Professional Documents
Culture Documents
Sejarah
Depresi telah dicatat sejak masa lampau, dan deskripsi tentang apa yang sekarang dinamakan
gangguan mood dapat ditemukan pada banyak dokumen purbakala, diantaranya pada Kisah
Perjanjian Lama tentang Raja Saul yang digambarkan menderita gejala depresif dan kisah
bunuh diri Ajax di dalam Iliad karangan Horner. Kira-kira tahun 400 SM Hippocrates
menggunakan istilah mania dan melankolia untuk gangguan mental. Di tahun 1899, Emil
Kraepelin dengan didasarkan pada pengetahuan dari dokter psikiatrik Jerman dan Perancis
sebelumnya, menggambarkan suatu psikosis manik-depresif yang memiliki sebagian besar
kriteria yang digunakan oleh dokter pesikiatrik sekarang ini utnuk menegakan diagnosis
gangguan bipolar I.
Epidemiologi
Gangguan depresif berat merupakan gangguan jiwa yang sering dijumpai, mencakup 15 %
gangguan jiwa pada semua usia. Prevalensi pada perempuan dua kali lebih banyak dibanding
laki-laki. Alasan perbedaan tersebut tidak diketahui pasti, namun beberapa hipotesis
penyebab diantaranya perbedaan hormonal, efek kelahiran serta perbedaan stresor
psikososial. Rata-rata usia onset untuk gangguan depresif berat kira-kira 40 tahun. 50 persen
dari semua pasien gangguan depresif berat mempunyai onset antara 20 dan 50 tahun.
Gangguan depresif berat memiliki onset selama masa anak-anak atau oada lanjut usia,
walaupun hal tersebut jarang terjadi. Prevalensi gangguan mood tidak berbeda dari satu ras ke
ras lain. Dari segi status perkawinan, gangguan depresif betrat terjadi paling sering pada
orang yang tidak memiliki pasangan (hubungan interpersonal yang erat) atau yang cerai atau
berpisah. Tidak ditemukan adanya korelasi antara status sosioekonomi dan gangguan depresif
berat. Depresi mungkin lebih sering terjadi di daerah pedesaan daripada perkotaan.
Etiologi
Dasar umum untuk gangguan depresif berat tidak diketahui. Faktor penyebab dapat
diklasifikasikan menjadi faktor biologis, faktor genetika dan faktor psikososial. Ketiga faktor
tersebut saling berkaitan dan saling mempengaruhi.
1. Faktor Biologis
Sejumlah besar penelitian telah melaporkan berbagai kelainan di dalam metabolit
amin biogenik seperti 5-hydroxyindoleacetic acid (5 HIAA), homovanilic acid
cairan serebrospinalisnya.
Dopamin. Aktivitas dopamin menurun pada depresi dan meningkat pada
mania. Penelitian menyebutkan terjadinya disfungsi jalur dopamin mesolimbik
fundamental pada pasien depresi. Hipersekresi yang terjadi diduga akibat adanya
defek pada sistem umpan balik kortisol di sistem limpik atau adanya kelainan
pada sistem monoaminogenik dan neuromodulator yang mengatur CRH. Sekresi
CRH dipengaruhi oleh emosi. Emosi seperti perasaan takut dan marah
berhubungan dengan Paraventriculer nucleus (PVN), yang merupakan organ
utama pada sistem endokrin dan fungsinya diatur oleh sistem limbik. Emosi
mempengaruhi CRH di PVN, yang menyebabkan peningkatan sekresi CRH. Pada
orang lanjut usia terjadi penurunan produksi hormon estrogen. Estrogen berfungsi
melindungi sistem dopaminergik negrostriatal terhadap neurotoksin seperti MPTP,
6 OHDA dan methamphetamin. Estrogen bersama dengan antioksidan juga
merusak monoamine oxidase.
d. Kelainan Imunologis Gangguan depresi dihubungkan dengan abnormalitas
imunologi, meliputi berkurangnya proliferasi limfosit dan gangguan imunitas
seluler. Limfosit tersebut menghasilkan neuromodulator seperti corticotopinreleasingfactor (CRF).
b) Faktor Genetik
a. Penelitian keluarga menemukan sanak saudara derajat pertama berkemungkinan
dua sampai tiga kali ikut menderita gangguan depresif.
b. Penelitian adopsi menemukan bahwa anak biologis dari orang tua yang menderita
tetap berada dalam resiko menderita gangguan mood.
