You are on page 1of 7

umat, 11 April 2014

LAPORAN PENDAHULUAN TUMOR OTAK


LAPORAN PENDAHULUAN
TUMOR OTAK

Di Susun Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.

Diana Fitri N
Dwi Septiani
Fendi Nur Cahyadi
Rahayu Wijayanti
Wiwit Desiana

AKADEMI PERAWATAN (AKPER) SERULINGMAS CILACAP


2014

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumor otak bisa primer (50%), bisa sekunder (50%), tumor primer kira kira 50%
adalah glioma, 20% meningioma, 15 % adenoma dan 7% neurinoma. Pada orang dewasa,
60% terletak supratentorial. Pada anak, 70% terletak di infratentorial. Pada anak yang paling
sering adalah tumor serebelum, yaitu meduloblastoma dan astrositoma.
Tumor primer bisa timbul jaringan otak, meningen, hipofisis dan selaput mielin.
Tumor sekunder bisa berasal dari hampir semua tumor di tubuh. Yang paling sering berasal
dari tumor paru paru pada pria dan tumor payudara pada wanita. Tumor otak lebih sering
mengenai pria daripada wanita, dengan perbandingan 55:45, kecuali meningioma yang lebih
sering timbul pada wanita daripada pria perbandingan 2:1.
B. Tujuan Penulisan

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tujuan penulisan yaitu:


Mengetahui dan memahami pemanahan tentang pengertian tumor otak
Mengetahui tanda dan gejala tumor otak
Mengetahui manifestasi tumor otak
Mengetahui patofisiologi tumor otak
Mengetahui diagnosa keperawatan pada tumor otak
Mengetahui intervensi keperawatan pada tumor otak

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Tumor otak bisa primer (50%), bisa sekunder (50%), tumor primer kira kira 50%
adalah glioma, 20% meningioma, 15 % adenoma dan 7% neurinoma. Pada orang dewasa,
60% terletak supratentorial. Pada anak, 70% terletak di infratentorial. Pada anak yang paling
sering adalah tumor serebelum, yaitu meduloblastoma dan astrositoma.(Harsono.1996)
Tumor intrakranial (termasuk lesi desak ruang) besifat jinak maupun ganas, timbul
dalam otak, meningen, dan tengkorak. Tumor otak berasal dari jaringan neuronal, jaringan
otak penyokong, sistem retikuloendotelial, lapisan otak, dan jaringan perkembangan residual,
atau dapat bermetastasis dari karsinoma sistemik. Metastasis otak disebabkan oleh keganasan,
sistemik dari kanker paru, payudara, melanoma, limfoma, dan colon. (Sylvia A. Price. 2006)
Sebuah tumor otak merupakan sebuah lesi yang terletak pada intrakranial yang
menempati ruang didalam tengkorak. Tumor tumor selalu bertumbuh sebagai sebuah massa
yang berbentuk bola tetapi juga dapat tumbuh menyebar, masuk ke dalam jaringan (Brenda G
Bare. 2002)
B. Etiologi
Penyebab tumor masih sangat sedikit yang diketahui. Meningioma sedikit lebih
banyak pada wanita. Neurofibroma. Neurilema dan glioma sering berhubungan dengan
neurofibromatosis. Sementara itu neurofibromatosis tergolong pada kelainan perkembangan
dari neuroektoderm dan mesoderm yang disebut fakomatosa. Contoh fakomatosa lain
misalnya tuberosklerosis yang selalu disertai peningkatan insidensi tumor otak.
Radiasi merupakan satu faktor untuk timbulnya tumor otak. Trauma, infeksi dan toksin belum
dapat dibuktikan sebagai penyebab timbulnya tumor otak. Tetapi bahan insdustri tertentu
seperti nitrosourea adalah karsinogen yang paten, setidak tidaknya pada kelinci percobaan.
Limfoma lebih sering terdapat pada mereka yang mendapat imunosupresan seperti pada
transplantasi ginjal, sumsum tulang dan pada AIDS. (Harsono.1996)
C. Manifestasi Klinis
Gambaran klinik ditentukan oleh lokasi tumor dan peningkatan tekanan intrakranial. Tanda
penting dari tumot otak ialah adanya gejala neurologi yang progresif. Progresifitas ini
bergantung pada lokasi, kecepatan pertumbuhan tumor, dan edema di sekitarnya. Gambaran
klinik terpenting adalah sebagai berikut:

