitu cair, padat, dan semi padat.


1. Cair
Kelebihannya :
8 | Page

Cocok untuk penderita yang sukar menelan.


Absorpsi obat lebih cepat dibandingkan dengan sediaan oral lain. Urutan kecepatan
absorpsinya, larutan > emulsi > suspensi.

Homogenitas lebih terjamin.

Dosis/takaran dapat disesuaikan.

Beberapa obat dpt mengiritasi mukosa lambung/dirusak cairan lambung bila diberikan
dlm bentuk sediaan padat. Hal ini dpt dikurangi dgn memberikan obat dlm bentuk
sediaan cair karena faktor pengenceran.
Kekurangannya :

Tidak dapat dibuat untuk senyawa obat yang tidak stabil dalam air.
Bagi obat yang rasanya pahit atau baunya tidak enak sukar ditutupi.
Tidak praktis.
Air merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri.
Pemberian obat harus menggunakan alat khusus atau oleh orang khusus (sediaan
parenteral).
Jenis jenis sediaan cair :
Solution (larutan)
Sediaan cair yang mengandung satu/lebih zat kimia yang terlarut,
dimana zat pelarutnya adalah air. Lebih mudah diserap sehingga dapat
segera bekerja.Karena zat aktif terlarut secara homogen maka konsentrasi
obat yang diinginkan
dapat tepat. Kurang stabil terutama pada
penyimpanan.

Suspensiones (Suspensi)
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat
tidak larut yang terdispersi dalamfase cair. Suspensi selain mengandung
obat juga mengandung zat tambahan untuk menjamin stabilitas.Contoh
zat tambahan (stabilisator): PGA, tragakant, benzalkonium klorida.
Tujuan stabilisator adalah menghambat pengendapan zat aktif obat
sehingga pada penuangan obat pertama dan terakhir mendekatisama
kadarnya. Suspensi merupakan cairan kental tetapi kekentalan suspensi
9 | Page

tidak boleh terlalu tinggi,sediaan harus dikocok dan mudah dituangkan. Suspensi dapat
digunakan secara oral maupun topikal.
Injectiones (injeksi, Obat Suntik)
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi atau serbuk
yang harus dilarutkanatau disuspensikan terlebih dahulu sebelum
digunakan, yang disuntikan dengan cara merobek jaringanke dalam kulit
atau melalui kulit atau selaput lendir.

Emulsa (Emulsi)
Emulsi adalah sistem dua fase, salah satu cairannya terdispersi
dalam cairan yang lain dalambentuk tetesan kecil. Jika minyak yang
merupakan fase terdispersi dan larutan dalam air merupakan
fasepembawa, sistem ini disebut emulsi minyak dalam air (A/M).
emulsi dapat distabilkan dengan penambahbahan pengemulsi
(surfaktan). Konsisten emulsi sangat beragam, mulai dari cairan yang
mudah dituanghingga krim setengah padat

Guttae (Tetes)
Sediaan cair berupa larutan (solutio), emulsi eliksir, atau suspensi,
dimaksudkan untuk obat dalam dan luar, digunakan dengan cara meneteskan
dengan alat penetes tertentu. Penetes yang dimaksud adalah penetes baku yang
tertera dalam Farmakope Indonesia.

Inhalasi
Sediaan obat/larutan terdiri atas 1/lebih bahan obat yg diberikan melalui
sal.nafas hidung/mulut utk memperoleh efek lokal/sistemik.

10 | P a g e

2. Semi Padat
Kelebihannya :
Kontak sediaan dengan kulit lebih lama.
Lebih sedikit mengandung air sehingga lebih sulit ditumbuhi bakteri.
Lebih mudah digunakan tanpa memerlukan alat bantu.
Jenis sediaan semi padat adalah :
Unguenta (salep)
Sediaan setengah padat dengan konsistensi menyerupai lemak yang mudah
dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Terdiri dari Remedium
Cardinale & Konstituen. Mudah dioleskan tanpa perlu pemanasan.
Dapat pula sebagai pelumas dan cocok untuk dermatitis kronik dan
kering. Dapat mencegah penguapan air permukaan kulit.

