Professional Documents
Culture Documents
anus.
http://amarayah.blogspot.com/2013/06/laporanpendahuluan-fistula.html
Minggu, 16 Juni 2013
Laporan Pendahuluan Fistula
A. Definisi
Fistula adalah suatu ostium abnormal, berliku-liku antara dua organ berongga internal
atau antara organ internal dengan tubuh bagian luar. Fistula ani adalah Luka bernanah / borok
sulit sembuh disamping anus. Fistula ani atau Fistel paraanal adalah saluran yang menyerupai
pipa (fistula, latin = pipa). Sering teraba menyerupai pipa/saluran yang mengeras. Saluran ini
terbentuk mulai dari dalam anus (anorektal) menembus keluar bokong (perineum).
B. Etiologi
Kebanyakan fistula berawal dari kelenjar dalam di dinding anus atau rektum. Kadangkadang fistula merupakan akibat dari pengeluaran nanah pada abses anorektal. Tetapi lebih
sering, penyebabnya tidak dapat diketahui.
Fistula sering ditemukan pada penderita:
- penyakit Crohn
- tuberkulosis
- divertikulitis
- kanker atau cedera anus maupun rektum.
Fistula pada anak-anak biasanya merupakan cacat bawaan, dimana fistula tertentu lebih
sering ditemukan pada anak laki-laki.
C. Manifestasi Klinik
Gejala tergantung pada kekhususan defek. Pus atau feses dapat bocor secara konstan dari
lubang kutaneus. Gejala ini mungkin pasase flatus atau feses dari vagina atau kandung
kemih,tergantung pada saluran fistula. Fistula yang tidak teratasi dapat menyebabkan infeksi
sistemik disertai gejala yang berhubungan.
D. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan di daerah anus, dimana ditemukan
satu atau lebih pembukaan fistula atau teraba adanya fistula di bawah permukaan. Sebuah alat
penguji bisa dimasukan untuk menentukan kedalaman dan arahnya. Ujung dalamnya bisa
ditentukan lokasinya dengan melihat melalui anoskopyang dimasukkan ke dalam rektum.
E. Penatalaksanaan
Pembedahan
selalu
dianjurkan
karena
beberapa
fistula
sembuh
secara
spontan. Fistulektomi (eksisi saluran fistula) adalah prosedur yang dianjurkan. Usus bawah
dievakuasi secara seksama dengan enema yang diprogramkan.
Selama pembedahan, saluran sinus diidentifikasi dengan memasang alat ke dalamnya
atau dengan menginjeksi saluran dengan larutan biru metilen. Fistula didiseksi ke luar atau
dibiarkan terbuka, dan insisi lubang rektalnya mengarah keluar. Luka diberi tampon dengan kasa.
F. Komplikasi
1. Infeksi
2. Gangguan fungsi reproduksi
3. Gangguan dalam berkemih
4. Gangguan dalam defekasi
5. Ruptur/ perforasi organ yang terkait
G. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
a. Sirkulasi
Tanda : Peningkatan TD (efek pembesaran ginjal)
b. Eliminasi
Gejala : Penurunan kekuatan /dorongan aliran urin, tetesan
Tanda : Feses keluar melalui fistula
c. Makanan/cairan
Gejala : Anoreksia; mual dan muntah
Tanda : Penurunan Berat Badan
d. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Nyeri suprapubik, daerah fistula dan nyeri punggung bawah
e. Keamanan
Gejala : Demam
f. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Rencana pembedahan
Rencana Pemulangan :
Memerlukan bantuan dengan manajemen terapi
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa, proses inflamasi
b. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh, proses pembedahan
c. Gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan pola defekasi.
d. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi, kesalahan interpretasi.
3. Rencana Asuhan Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa, proses inflamasi
Tujuan : Nyeri berkurang atau hilang
Intervensi
Rasional
1. Dorong pasien untuk melaporkan nyeri. Mencoba untuk mentoleransi nyeri tanpa
2. Kaji laporan kram abdomen atau nyeri, analgesik.
catat lokasi, lamanya, intensitas.
dengan abdomen.
4. Kaji
ulang
Dapat
faktor-faktor
digunakan
yang petunjuk
pada
hubungan
verbal
mengidentifikasi
untuk
luas/
beratnya
menunjukkan
dengan
tepat
kulit
dari
asam
usus,
mencegah ekskoriasi.
Dapat menunjukkan terjadinya obstruksi
usus karena inflamasi, edema, dan
jaringan parut.
b. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh, proses pembedahan
Tujuan : Klien bebas dari tanda-tanda infeksi
Intervensi
Rasional
1. Suhu malam hari memuncak yang
1. Pantau
tanda-tanda
vital,
kembali ke normal pada pagi hari
perhatikan peningkatan suhu.
adalah karakteristik infeksi.
2. Obeservasi
penyatuan
adanya inflamasi
2. Perkembangan
infeksi
luka,
memperlambat pemulihan.
dapat
3. Pantau
pernapasan,
napas.
Pertahankan
tempat
tidur
tinggi
pembedahan,
peritonitis
membalik, batuk, dan napas dapat terjadi bila usus terganggu, mis,
ruptur
dalam.
praoperasi,
kebocoran
anastomosis.
4. Observasi
terhadap
tanda/
5. melindungi pasien dari kontaminasi
gejala peritonitis, mis, demam,
silang selama penggantian balutan.
peningkatan nyeri, distensi
Balutan basah bertindak sebagai
abdomen.
retrograd,
menyerap
kontaminan
eksternal.
terhadap
penyakit
penanganannya
penguatan
dan
terbuka
tentang memandang
pembatasan
yang
untuk menghadapinya.
d. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
Tujuan : Kecemasan berkurang atau teratasi
Intervensi
Rasional
1. Catat petunjuk perilaku mis, gelisah,
1. Stres dapat terjadi sebagai akibat gejala
peka
rangsang,
kontak
mata,
menolak,
perilaku
perhatian.
hubungan
terapeutik.
diekspresikan
orang
lain.
4. Keterlibatan pasien dalam perencanaan
Tingkatkan
perhatian
pasien.
lingkungan
relaksasi,
membantu
menurunkan ansietas.
tenang
dan
6. tindakan dukungan dapat membantu
istirahat.
perhatian,
perilaku
perhatian.
7. Bantu pasien belajar mekanisme koping
baru, mis teknik mengatasi stres.
e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi, kesalahan interpretasi.
Rasional
pengetahuan
memberikan
dasar
kebutuhan
dan
belajar
hubungan
faktor
yang
2. Pengetahuan
dasar
yang
akurat
kebutuhan
evaluasi
meningkatkan
kerjasama
dalam
jangka program.
4. menurunkan penyebaran bakteri dan
resiko iritasi kulit/kerusakan, infeksi.
5. Pasien dengan inflamasi beresiko untuk
kanker dan evaluasi diagnostik teratur
dapat diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes Marilynn E, dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Ed.3. EGC. Jakarta.
Mansjoer Arief, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Ed 3. Penerbit Media Aesculapuis FKUI.
Jakarta.
Smeltzer Suzanne. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Ed 8. EGC. Jakarta