c. Penelitian kembar menemukan untuk gangguan depresi berat angka kesesuaian
pada kembar monozigotik kira-kira 50 persen, untuk kembar dizigotik 10 sampai
25 persen.
c) Faktor Psikososial
Menurut Freud dalam teori psikodinamikanya, penyebab depresi adalah kehilangan objek
yang dicintai. Ada sejumlah faktor psikososial yang diprediksi sebagai penyebab gangguan
mental pada lanjut usia yang pada umumnya berhubungan dengan kehilangan. Faktor
psikososial tersebut adalah hilangnya peranan sosial, hilangnya otonomi, kematian teman atau
sanak saudara, penurunan kesehatan, peningkatan isolasi diri, keterbatasan finansial, dan
penurunan fungsi kognitif. Sedangkan menurut Kane, faktor psikososial meliputi penurunan
percaya diri, kemampuan untuk mengadakan hubungan intim, penurunan jaringan sosial,
kesepian, perpisahan, kemiskinan dan penyakit fisik. Faktor psikososial yang mempengaruhi
depresi meliputi peristiwa kehidupan dan stressor lingkungan, kepribadian, psikodinamika,
kegagalan yang berulang, teori kognitif dan dukungan sosial.
1.
Kriteria Diagnosis
Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti tersebut di atas;
Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya: (a) sampai dengan (g)
Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya
Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu
Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasanya dilakukan.
Karakter kelima: F32.00 = Tanpa gejala somatik
F32.01 = Dengan gejala somatik
Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti pada episode depresi
ringan (F30.0)
Ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan sebaiknya 4) dari gejala lainnya;
Lamanya seluruh episode berlangsung minimum sekitar 2 minggu
Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan
rumah tangga.
Karakter kelima: F32.10 = Tanpa gejala somatik
F32.11 = Dengan gejala somatik
berintensitas berat
Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor) yang mencolok, maka
pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak gejalanya secara
rinci.
Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap episode depresi berat masih
dapat dibenarkan.
Episode depresif berat yang memenuhi kriteria menurut F32.2 tersebut di atas;
Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya melibatkan ide tentang
dosa, kemiskinan atau malapetaka yang mengancam, dan pasien merasa bertanggung
jawab atas hal itu. Halusinasi auditori atau olfaktori biasanya berupa suara yang
menghina atau menuduh, atau bau kotoran atau daging membusuk. Retardasi psikomotor
Pemulihan keadaan biasanya sempurna diantara episode, namun sebagian kecil pasien
mungkin mendapat depresi yang akhirnya menetap, terutama pada usia lanjut (untuk
minggu dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif yang bermakna.
Karakter kelima : F33.00 = Tanpa gejala somatik
F33.01 = Dengan gejala somatik
Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33.-) harus dipenuhi, dan episode sekarang
minggu dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif yang bermakna.
Karakter kelima : F33.10 = Tanpa gejala somatik
F33.11 = Dengan gejala somatik
c. F33.2 Gangguan Depresif Berulang, Episode Kini Berat tanpa Gejala Psikotik
Pedoman Diagnostik
Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33.-) harus dipenuhi, dan episode sekarang
harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat tanpa gejala psikotik (F32.2); dan
Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selama minimal 2
minggu dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif yang bermakna.
d. F33.3 Gangguan Depresif Berulang, Episode Kini Berat dengan Gejala Psikotik
Pedoman Diagnostik
Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33.-) harus dipenuhi, dan episode sekarang
harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat dengan gejala psikotik (F32.2); dan
Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selama minimal 2
minggu dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif yang bermakna.
e. F33.4 Gangguan Depresif Berulang, Kini dalam Remisi
Pedoman Diagnostik
Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33.-) harus pernah dipenuhi di masa lampau,
tetapi keadaan sekarang seharusnya tidak memenuhi kriteria untuk episode depresif
dengan derajat keparahan apa pun atau gangguan lain apa pun dalam F30-F39; dan
Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selama minimal 2
minggu dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif yang bermakna.
f. F33.8 Gangguan Depresif Berulang Lainnya
g. F33.9 Gangguan Depresif Berulang YTT
Berdasarkan DSM IV episode depresif berat dapat didiagnosa dengan:
A. Sedikitnya 5 dari gejala di bawah ini telah ditemukan dalam jangka waktu 2 minggu yang
sama dan merupakan suatu perubahan pola fungsi dari sebelumnya; sedikitnya satu gejala
ialah salah satu dari (1) atau (2).