Pasta
Sediaan yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang
ditujukan untuk pemakaian topikal. Konsistensi pasta lebih
kenyal dari unguentum. Pasta tidak memberikan rasa
berminyak seperti halnya kebanyakan unguentum. Mengikat
cairan sekret (eksudat). Tidak mempunyai daya penetrasi gatal
dan terbuka, sehingga mengurangi rasa gatal lokal. Lebih
melekat pada kulit sehingga kontaknya dengan jaringan lebih
lama.

Krim
Sediaan setengah padat berupa emulsi mengandung air, dimaksudkan untuk
pemakaian luar. Krim cocok untuk kondisi inflamasi kronis dan kurang
merusak jaringan yang baru terbentuk. Dapat sebagai pendingin dan
pelembab. Penetrasi obat sangat bagus. Lebih mudah dibersihkan dari
kulit dibandingkan dengan salep.

11 | P a g e

Gel
Sediaan bermassa lembek berupa suspensi yg dibuat dr
partikel kecil senyawa organik/makromolekul senyawa
organik yg masing-masing terbungkus dan saling
terserap o/ cairan. Dapat berfungsi sebagai pendingin.

3. Padat
Pulvis (powder)
Bahan atau campuran yang homogen dari bahan-bahan yang
diserbukkan dan relatif kering. Sediaan topikal merupakan serbuk tabur.

Pulveres (divided powder)


Pemakaian peroral, mudah diberikan untuk anak & lansia. Dibagi
dalam bungkus-bungkus kecil kertas unit doses system (300- 500
mg). Dosis lebih tepat. Rasanya dapat merangsang mukosa
mulut & sal. cerna.

Kapsul
Sediaan padat yg terdiri dr obat dlm cangkang
keras/lunak yg dpt larut, di dalamnya dpt diisi dgn obat serbuk,
butiran, cair, semi padat. Lebih mudah ditelan. Dapat dilapisi
bahan tertentu. Dapat diisi bahan obat tunggal atau campuran.

12 | P a g e

Tablet
Sediaan padat, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa
zat tambahan. Praktis. Peresepan dan pelayanan di apotek cepat.
Lebih mudah dibawa dan disimpan.
Tablet dapat disalut dengan zat penyalut :

gula (sugar coating): menutupi rasa & bau yg tidak enak &
melindungi zat yg berkhasiat agar tidak mudah rusak.
Film coated: dilapisi selaput film yg tipis utk melindungi obat terhadap kelembaban
selama penyimpanan jg utk menutupi rasa & bau yg tidak enak.
Enteric coated: disalut dgn zat penyalut yg tidak hancur dlm asam lambung, tp hancur &
larut dlm usus halus.

Pil
Merupakan bentuk sediaan padat bundar & kecil mengandung bahan obat dan
dimaksudkan untuk pemakaian oral.

Suppositoria
BSO padat yang mengandung bahan obat dan bahan dasar diberikan dengan
cara memasukkannya melalui rectum, vagina atau uretra, dapat
melunak, larut atau meleleh pada suhu tubuh.

Cocok untuk (tujuan sistemik) :


pasien tak sadar, muntah, post operatif.
obat yang dirusak/iritatif di lambung.
Sediaan ini kurang menyenangkan pasien.

13 | P a g e

Faktor Menentukan Pemilihan Bentuk Sediaan Obat

Usia Penderita
a. Anak balita: sebaiknya diberikan oral dalam bentuk sediaan cairan ( solutio, suspensi,
emulsi,guttae) , karena bentuk sediaan cair lebih mudah diminum daripada bentuk
padat. Bentuk sediaan padat yang masih dapat diberikan ialah bentuk pulveres
(puyer), sedang bentuk tablet atau kapsul hendaknya dihindari bagi anak dibawah
umur lima tahun.
b. Orang dewasa : obat yang diberikan per oral lebih sering diberikan dalam bentuk
sediaan padatdaripada bentuk sediaan cair, oleh karena bentuk sediaan padat
(tablet/kapsul) umumnya lebihstabil dalam penyimpanan daripada sediaan cair.
c. Geriatri : dalam hal kesulitan menelan pada penderita lanjut usia, pilih bentuk sediaan
cair seperti bentuk sediaan pada anak-anak.

