Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat
Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Di ajukan Oleh :
Ayu Ruti Sitohang
11.12.12.0234. P
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TRIDINANTI
PALEMBANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
I.I. Latar Belakang
Indonesia adalah sebuah negara yang wilayahnya terbagi atas daerah-daerah
provinsi. Daerah provinsi itu dibagi lagi atas daerah kabupaten dan daerah kota. Setiap
daerah provinsi, daerah kabupaten dan daerah kota mempunyai pemerintah daerah yang
diatur dengan undang-undang. Pemerintahan daerah adalah penyelenggara urusan
pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana yang dimaksud dalam UUD 1945.
Otonomi daerah secara resmi mulai diberlakukan di Indonesia sejak 1 Januari
2001, yang dimaksudkan agar daerah dapat mencari sumber penerimaan yang dapat
membiayai pengeluaran pemerintahan dan pembangunan. Otonomi daerah memiliki
pengertian sebagai salah satu bentuk kewenangan yang diberikan daerah untuk
mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dan kepentingan masyarakat setempat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Daerah melaksanakan berbagai urusan
rumah tanggganya sendiri termasuk mengatur sumber keuangan daerah. Dan perlu
menggali sumber-sumber pendapatan daerah masing-masing.
Sebenarnya dasar pertimbangan terselenggaranya otonomi daerah (Otoda)
adalah perkembangan kondisi di dalam negeri yang mengindikasikan bahwa rakyat
menghendaki keterbukaan dan kemandirian (desentralisasi) (Abdul halim,2004).
Keadaan diluar negeri juga menujukkan semakin maraknya globalisasi yang menuntut
daya saing tiap negara, dan termasuk daya saing tiap daerahnya. Tujuan mendasar dari
otonomi daerah adalah mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan daerah,
mengurangi kesenjangan antar daerah dan juga meningkatkan kualitas pelayanan publik
agar lebih efisien dan responsif terhadap kebutuhan, potensi maupun kareteristik di
daerah masing-masing.
pemerintah
yang
mempunyai
tugas
pokok
pelaksanaan
tugas
faktor-faktor
tersebut
diatas
membutuhkan
suatu
gambaran
Bagi Penulis :
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam penilaian penerapan
Anggaran Berbasis Kinerja di Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi
Sumatera Selatan khususnya sesuai dengan Anggaran Belanja Negara
2.
3.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kajian Teoritis
2.1.1. Konsep Anggaran Sektor Publik
Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak
mencapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran financial
(Mardiasmo 2005: 62). Anggaran publik berisi rencana kegiatan yang dipersentasikan
dalam bentuk rencana perolehan pendapatan dan belanja dalam satuan moneter. Bisa
dikatakan anggaran publik merupakan suatu dokumen yang mengambarkan kondisi
keuangan dari suatu organisasi yang meliputi informasi mengenai pendapatan, belanja
dan aktivitas.
Purwatiningsih dan Maudy Warrow (2000;3) adalah :
Anggaran adalah suatu proses mengembangkan tujuan perusahaan dan
memilih kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan di masa mendatang untuk
mencapai tujuan.
Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa ada dua hal yang harus ada pada
suatu rencana dalam hal ini dalam anggaran publik yaitu adanya estimasi-estimasi:
1. Perolehan pendapatan
Pada bagian ini hendaknya anggaran yang baik dapat mecantumkan sumber
dana yang dipakai. Karena sektor publik berbeda dengan sektor swasta dimana sumber
dana sektor publik biasaya berasal dari sumber-sumber dana publik dan dana ini harus
dikelola dengan baik dan penuh dengan transparansi.
2. Belanja.
Maksud dari belanja ini yaitu estimasi jumlah biaya - biaya yang akan dipakai.
Dalam hal ini anggaran sebagai dasar perencanaan hendaknya mecantumkan akan
dipakai apa sumber dana tersebut dengan pertimbangan dapat mendatangkan dampak
positif bagi publik.
Secara singkat dapat dinyatakan bahwa anggaran sektor publik merupakan suatu
rencana finansial yang menyatakan:
1.
