You are on page 1of 25

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allah swt atas segala rahmat dan hidayah yang
dilimpahkan ,sehungga penyusun dapat menyelesaikan Makalah :Asuhan kebidanan
KEBUTUHAN DASAR IBU PADA MASA NIFAS

Peyusun asuhan kebidanan ini merupkan tugas akademik stikes nusantara


Surabaya untuk memenuhi tugas .tidak lupa penyusun mengucapkan termakasih
kepada berbagai pihak yang membantu dalam penyusunan tugas ini
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam
penyusunan laporan pendahuluan ini.Untuk ini penyusun menharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari para pembaca untuk meningkatkankan penyusunan
laporan pendahuluan selanjutnya.

KELOMPOK 3

DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.

BAB II PEMBAHASAN
2.1 . Kebutuhan dasar ibu pada masa nifas
a. Kebutuhan Gizi Ibu menyusui
b. Ambulasi Dini ( early Ambulation )
c. Eliminasi ( Buang air kecil dan besar )
d. Kebersihan Diri
e. Istirahat
f. Seksual
g. Latihan / Senam Nifas

22 . Deteksi dini komplikasi pada masa nifas


BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Masa Nifas ( puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta
keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula
( sebelum hamil ) . Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.
Selama masa pemulihan tersebut berlangsung, ibu akan mengalami
banyak perubahan, baik secara fisik maupun psikologis sebenarnya sebagaian
besar bersifat fisiologis, namun jika tidak dilakukan pendampingan melalui
asuhan kebidanan maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi keadaan
patologis.
Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya placenta
sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu,pelayanan pascapersalinan harus
terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi,yang
meliputi upaya pencegahan,deteksi dini dan pengobatan komplikasi dan penyakit
yang mungkin terjadi ,serta penyediaan pelayan pemberian ASI,cara
menjarangkan kehamilan,imunisasi,dan nutrisi bagi ibu,
Priode pascapersalina meliputi masa transisi kritis bagi ibu dan bayi,dan
keluarganya secara fisiologis,emosional dan sosial,baik dinegara maju maupun
negara berkembang,perhatian ibu dan bayi terlalu banyak bertujuh pada masa
kehamilan dan persalinan,sementara keadaan yang sebenarnya justru
merupakan kebalikanya,oleh karena resiko kesakitan dan kematian ibu serta
bayi lebih sering terjadi pada masa pascapersalinan,keadaan ini terutama
disebabkan
disebabkan
oleh
konsekuensinya
ekonomi,disamping
ketidaktersediaan pelayanan kesehatan yang cukup berkwalitas,rendahnya
kualitas pelayanan kesehatan juga menyebabkan rendahnya keberhasilan
promosi kesehatan dan deteksi dini serta penatalksanaan,yang adekuat
terhadap masalah dan penyakit yang timbul pada masa pascapersalinan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kebutuhan Dasar Ibu Pada Masa Nifas
A. Kebutuhan Gizi Ibu menyusui
Kualitas dan jumlah makanan yang dikonsumsi akan sangat
mempengaruhi produksi ASI .Ibu menyusui harus mendapatkan tambahan zat
makanan sebesar 800 kkal yang digunakan untuk memproduksi ASI dan untuk
aktivitas ibu sendiri .Pemberian ASI sangat penting karena ASI adalah makanan
utama bayi. DEngan, ASI bayi akan tumbuh sempurna sebagai manusia yang
sehat, bersifat lemah-lembut , dan mempunyai IQ yang tinggi . Hal ini
disebabkan karena ASI mengandung asam dekosa heksanoid ( DHA ) . Bayi
yang diberi ASI secara bermakna akan mempunyai IQ yang lebih tinggi
dibandingkan dengan bayi yang hanya di beri susu bubuk.
Selama menyusui , ibu dengan status gizi baik secara rata- rata
memproduksi ASI sekitar 800 cc yang mengandung sekitar 600 kkal , sedangkan
pada ibu dengan status gizi kurang biasanya memproduksi ASI kurang dari itu .
walaupun demikian , status gizi tidak berpengaruh besar terhadapa mutu ASI ,
kecuali volumenya , ada energy , protein.
Puting susu harus diperhatikan kebersihanya dan rhagade (luka
pecah)harus segera diobati,karena kerusakan puting susu merupakan porte
dentree dan dapat menimbulakan mastitis.
Air susu yang menjadi kering merupakan kerak dan dapat merangsang
kulit sehingga timbul eczema;maka sebaiknya puting susu dibersihkan dengan
air yang telah dimasak ,tiap kali sebelum dan sesudahnya menyusukan
bayi,rhagade diobati dengan salep pinicillin,lanolin dll.
Colustrum adalah cairan kuning dengan B.D. 1.030-1.035 dan reaksinya
alkalis.kalau dilihat dibwah mikroskop tampak benda-benda halus yang
melayang-layang ialah sel-sel epitel yang telah mengalami degenerasi
lemak,cairan
colustrum
terdiri
dari
albumin,yang
membeku
kalau
dipanaskan,dibandingkan dengan air susu ,colustrum lebh banyak mengandung
protein dan garam,gulanya sama tetapi lemaknya kurang.colustrum tidak ada
artinya sebagai makanan tetapi mempunyai sifat sebagai laxans.
Pada kira-kira hari ke-3 postpartum,buah dada menjadi besar keras dan
nyeri,ini menandai permulaan sekresi air susu dan kalau areola mammae
dipijat,keluarkan cairan putih dari puting susu.