Keadaan umum penderita


a. penderita tidak sadar atau koma: dipilih bentuk sediaan injeksi atau rektal
b. penderita masuk rumah sakit atau berobat jalan.

Lokasi tubuh dimana obat harus bekerja


a. efek lokal: bentuk sediaan dapat berupa solutio/mixtura; suspensi/mixtura agitanda
unguentum/pasta. Bentuk sediaan tersebut harus dapat dibedakan untuk dipakai pada
kulitbiasa atau kulit berambut atau mukosa dan untuk kulit yang utuh atau terluka.
Penyerapan atau penetrasi obat melalui kulit: bentuk sediaan injeksi, atau
linimentum/cream/ unguentum/ cream dengan vehikulum tertentu
b. Efek sistemik : bentuk sediaan dapat berupa cairan atau padat, per oral, rektal atau
injeksi.

Kecepatan dan lama obat yang dikehendaki


obat berbentuk sediaan injeksi lebih cepat diabsorpsi daripada bentuk sediaan per oral
atau per rectal. obat dengan bentuk sediaan sustained release ( berupa tablet atau capsul)

14 | P a g e

bekerja lebihlama daripada bentuk sediaan tablet atau kapsul biasa, pemberiaan obat
cukup sekali atau dua kali sehari.

Bentuk teraupetik obat yang optimal dan efek samping yang minimal bagi penderita
a. Emetin HCI, morphin HCI diberikan dalam bentuk sediaan injeksi, tidak dalam
bentuk oral.
b. Vitamin C dalam bentuk sediaan cairan (oral) akan terurai, sehingga diberikan dalam
bentuksediaan tablet.

Bentuk sediaan yang paling enak/ cocok bagi penderita:a.


a. Bahan oral yang sangat pahit meskipun mudah larut dalam air tidak diberikan dalam
bentuksediaan cair, sehingga akan lebih enak diberikan dalam bentuk sediaan padat
(tablet/kapsul)Misalnya; Chloramphenicol, Cotrimoxsazol, Metronidazolb.
b. Bahan obat yang berbau amis: dipilih dalam bentuk sediaan tablet atau kapsul atau
lebihbaik dalam bentuk dagree. Misalnya berbagai garam Fe ( Ferosi Sulfat, Ferosi
klorida,Ferosi carbonas), karena bila diberikan dalam bentuk sediaan cair akan berasa
seperti besikaratan pada lidah sangat tidak menyenangkan

Dosis Obat
Definisi: Kuantitas yang di berikan pada satu waktu , seperti jumlah pengobatan tertentu.
Macam-macam dosis:
1. Dosis Medicinalis/therapeutik = Usual Dose
dosis yang umum digunakan yang dapat menyembuhkan pasien
2. Dosis maksimal
dosis terbesar/optimum yang dapat diberikan pada orang dewasa sehat tanpa
menimbulkan keracunan
Dosis maksimal berlaku untuk :

Obat oral(dalam)

Obat melalui anus (suppositoria, clysma)

Obat melalui vagina (ovula)

Obat suntik

15 | P a g e

Obat topical pd kulit

Obat tetes mata

Dosis maksimal tidak boleh melampaui, bila dilampaui:

Dengan sengaja; kemungkinan karena memang dibutuhkan dosis yang lebih besar
untuk penyakitnya => Jadi harus ada tanda seru dan paraf dari dokter ybs.
Dibelakang dosis tersebut.
Dengan tidak sengaja; kemungkinan karena kekeliruan => jadi resep tidak boleh
dibuat, dan dilaporkan/ditanyakan kepada dokter yang menulis, karena dosis hanya
boleh diubah oleh dokter ybs.
3. Dosis Toxica
dosis yang dapat menyebabkan keracunan tapi tidak sampai menyebabkan kematian.
4. Dosis lethalis
dosis yang dapat menyebabkan kematian.
Cara Perhitungan Dosis
1) Berdasarkan berat badan
CLARK (USA)
:
DM anak =
dewasa
BB (lbs )
DM
150 (JERMAN):
THREMISH FUER
DM anak=
dewasa
BB(kg )
DM
BLOCK (BELANDA):
70
DM anak=
dewasa
BB(kg )
DM
2) Berdasarkan umur: 62
YOUNG(anak <8th):
DM anak =
dewasa

n
DM
n
12
DILLING(anak >8th):