2.
Berapa banyak dan bagaimana caranya memperoleh uang untuk mendanai rencana
tersebut (pendapatan)
kelompok output dan outcome, dan penilaian atas efektivitas dan efisiensi belanja
melalui berbagai alat analisis.
2.
2.1.2.2.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
2.2.
dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Berikut ini persamaan dan perbedaan
tersebut penulis sajikan dalam bentuk tabel 1.1. berikut ini :
Tabel 2.1
Penelitian Lain yang Relevan
No
1
Judul
Kesimpulan
Persamaan
Perbedaan
Peranan Partisipasi
Perananan
Membahas
- Dinas Pekerjaan
Anggaran Terhadap
Partisipasi
Anggaran
anggaran
Kinerja
Provinsi Sumatera
Perencanaan
terhadap kinerja
Pembangunan Daerah
Pada BAPPEDA
(BAPPEDA) Provinsi
Provinsi
anggaran
Sumatera Selatan
Sumetera
diklafisikan sesuai
(Dania Febriyanti :
Selatan Sudah
belanja menurut
2012)
berjalan dgn
urusan, kegiatan,
baik
rincian biaya
Selatan
- Rencana kerja
Penerapan dan
Pengelolaan
Membahas
Implementasi
anggaran negara
Anggaran
Anggaran berbasis
membutuhkan
berbasis
Provinsi Sumatera
penganggaran
Palembang (istianah
yang lebih
kebutuhan belanja
Tahun 2005)
responsif dalam
memfasilitasi
peningkatan
pelayan publik
kinerja,
pembangunan,
kegiatan di Dinas
kualitas layanan
PU Bina Marga
dan efisiensi
Provinsi Sumatera
pemanfaatan
Selatan
sumber daya.
- Dinas Pekerjaan
Selatan
- Pemisahan
2.3.
Kerangka Berfikir
Anggaran Berbasis Kinerja sebagai suatu rangkaian prosedur atau mekanisme
untuk memperkuat keterkaitan antara dana yang diberikan kepada lembaga pemerintah
dengan hasil/dampak atau keluaran, melalui pengalokasian anggaran yang didasarkan
pada informasi tentang kinerja.
Gambar 2.1
Skema Kerangka Berfikir
Dinas Pekerjaan Umum
Bina Marga Sumatera
Selatan
Proses Penyusunan
Anggaran Berbassis
Kinerja
Analisis Penerapan
Anggaran Berbasis Kinerja
Realisasi
Anggaran
BAB III
METODE PENELITIAN
1.1.
Umum Bina Marga Provinsi Sumetera Selatan yang beralamat Jalan Ade Irma Nasution
No.10 Palembang.
Waktu penelitian dilakukan selama enam (6) bulan di mulai bulan di mulai pada
bulan Mei 2013 sampai Oktober 2013
1.2.
Data Primer merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang
melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukan. Data primer
diperoleh dan hasil wawancara dan pihak yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti.
b.
Data sekunder merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan dan sumbersumber yang telah ada. Data ini diperoleh dari perpustakan atau laporan-laporan
peneliti yang terdahulu. Adapun data sekunder yang diperoleh di Dinas Pekerjaan
Umum Bina Marga adalah :
1.
2.
1.2.2.
2.
2.3.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri dari objek yang mempunyai
kualitas karakteristik tertentu yang diterapkan oleh ppeneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan Sugiono (2006:55). Populasi data penelitian adalah
Anggaran Berbasis Kinerja
2.3.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan kareteristik yang dimiliki oleh populasi,
sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Anggaran Berbasis Kinerja
pada Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Sumatera Selatan pada tahun
2012
2.3.3. Sampling
Pada penelitian ini peneliti mengunakan teknik purposive sampling, purposive
sampling adalah pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
tertentu. Penulis mengambil subjek bukan berdasarkan atas strata random atau
daerah tapi berdasarkan adanya tujuan tertentu dan dilakukan pertimbangan,
dimana data yang penulis pilih sudah ditentukan yaitu Anggaran Berbasis
Kinerja pada Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Sumatera
Selatan.Pada tahun 2012
2.4.