Susunan air susu kurang lebih :


- Protein 1 - 2 %
- Lemak 3 5 %
- Gula 6,5 8 %
- Garam 0,1 0,2 %
Susunan ini berbeda dari setiap ibu dan pada seorang ibupun berbeda dari
waktukewaktu.hal-hal yang mempengaruhi susunan air susu ibu :Diet, gerak badan
(mengurangi protein),serta keadaan jiwa.
Banyaknya air susu sangat tergantung pada banyaknya cairan yang diminum
ibu,juga beberapa obat yang mempengaruhi banyaknya air susu,misalnya
belladonna dan atropin mengurangi air susu.berbagai opbat yang diminum ibu
keluar dengan air susu seperti opiat,atropin,salicylat,jodid,bromid,timah,air rsa dan
juga alkohol.air susu dapat juga mengandung zat immun misalnya difteri anti toksin
dan typhus agglutinin.
Air susu masih tetap merupakan makanan bayi yang terbaik dan harus
dianjurkan kalau tidak ada kontraindikasi.
Beberapa keadaan melarang ibu menyusukan anaknya,misalnya :
Mastitis purulenta
Pentyakit
ibu
yang
dapat
menular
pada
anaknya
(koch
pulmonum,hepatitis,dll)
Intoksikasi anak
Anak prematur atau sakit keras.

B. Ambulasi Dini ( early Ambulation )


Ambulasi dini adalah kebijakasanaan untuk selekas mungkin membimbing
pasien keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya untuk berjalan. Menurut
penelitian , ambulasi dini tidak mempunyai pengaruh yang buruk , tidak
menyebabkan pendarahan yang abnormal, tetapi mempengaruhi penyembuhan
luka episiotomy , dan tidak memperbesar kemungkinan terjadinya prolaps uteri
atau retrofleksi . Ambulasi dini tidak di benarkan pada pasien dengan penyakit
anemia , jantung , paru paru , demam , dan keadaan lain yang masih
membutuhkan banyak istirahat.

Adapun keuntungan dari ambulasi dini adalah ,

1. Penderita merasa lebih sehat , dan lebih kuat


2. Faal usus dan kandung kemih menjadi lebih baik
3. Memungkinnya bagi bidan untuk memberikan bimbingan pada ibu bagaimana
cara merawat bayinya
4. Lebih sesuai dengan keadaan Indonesia ( lebih ekonomis )
Ambulasi awal dilakukan dengan melakukan gerakan dan jalanjalan ringan sambil bidan melakukan observasi perkembangan pasien dari
jam demi jam sampai hitungan hari .kegiatan ini dilakukan secara
meningkat dan berangsur angsur

C. Dieet
Dieet harus sangat mendapat perhatian dalam nifas karena makanan
yang baik mempercepat penyembuhan ibu,lagi pula makanan ibu sangat
mempengaruhi susunan air susu.

D. Eliminasi ( Buang air kecil dan besar )


Dalam 6 jam pertama post partum , pasien sudah harus dapat buang
air kecil. Semakin lama urine tertahan dalam kandung kemih maka dapat
mengakibatkan kesulitan organ perkemihan, misalnya infeksi, biasanya,
pasien menahan air kencing karena takut akan merasakan rasa sakit di luka
jalan lahir akibat terkena air kencing karena ia pun sudah berhasil berjuang
untuk melahirkan bayinya.kalau dalam 8 jam postpartum belum dapat
kencing atau sekali kencing belum melebihi 100cc,maka dilakukan
kateterisasi akan tetapi kalau ternyata kandung kemih penuh,tidak usah
menuggu sampai 8 jam untuk kateterisasi.
Jika penderita sesudahnya belum dapat kencing atau banyaknya kencing
belum memuaskan kateterisasi dilakukan sebaiknya 8 jam,sebagai sebabsebab retentio urine postpartumdikemukakan :
Tekananan intra abdominal berkurang.
Otot-otot perut msih lemah.
Oedema dari urethra.
Dinding kandung kencing kurang sensitif.
Dalam 24 jam pertama, pasien juga sudah harus dapat buang air
besar karena semakin lama feses tertahan dalam usus maka akan semakin
sulit baginya untuk buang air besar secara lancar. Feses yang tertahan dalam
usus semakin lama akan mengeras karena cairan yang terkandung dalam
feses akan selalu terserap oleh usus, sebagai bidan harus dapat meyakinkan
pasien untuk tidak takut buang air besar karena tidak akan menambah parah

luka jalan lahir . dianjurkan bagi ibu untuk makan tinggi serat dan banyak
minum air putih.jika penderita hari ketiga belum juga buang air besar ,maka
diberi clysma air sabun atau glycerine.
E. Kebersihan Diri
Karena keletihan dan kondisi psikis yang belum stabil , biasanya ibu
post partum masih belum kooperatif untuk membersihkan dirinya . Bidan
harus bijaksana dalam memberikan motivasi ini tanpa mengurangi keaktifan
ibu untuk melakukan personal hygiene secara mandiri .
F. Istirahat
Ibu Post partum sangat membutuhkan istirahat yang berkualitas untuk
memulihkan kembali keadaan fisiknya .keluarga disarankan untuk memberikan
kesempatan kepada ibu untuk beristirahat yang cukup sebagai persiapan energy
untuk menyusui bayinya .
G. Seksual
Secara Fisik , aman untuk melakukan hubungan seksual begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam
vagina tanpa rasa nyeri . banyak budaya dan agama melarang untuk melakukan
hubungan seksual sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6
minggu setelah kelahiran . Keputusan bergantung pada pasangan yang
bersangkutan .
H. Latihan / Senam Nifas
Untuk mencapai hasil pemulihan otot yang maksimal , sebaiknya latihan
masa nifas dilakukan seawall mungkin dengan catatan ibu menjalani persalinan
dengan normal dan tidak ada penyulit post partum .
I.

