You are on page 1of 3

Hormon tumbuhan - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

1 dari 3

http://id.wikipedia.org/wiki/Hormon_tumbuhan

Hormon tumbuhan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Hormon tumbuhan, atau fitohormon, adalah sekumpulan senyawa organik bukan hara (nutrien), baik yang
terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia, yang dalam kadar sangat kecil mampu mendorong,
menghambat, atau mengubah pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan (taksis) tumbuhan[1]. "Kadar
kecil" yang dimaksud berada pada kisaran satu milimol per liter sampai satu mikromol per liter.
Penggunaan istilah "hormon" sendiri menggunakan analogi fungsi hormon pada hewan. Namun, hormon
tumbuhan tidak dihasilkan dari suatu jaringan khusus berupa kelenjar buntu (endokrin) sebagaimana hewan,
tetapi dihasilkan dari jaringan non-spesifik (biasanya meristematik) yang menghasilkan zat ini apabila
mendapat rangsang. Penyebaran hormon tumbuhan tidak harus melalui sistem pembuluh karena hormon
tumbuhan dapat ditranslokasi melalui sitoplasma atau ruang antarsel.
Hormon tumbuhan dihasilkan sendiri oleh individu yang bersangkutan ("endogen"). Pemberian hormon dari
luar sistem individu dapat pula dilakukan ("eksogen"). Pemberian secara eksogen dapat juga melibatkan
bahan kimia non-alami (sintetik, tidak dibuat dari ekstraksi tumbuhan) yang menimbulkan rangsang yang
serupa dengan fitohormon alami. Oleh karena itu, untuk mengakomodasi perbedaan dari hormon hewan,
dipakai pula istilah zat pengatur tumbuh tumbuhan (bahasa Inggris: plant growth regulator/substances)
bagi hormon tumbuhan.

Daftar isi
1 Kelompok hormon
1.1 Auksin
1.2 Sitokinin
1.3 Giberelin atau asam giberelat
1.4 Etilena
1.5 Asam absisat
1.6 Inhibitor sintetik
2 Manfaat
3 Lihat pula
4 Rujukan

Kelompok hormon
Terdapat ratusan hormon tumbuhan atau zat pengatur tumbuh (ZPT) yang dikenal orang, baik yang
dihasilkan secara alami oleh tumbuhan sendiri (endogen) maupun yang dihasilkan oleh organisme
non-tumbuhan atau yang sintetis buatan manusia (eksogen). Pengelompokan dilakukan untuk memudahkan
identifikasi, dan didasarkan terutama berdasarkan efek fisiologis yang serupa, bukan berdasarkan kemiripan
struktur kimia semata. Mengikuti kesepakatan banyak ahli, terdapat lima kelompok utama hormon tumbuhan,
yaitu auksin (AUX), sitokinin (CK), giberelin (atau asam giberelat, GA), etilena (etena, ETH), dan asam
absisat (abscisic acid, ABA). Tiga kelompok yang pertama cenderung bersifat positif bagi pertumbuhan pada
konsentrasi fisiologis, etilena dapat mendukung maupun menghambat pertumbuhan, dan asam absisat
terutama merupakan penghambat (inhibitor) pertumbuhan. Selain kelima kelompok itu, dikenal pula
kelompok-kelompok lain yang berfungsi serupa hormon tumbuhan namun diketahui bekerja untuk beberapa
kelompok tumbuhan saja atau merupakan hormon eksogen, yaitu brasinosteroid, asam jasmonat, asam
salisilat, poliamina, dan karrikin. Beberapa senyawa sintetik berperan sebagai inhibitor (penghambat
perkembangan).

10/22/2014 6:04 PM

Hormon tumbuhan - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

2 dari 3

http://id.wikipedia.org/wiki/Hormon_tumbuhan

Ada sembilan auksin, 14 sitokinin, 52 giberelin, tiga asam absisat, dan satu etilena yang dihasilkan secara
alami dan telah diekstraksi orang[1]. ZPT sintetik ada yang memiliki fungsi sama dengan ZPT alami,
meskipun memiliki struktur kimia yang berbeda. Dalam praktiknya, seringkali ZPT sintetik (buatan manusia)
lebih efektif atau lebih murah bila diaplikasikan untuk kepentingan usaha tani daripada ekstraksi ZPT alami.

Auksin
Auksin dicirikan sebagai substansi yang merangsang pembelokan ke arah cahaya (fotonasti) pada bioassay
terhadap koleoptil haver (Avena sativa) pada suatu kisaran konsentrasi. Kebanyakan auksin alami memiliki
gugus indol. Auksin sintetik memiliki struktur yang berbeda-beda. Beberapa auksin alami adalah asam
indolasetat (IAA) dan asam indolbutirat (IBA). Auksin sintetik (dibuat oleh manusia) banyak macamnya,
yang umum dikenal adalah asam naftalenasetat (NAA), asam beta-naftoksiasetat (BNOA), asam
2,4-diklorofenoksiasetat (2,4-D), dan asam 4-klorofenoksiasetat (4-CPA). 2,4-D juga dikenal sebagai
herbisida pada konsentrasi yang jauh lebih tinggi.
Fungsi auksin ialah merangsang perpanjangan sel, merangsang aktivitas kambium, merangsang pembekokan
batang, merangsang pantenokarpi, dan merangsang dominasi apikal.