Rancangan Penelitian
Ditinjau dari permasalahan yang diteliti, maka penelitian ini merupakan
Tahap orientasi/Deskritif
Mendeskripsikan apa yang dilihat, dirasakan, dan ditanya, di sini informasi baru
dikenal secara sepintas
2.
Tahap Reduksi/Fokus
Mereduksi segala informasi yang telah diperoleh pada tahap pertama, yaitu dengan
memfokuskan pada masalah tertentu, dalam tahap ini dilakukan untuk menyortir
data dengan cara memilih mana data yang menarik, penting, berguna dan baru
3.
Tahap Seleksi
Tahap ini menguraikan fokus yang telah ditetapkan menjadi lebih rinci, setelah
melakukan anlisis yang lebih mendalam terhadap data dan informasi yang
diperoleh, maka kemudian dapat ditarik suatu kesimpulan atau menemukan
informasi-informasi yang berguna.
Dalam penelitian data yang didapat melalui wawancara, obsevarsi,
dokumentasi dan studi kepustakaan diolah berdasarkan tahapan diatas, data tersebut
kemudian disusun dan dipaparkan dengan menggunakan kata-kata dan kalimat untuk
mendapatkan hasil yang optimal dari penelitian yang dilakukan.
3.5.
Tabel. 3.1
Variabel dan Definisi Operasional
Variabel
Definisi Operasional
Indikator
Anggaran
- Masukan (Inputs)
berbasis
yang
- Keluaran (Outputs)
Kinerja
akan
belanja,
dilaksanakan
transfer,
pembiayaan
yang
- Hasil (outcome)
dan
diukur
secara
sistematis
tanjung
standar
akuntasi pemerintahan)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Sejarah Singkat
Dinas Pekerjaan Umum ini adalah Intansi yang melakukan aktivitas pembinaan
jalan, pembangunan, dan jembatan. Pada mulanya Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga
ini sesuai dengan surat keputusan Gubernur Nomor 651/ KPTS/XII/1984 pada tanggal
18 September 1984 hanya merupakan sub bagian dari Dinas Pekerjaan Umum Sumatera
Selatan, akan tetapi karena semakin meningkatnya volume pekerjaan yang harus
dikelola dan dilaksanakan serta adanya tantangan kemajuan teknologi dan globalisasi
politik, ekonomi, sosial dan budaya, pertahanan dan keamanan rakyat yang
menghendaki pembangunan di segala bidang, dalam hal ini pemerintah mengambil
kebijaksanaan mangadakan reorganisasi baik administrasi maupun teknis dalam rangka
ikut serta memperdayakan sumber daya manusia ke sektor-sektor dan unit terkecil untuk
menjangkau dan menyebar luaskan pemerataan pembangunan di segala pelosok desa
terpencil dan langkah yang diambil adalah menjadikan Bina Marga yang semula hanya
sub bagian menjadi sebuah Dinas. Pemekaran yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan
Umum Provinsi Sumatera Selatan adalah dengan menjadikan tiga dinas. Ketiga dinas
tersebut adalah
1. Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga
2. Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya
3. Dinas Pekerjaan Umum Pengairan
Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga diatur dengan Peraturan Tingkat daerah
provinsi Nomor 9 Tahun 1995 tangggal 1 Maret 1995. Dengan adanya peraturan ini
maka Bina Marga yang semula hanya sub bagian yang tunduk dan bertanggung jawab
kepada kepala Dinas, sekarang menjadi Dinas yang bertanggung jawab langsung kepada
Gubernur dengan adanya pemekaran tersebut berarti ada kewenangan anggaran rutin
dan pembangunan.
2.
3.
4.2.
4.2.1
Marga Provinsi Sumatera Selatan tahun 2012. Dasar hukum penerapan anggaran
berbasis kinerja adalah undang-undang no 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara:
1.
barang
menyusun
rencana
kerja
dan
anggaran
Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Sumatera Selatan telah dilaksanakan
sesuai dengan kententuan.