Follow up
6 minggu setelah persalinan ibu hendaknya memeriksakan diri
kembali,keadaan umum,tensi,air kencing,keadaan dinding perut dan buah
dadadiperksa dan kemudian dilakukan pemeriksaan dalam yang teliti kalau ada
kelainan segera diobati.

J. Keluarga berencana (Postpartum program )

Masa postpartum merupakan saat yang paling baik untuk menawarkan


kontrasepsi,oleh karena pada saat ini motivasi paling timggi.oleh karena pil dpat
mempengaruhi sekresi air susu,biasanya ditawarkan IUD.

2.2 Perubahan-perubahan dari alat-alat badan

Involusi rahim
Setelah placenta lahir uterus merupakan alat yang keras,karena kontraksi
dan retraksi otot-ototnya.
Fundus uteri kurang lebih 3 jari dibawah pusat.selama dua hari
berikutnya,besarnya tidak seberapa berkurang,tetapi sesudah dua hari ini uterus
mengecil dengan cepat,sehingga pada hari ke-10 tidak teraba lagi dari luar.
Setelah 6 minggu tercapai lagi ukuranya yang normal,sesudah placenta lahir
beratnya rahim 1000gr ,seminggu kemudian 500gr,2 minggu postpartum
375gr.dan pada akhirnya puerperium 50gr.
Involusio terjadi karena masing-masing sel menjadi kecil,karena
cytoplasmanya yangberlebihan dibuang.
Involusio disebabkan oleh proses autolysis dibuang dengan air kencing.sebagai
bukti dapat dikemukakan bahwa kadaar nitrogen dalam air kencing sangat
tinggi.pelepasan placenta dan selaput janin dari dinding rahin terjadi pada
stratum spingiosum bagian atas.
Setelah 2-3 hari tampak bahwa lapisan atas dari stratum spongiosum
yang tinggal menjadi nekrotis,sedangkan lapisan yang bahwanya yang
berhubungan dengan lapisan otot terpelihara dengan baik.
Bagian yang nekrotis dikeluarkan dengan lochia,sedangkan lapisan yang
tetap sehat menghasilkanendometrium yang baru.epitel baru terjadi dengan
proliferasi sel-sel kelenjar ,sedangkan stroma baru dibentuk dari jaringan ikat
diantara kelenjaran kelenjar.epitelisasi siap dalam 10 hari,kecuali pada tempat
placenta dimana epitelisasi memakan waktu tinggi minggu.

Involusi tempat plasenta


Setelah persalina,tempat placenta merupakan tempat dengan permukaan
kasar,tidak rata dan kira-kira sebesar telapak tangan,dengan cepat luka ini
mengecil,pada akhir minggu kedua hanya sebesar 3-4 cm,dan pada akhir nifas
1-2.
Penyembuhan luka bekas placenta khas sekali.pada permulaan nifas
bekas placenta mengandung banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh
thrombus.
Biasanya luka yang demikian sembuh dengan menjadi parut,tetapi luka
bekas placenta tidak meninggalkan parut.

Hal ini disebabkan karena luka ini sembuh dengan cara yang luar biasa,ialah
dilepaskan dari dasarnya dengan pertumbuhan endometrium baru dipermukaan
luka.
Endometrium ini tumbuh dari pinggir luka dan juga dari sisa-sisa kelenjarpada
dasr luka.

Perubahan pembuluh darah rahim


Dalam kehamilan,uterus mempunyai banyak pembuluh-pembuluh darah yang
besar ,tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah
yang banyak,maka arteri harus mengecil lagi dalam nifas.orang menduga bahwa
pembulu-pembuluh yang besar tersumbat karena perubahan-perubahan pada
dindingnya dan diganti oleh pembuluh-pembuluh yang kecil

Perubahan pada cervix dan vagina .


Beberapa hari setelah persalinan,ostium externum dapat dilalui oleh dua
jari,pinggir-pinggirnya tidak rata tetapi retak-retak karena robekan dalam
persalinan.
Pada akhir minggu pertama hanya dapat dilalui oleh 1 jari saja dan lingkaran
retraksi berhubungan dengan bagian atas dari canalis cervicllis,pada cervix
terbentuk sel-sel otot baru karena hyperplasi ini dan karena retraksi dan
cervix,robekan cervix menjadi sembuh.
Walaupun begitu,setelah involusio selesai ,ostium externum tidak serupa
dengan keadaanya sebelum hmil,pada umumnya ostium externum lebih besar
dan tetap ada retak-retak dan robekan-robekan pada pinggirnya,terutama pada
pinggir sampingnya oleh ropbekan kesamping ini terbentuk bibir depan dan
bibir belakang dari cervix .vagina yang sangat diregang waktu persalinan,lambat
laun mencapai ukurean-ukuranya yang normal.
Pada minggu ketiga postpartum rugae mulai nampak kembali.

Dinding perut dan peitoneum.


Setelah persalinan dinding perut longgar karena diregang begitu lama ,tetapi
biasanya pulih kembali dalam 6 minggu.
Kadang-kadang pada wanita astehnis terjadi diastasis dari otot-otot rectus
abdominis sehingga sebagian dari dinding perut digaris tengah hanya terdiri dari
peritoneum,fascia tipis dan kulit.
Tempatnya yang lemah ini menonjol kalau berdiri atau mengejan

Saluran kencing.
Dinding kandung kencing memperlihatkan oedema dan hyperaemia.