DM anak=

n
DM
20
FRIED (anak <2th)

DM anak=

n
DM
150

dewasa
dewasa

2) Berdasarkan luas permukaan tubuh terdiri dari:


AUSBERGER:
DM anak=
dewasa
4n 20
DM
150

16 | P a g e

Faktor Pemberian Dosis Obat


Faktor Obat
Dipengaruhi oleh sifat fisika, daya larut (air/lemak), bentuk(kristal/amorf), sifat kimia (asam,
basa,garam, ester), derajat keasaman (pH dan pKa), toksisitas.
Faktor Rute Pemberian Obat
Dosis obat yang diberikan melalui rute/cara pemberian apapun, harus mencapai dosis terapi
dalampada target organ. Dengan mempertimbangkan berbagai faktor, misanya faktor yang
membatasikemampuan absorbsi obat pada pemberian per oral, maka dosis oral berbeda dengan
dosis obat yangdiberikan secara parenteral. Dosis obat pada pemberian per oral lebih tinggi dari
pada per parenteral.
Faktor Penderita
Dipengaruhi oleh umur (anak, dewasa, geriatri), berat badan (normal, obesitas, malnutrisi),
luaspermukaan tubuh, ras dan sensitivitas individual.
Indikasi dan Patologi Penyakit
Penyebab penyakit
Keadaan pato-fisiologis, misalnya pada gangguan fungsi hepar dan/atau gangguan fungsi
ginjal,beberapa jenis obat dikontraindikasikan, atau dosis beberapa jenis obat perlu
diturunkan atauinterval pemberian diperlama.

Perhitungan Dosis Obat Untuk Anak


Anak bukanlah miniatur dewasa, oleh karena organ tubuhnya (hepar, ginjal, saluran
pencernaan,dan SSP) belum berfungsi secara sempurna, luas permukaan tubuh, kecepatan
metabolisme basal, sertavolume dan distribusi cairan tubuh berbeda dengan orang dewasa, maka
besar dosis pada anakditentukan berdasarkan pada keadan fisiologi anak. Dalam menghitung
dosis obat untuk anak, perludibedakan antara :

Prematur
Neonatus ( 1bln)
Infant ( s.d 1 thn)
Balita (>1-5 thn)
Anak ( 6-12 tahun)

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan dosis anak


Faktor farmakokinetik obat
Absorpsi
kemampuan absorpsi dipengaruhi oleh :
17 | P a g e

a. PH lambung dan usus


b. Waktu pengosongan lambung
c. Waktu transit
d. Enzim pencernaan
Distribusi
jumlah obat yang sampai di jaringan dipengaruhi oleh:
a. Massa jaringan
b. Kandungan lemak
c. Aliran darah
d. Permeabilitas membran
e. Kadar protein plasma
f. Volume cairan ekstraseluler
Metabolisme
kecepatan metabolisme dipengaruhi oleh:
a. Ukuran hepar
b. Kemampuan enzim mikrosomal
Eksresi
proses eksresi obat terutama melalui ginjal dan dipengaruhi oleh:
a. Kecepatan filtrasi glomeruler
b. Proses sekresi dan reabsopsi tubuler

Resep Obat
Resep obat adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, atau dokter hewan yg
punya ijin praktek kepada apoteker untuk membuat, menyediakan dan menyerahkan obat seperti
yang tertulis, kepada pasien. Resep juga merupakan kesimpulan dari apa yang telah diamati,
diperiksa, didiagnosis dan menetapkan terapi pada saat itu, dari seorang penderita (pasien) yang
dituangkan pada resep dalam bentuk obat
Macam Resep
Berdasarkan macamnya resep terbagi menjadi 3 jenis, yaitu berdasarkan kebutuhan, bentuk dan
isi.
1. Kebutuhan, terdiri dari :
a. Resep biasa : pembelian obatnya dapat dailakukan kapan saja tanpa perlu cepat-cepat.
b. Resep cyto : harus didahulukan dan secepat-cepatnya dalam pembuatanya, karena obat
harus dibutuhkan segera.

