You are on page 1of 16

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN PADA

SISTEM PENCERNAAN STOMATITIS


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sariawan merupakan bahasa awam untuk berbagai macam lesi/benjolan yang timbul di
rongga mulut. Namun biasanya jenis sariawan yang sering timbul sehari-hari pada rongga mulut
kita disebut (dalam istilah kedokteran gigi) adalah Stomatitis Aftosa Rekuren. Sariawan atau
stomatitis adalah radang yang terjadi pada mukosa mulut, biasanya berupa bercak putih
kekuningan. Bercak itu dapat berupa bercak tunggal maupun berkelompok. Sariawan dapat
menyerang selaput lendir pipi bagian dalam, bibir bagian dalam, lidah, gusi, serta langit-langit
dalam rongga mulut. Meskipun tidak tergolong berbahaya, namun sariawan sangat mengganggu.
Ada pula yang mengatakan bahwa sariawan merupakan reaksi imunologik abnormal pada rongga
mulut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Penyakit
1. Pengertian
Sariawan atau stomatitis adalah radang yang terjadi pada mukosa mulut, biasanya berupa
bercak putih kekuningan. Bercak itu dapat berupa bercak tunggal maupun berkelompok.
Sariawan dapat menyerang selaput lendir pipi bagian dalam, bibir bagian dalam, lidah, gusi, serta
langit-langit dalam rongga mulut. Meskipun tidak tergolong berbahaya, namun sariawan sangat

mengganggu. Ada pula yang mengatakan bahwa sariawan merupakan reaksi imunologik
abnormal pada rongga mulut. (http://putrisayangbunda.blog.com)
Stomatitis adalah kondisi peradangan pada mulut karena kontak dengan pengiritasi
seperti tembakau;defisiensi vitamin; infeksi oleh bakteri, virus atau jamur;atau penggunaan obat
kemoterapi (Potter & Perry,2005)
Penyakit sariawan yang umum/stomamatitis afrosa ialah penyakit rongga mulut yang
sukar di pahami timbul pada saat tertentu (biasanya pada permulaan usia dewasa) mengenai 20%
populasi (Robins Kumar,1995)
2. Etiologi
Sampai saat ini penyebab utama dari Sariawan belum diketahui. Namun para ahli telah
menduga banyak hal yang menjadi penyebab timbulnya sariawan ini, diantaranya adalah :
Penyebab yang berasal dari keadaan dalam mulut seperti :
Kebersihan mulut yang kurang
Letak susunan gigi/ kawat gigi
Makanan /minuman yang panas dan pedas
Rokok
Pasta gigi yang tidak cocok
Lipstik
Infeksi jamur
Overhang tambalan atau karies, protesa (gigi tiruan)
Luka pada bibir akibat tergigit/benturan.
Bagian dari penyakit sistemik antara lain :

Reaksi alergi : seriawan timbul setelah makan jenis makanan tertentu.


Jenis makanan ini berbeda untuk tiap-tiap penderita.
Hormonal imbalance
Stres mental
Kekurangan vitamin B12 dan mineral
Gangguan pencernaan
Radiasi.
Infeksi virus dan bakteri juga diduga sebagai pencetus timbulnya Sariawan ini. Ada pula
yang mengatakan bahwa sariawan merupakan reaksi imunologik abnormal pada rongga mulut.
Dan imunologik sangat erat hubungannya dengan psikologis (stress). Faktor psikologis (stress)
telah diselidiki berhubungan dengan timbulnya stomatitis (sariawan) di sebagian besar
masyarakat.
3. Klasifikasi
a. Stomatitis Primer, meliputi :
Recurrent Aphtouch Stomatitis (RAS)
Merupakan ulcer yang terjadi berulang. Bentuknya 2 5 mm, awal lesi kecil, dan berwarna
kemerahan. Akan sembuh 2 minggu tanpa luka parut.
Herpes Simplek Stomatitis
Stomatitis yang disebabkan oleh virus. Bentuknya menyerupai vesikel.
Vincents Stomatitis
Stomatitis yang terjadi pada jaringan normal ketika daya tahan tubuh menurun. Etiologinya,
bakteri normal yang ada pada mulut, yaitu B. Flora. Bentuk stomatitis ini erythem, ulcer dan
nekrosis pada ginggival.