Rencana Kerja Anggaran sebagai langkah awal pedoman dalam melaksanakan kegiatan
dan program yang telah dianggarkan.
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa salah satu bagian terpenting
dalam anggaran berbasis kinerja adalah penetapan indikator kinerja, maka dalam
penerapannya Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Sumatera Selatan juga telah
menetapkan indikator-indikator dalam penyusunan anggarannya, sehingga dari
Masukan (Input)
Masukan merupakan sumber daya yang digunakan untuk memberikan
pelayanan pemerintah. Tolak ukur kinerjanya berdasarkan tingkat atau besarnya dana,
sumber daya manusia, material, waktu, teknologi, dan sebagainya yang digunakan untuk
melaksanakan program atau aktifitas kegiatan.
Dalam Tahun Anggaran 2012, Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi
Sumatera
Selatan
menerima
pembiayaan
untuk
seluruh
kegiatan
sebesar
Belanja Pegawai
: Rp. 7.644.043.696.16
Belanja Barang
: Rp. 19.627.946.670.00
Belanja Modal
: Rp. 110.144.431.578.00
Seluruh kegiatan yang telah diprogramkan untuk tahun anggaran 2012 dengan
persentase kegiatan phisik 88,44 % (Rp.110.144.431.578.00)
Dalam melaksanakan kegiatan program di tahun 2012 tersebut, Dinas
Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Sumatera Selatan didukunng sumber daya,
dalam hal ini personil sebanyak 450 orang yang jika dilihat dari tingkatan pendidikan
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.4
DAFTAR JUMLAH PEGAWAI DI DINAS PU BINA MARGA PROVINSI
SUMATERA SELATAN BERDASARKAN PENDIDIKAN
No.
Jenjang Pendidikan
Teknik
Non
Teknik
1.
SD
2.
SLTP
3.
SLTA
70
126
4.
D3
20
5.
S1
99
70
6.
S2
15
26
7.
S3
208
242
JUMLAH
TOTAL
450
Sumber : Bidang Kepegawaian Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Sumatera
Selatan 2013
b. Keluaran (Output)
Indikator keluaran dapat menjadi landasan Instansi Dinas Pekerjaan Umum Bina
Marga Provinsi Sumatera Selatan untuk menilai kemajuan suatu kegiatan apabila target
kinerjanya (tolok ukur) dikaitkan dengan sasaran-sasaran kegiatan yang terdefinisi
dengan baik dan terukur. Karenanya, indikator keluaran harus sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi unit organisasi yang bersangkutan.
Indikator keluaran (ouput) digunakan untuk memonitor seberapa banyak yang
dapat dihasilkan atau disediakan oleh instansi atau lembaga dalam hal ini Dinas
Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Sumatera Selatan. Indikator tersebut di
identifikasikan dengan banyaknya satuan hasil, produk-produk, tindakan-tindakan, dan
lain sebagainya.
c.
Hasil (outcome)
Indikator keluaran ini mengambarkan hasil nyata dari keluaran (output) suatu
kegiatan. Ukuran hasil (outcome) digunakkan untuk menentukan seberapa jauh tujuan
dari setiap fungsi utama, yang dicapai dari output suatu aktifitas (produk atau jasa
pelayanan), telah memenuhi keinginan masyarakat yang dituju.
Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Sumatera Selatan telah
mengunakan indikator masukan (input) khususnya dana APBD yang dituangkan dalama
Dokumen Anggaran Satuan Kerja (DASK) untuk membiayai kegiatan yang telah
diprogramkan untuk mendukung kegiatan utama. Kegiatan Utama yang dimaksudkan
disini adalah kegiatan yang mendukung pencapaian Visi dan Misi Dinas.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai Analisis penerapaan anggaran berbasis
kinerja di Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Sumatera Selatan maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Sumatera Selatan telah
mengunakan indikator masukan (input) khususnya dana APBD untuk
menjalankan setiap program kinerja yang telah dianggarkan. Ditekankan pula
segi-segi fungsional pengelompokan setiap kegiatan proyek yang berorientasi
pada pengendalian anggaran dan menekankan pula pada efisiensi pelaksanaan
program.