18 | P a g e

Maka berilah salah satu tanda ini :


-

Cyto

= cepat

Urgent = perlu

Statim

P.i.m (perikulum in mora) = penundaan dapat menyebabkan

= segera

2. Bentuk, terdiri dari :

Resep asli

Salinan resep /copy resep / apograph


Syaratnya:
- Disalin sesuai dengan resep aslinya
- Ditulis oleh pembuat resep dan ditandatangani
- Diberi tanda p.c.c (pro copy conform) berarti daisalin sesuai dengan aslinya
- Harus diberi tanda obat sudah diambil (det. / detur ) atau belum diambil (ne. det /
ne. detur)

3. Isi, terdiri dari : resep bius (mengandung obat bius / golongan narkotik), obat golongan keras,
obat golongan W, obat golongan bebas.
Kelengkapan Resep
Kelengkapan resep terdiri dari :
1. Superskripsio, yang terdiri dari nama dokter, alamat, tanggal, SIP, nomor resep dan nomor
telepon dokter.
2. Inskripsio, adalah isi resep yang terdiri dari daftar obat yang akan diberikan.
3. Subskribsio, adalah keterangan jumlah obat yang akan diberikan dan cara pembuatan obat.
19 | P a g e

4. Signature, adalah keterangan aturan pakai sampai paraf dokter.


5. Kelengkapan pasien, yang berisikan nama, umur, jenis kelamin, nomor telepon dan alamat
pasien

CARA PENULISAN dan PEMBACAAN RESEP

Cara penulisan dan pembacaan resep


- R/ =recipe=ambilah
Istilah-istilah :
m.f
pulv
d.t.d
No. XII

: campur
: pulvis/pulveres
(serbuk terbagi/tidak terbagi)
: da tales dosis
(berikan takaran sedemikian)
: dibuat dalam 12 kemasan

m.f. pulv. No. XX


campur, buatlah serbuk sebanyak 20 bungkus
m.f. pulv. d.t.d. No. X
campur, buatlah dengan takaran masing-masing di atas sejumlah 10 bungkus serbuk
- Interval pemberian
b.d.d (2 dd)
t.d.d (3 dd)

= bis de die
= ter de die

= sehari 2 kali
= sehari 3 kali

Saat pemberian
a.c.
= ante cibum
= sebelum makan
p.c.
= post coenam
= sesudah makan
d.d. pulv I a.c
3x sehari 1 bungkus sebelum makan

Teknik cara pakai


part dol.applie = part dolente applicatum
= oleskan pada tempat yang sakit
pro rectal
= secara rectal
ext. salut
ext. cres
pon. aur.

20 | P a g e

= externus supra alutan


= oleskan pada kulit lunak
= oleskan tebal
= pone aurem

pro vaginal

= di belakang telinga
= secara vagina

Hal penting dalam penulisan resep


1. Nama obat
Dalam genevitus diperbolehkan untuk disingkat tapi tidak membingungkan.

Ex : Dex ? Bisa dexamenthason (dexam) atau Dextrometorpan (DMP)

2. Jumlah Obat (dalam accusatives)

Satuan gram dalam resep tidak perlu ditulis, sedangkan ukuran lain harus ditulis
(seperti mg, cc, tetes, dll)

Bila jumlah dosis obat kurang dari 1 gram lebih baik ditulis dalam mg, dengan
maksud untuk menghindari kesalahan (ex : 0,250 250 mg)

3. Makna % dalam obat (menurut F.I. Ed IV)

% berat (b) / berat (b) adalah jumlah gram dalam 100 gram campuran

Contoh : Salep salisilat 10 % 10 gram as. Salisilat dalam gram campuran (salep)

% b / volume (v) adalah gram zat dalam 100 ml larutan (pelarutnya air atau yang
lain) larutan / suspensi suatu zat padat dalam cairan.