1. Kenaikan tekanan intrakranial yang terdapat pada sebagian besar tumor otak menyebabkan
cefalgia, mual, dan muntah. Nyeri kepala pada orang dewasa yang timbul berulang ulang,
sedangkan sebelumnya tidak menderita cefalgia kronis, harus dicurigai adanya tumor otak.
Edema papil nervus optikus terdapat hanya pada sebagian kecil tumor otak, jadi lebih banyak
tumor otak tanpa edema papil.
2. Menifestasi klinik fokal seperti hemiparesis, afasia dan gangguan visus, bergantung pada
lokasi tumor dan edema otak di sekitarnya. Tumor pada silent region bisa hanya memberi
gejala edema papil atau gangguan mental.
3. Konvulsi fokal. Konvulsi umum atau keduanya terdapat pada sepertiga penderita tumor otak.
Epilepsi dapat disebabkan oleh supratentorial dan lebih sering pada tumor dengan
pertumbuhan lambat.
4. Perdarahan pada tumor yang kaya akan pembuluh darah bisa disangka sebagai GPDO. Pada
glioblastoma multiforme, metastasis dari kariokarsinoma, melanoma dan karsinoma paru
anaplastik, sering terjadi perdarahan spontan. (Harsono.1996)
D. Patofisiologi
Tumor otak menyebabkan timbulnya ganguan neurologik progresif. Gejala-gejalanya
timbul dalam rangkaian kesatuan sehingga menekankan pentingnya anamnesis dalam
pemeriksaan penderita. Gejala-gejala sebaiknya dibicarakan dalam suatu perspektif waktu.
Gangguan neurologik pada tumor otak biasanya dianggap disebabkan oleh dua faktor :
gangguan fokal akibat tumor dan kenaikan tekanan intra kranial. Gangguan fokal terjadi
apabila terdapat penekanan pada jaringan otak, dan infiltrasi atau infasi langsung pada
parenkim otak dengan kerusakan jaringan neural. Disfungsi terbesar terjadi pada tumor
infiltratif yang tumbuh paling cepat (glioblastoma multiforma). Perubahan suplai darah akibat
tekanan tumor yang bertumbuh menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah
arteri pada umumnya bermanifestasi sebagai hilangnya fungsi secara akut dan mungkin dapat
dikacaukan dengan gangguan serebrovaskuler primer. Serangan kejang sebagai manifestasi
perubahan kepekaan neuron dihubungkan dengan kompresi, infasi, dan perubahan suplai
darah kejaringan otak. Bebrapa tumor membentuk kista yang juga menekan parenkim otak
sekitarnya sehingga memperberat gangguan neurologis fokal.

E. Pathway
Cause Unknown/Idiopatik

Tumor Otak

Peneknan Jaringan Otak


Bertambahnya Massa
Infasi Jar.Otak

Jar.Otak

Nekrosis

Penyerapan Cairan Tumor

Kerusakan Jar.Neuron Gg.Suplai darah


Kejang Gg.Neurologis Fokal

Hipoksia jaringan

obstruksi vena

F. Penatalaksanaan
Tumor otak yang tidak terobati menunjukan arah kematian, salah satu akibat dari
peningkatan TIK (Tekanan intra kranial) atau dari kerusakan otak yang disebabkan tumor.
Pasien dengan kemungkinan tumor otak harus dievaluasi dan diobati segera bila
memungkinkan sebelum kerusakan neurologis tidak dapat diubah.
Tujuannya adalah mengangkat dan memusnahkan semua tumor atau banyak
kemungkinan tanpa meningkatnya penurunan neurologik (paralisis, kebutaan) atau
tercapainya gejala-gejala dengan mengangkat sebagian (dekompresi). Salah satu variasi
pengobatan dapat digunakan : pendekatan spesifik bergantung pada tipe tumor, lokasinya dan
kemampuan untuk dicapai dengan mudah. Pendekatan pembedahan komfensional memrlukan
insisi tulangn (kraniotomi). Pendekatan ini digunakan umum untuk mengobati pasien
meningioma, neuroma akustik, askrositoma kistik pada sereblum, kistakoloid pada fentrikel
ke tiga, tumor kongenital seperti kista dermoid dan beberapa glanuloma.
Tindakan terhadap kanker otak adalah paliatif dan melibatkan penghilangan atau
mengurangi simtomatologi serius. Meringankan dengan pasti adalah tujuan, menekan tanda
dan gejala, dalam usaha untuk meningkatkan kualitas kehidupan bagi pasien maupun
keluarga. Pasien dengan metastase intra serebral dan yang tidak terobati mengalami keadaan
yang naik turun dengan waktu kelangsungan hidup yang sangat terbatas sedangkan
pengobatannya berlangsung untuk periode waktu singkat. Pemdekatan teraupetik ini
mencakup radiasi, yang menjadi dasar pengobatan, pembedahan (biasanya pada metastase
intra kranial tunggal) atau kombinasi metode ini. Kortikosteroid dapat membantu mengurangi
sakit kepala dan perubahan kesadaran. Hal ini dianggap bahwa kortikosteroid (dexametason,
brednison) menurunkan radang sekitar pusat metastase dan edema sekitarnya, obat-obatan
lain mencakup agen-agen osmotik (manitol, gliserol) untuk menurunkan cairan pada otak.
Obat-obat anti kejang (fenitoin) digunakan untuk mencegah dan mengobati kejang.
G. Diagnosa keperawatan
1. Kurang perawatan diri yang berhubungan dengan kehilangan atau kerusakan fungsi motorik
dan sensori serta penurunan kemampuan kognitif.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan penurunan asupan
makanan dan malabsorpsi
3. Ansietas yang berhubungan dengan kemungkinan kematian, ketidakpastian, perubahan
dalam penampilan, perubahan gaya hidup