Kadang-kadang oedema dari trigonum menimbulkan obstruksi dari uretrha


sehingga terjadi retensio irinae.
Kandung kencing dalam pueperium kurang sensitif dan kapasitasnya
bertambah,sehingga kandung kemih penuh atau sesudah kencing masih tinggal
urine residual.
Sisa urine ini dan trauma pada dinding kandung kemih waktu persalinan
memudahkan terjadinya infeksi.dilatasi ureter dan pyelum,normal kembali dalam
waktu dua minggu.

Laktasi
Masing-masing buah dada terdiri dari 15-24 lobi yang terletak radiair dan
terpisah satu sama lain oleh jaringan lemak.
Tiap lobus terdiri dari lobuli yang terdiri pula dari acini.
Acini ini menghaslkan air susu.
Tiap lobus mempunyai saluran halus untuk mengalirkan air susu,saluran-saluran
yang halus in bersatu menjadi satu saluran untuk tiap lobus .

2.3. Asuhan masa nifas


Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya placenta
sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu,pelayanan pascapersalinan harus
terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi,yang
meliputi upaya pencegahan,deteksi dini dan pengobatan komplikasi dan penyakit
yang mungkin terjadi ,serta penyediaan pelayan pemberian ASI,cara
menjarangkan kehamilan,imunisasi,dan nutrisi bagi ibu,
Priode pascapersalina meliputi masa transisi kritis bagi ibu dan bayi,dan
keluarganya secara fisiologis,emosional dan sosial,baik dinegara maju maupun
negara berkembang,perhatian ibu dan bayi terlalu banyak bertujuh pada masa
kehamilan dan persalinan,sementara keadaan yang sebenarnya justru
merupakan kebalikanya,oleh karena resiko kesakitan dan kematian ibu serta
bayi lebih sering terjadi pada masa pascapersalinan,keadaan ini terutama
disebabkan
disebabkan
oleh
konsekuensinya
ekonomi,disamping
ketidaktersediaan pelayanan kesehatan yang cukup berkwalitas,rendahnya
kualitas pelayanan kesehatan juga menyebabkan rendahnya keberhasilan
promosi kesehatan dan deteksi dini serta penatalksanaan,yang adekuat
terhadap masalah dan penyakit yang timbul pada masa pascapersalinan.
Pada masa pascapersalinan,seorang ibu memerlukan.
Informasi dan konseling tentang;
Perawatan bayi dan pemberian ASI

Apa yang terjadi termasuk gejala adanya masalah yang mungkin tibul
Kesehatan pribadi,higiene,dan masa penyembuhan.
Kehidupan seksual
Kontrasepsi.
Nutrisi

Dukungan dari :
Petugas kesehatan
Kondisi emosional dan psikologis suami serta kelurganya
Pelayanan kesehatan untuk kecurigaan dan munculnya tanda terjadinya
komplikasi,
Masa pasca persalinan adalah fase khusus dalam kehidupan ibu serta bayi ibu
yang mengalami persalianan untuk pertama kalinya,ibu menyadari terjai perubahan
kehidupan yang sangat bermakna selama hidupnya,keadaan ini ditandai dengan
perubahan emosional,perubahan fisik secara dramastis ,hubungan keluarga dan
aturan serta penyesuain terhadap aturan yang baru.termasuk didalamnya
perubahan dari seseorang perempuan menjadi seorang ibu disamping masa
pascapersalinan mungkin menjadi masa perubahan dan penyesusainaan sosial
ataupun perseorangan (individual).
Pengawasan kala IV yang sebetulnya jam pertama dari nifas telah
diuraikan secara singkat:
Pemeriksaan placenta,supaya tidak ada bagian-bagian placenta yang tertinggal.
Pengawasan tingginya perdarahan dari vagina.
Pengawasan kosistensi rahim.
Pengawasan keadaan umum ibu.
Kalau placenta ternyata tidak lengkap,maka cavum uteri harus diperiksa
dengan tangan dan sisa placenta dikeluarkan.
Kalau kontraksi rahim kurang baik,dilakukan massage dan diberi 10 U pitocin
dan 0,2 mg methergin intramuscular.
Kalau perlu dilanjutkan dengan 0,2 mg methergin intravenosa dan vitocin
infus ialah pemberian infus glucose 5% 500 cc dimana telah dicampurkan 5-20 U
pitocin.
Kalau pasien berdarah juga,sedangkan kontraksi rahim baik,maka harus
dilakukan pemeriksaan in speculo,karena perdarahan dengan uterus yang keras
biasanya. Disebabkan oleh luka-luka jalan lahir,terutama robekan cervix.
Luka yang berdarah kemudian dijahit.
Kalau kontraksi uterus baik,masih perlu penawasan yang teliti sampai 1 jam
pospartum (kala IV) tetapi kalau kontraksi rahim kurang baik,mungkin harus diawasi
beberapa jam ialah sampai kita yakin bahwa bahaya perdarahan telah berlalu

Setelah kala III selesai dan perineum diman perlu dijahit dijahit,maka biasanya
penderita dibersihkan dan diberi T verban dengan maksud supaya fundus uteri tidak
naik sehingga kalau ada perdarahan maka perdarahan tampak keluar dari
vagina,vulva biasnya ditutp dengan kain haid yang steril.
Kain pada vulva mengabsorpsi lochia,menghalangi ibu memegang alat kemaluan
lurnya dan mencegah kontaminasi dari luar kedalam tetapi juga dari dalam
keluar,karena orang yang tidak memakai kain akan mengotori tempat-tempat
dimana ia duduk dan tidur.setelah segalanya selesai maka penting sekali ibu
mendapat istirahat yang cukup,karena istirahat ini memulihkan kembali kekeutan
fisik dan mentalnya dan juga mempercepat penyembuhan.
Pada umumnya dari sudut kedokteran tidak dianggap perlu memakai
gurita,tetapi karena banyak penderita merasa lebih enak memakainya,maka kita
melarangnya.
His pengiring terutama dirasakn oleh multipare dan perlu diberi analgetica seperti
aspirin,codein,dll,supaya pasien dapat beristrahat dengan baik.