Traumatik Ulcer
Stomatitis yang ditemukan karena trauma. Bentuknya lesi lebih jelas, dan nyeri tidak hebat.
b. Stomatitis Sekunder, merupakan stomatitis yang secara umum terjadi akibat infeksi oleh virus
atau bakteri ketika host (inang) resisten baik lokal maupun sistemik.
4. Patofisiologi
Identifikasi pada pasien dengan resiko tinggi, memungkinkan dokter gigi untuk memulai
evaluasi pra-perawatan dan melakukan tindakan profilaktis yang terukur untuk meminimalkan
insidens dan morbiditas yang berkaitan dengan toksisitas rongga mulut. Faktor resiko paling
utama pada perkembangan komplikasi oral selama dan terhadap perawatan adalah pra-kehadiran
penyakit mulut dan gigi, perhatian yang kurang terhadap rongga mulut selama terapi dan faktor
lainnya berpengaruh pada ketahanan dari rongga mulut. Faktor resiko lainnya adalah : tipe dari
kanker (melibatkan lokasi dan histology), penggunaan antineoplastik, dosis dan administrasi
penjadwalan perawatan, kemudian area radiasi, dosisnya, jadwal dilakukan radiasi (kekerapan
dan durasi dari antisipasi myelosuppresi) serta umur pasien. Keadaan sebelum hadirnya penyakit
seperti adanya kalkulus, gigi yang rusak, kesalahan restorasi, penyakit periodontal, gingivitis dan
penggunaan alat prostodontik, berkontribusi terhadap berkembangnya infeksi lokal dan sistemik.
Kolonisasi bakteri dan jamur dari kalkulus, plak, pulpa, poket periodontal, kerusakan operculum,
gigi palsu, dan penggunaan alat-alat kedokteran gigi merupakan sebuah lahan yang subur buat
organisme opportunistik dan pathogenistik yang mungkin berkembang pada infeksi lokal dan
sistemik. Tambalan yang berlebih atau peralatan lain yang melekat pada gigi, membuat lapisan
mulut lebih buruk, menebal dan mengalami atropi, kemudian menghasilkan ulserasi local
(stomatitis).

5. Tanda dan Gejala


a.

Masa prodromal atau penyakit 1 24 jam :


Hipersensitive dan perasaan seperti terbakar

b. Stadium Pre Ulcerasi


Adanya udema / pembengkakkan setempat dengan terbentuknya makula pavula serta terjadi
peninggian 1- 3 hari

c.

Stadium Ulcerasi
Pada stadium ini timbul rasa sakit terjadi nekrosis ditengah-tengahnya, batas sisinya merah dan
udema tonsilasi ini bertahan lama 1 16 hari. Masa penyembuhan ini untuk tiap-tiap individu
berbeda yaitu 1 5 minggu.

6. Manajemen Medik
Hindari makanan yang semakin memperburuk kondisi seperti cabai
Sembuhkan penyakit atau keadaan yang mendasarinya.
Pelihara kebersihan mulut dan gigi serta mengkonsumsi nutrisi yang cukup, terutama makanan
yang mengandung vitamin 12 dan zat besi.
Hindari stress
Pemberian Atibiotik
Terapi
Pengobatan stomatitis karena herpes adalah konservatif. Pada beberapa kasus
diperlukan antivirus. Untuk gejala lokal dengan kumur air hangat dicampur garam (jangan
menggunakan antiseptik karena menyebabkan iritasi) dan penghilang rasa sakit topikal.

Pengobatan stomatitis aphtosa terutama penghilang rasa sakit topikal. Pengobatan jangka
panjang yang efektif adalah menghindari faktor pencetus.
Digunakan

dua

terapi

yang

dianjurkan

yaitu:

1. Injeksi vitamin B12 IM (1000 mcg per minggu untuk bulan pertama dan kemudian 1000 mcg
per bulan) untuk pasien dengan level serum vitamin B12 dibawah 100 pg/ml, pasien dengan
neuropathy peripheral atau anemia makrocytik, dan pasien berasal dari golongan sosioekonomi
bawah.
2. Tablet vitamin B12 sublingual (1000 mcg) per hari. Tidak ada perawatan lain yang diberikan
untuk penderita RAS selama perawatan dan pada waktu follow-up. Periode follow-up mulai dari
3 bulan sampai 4 tahun.
7. Komplikasi
Stomatitis jarang menyebabkan komplikasi yang serius namun dapat terjadi infeksi luas
di daerah bibir dan rongga mulut seperti abses dan radang.
Dampak gangguan pada kebutuhan dasar manusia;

Pola nutrisi : nafsu makan menjadi berkurang, pola makan menjadi tidak teratur

Pola aktivitas : kemampuan untuk berkomunikasi menjadi sulit.