4. Potensial terhadap perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan kemungkinan


berduka dan beban yang ditimbulkan oleh perawatan terhadap individu sakit terminal.
H. Intervensi keperawatan
1. Mengompensasi kurang perawatan diri.
Mengompensasi kurang perawatan diri. Pasien dapat mengalami kesukaran
berpartisipasi dalam berbentuk tujuan, akibat metastase tumor dan pengaruh fungsi berpikir.
Untuk itu penting mendukung keluarga untuk tetap memobilisasi pasien dan melakukan
fungsi pada tingkat tertinggi bila memungkinkan. Peningkatan bantuan dengan aktifitas
merawat diri akan diperlukan. Pasien dengan metastase serebral dan keluarga hidup dengan
ketidakpastian. Pasien dibantu untuk membuat rencana setiap hari dan membuat perhitungan
hari. Tugas-tugas dan tantangan untuk membantu pasien mendapatkan penggunaan
mekanisme koping, adaptasi dan kompensasi dalam meningkatkan pemecahan masalahmasalah. Ini membantu pasien mempertahankan dalam mengontrol perasaan. Program latihan
individu membantu mempertahankan kekuatan, daya tahan dan gerakan sendi. Kadangkadang diperlukan bantuan perawatan kesehatan dirumah.
2. Meningkatkan nutrisi
Meningkatkan nutrisi. Pasien mual dan muntah, sukar bernafas dan nyeri jarang
berminat pada makan. Gejala-gejala ini harus diatasi atau dikontrol melalui pengkajian,
perencanaan dan intervensi medis dan keperawatan yang tepat.
Perawatan mengajarkan keluarga bagaimana posisi yang nyaman selama makan.
Makanan ditawarkan bila pasien lebih tenang dan hilangnya tekanan nyeri atau pengaruh
pengobatan. Hal ini mermerlukan perencanaan untuk meminimalkan serangan cahaya, suarasuara dan bau-bauan. Kepandaian perawat mencakup membuat makan lezat, memberikan
cairan yang cukup dan meningkatkan kesempatan bersosialisasi, selain itu mungkin
diperlukan untuk mencatat kuantitas yang dimakan untuk menentukan jumlah kalori tiap hari.
Suplemen gizi, sesuai kesukaan pasien dapat membantu untuk mendapat makanan
untuk memenuhi peningkatan kebutuhan kalori. Jika pasien menolak untuk memakan
makanan yang diperlukan, mungkin dilakukan syarat apapun yang dapat diterima pasien.
Bila pasien memperlihatkan bentuk kemunduran sebagai hasil pertumbuhan tumor
dan pengaruhnya, beberapa diantaranya bentuk bantuan makanan (pipa makanan, pemberian
makan melalui total parenteral) menjadi diperlukan sekali.
3. Menghilangkan ansietas
Menghilangkan ansietas. Orang-orang dengan metastase serebral mungkin gelisah,
dengan perubahan suasana hati yang mencakup depresi, euforia, paranoid, dan cemas berat.
Respons pasien dengan penyakit terminal merefleksikan pola mereka dalam bereaksi
terhadap situasi krisis. Pemberian perawatan perlu bersikap sensitif terhadap kekawatiran
yang dinyatakan pasien.
Pasien membutuhkan kesempatan untuk latihan mengontrol beberapa keadaan
mereka. Perasaan menguasai dapat ditingkatkan saat mereka belajar memahami dan
pengobatanya dan bagaimana menghadai perasaan mereka. Dukungan kelompok seperti
kelompok penderita kanker otak dapat memberi dukungan dan kekuatan.
Menyediakan waktu untuk mendampingi pasien untuk membicarakan dan
mengomunikasikan rasa takut dan kekawatiran mereka. Komunikasi terbuka dan menerima
rasa takut mereka merupakan terapi yang sering diberikan. Situasi ini lebih dapat diterima
ketika orang lain berbagai pengalaman tentang menjelang ajal, jika reaksi emosi pasien