(1) Afek yang sedih (atau dapat juga afek yang iritable pada kanak-kanak dan remaja) hampir
seluruh hari, hampir setiap hari (sebagaimana ditunjukkan dengan ungkapan pribadi
pasien atau observasi oleh orang lain.
(2) Minat dan rasa senang yang amat menurun dalam semua atau hampir semua kegiatan
sehari-hari, hampir setiap hari (ditunjukkan baik olrh ungkapan pribadi pasien atau
pengamatan dari orang lain adanya apati hampir seluruh waktu)
(3) Berkurang atau bertambahnya berat tubuh tanpa diet (contoh lebih dari 5% berat tubuh
dalam sebulan), atau berkurang atau bertambahnya nafsu makan hampir setiap hari (pada
kanak-kanak, pertimbangkan juga kegagalan untuk mendapatkan tambahan berat tubuh)
(4) Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari
(5) Agitasi atau retardasi psikomotor hampir setiap hari (dapat diamati oleh orang lain, tidak
hanya perasaan subjektif tentang keresahan atau terasa terhambat)
(6) Lelah atau hilang tenaga hampir setiap hari
(7) Rasa tidak berguna atau rasa dosa yang berlebihan atau tidak sesuai (yang mencapai taraf
waham) hampir setiap hari (tidak hanya menyalahkan diri sendiri atau rasa dosa karena
sakitnya)
(8) Turunnya kemampuan berpikir atau konsentrasi atau ragu hampir setiap hari (baik atas
pertimbangan subjektif atau hasil pengamatan orang lain)
(9) Buah pikiran tentang kematian yang menetap dan berulang (tidak hanya takut mati),
gagasan ingin bunuh diri atau adanya suatu rencana spesifik untuk bunuh diri.
B. Tidak dapat dipastikan bahwa suatu faktor organik yang menyebabkan atau yang
mempertahankan gangguan itu.
Gangguan itu bukan merupakan suatu reaksi normal terhadap kematian seseorang yang
dicintainya (reaksi berkabung tanpa komplikasi).
C. Selama gangguannya ada tidak pernah terdapat waham atau halusinasi selama 2 minggu
tanpa gejala afektif yang menonjol (yaitu: sebelum timbulnya gejala afektif atau setelah
ada remisi).
D. Tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, gangguan skizofreniform, gangguan waham,
atau gangguan psikotik yang tak ditentukan.
b. Kriteria diagnosisDepresi menurut DSM-IV-TR
Kriteria DSM-IV-TR untuk episode mayor depresif
A. Lima (atau lebih) dari gejala berikut telah ada selama duaminggu dan menggambarkan
perubahan dari fungsi dari yang sebelumnya, setidaknya salah satu gejala dari (1)
depresi suasana hati atau (2) kehilangan minat atau kesenangan.
1. Depresi hampir sepanjang hari dan hampir setiap hari, seperti dilihat pada laporan
subjektif (misalnya,merasa sedih atau kosong) atau observasi yang dibuat oleh
orang lain (misalnya, tampak berurai air mata).
2. Minat atau kesenangan dalam semua hal sangat berkurang pada kegiatan hampir
sepanjang hari, hampir setiap hari (seperti dilihat pada laporan subjektif atau
observasi oleh orang lain)
3. Penurunan berat badan yang signifikan atau peningkatan berat badan (misalnya,
perubahan lebih dari5% dari berat badan dalam sebulan), atau penurunan atau
peningkatan nafsu makan hampir setiap hari.
4. Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari.
5. Agitasi atau retardasi psikomotor hampir setiap hari (diamati oleh orang lain, bukan
hanya perasaan subjektif kegelisahan atau menjadi melambat)
6. Kelelahan atau kehilangan energi hampir setiap hari
7. Perasaan tidak berharga atau perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak tepat
(yang mungkin khayalan) hampir setiap hari (bukanhanya menyalahkan diri sendiri
atau merasa bersalah sehingga menjadi sakit)
8. Kemampuan untuk berpikir atau berkonsentrasi menurun, atau ragu-ragu, hampir
setiap hari (dari subjektif atau dari yang diamati oleh oranglain)
9. Memikirkan tentang kematian secara berulang-ulang (tidak hanya takut mati), ide
bunuh diri berulang tanpa rencana spesifik, atau usaha bunuh diri atau rencana
spesifik untuk melakukan bunuh diri
B. Gejala-gejala yang tidak memenuhi kriteria untuk EpisodeCampuran.
C. Gejala-gejala klinis yang signifikan menyebabkan stres atau tekanan sosial, pekerjaan,
atau fungsi bidang-bidang penting lainnya.