2.4. Klinik nifas


Kadang-kadang ibu menggil setelah persalinan selesai,tetapi sekarang
jarangan kita lihat lagi mungkin karena teknik aseptik lebih.suhu badan dalam
nifas hendaknya normal dan tiap kenaikan diatas 38C harus dianggap sebagai
tanda infeksi,kecuali kalau nyata disebabkan oleh hal-hal lain,
Kita anggap nifas tergantung kalau ada demam lebih dari 8C pada 2 hari
berturut-turut pada 10 hari yang diambil sekurang kurang 4x sehari.
Demam ini biasanya disebab infeksi nifas.nadi yang cepat terdapat pada
ibu yang nervesus,yang banyak kehilang darah atau mengalami persalinan yang
sulit.his pengiring (royan) tertuma terasa oleh multipara,karena rahimnya
berkontraksi dan berelaksasi,yang menimbulkan perasaan nyeri,his pengirim
terutama terasa waktu menyusakan anaknya,biasanya setelah 48 jam
postpartum tidak seberapa menggangu lagi,primipara kurang diganggu oleh his
pengiring,karena uterusnya dalam konstraksi dan retraksi yang tonis (terus
menurus).

Lochia
Pada bagian pertma masa nifas biasanya keluar cairan dari vagina yang
dinamakn lochia.
Lochia tidak lain dari pada secret luka,yang berasal dari luka dalam rahim
terutama luka placenta.maka sifat lochia berubah seperti sekret luka,yang
berasal dari luka dalam rahim terutama luka placenta.

Maka sifat lochia berubah seprti sekret luka berubah menurut tingkat
penyembuhan luka,pada 2 hari pertama lochia berupa darah dan disebut lochia
rubra,setelah 3-4 hari merupakan darah encer,yang disebut lochia serosa,dan
pada hari ke-10 menjadi cairan putih atau kekuning-kuningan yang disebut lochia
alba.
Warna ini disebabkan karena banyak leucocyt terdapat didalamnya.lochia
berbau amis dan lochia yang berbau busuk menandakan adanya infeksi.kalau
lochia tetap berwarna setelah 2 minggu ada kemunkinan tertinggalnya placenta
atau karena involusi yang kurang sempurna yang sering disebabkan retroflexio
uteri.
Urine biasanya berlebihan (polyria) antara hari ke-2 dan ke-5 hal ini
disebabkan karena kelebihan cairan sebagai akibat retensi air dalam kehamilan
dan sekarang kelurkan.
Diuresis mencapai 3 liter sehari.
Kadang-kadang reduksi positif,bukan karena adanya glucose tetapi oleh lactose
ialah gula air susu yang rupa-rupanya diabsorpsi dalam kelenjar susu.Juga
mungkin terdapat acetonuria terutama setelah partus yang sulit dan
lama,disebabkan pemecahan karbohydrat yang hebat sekali karena karena
kegiatan otot-otot rahim dan karena kelaparan.
Darah dalam nifas juga memperlihatkan kelainan-kelainan,misalnya
leucocyt bertambah pada hari pertama nifas,kadang-kadang sampai 30.000/mm
kemudian berangsur-angsur kurang lagi hingga kira-kira pada akhir minggu
pertama normal kembali.
Sering terdapat anemia dalam nifas.
Berat badan tentu berkurang karena isi rahim telah dilahirkan,tetapi disamping itu
biasanya berat badan turun sebanyak 2,5 kg.

2.6 Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa Nifas


Komplikasi pada masa nifas biasanya jarang di temukan selama pasien
mendapatkan asuhan yang berkualitas , mulai dari masa kehamilan sampai
dengan persalinanya . Jika pasien sering bertatap muka dengan bidan
mempunyai lebih banyak kesempatan untuk melakukan penapisan terhadap
berbagai kemungkinan komplikasi yang mungkin muncul pada masa in partu dan
nifas .
Beberapa kemungkinan komplikasi masa nifas dapat bidan deteksi secara
dini melalui observasi , wawancara , maupun pemeriksaan .

a. Pendarahan Per vagina

Atonia Uteri
Kenali dan tegakan diagnosis kerja atonia uteri.
Sementara dilakukan pemasangan infus dan pemberian uterotonika
lakukan kompresi bimanual.
Pastikan placenta lahir lengkap (bila ada indikasi sebagai placenta masih
tertinggal lakukan evakuasi sisa placenta) dan tak ada laserasi jalan lahir.
Berikan transfusi darah bila sanggat diperlukan.
Lakukan uji beku darah (lihat solusio plsaenta)untuk konfirmasi sistim
pembekuan darah..
Bila semua tindakan diatas telah dilakukan tetapi massih terjadi
perdarahan lakukan tindakan spesifikasi ( lihat bagian prodeksi klinik)
sebagai berikut:

Pada fasilatas pelayanan kesehatan dasar


Kompresi bimanual external
Menekan uterus melalui dinding abdomen dengan jalan salin
mendekatkan
kedua belah telapak tangan yang melingkupi
uterus.pantau aliran darah yang keluar.bila perdarahan
berkurang,kompresi diteruskan,pertahankan hingga uterus dapat
kembali berkontraksi atau dibawah kefasilitas kesehatan rujukan
bila belum berhasil,coba dengan komprensif bimanual internal.