2. Keluaran (output) upaya pencapaian hasil kerja atau output dari alokasi biaya
atau input yang ditetapkan sesuai dengan penganggaran yang mengaitkan
setiap pendanaan yang dituangkan dalam kegiatan-kegiatan dengan keluaran
dan hasil yang diharapkan termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dari
keluaran tersebut. Keluaran dan hasil tersebut dituangkan dalam target kinerja
pada setiap unit kerja.
3. Hasil (outcome) yang dihasilkan dari setiap program dan pelayanan yang
dilakukan dapat diketahui dengan jelas target tingkat pencapaian output dan
outcome.Terkaitnya biaya atau input yang dikorbankan dengan hasil yang
diinginkan dan proses perencanaan strategis yang sebelumnya dilakukandan
dapat diketahuinya urutan prioritas untuk setiap jenis pengeluaran yang
dilakukan oleh unit kerja setiap unitnya atau satuan kerja dapat diminta
pertanggung-jawaban atas hasil yang dicapainya.
5.2
Saran
Saran yang bisa penulis berikan sehubungan dengan permasalahan tentang
serta dalam mengambil keputusan di masa yang akan datang bagi Dinas Pekerjaan
Umum Bina Marga Provinsi Sumatera Selatan. Adapun saran saran yang
dimaksudkan adalah sebagai berikut :
1. Dalam penyusunan anggaran yang diperoleh dari dana APBD sebagai Input
(masukan) diharapkan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Sumatera
Selatan dalam penyusunan program dan kegiatannya menyajikan tolak ukur
kinerjanya secara lebih spesifik dan jelas agar tidak menyebabkan kesulitan
dalam menganalisa dan mengukur kinerja di akhir pelaksanaan anggaran.
2. Di akui pada proses pengerjaan penyusunan anggaran berbasis kinerja salah
satu kendalanya adalah masih terbatasnya sumber daya manusianya. Sehingga
penyusunan anggaran belum bisa mengukur kinerja disetiap program apakah
sudah tepat sasaran atau belum
3. Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Sumatera selatan, dapat
mengadakan pelatihan dalam proses penyusunan sehingga pemahaman dan
kemampuan pegawai dalam menyusun anggaran dapat terlaksana.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini,Yunita, dan B.Hendra Puranta.2010.Anggaran Berbasis Kinerja: Penyusunan
APBD Secara Komprehensif.Yogyakarta : Penerbit Unit Penerbit dan
Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN
Deddi,Nordiawan, dan, Ayuningtyas Hertianti,2010, Akuntasi Sektor Publik. Penerbit :
Salemba Empat
Deputi IV Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan.2005. Pedoman Penyusunan
Anggaran
Berbasis
Kinerja
(Revisi).
Jakarta
Deputi
IV
BPKP
(www.bpkp.go.id)
Fakultas Ekonomi, 2008, Pedoman Penulisan Skripsi dan Laporan Akhir, UTP
Halim,Abdul.2004.Akuntansi Keuangan Daerah.Jakarta: Penerbit Salemba Empat
Indra Bastian, 2006, Akuntansi Sektor Publik : suatu pengantar, edisi pertama, Penerbit :
Erlangga, Yogyakarta
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo.2002. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi dan Manajemen.Edisi 1.Yogyakarta:Penerbit BPFE Yogyakarta
Mardiasmo.2005. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta : Penerbit Andi
Purwatiningsih, dan, Maudy Warrow, 2000, Anggaran Perencanaan dan Pengendalian
Biaya Penerbit : Salemba Empat
Sugiono, 2005, Metodelogi Penelitian, Penerbit : Erlangga
Febrianti,Dania, 2012, Peranan Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja pada Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi Sumatera Selatan,
Skripsi Fakultas Universitas Sriwijaya.
Istianah,2005, Penerapan dan Implementasi anggaran berbasis kinerja pada badan
dinas Kesehatan Kota Palembang, universitas tridinanti Palembang