D. Gejala yang tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya,
penyalah gunaan obat, obat) atau kondisi medis umum (misalnya,hipotiroidisme).
E. Gejala lain yang terdapat pada rasa kehilangan, yaitu, setelah kehilangan orang yang
dicintai,yang gejalanya menetap selama lebih dari dua bulan atau ditandai oleh
gangguan fungsional, perasaan tidak berharga, ide untuk bunuh diri, gejala psikotik,
atau keterbelakangan psikomotorik.
Kriteria DSM-IV-TR untuk episode minor depresif
A. Gangguan suasana hati, seperti berikut:
1. Setidaknya dua (tapi tidak lebih dari lima) dari gejala berlangsung selama dua
minggu dan menggambarakan perubahan fungsi dari yang sebelumnya, paling
Depresi hampir sepanjang hari dan hampir setiap hari, seperti dilihat pada
laporan subjektif (misalnya, merasa sedih atau kosong) atau observasi yang dibuat
oleh orang lain (misalnya, tampak berurai air mata). Catatan: Pada anak- anak dan
remaja, dapat mudah tersinggung.
Minat atau kesenangan dalam semua hal sangat berkurang pada kegiatan hampir
sepanjang hari, hampir setiap hari (seperti dilihat pada laporan subjektif atau
observasi oleh orang lain)
Penurunan berat badan yang signifikan atau peningkatan berat badan (misalnya,
perubahan lebih dari 5% dari berat badan dalam sebulan), atau penurunan atau
peningkatan nafsu makan hampir setiap hari. Catatan: Pada anak-anak,
pertimbangkan kegagalan untuk meningkatkan berat badan.
Agitasi atau retardasi psikomotor hampir setiap hari (diamati oleh orang lain,
bukan hanya perasaan subjektif kegelisahan atau menjadi melambat)
Perasaan tidak berharga atau perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak tepat
(yang mungkin khayalan) hampir setiap hari (bukan hanya menyalahkan diri sendiri
atau merasa bersalah sehingga menjadi sakit)
Memikirkan tentang kematian secara berulang-ulang (tidak hanya takut mati), ide
bunuh diri berulang tanpa rencana spesifik, atau usaha bunuh diri atau rencana
spesifik untuk melakukan bunuh diri.
Gejala yang tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya,
penyalahgunaan obat, obat) atau kondisi medis umum (misalnya, hipotiroidisme).
4.
Gejala lain yang terdapat pada rasa kehilangan (misalnya, reaksi normal karena
kehilangan orang yang dicintai
B. Tidak pernah terjadi episode mayor depresif, dan criteria tidak termasuk dalam
dystimic disorder
C. Tidak pernah terjadi epidode manic, episode campuran, atau episode hypomanic, dan
0 = tidak ada
1 = menyalahkan diri sendiri, merasa dia telah mengecewakan orang lain
2 = ide bersalah atau perenungan atas kesalahan masa lalu atau perbuatan berdosa
3 = penyakit sekarang merupakan sebuah hukuman. Waham berdosa
4 = mendengar suara-suara yang menuduh atau mengadu dan/atau mengalami
halusinasi visual yang mengancam
3. Bunuh diri
0 = tidak ada
1 = merasa hidup sudah tidak berharga
2 = berharap bila sudah mati atau pikiran-pikiran lain tentang kemungkinan matinya
diri sendiri
3 = ide-ide atau gerakan bunuh diri
4 = percobaan bunuh diri
4. Insomnia Early
5. Insomnia Middle
6. Insomnia Late
9. Agitasi
0 = tidak ada
1 = keresahan
2 = bermain dengan tangan, rambut, dll.
3 = bergerak terus, tidak bisa terus duduk
4 = meremas-remas tangan, menggigit kuku, menarik rambut, menggigit bibir
11. Ansietas Somatik : konkomitas fisiologik dari ansietas (ex, efek dari overaktivitas
otonom, butterflies, gangguan pencernaan, kram perut, bersendawa, diare, palpitasi,
hiperventilasi, parestesia, berkeringat, flushing, tremor, sakit kepala, frekuensi urinary).