Pola Hygiene : kurang menjaga kebersihan mulut

Terganggunya

rasa

nyaman

biasanya

yang

sering

dijumpai

adalah

perih

8. Pemeriksaan Diagnostik
Dilakukan pengolesan lesi dengan toluidin biru 1% topikal dengan swab atau kumur
sedangkan

diagnosis

Pemeriksaan laboratorium :

pasti

dengan

menggunakan

biopsi.

WBC menurun pada stomatitis sekunder


Pemeriksaan kultur virus ; cairan vesikel dari herpes simplek stomatitis
Pemeriksaan cultur bakteri ; eksudat untuk membentuk vincents stomatitis

B. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
Aktivitas/Istirahat
Gejala : Lemas,lesu (malaise), kemampuan untuk berkomunikasi menjadi sulit
Tanda : Sulit untuk melakukan aktivitas
Makanan /cairan
Gejala : Kurang nafsu makan, nyeri pada saat mengunyah
Tanda

: Berat badan menurun, porsi makan tidak dihabiskan

Nyeri/ Kenyamanan
Gejala

: Nyeri pada bagian mulut

Tanda : Wajah tampak meringis, membrane mukosa tampat bengkak

dan kemerahan

Keamanan
Gejala : Hemorrhage (pendarahan) akibat kerusakan membrane mukosa oral
Tanda : suhu tubuh naik, mukosa mulut tampak bengkak dan memerah( hiperemi)
Personal Hygiene
Gejala : tidak dapat melakukan oral hygiene
Tanda : bau nafas

b. Klasifikasi Data
Data subyektif:
Klien mengatakan nyeri
Klien mengatakan nafsu makan berkurang
Klien mengeluh lesu, lemas (malaise)
Klien mengeluh nyeri saat mengunyah makanan.
Klien mengatakan susah bergaul/berkomunikasi dengan orang lain
Data obyektif:
Perubahan mukosa oral
Wajah tampak meringis
Intoleransi pasta gigi, kurang vitamin C, oral hygene yang buruk
Antropometri: penurunan berat badan
Diet : porsi makan tidak habis
Adanya lesi di membran mukosa oral
Suhu tubuh naik
Membran mukosa tampak bengkak dan kemerahan
Tidak dapat berkomunikasi verbal dengan baik
Kerusakan vaskular,selular,dan matrik
c.

Analisa Data
NO.
1.

Symptom

Etiologi

DS:

Peradangan

Klien mengatakan merasa

(inflamasi)

nyeri

DO:

Kerusakan membran

Problem
Nyeri

- Perubahan mukosa oral.

mukosa

- Wajah tampak meringis

- Intoleransi pasta gigi,

nyeri

kurang vitamin C, oral


hygene yang buruk

2.

DS :

Intoleransi pasta gigi,

Klien mengatakan nafsu

kurang vitamin C, oral

makan berkurang.
Klien mengatakan lesu,
lemas (malaise).
DO :
- Antropometri: penurunan
berat badan
Diet : makan tidak habis

Nutrisi kurang dari


kebutuhan

hygene yang buruk

Kerusakan
vaskular,selular,dan
matrik

Perubahan mukosa

Nafsu makan
berkurang

3.

DS :
Klien mengeluh nyeri saat

Nutrisi kurang dari


kebutuhan
Alergen

Perubahan
membrane mukosa

Alergi dan defisiensi


mengunyah makanan.
DO :
- Suhu tubuh naik
- Adanya lesi di membran

immunologi

Inflamasi
(peradangan)

mukosa oral
- Membran mukosa tampak

Pelepasan mediator
inflamasi

oral

bengkak dan kemerahan

(prostalgadin)

Nyeri

Perubahan membran

4.

DS :
Klien mengatakan susah

mukosa oral

bergaul/berkomunikasi

dengan orang lain.