Kompresi bimanual internal


Uterus ditegakan diantara telapak tangan pada dinding
abdomen dan ditinju tangan dalam vagina untuk menjepit
pembuluh darah didalam miometrium (sebgai pengganti
mekanisme kontraksi,) perhatikan perdarahan yang terjadi
pertahankan kondisi ini bila perdarah berkurang atau berhenti
,tunggu hingga uterus berkontraksi kembali,apabila perdarahan
tetap terjadi ,cobakan komprensif aorta abdominalis.

Komprensi aorta abdominalis


Raba arteri femoralis dengan ujung jari tangan
kiri,pertahankan posisi tersebut genggam tangan kanan kemudian
tekankan pada daerah umbilikus,tegak lurus dengan sumbu
badan,hingga mencapai kolummna vertebralis,penekanan yang
tepat,akan menghentikan atau sangat mengurangi denyut arteri

femoralis ,lihat hasil kompresi dengan memperhatikan perdarahan


yang terjadi.
Pada rumah sakit rujukan
o Ligasi arteri uterina dan ovarika,
o Histerektomi.

Robekan jalan lahir

Robekan serviks sering terjadi pada sisi lateral karena serviks yang
terjulur,akan mengalami robekan pada posisi spina isiadika
tertekan oleh kepala bayi.
Bila kontrasksi uterus baik,placenta lahir lengakap,tetapi terjadi
perdarahan banyak maka segera lihat bagian lateral bawah kiri dan
kanan dari porsio.
Jepitkan klem ovum pada kedua sisi porsio yang robek sehingga
perdarahan dapat.segera hentikan.jika setelah eksplorasi lanjutan
tidak dijumpai robeka lain lakukan penjahitan,jahitan dimulai dari
ujung atas robekan kemudian kearah luar sehingga semua robekan
dapat dijahit.
Beri antibiotika profilaksis,kecuali bila jelas ditemui tanda-tanda
infeksi.
Bila terjadi defisit cairan,lakukan restorasi dan bila kabar Hb di
bawah 8g% berikan trasfusi darah.

Retensio Plasenta
Hampir sebagian besar gangguan pelepasan placenta,disebabkan
oleh gangguan kontraksi uterus.
Retensio placenta adalah tertahanya atau belum lahirnya placenta
hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir.
Jenis-jenis placenta
Placenta adhesiva adalah implantasi yang kaut dari jonjot korian
placenta sehingga menyebabkan kegagalan mekanisme separasi
fisoologis.

Placenta akreta adalah implantasi jonjot korion placenta hingga


memasuki bagian lapisan miometrium.
Placenta inkreta adalah implantasi jonjot korion placenta hingga
mencapai /memasuki miometrium.
Placenta prakreta adalah implantasi jonjot korion plasenta yang
menemukan lapisan otot hingga mencapai serosa dinding uterus.
Placenta inkraserata adalah tertahanya placenta didalamnya
kavum uteri,disebabkan oleh konstriksi ostium uteri.

Tertinggalnya sisa plasenta.


Inversio uteri.
b. Infeksi Masa Nifas
Infeksi pada dan melalui traktus genitalis setelah persalinan disebut
infeksi nifas suhu 38 C atau lebih yang terjadi antara hari ke 2-10
postpartum dan diukur peroral sedikitnya 4 kali sehari disebut sebagai
morbiditas puerperalis,kenaikan suhu tubuh yang terjadi didalam masa
nifas,dianggap sebagai infeksi nifas jika tidak diketemukan sebab-sebab
ekstragenital.
Beberapa faktor predisposisi;
- Kurang gizi atau malnutrisi
- Anemia
- Higiene
- Kelelahan
- Proses persalinan bermaslah :
Partus lama/macet
Korioamniotis
Persalinan traumatik
Kurang baiknbya proses pencegahan infeksi,
Manipulasi yang berlebihan
Dapat berlanjut ke infeksi dalam masa nifas.

METRITIS
Metritis adalah infeksi uterus setelah persalinan yang merupakan
salah satu penyebab terbesar kematian ibu,bila pengobatan terlambat
atau kurang adekuat dapat menjadi abses pelvik,peritonitis,syok
septik,thrombosis vena yang dalam,emboli pulmonal infeksi pelvik yang
menahun,dipareunia,penyumbatan tuba dan infertilitas.

Berikan transfusi bila dibutuhkan,berikan packed red cell.


Berikan antibioptika broadspektkrum dalam dosis yang tinggi.
Ampisilin 2 g IV,kemudian 1 g setiap 6 jam ditambah gentamisin 5
mg/kg berat badan IV dosis tunggal/hari dan metrodinasol 500 mg
IV setiap 8 jam ,lanjutkan atibiatika ini sampai ibu tidak panas
selama 24 jam.
Pertimbagan pemberian antitetanus profilaksis,
Bila dicurigai adanya sisa plcenta,lakukan pengeluaran(digital atau
dengan kurat yang lebar.)
Bila ada pus lakukan drainase (kalau perlu kalpotomi)ibu dalam
posisi fowler
Bila tak ada perbaikan dengan pengobtan konservatif dan ada
tanda peritonitis generalisata lakukan laparotomi dan kelurkan
pusbila pada evaluasi uterus nekrotik dan septik lakukan
histerektomi subtotal.