Hindari menanyakan tentang kemungkinan efek samping pengobatan (ex: mulut kering,
konstipasi)
0 = tidak ada
1 = ringan
2 = sedang
3 = berat
4 = tidak berdaya
0 = tidak ada
1 = kehilangan nafsu makan tetapi bisa makan sendiri tanpa disuruh. Asupan makanan
kira-kira normal
2 = kesulitan makan tanpa desakan dari orang lain. Penurunan nafsu makan dan
asupan makanan
0 = tidak ada
1 = rasa berat di kaki, punggung atau kepala. Sakit punggung, sakit kepala, dan sakit
otot. Kehilangan energi dan mudah capek
2 = setiap gejala yang jelas dinilai 2
14. Gejala Genital (Gejala-gejala seperti: kehilangan nafsu; kinerja seksual terganggu;
gangguan menstruasi)
0 = tidak ada
1 = ringan
2 = berat
15. Hipokondriasis
0 = tidak tampak
1 = penyerapan diri (tubuh)
2 = preokupasi terhadap kesehatan
3 = keluhan yang sering, permintaan bantuan, dll
4 = waham hipokondrik
B. Bila ada, dinilai keberatannya dalam variasi. Dinilai tidak ada bila TIDAK terdapat
variasi
0 = tidak ada
1 = ringan
2 = berat
19. Depersonalisasi dan Derealisasi (Seperti: perasaan tidak sesuai kenyataan; ide nihilistik)
0 = tidak ada
1 = ringan
2 = sedang
3 = berat
4 = tidak berdaya
0 = tidak ada
1 = mencurigakan
2 = pikiran yang terhubung
3 = waham sindiran dan penganiayaan
0 = tidak ada
1 = ringan
2 = berat
Skor total :
Gambaran Klinis
Terapi
berkembang cepat dan kurangnya support dari lingkungan sekitar untuk pasien. Pasien juga
dapat melakukan rawat jalan jika pasien sering kontrol untuk berobat. Perbaikkan gejala jika
gangguan judgement, penurunan berat badan, atau insomnia minimal.8
Tujuan pengobatan pasien dengan depresi psikotik adalah remisi dimana
berkurangnya atau hilangnya gejala psikotik (halusinasi dan delusi) juga gejala depresi.
Pengobatan lini pertama untuk depresi mayor psikotik adalah dengan antidepresan ditambah
dengan antipsikotik atau dengan Electro Convulsive Therapy (ECT). Pengaruh farmakoterapi
dan ECT sebagai pengobatan lini pertama memiliki efek pengaruh yang sama untuk gejala
depresi psikotik.14
2.7.1 Farmakoterapi
Farmakoterapi yang digunakan untuk mengobati depresi dengan psikotik adalah
antidepresi dan antipsikotik. Antidepresi sendiri memiliki 5 golongan yaitu trisiklik/ TCA
(amiltriptilin, imipramine, clomipramine, dan tianeptine), golongan tetrasiklik (mparotiline,
amoxapine, mianserin), golongan MAOI-reversible (moclobemide), selective serotonin
reuptake inhibitor/ SSRI (setraline, paroxetine, fluvoxamine, fluoxetine, citalopram), dan
golongan atipikal (trazodone, mirtazapine, venafaxine). Mekanisme kerja obat antidepresi
adalah dengan cara menghambat re-uptake aminergic neurotransmitter dan menghambat
penghancuran oleh enzim monoamine oxidase sehingga menyebabkan peningkatan jumlah
aminergic neurotransmitter pada celah sinaps neuron tersebut yang dapat meningkatkan
aktivitas reseptor serotonin. Efek samping dari antidepresi antara lain berupa sedasi, efek
antikolinergik (berupa mulut kering, retensi urin, penglihatan kabur, dll), efek antiadrenergik
alfa (berupa perubahan EKG, hipotensi), dan efek neurotoksis (tremor halus, gelisah dan
agitasi). Efek sampng ini akan berkurang setelah 2-3minggu pemberian obat dengan dosis
yang sama. Gejala intoksikasi dari trisiklik dapat menimbulkan atropine toxic syndrome
dimana terjadi eksitasi SSP, hipertensi, hiperpireksia, konvulsi dan toxic confusional