sangat tegang atau lama, bantuan tambahan dari rohaniawan, pekerja sosial, profesional
kesehatan mental, terapi okupasi, atau terapi rekreasi mungkin diperlukan.
4. Meningkatkan koping keluarga
Keluarga perlu diyakinkan kembali bahwa orang yang mereka cintai menerima perawatan
optimal dan bahwa perhatikan akan diberikan pada perubahan gejala pasien dan terhadap
masalah mereka. Bila pasien tidak dapat melakukan perawatan diri sendiri, maka keluarga
dibantu dalam perawatan fisik pasien yang diperlukan dan bantuan yang didapat berupa
sistem dukungan (pekerja sosial, bantuan kesehatan di rumah, komunikasi kesehatan, dan
perawat perawatan dan kesehatan komunitas, perawatan hospice). Sasaran keperawatan
adalah untuk mempertahankan ansietas dalam tingkat dapat diatasi.
5. Pendidikan Pasien dan Pertimbangan Perawatan di Rumah
Penting untuk mengkaji perubahan kebutuhan pasien dan keluarga dan untuk diinformasikan
kepada mereka tentang sumber dan bantuan yang dapat membantu anggota keluarga untuk
menentukan perubahan keadaan pasien. Kebutuhan penyuluhan pada pasien dan keluarga
sesuai dengan perkembangan penyakit. Pelayanan keperawatan dirumah dan pelayanan
hospice merupakan sumber sumber yang bermanfaat, yang disediakan untuk pasien dan
keluarga. Dengan mengantisipasi kebutuhan sebelum kebutuhan tersebut terjadi dapat
membantu dalam memperlancar pemenuhan. Kontak personal dan telepon antara perawat
dengan pasien dan keluarga merupakan pendekatan yang dapat membantu.
6. Hospice Care
Pasien dan keluarga yang memilih untuk merawat pasien di rumah sesuai kemajuan
penyakit mendapat keuntungan dari perawatan dan dukungan yang diberikan pada perawatan
hospice. Langkah langkah untuk melakukan perawatan hospice, termasuk pembahasan
pemilihan perawatan hospice, tidak boleh ditunda sampai kematian pasien mengancam.
Penggalian perawatan hospice sebagai suatu pilihan harus dimulai ketika perawatan hospice
dapat memberikan dukunga kepada pasien dan keluarga, dan dapat membantu dalam
perjalanan munuju kematian.
I.
1.
a.
b.
2.
a.
b.
3.
a.
b.
c.
4.
a.
b.
c.

Evaluasi
Hasil yang diharapkan
Melakukan aktivitas merawat diri sepanjang waktu yang memungkinkan:
Menggunakan alat alat bantu atau menerima bantuan.
Jadwal periode istirahat berkala untuk memberikan partisipasi dalam perawatan diri.
Mempertahankan status nutrisi yang optimal bila memungkinkan:
Makan dan menerima makanan dalam keterbatasan kondisi.
Menerima bantuan untuk makan bila diindikasikan.
Melaporkan ansietas berkurang
Gelisah berkurang dan tidur lebih baik.
Mengungkapkan kekuatiran tentang kematian.
Berpartisipasi dalam aktivitas pribadi yang penting selama mungkin.
Anggota keluarga mencari bantuan sesuai kebutuhan
Menunjukan kemampuan untuk mandi, makan dan perawatan untuk pasien.
Mengekspresikan perasaan dan kekhawatiran pada tenaga kesehatan yang tepat.
Mendiskusikan dan mencari perawatan hospice sebagai pilihan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Harsono.1996. Buku Ajar Neurologi Klinis, Edisi Pertama. Jakarta : EGC

2. Sylvia A. Price. 2006. Patofisiologi . Jakarta : EGC


3. Smeltzer. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8. Jakarta : EGC

You might also like