BENDUNGAN PAYUDARA
Bendungan payudara adalah : peningkatan aliran vena dan limfe
pada payudara dalam rangka mempersiapkan diri untuk laktasi,hal ini
bukan disebabkan overdistensi dari saluran sistim laktasi.
Bila ibu menyusui bayinya:

Susukan sesering mungkin


Kedua payudara disusukan
Kompres air hangat payudara sebelum disusukan
Bantu dengan memijat payudara untuk permulaan menyususi
Sangga payudara
Kompres air dingin pada payudara diatra waktu menyusui
Bila diperlukan berikan parasetamol 500mg peroral setiap 4 jam
Lakukan evaluasi setelah 3 hari untuk mengevaluasi hasilnya.

Bila ibu tidak menyusui :

Sangga payudara
Kompres dingin pada payudara untuk mengurangi pembengkakan
dan rasa sakit
Jagan dipijat atau memakai kompres hangat pada payudara.

INFEKSI PAYUDARA
Infeksi payudara sesudah persalinan.

Mastitis
Payudara tegangan /indurasi dan kemerahan
Berikan kloksasilin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari,bila
diberikan sebelum terbentuknya abses biasanya keluhanya akan
berkurang.
Sangga payudara
Kompres dingin
Bila diperlukan berikan parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam
Ibu harus didorong menyusui bayinya walua ada pus
Ikuti perkembangan 3 hari setelah pemberian pengobatan.
Abses payudara
Terdapat masa padat,mengeras dibawah kulit yang kemerahan
Diperlukan anastesi umum (ketamin)
Insisi radial dari tengah dekat pinggir areola,kepinggir supaya tidak
memotong saluran ASI.
Pecahkan kantung pus dengan tissu forceps atau jari tangan
Pasang tampon dan drain.
Tampon dean drain diangkat setelah 24 jam.
Berikan kloksasilin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari
Sangga payudara
Kompres dingin
Berikan parasetamol 500mg setiap 4 kali bila diperlukan
Ibu didorong tetap memmberikan ASI walau ada pus
Lakukan follow up setelah pemberian pengobatan selam 3 hari.

ABSES PELVIS
Bila pelvik abses ada tanda cairan fluktuasi pada daerah cul-desac.lakukan kolpotomi atau dengan laporotomi,ibu posisi fowler.
Berikan antibiotika broadspektrum dalam dosis yang tinggi
Ampisilin 2 g IV,kemudian 1 g setiap 6 jam,ditambah gentamisin 5
mg/kg berat badan IV dosis tunggal /hari dan metronidazol 500 mg IV
setiap 8 jam ,lanjutkan antibiotika ini sampai ibu tidak panas selama
24 jam.

INFEKSI PADA VULVA ,VAGINA.


a. Vulvitis
Pada luka infeksi bekas sayatan episiotomy atau luka
perineum, jaringan sekitarnya membengkak, tepi luka
menajdi merah dan bengkak, jahitan mudah terlepas, luka
yang terbuka menjadi ulkus dan mengeluarkan pus.
b. Vaginitis
Infeksi vagina dapat terjadi secara langsung pada luka
vagina atau melalui perineum. Permukaan mukosa
membengkak dan kemerahan , terjadi ulkus, serta getah
mengandung nanah dan keluar dari daerah ulkus .
Penyebaran dapat terjadi , tetapi pada umumnya infeksi
tinggal terbatas .
c. Servisitis
Infeksi serviks sering juga terjadi , akan tetapi biasanya tidak
menimbulkan banyak gejala. Luka serviks yang dalam ,
luas , dan pelangsung ke dasar ligamentum latum dapat
menyebabkan infeksi yang menjalar ke parametrium .
Dari beberapa penjelasan tersebut , data yang diperoleh dari
pasien melalui proses pengkajian dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. dan panas pada tempat infeksi
2. Kadang kadang perih bila kencing
3. Nadi di bawah 100 kali / menit
4. Getah radang dapat keluar
5. Suhu sekitar 38 derajat
6. Bila luka infeksi tertutup jahitan dan getah radang tidak
dapat keluar , demam naik sampai 39 derajat 40 derajat di
sertai menggigil .
d. Endometritis
Jenis infeksi ini biasanya yang paling sering terjadi .kuman
kuman yang memasuki endometrium , biasanya pada luka bekas
ompllantasi plasenta dan dalam waktu singkat mengikutsertakan
seluruh endometrium .
Dari hasil pengkajian , ditemukan beberapa data sebagai berikut
1. Uterus membesar
2. Nyeri pada saat perabaan uterus
3. Uterus lembek