Sitokinin
Golongan sitokinin (bahasa Inggris: cytokinin), sesuai namanya, merangsang atau terlibat dalam pembelahan
sel (cytokinin berarti "terkait pembelahan sel"). Senyawa dari golongan ini yang pertama ditemukan adalah
kinetin. Kinetin diekstrak pertama kali dari cairan sperma ikan hering, namun kemudian diketahui ditemukan
pada tumbuhan dan manusia. Selanjutnya, orang menemukan pula zeatin, yang diekstrak dari bulir jagung
yang belum masak. Zeatin juga diketahui merupakan komponen aktif utama pada air kelapa, yang dikenal
memiliki kemampuan mendorong pembelahan sel[2]. Sitokinin alami lain misalnya adalah 2iP.
Sitokinin alami merupakan turunan dari purin. Sitokinin sintetik kebanyakan dibuat dari turunan purin pula,
seperti N6-benziladenin (N6-BA) dan 6-benzilamino-9-(2-tetrahidropiranil-9H-purin) (PBA).

Giberelin atau asam giberelat


Golongan ini merupakan golongan yang secara struktur paling bermiripan, dan diberi nama dengan nomor
urut penemuan atau pembuatannya. Senyawa pertama yang ditemukan memiliki efek fisiologi adalah GA3
(asam giberelat 3). GA3 merupakan substansi yang diketahui menyebabkan pertumbuhan membesar pada
padi yang terserang fungi Gibberella fujikuroi.

Etilena
Etilena atau etena merupakan satu-satunya zat pengatur tumbuh yang berwujud gas pada suhu dan tekanan
ruangan (ambien). Selain itu, etilena tidak memiliki variasi bentuk yang lain. Peran senyawa ini sebagai
perangsang pemasakan buah telah diketahui sejak lama meskipun orang hanya tahu dari praktek tanpa
mengetahui penyebabnya. Pemeraman merupakan tindakan menaikkan konsentrasi etilena di sekitar jaringan
buah untuk mempercepat pemasakan buah. Pengarbitan adalah tindakan pembentukan asetilena (etuna atau
gas karbid); yang di udara sebagian akan tereduksi oleh gas hidrogen menjadi etilena.
Berbagai substansi dibuat orang sebagai senyawa pembentuk etilena, seperti ethephon (asam 2-kloroetilfosfonat, diperdagangkan dengan nama Ethrel) dan beta-hidroksil-etilhidrazina (BOH). Senyawa BOH dapat
pula memicu pembentukan bunga pada nanas.
Kalium nitrat diketahui juga merangsang pemasakan buah, namun belum diketahui secara pasti hubungannya
dengan perangsangan pembentukan etilena secara endogen.

10/22/2014 6:04 PM

Hormon tumbuhan - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

3 dari 3

http://id.wikipedia.org/wiki/Hormon_tumbuhan

Asam absisat
Asam absisat atau ABA merupakan kelompok fitohormon yang terkait dengan dormansi dan perontokan
daun (senescense). ABA selanjutnya dapat diproses menjadi bentuk turunan tidak aktif yang disebut sebagai
ABA metabolit. ABA sering dikelompokkan sebagai hormon inhibitor karena perannya yang kerap terkait
dengan penundaan proses.

Inhibitor sintetik
Berbagai senyawa sintetik dibuat dan diperdagangkan untuk menghambat atau menunda proses metabolisme,
seperti MH, (2-kloroetil)trimetilamonium klorida (CCC, merek dagang Cycocel dan Chlormequat), SADH,
ancymidol, asam triiodobenzoat (TIBA), dan morphactin.

Manfaat
Pemahaman terhadap fitohormon atau hormon pada tumbuhan ini pada masa kini telah membantu
peningkatan hasil pertanian dengan ditemukannya berbagai macam zat sintetik yang memiliki pengaruh yang
sama dengan fitohormon alami. Aplikasi zat pengatur tumbuh dalam pertanian modern mencakup
pengamanan hasil (seperti penggunaan Cycocel untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap lingkungan
yang kurang mendukung), memperbesar ukuran dan meningkatkan kualitas produk (misalnya dalam
teknologi semangka tanpa biji), atau menyeragamkan waktu berbunga (misalnya dalam aplikasi etilena untuk
penyeragaman pembungaan tanaman buah musiman), untuk menyebut beberapa contohnya.

Lihat pula
Fitoaleksin
Feromon
Hormon

Rujukan
1. ^ a b Rimando T.J. 1983. Chemical control of plant growth. Dalam Bautista O.K. et al. Introduction to Tropical
Agriculture. Department of Horticulture, College of Agriculture, University of The Phillippines at Los Baos.
Manila. Hal. 266.
2. ^ David W. S. Mok, Machteld C. Mok (1994). CRC Press. hlm. 8. ISBN 0-8493-6252-0. Unknown parameter
|http://id.wikipedia.org/w/index.php?title= ignored (help); Missing or empty |title= (help)
(available from Google books) (http://books.google.co.uk/books?id=yov7iUL7OTAC&pg=PA8&lpg=PA8&
dq=coconut+milk+kinetin&source=web&ots=0ax4iMHxuj&sig=uGWqUnvbkFJWQqEEPblErEqwFEM&hl=en)

Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hormon_tumbuhan&oldid=8146053"


Kategori: Fitohormon Fisiologi tumbuhan
Halaman ini terakhir diubah pada 14.20, 27 Agustus 2014.
Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commons; ketentuan tambahan
mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.

10/22/2014 6:04 PM

You might also like