% v/v adalah jumlah zat dalam 100 ml larutan ( larutan cairan di dalam cairan)

% v/b adalah jumlah zat dalam 100 gram bahan untuk kadar (untuk kadar minyak
dalam simplicia) larutan padat dalam cairan.

4. Syarat Kertas Resep


21 | P a g e

a. Ukuran kertas menurut Kodeki menetapkan maximum seperempat folio (10,5 x


16,5 cm)
b. Tertera tulisan seperti pada inscription

5. Bahasa Resep
Yang digunakan adalah bahasa Latin, alasannya adalah :
a. Merupakan bahasa mati / baku
b. Disesuaikan dengan bahasa kedokteran
c. Nama zat dan tumbuh-tumbuhan (banyak dipakai untuk obat) dalam bahasa latin.
d. Supaya tidak dimengerti oleh orang awam / pasien.

6.
-

Prinsip penulisan resep yg rasional, ada 5 ketetapan :


Tepat OBAT
Tepat DOSIS
Tepat CARA PEMBERIAN
Tepat BENTUK
Tepat WAKTU PEMBERIAN

Penggolongan Obat Tradisional


Obat herbal tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan,
bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian ( galenik) atau campuran dari bahan tersebut, yang
secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.
Obat bahan alam yang ada di Indonesia saat dapat dikategorikan menjadi 3, yaitu jamu, obat
herbal terstandar, dan fitofarmaka.
Kelebihan :

Harga relatif murah

Mudah ditanam dan dibudidayakan

22 | P a g e

Kandungan bahan kimia lebih ringan

Jarang terdapat efek samping

Kekurangan :

Efek yang didapatkan tidak dapat dirasakn seketika

Belum memiliki jaminan keamanan

Efek farmakologisnya lemah


Bahan baku belum standar
Bersifat higroskopis serta voluminous
Belum dilakukan uji klinis
Mudah tercemar berbagai mikroorganisme

1.Jamu (Empirical based herbalmedicine)


Jamu adalah obat herbal tradisional yang disediakan secara
tradisional, yang berisi seluruh bahan Tanaman obat yang menjadi
penyusun jamu tersebut, higienis (bebas cemaran) serta digunakan
secara tradisional. Jamu telah digunakan secara turun-temurun selama
berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin ratusan tahun, Pada umumnya,
jenis ini dibuat dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur .
Bentuk jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai dengan
klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris turun temurun.

2. Obat Herbal Terstandar (Scientificbased herbal medicine)


Adalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau
penyarian bahan alam yang dapat berupa Tanaman obat, binatang,
maupun mineral. Untuk melaksanakan proses ini membutuhkan
peralatan yang lebih kompleks dan berharga mahal, ditambah dengant
enaga kerja yang mendukung dengan pengetahuan maupun
ketrampilan pembuatan ekstrak. Selain proses produksi dengan
teknologi maju, jenis ini telah ditunjang dengan pembuktian ilmiah
berupa penelitian-penelitian pre-klinik (uji pada hewan) dengan
mengikutis tandar kandungan bahan berkhasiat, standar pembuatan
23 | P a g e

ekstrak/sari Tanaman obat, standar pembuatan obat tradisional yang higienis, dan uji toksisitas
akutmaupun kronis.

3.Fitofarmaka (Clinical basedherbal medicine)


Fitofarmaka adalah obat herbal tradisional dari bahan alam
yang dapat disetarakan dengan obat modern karena proses
pembuatannya yang telah terstandar, ditunjang dengan bukti ilmiah
sampai dengan uji klinik pada manusia dengan kriteria memenuhi
syarati lmiah, protokol uji yang telah disetujui, pelaksana yang
kompeten, memenuhi prinsip etika, tempat pelaksanaan uji memenuhi
syarat. Dengan uji klinik akan lebih meyakinkan para profesi medis
untuk menggunakan obat herbal di sarana pelayanan kesehatan. Masyarakat juga bisa didorong
untuk menggunakan obat herbal karena manfaatnya jelas dengan pembuktian secara ilimiah.