4. Suhu meningkat
5. Nadi menurun
e. Septikemia dan pyemia
Ini merupakan infeksi umum yang disebabkan oleh kuman
kuman yang sangat pathogen, biasanya streptococcus
haemolyticus golongan A .infeksi ini sangat berbahaya dan
tergolong 50% penyebab kematian karena infeksi nifas.
a. Septicemia
Pada infeksi ini, kuman kuman dari uterus langsung masuk
ke dalam peredaran darah umum dan menyebabkan infeksi
umum.Adanya septicemia dapat dibuktikan dengan jalan
pembiakan kuman kuman dari darah.
Gejala yang muncul dari pasien , antara lain :
1. Permulaan penderita sudah sakit dan lemah
2. Sampai hari ke 3 post partum , suhu meningkat dengan
cepat dan menggigil .
3. Selanjutnya suhu berkisar antara 39 derajat 40 derajat ,
KU memburuk , nadi menjadi cepat 9 140-160
kali/menit ).
b. pyemia
Pada pymia, terdapat trombophlebitis dahulu pada venavena di uterus dan sinus-sinus pada bekas implantasi
plasenta .
Gejala yang muncul dari pasien , antara lain :
1. Perut nyeri
2. Yang khas adalah suhu berulang ulang meningkat
dengan cepat disertai menggigil , kemudian diikuti
dengan turunnya suhu .
3. Kenaikan suhu disertai menggigil terjadi pada saat
dilepaskannya embolus dari trombophlebitis pelvika .
4. Lambat-laun timbul gejala abses pada paru-paru ,
jantung , pneumoni, dan pleuritis .
f. Peritonitis , salpingitis , dan ooforitis
a. Peritonitis
Infeksi nifas dapat menyebar melalui pembuluh limfe di
dalam uterus, langsung mencapai peritoneumdan menyebabkan
peritonitis di antara kedua lembar ligamentumlatum yang
menyabab parametritis.
Peritonitisyang tidak menjadi peritonitisumum hanya terbatas
pada daerah pelvic.Gejala-gejalanya tidak seberapa berat seperti

pada jenis yang umum. Pada pelvio peritonitis (peritonitis


terbatas ), terdapat pertumbuhan abses. Nanah yang biasanya
terkumpul dalam cavum douglasharus dikeluar kan dengan
kolpotomia posterior untuk mencegah keluarnya nanah melalui
rectum atau kandung kemih.

Pada peritonitis umum, gejala yang muncul :


1. Suhu meningkat menjadi tinggi.
2. Nadicepat dan kecil.
3. Perut kembung dan nyeri.
4. Ada defense musculair
5. Mukapenderita yang mula-mula kemerahan menjadi pucat,
matacekung, kulit muka dingin,terdapat apa yang disebut
fasieshypocratica.

Salpingitis dan ooforitis


Kadang-kadang walaupun jarang infeksi menjalar sampai ke tuba falopii,
bahkan sampai ke ovarium. Disini,terjadi salpingitis dan /atau ooforitis yang
sukar dipisahkan dari pelvio peritonitis.
Penanganan infeksi
Antibiotika memegang peranan yang sangat penting dalam pengobatan
infeksi nifas ,asalkan pemilihan jenis antibiotika benar-benar berdasarkan hasil
pertimbangan yang akurat. Pertimbangan dapat dilakukan melalui pembiakan
getah vagina dan serviks sehingga kuman yang diketahui dapat dipastikan peka
terhadap antibiotic tertentu.Karenapemeriksaan pembiakan ini cukup memakan
waktu, kadang pengobatan dengan antibiotic sudah dilakukan tanpa menunggu
hasilnya terlebih dahulu. Dalam hal ini, dapa diberikan penicillin dalam dosis
tinggi atau antibiotic dalam spectrum luas,seperti tetrasiklin.
Disamping antibiotika ,pemberian robor anti untuk meningkatkan daya tahan
tubuh pasien juga sangat perlu untuk diberikan .Pada selulitis pelvika dan
pelvioperitonitis, perlu dia amati dengan seksama apakah terjadi abses atau
tidak. Jika terjadi maka abses harus dibuka untuk menghindari nanah masuk
kedalam rongga peritoneum dan pembuluh darah yang agak besar supaya
jangan sampai dilukai.

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Masa Nifas ( puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta
keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula
( sebelum hamil ) . Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Dan
dengan memperhatikan Kebutuhan Dasar Ibu Pada Masa Nifas contohnya
Kebutuhan Gizi Ibu menyusui dengan Kualitas dan jumlah makanan yang
dikonsumsi akan sangat mempengaruhi produksi ASI . Ibu menyusui harus
mendapatkan tambahan zat makanan sebesar 800 kkal yang digunakan untuk
memproduksi ASI dan untuk aktivitas ibu sendiri .Pemberian ASI sangat penting
karena ASI adalah makanan utama bayi. DEngan, ASI bayi akan tumbuh
sempurna sebagai manusia yang sehat, bersifat lemah-lembut , dan mempunyai
IQ yang tinggi . Hal ini disebabkan karena ASI mengandung asam dekosa
heksanoid ( DHA ) .
2. Saran
Disaran pada mahasiswa dapat memberikan saran dan kritiknya tentang
makalah ini ,

DAFTAR PUSTAKA
Sulistyawati Ari . 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas.Yogyakarta.
Prawirohardjo Sarwono , 2009 . Ilmu kebidanan , Jakarta .
Prawirohardjo Sarwono , 2008 . Ilmu kandungan . Jakarta .
Prawirohardjo Sarwono , 1989 . IImu bedah kebidanan . Jakarta
Prawirohardjo Sarwono , 2002 . Buku Panduan praktis pelayanan kesehatan maternal
dan neonatal . Jakarta

Makalah

ASUHAN KEBIDANAN

KEBUTUHAN DASAR PADA MASA NIFAS

Oleh :
Kelompok 3
Siskawati umar

Susan hadi

Sri ayu husain

Susilawati hari putri

Sri linda laparaga

Yuliano maitano

Sri sarniawati harim

Yusna suleman

Sri yolanda daud

verly amu

Stevani moniaga

D3 KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NUSANTARA SURABAYA
T.P 2012/2013

You might also like