DO :
-

Tidak dapat
berkomunikasi verbal

mukosa oral
Perubahan membran

Gangguan
komunikasi verbal

Timbul lesi

Nyeri

dengan baik

Gangguan komunikasi

Kerusakan

verbal

vaskular,selular,dan matrik
d. Prioritas Masalah

Nyeri

Nutrisi kurang dari kebutuhan


Perubahan membrane mukosa oral
Gangguan komunikasi verbal
2. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri berhubungan dengan kerusakan membran mukosa oral, ditandai dengan;
DS:
Klien mengatakan merasa nyeri
DO:
Perubahan mukosa oral

Wajah tampak meringis


Intoleransi pasta gigi, kurang vitamin C, oral hygene yang buruk
2)

Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan perubahan mucosa oral penurunan
keinginan untuk makan sekunder akibat rasa nyeri di mukosa mulut, ditandai dengan;
DS:

Klien mengatakan nafsu makan berkurang


Klien mengatakan lesu, lemas (malaise)
DO:
Antropometri: penurunan berat badan
Diet : makan tidak habis
3) Perubahan mukosa oral berhubungan dengan proses peradangan (inflamasi) ditandai dengan;
DS:
Klien mengeluh nyeri saat mengunyah makanan
DO:
Suhu tubuh naik
Adanya lesi di membran mukosa oral
Membran mukosa tampak bengkak dan kemerahan
4) Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan nyeri di mukosa mulut, ditandai dengan;
DS:
Klien mengatakan susah bergaul/ berkomunikasi dengan oramg lain
DO:
Tidak dapat melakukan komunikasi verbal dengan baik
Kerusakan vaskular,selular,dan matrik

4) Rencana Keperawatan
NO
1.

Tujuan
Nyeri

Intervensi

Rasional

1. Pantau aktivitas klien, 1. Mencegah terjadinya

Tupan :

cegah hal-hal yang bisa

stomatitis atau

Setelah dilakukan

memicu terjadinya

membuat semakin

tindakan keperawatan

stomatitis

parah

7 hari nyeri hilang


Tupen :

2. Stomatitis bisa
2. Kaji adanya komplikasi

mengakibatkan

Setelah dilakukan

akibat kerusakan

komplikasi yang lebih

tindakan keperawatan

membran mukosa oral

parah jika

3 hari nyeri

tidak segera ditangani

berkurang
Kriteria Hasil :

3. Antibiotik digunakan
3. Kolaborasi pemberian

untuk mengobati

- nyeri berkurang

antibiotik dan obat

infeksi dan obat

- Lesi berkurang dan

kumur

kumur bisa

berangsur sembuh.

menghilangkan

- Membran mukosa oral

kuman-kuman di

lembab

mulut sehingga bisa


mencegah terjadinya
infeksi lebih lanjut.
4. Reaksi alergi bisa
menimbulkan infeksi
4. Menghindari makanan
dan obat-obatan atau zat
yang dapat menimbulkan5. Oral hygine yang baik
reaksi alergi pada rongga

dapat mencegah

mulut.

timbulnya stomatitis

5. Ajarkan oral hygene


yang baik

2.

Nutrisi kurang dari 1. Beri nutrisi dalam

1. Makanan yang lunak

kebutuhan

keadaan lunak ; porsi

meminimalkan kerja

Tupan :

sedikit tapi sering.

mulut dalam

Setelah dilakukan

mengunyah makanan.

tindakan keperawatan
7 hari kebutuhan

badan yang menurun

nutrisi dapat terpenuhi2. Pantau berat badan tiap

ataupun meningkat

Tupen :

hari

3. Nutrisi meningkat

Setelah dilakukan

akan meningkatkan

tindakan keperawatan

berat badan

3 hari kebutuhan

3. Kolaborasi dengan ahli 4. Adanya kalori

nutrisi berangsur-

gizi dalam pemberian

(sumber energi) akan

angsur normal.

nutrisi

mempercepat proses

Kriteria Hasil :

4. Berikan informasi

- Status nutrisi

penyembuhan

tentang zat-zat makanan

terpenuhi

yang sangat penting bagi

- nafsu makan klien

keseimbangan

timbul kembali
3.

2. Mengevaluasi berat

metabolisme tubuh

- berat badan normal


Perubahan membrane1. Berikan makanan yang 1. Makanan yang
mukosa oral

tidak merangsang, seperti merangsang, terlalu

Tupan :

makanan yang

panas dan terlalu

Setelah dilakukan

mengandung zat kimia,

dingin, serta pasta gigi

tindakan keperawatan

makanan yang terlalu

yang merangsang

7 hari membran

panas dan terlalu dingin

dapat menimbulkan

mukosa oral kembali

serta menghindari pasta

nyeri di bagian yang

normal

gigi

sariawan

Tupen:

2. Kolaborasi pemberian

Setelah dilakukan

analgesic dan

tindakan keperawatan

kortikosteroid

2. Analgesic dapat
mengurangi rasa nyeri

4 hari membrane

Dan kotikosteroid

mukosa oral berangsur

untuk mengurangi

sembuh

peradangan.