Obat Tradisional untuk Bau Mulut


Bau mulut yang tidak sedap dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: sisa makanan yang
dikeluarkan melalui pernapasan atau yang tersimpan di sela-sela gigi, peragian sisa makanan
pada gigi, gigi berlubang, penyakit hati, peradangan gusi dan lain-lain.
Untuk mengatasi bau mulut harus dicari penyebabnya terlebih dahulu. Untuk mengatasi bau
mulut yang kurang sedap dapat digunakan ramuan-ramuan obat herbal tradisional untuk bau
mulut sebagai berikut:
Ramuan Obat Herbal Tradisional :

24 | P a g e

10 lembar daun sirih direbus dengan air secukupnya, kemudian airnya digunakan untuk
berkumur-kumur.

10 butir kapulaga dan 30 gram daun pegangan direbus dengan air secukupnya, kemudian
airnya diminum selagi hangat.

15 gram daun beluntas, 2 butir kapulaga, 1 sendok the adas, dan garam secukupnya
direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 250 cc, kemudian diminum selagi hangat.

25 gram kencur direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc. Air rebusannya diminum
selagi hangat. Atau, dapat juga dikunyah, airnya ditelan dan ampasnya dibuang.

1 genggam bunga belimbing wuluh direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc.
Setelah dingin, disaring, kemudian digunakan untuk berkumur-kumur.

Obat Tradisional untuk Sariawan


Sariawan adalah tukak kecil, dengan dasar berwarna keputih-putihan, yang terjadi pada lidah,
bibir, atau gusi sehingga dapat menimbulkan rasa nyeri.
Sariawan disebabkan oleh kurangnya zat besi, vitamin B12, vitamin C, tetapi dapat juga timbul
karena stress, atau tergigit oleh gigi ketika makan.
Ramuan Tanaman obat herbal sariawan :

Rebus 5 lembar daun sirih segar dengan air secukupnya. kemudian air rebusanya
diminum selagi hangat.

30 gram daun ketepeng cina direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc airnya
diminum selagi hangat

Daun kembang merak secukupnya direbus dengan air secukupnya kemudian airnya
digunakan untuk berkumur-kumur.

25 | P a g e

3 jari asam jawa (dibuang bijinya) dan gula merah secukupnya rebus dengan air
secukupnya. Rebusan disaring, airnya diminum selagi hangat.

30 gram daun kembang sepatu dicuci bersih, potong-potong, lalu seduh dengan 100 mL
air mendidih selama 15 menit. Setelah dingin, saring.

Cuci bersih 20 gram kunyit yang telah diiris-iris, 20 gram asam jawa tanpa biji, dan 20
gram daun saga segar. Potong-potong semua bahan, lalu seduh dengan 500 mL air hingga
tersisa 200 mL. Setelah dingin saring.

Cuci bersih 3 lembar daun sirih, kunyah sampai lumat dan biarkan di dalam mulut
beberapa menit. Telan air hasil mengunyah dan buang ampasnya. Lakukan 3 kali sehari.

Daftar Pustaka
Dorland. 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Jakarta: EGC
www.google.com (gambar)
26 | P a g e

Staf Pengajar FKUI. 2007. Farmakologi dan Terapi. Jakarta. Balai Penerbit FKUI
http://www.scribd.com/doc/38292137/8/BENTUK-SEDIAAN-OBAT (Bahan Belajar
Ketrampilan Medik FARMASI KEDOKTERAN Fakultas Kedokteran Universitas Mataram)
http://medicastore.com/
www.tanaman-obat.com
Tim Pengajar Farmasi Kedokteran FKUPNVJ. 2006 .Buku Ajar Farmasi Kedokteran.Jakarta.
Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran UPN Veteran Jakarta

27 | P a g e

You might also like