Kriteria Hasil :

3. Beri penjelasan tentang 3. Jika klien mengetahui

- Hilangnya rasa sakit

faktor penyebab

factor penyebab maka

dan perih di mukosa

klien dapat mencegah

mulut

hal tersebut terjadi

- Tidak bengkak dan

kembali.

hiperemi

4. Sayuran, Vitamin B

- Suhu badan normal 4. Menganjurkan klien

4.

12, Vitamin C dan

untuk memperbanyak

zat besi dapat

mengkonsumsi buah dan

mencegah terjadinya

sayuran terutama

sariawan dan nutrisi

vitamin B12, Vitamin C

yang meningkat akan

dan zat Besi

mempercepat proses

Gangguan komunikasi1. Berikan kondisi

penyembuhan
1. Lingkungan yang

verbal

lingkungan yang nyaman

nyaman akan

Tupan :

untuk klien

membuat klien aktif

Setelah dilakukan

dalam beraktifitas

tindakan keperawatan
7 hari gangguan

2. Analgesic dapat

2. Pemberian analgesic dan

komunikasi verbal

kortikosteroid

mengurangi rasa nyeri


dan kortikosteroid

dapat teratasi

dapar mencegah

Tupen:

peradangan akibat

Setelah dilakukan

kerusakan membran

tindakan keperawatan

mukosa

3 hari gangguan

3. Agar klien dapat

komunikasi verbal
berangsur-angsur
membaik

mengetahui yang
3. Beri penjelasan dan
pengetahuan

menjadi pentebab dari


penyakitnya sehingga

Kriteria Hasil :

mengenai penyakitnya

klien dapat

- Klien sudah dapat

mencegahnya

berkomunikasi

4. Dengan mengikuti

dengan orang lain

kegiatan akan mudah


4. Dorong klien untuk ikut

untuk beradaptasi

berpartisipasi dalam

dengan kondisi sekitar

setiap kegiatan

sehingga bisa
mengurangi stres

5) Implementasi
No
.
1.

Hari /
tanggal
Senin,
1/10/2010

Jam

Implementasi

07.30 1. Memantau aktivitas klien, untuk cegah hal-hal yang


bisa memicu terjadinya stomatitis
07.35 2. Memeriksa keadaan klien untuk mengetahui adanya
komplikasi akibat kerusakan membran mukosa oral
3. Memberikan antibiotic 500 gr dan obat kumur
07.45 4. Memberitahu klien untuk menghindari makanan
08.50

dan obat-obatan atau zat yang dapat menimbulkan


reaksi alergi pada rongga mulut.
5. Mengajarkan cara merawat mulut dan menyikat gigi.

2.

Senin,
1/10/2010

09.00
09.15 1. Memberikan nutrisi dalam keadaan lunak sebanyak
100 gr.
09.30
2. Menimbang berat badan klien.
09.35
3. Memberikan informasi tentang zat-zat makanan

3.

Senin ,
1/10/2010

yang
sangat
penting
bagi
keseimbangan
metabolisme tubuh.
09.45 1. Memberikan nutrisi dalam keadaan lunak sebanyak
100 gr
10.00 2. Memberikan obat analgesic dan memberikan obat
kortikosteroid 500 gr.
10.05 3. Memberikan penjelasan tentang faktor penyebab
stomatitis.
10.15 4.

Menganjurkan
mengkonsumsi

4.

Senin,
1/10/2010

klien
buah

untuk
dan

memperbanyak

sayuran

terutama

vitamin B12, Vitamin C dan zat Besi


10.30 1. Memberikan posisi fowler pada klien
10.35 2.

Memberikan

analgesic

dan

memberikan

dan

pengetahuan

kortikosteroid 500 gr.


10.40 3.

Memberikan

penjelasan

mengenai konsep diri


10.50 4. Memberitahu klien untuk ikut berpartisipasi dalam
setiap kegiatan
DAFTAR PUSTAKA
Potter & Perry. Fundamental Keperawatan, konsep, proses dan praktik. 2005. Jakarta : EGC.
Robins Kumar. Patologi II Edisi 4.1995. Jakarta: EGC

You might also like