state.Efek onset primer obat antidepresi sekitar 2-4 minggu sedangkan onset efek sekunder
sekitar 12-24 jam dengan waktu paruh 12-48 jam. Pemberian obat antidepresi bisa dilakukan
dalam jangka waktu yang lama karena potensi untuk menjadi ketergantungan sangat
minimal.15
Sedangkan untuk obat antipsikotik sendiri memiliki 2 golongan yaitu antipsikotik
tipikal dan antipsikosis atipikal. Antipsikosis tipikal ini terdiri dari phenothiazine
(cholrpromazine,
perphenazine,
trifluoperazine,
fluphenazine,
dan
thioridazine),
Dosis
Efek Samping
Peringatan Khusus
75-300mg
Mengantuk, antikolinergik,
Diperlukan dosis
titrasi. Bila terjadi
20-60mg
BB naik, agitasi
Mengantuk, antikolinergik,
Nortriptilin
40-200mg
BB naik, agitasi
Mengantuk, antikolinergik,
Maprotriptilin
100-225mg
BB naik
Mengantuk, antikolinergik,
Protiprilin
overdosis dapat
berakibat fatal
BB naik
5-HT reuptake inhibitors
Citalopram
20-60mg
Escitaprolam
10-20
Fluoxetine
20-40
Fluvoxamine
100-300
Paroxetine
20-50
Setraline
50-150
NE dan 5HT reuptake inhibitor
Amitriptilin
75-300
Doxepine
75-300
Imipramine
75-300
daripada trisiklik,
pencernaan
keamanan yang
tinggi dalam
overdosis..
Mengantuk, antikolinergik,
Diperlukan dosis
BB naik
Mengantuk, antikolinergik,
75-300
saluran cerna
Mengantuk, antikolinergik,
overdosis dapat
berakibat fatal
Venlafaxine
150-375
BB naik
Perubahan tidur, distres
tinggi dapat
diskontinuitas
menyebabkan
hipertensi. Dosis
titrasi diperlukan.
Penghentian tiba-tiba
dapat menyebabkan
gejala penghentian.
Duloxetine
30-60
Sedasi
Sedasi, BB naik
Insomnia, agitasi, distress
saluran cerna
100-600
Gangguan
BB naik, antikolinergik
pergerakan. Perlu
dilakukan dosis
Clomipramine
Trazodone
75-300
50-600
Mengantuk, BB naik
Mengantuk, GI distress, BB
titrasi
Perlu dosis titrasi
Bisa terjadi
naik
priapismus
Dosis
otonomik
terapeuti
Chlopromazine
Thioridazine
Pherphenazine
Trifluoperazine
Fluphenazine
Haloperidol
Pimozide
Clozapine
Zotepine
Sulpiride
Risperidone
k
100
100
8
5
5
2
2
25
50
200
2
Efek
ekstra
piramidal
150-1600
100-900
8-48
5-60
5-60
2-100
2-6
25-200
75-100
200-1600
2-9
+++
+++
+
+
++
+
+
++++
+
+
+
+++
+++
+
+
+
+
+
+
+
+
+
++
+
+++
+++
+++
++++
++
+
+
+
Quetiapine
Olanzapine
Aripriprazole
100
10
10
50-400
10-20
10-20
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Agen farmakologis dari kalangan SSRI secara luas diterima sebagai lini pertama
intervensi farmakologis untuk untuk gangguan depresi berat terutama pada anak dan remaja.
Uji klinis secara acak telah menunjukkan kemanjuran fluoxetine, citalopram, dan sertraline
mempunyai efek jika dibandingkan dengan plasebo.8 Efek samping yang umum diamati
dengan fluoxetine termasuk sakit kepala, gejala gastrointestinal, sedasi, dan insomnia,
sedangkan efek samping dari setraline yang umum antara lain anoreksia, diare, muntah dan
agitasi. Efek samping citalopram yang muncul antara lain sakit kepala, mual, insomnia,
rhinitis, nyeri perut, lemah, dan gejala seperti flu. Antidepresan trisiklik umumnya tidak
dianjurkan untuk pengobatan depresi pada anak dan remaja karena kurangnya keefektifannya
dan dapat meningkatkan potensi risiko aritmia jantung. Durasi rekomendasi pengobatan
antidepresan saat ini adalah selama 1 tahun pada anak depresi yang telah mencapai respon
yang baik, dan kemudian menghentikan pengobatan pada waktu stres yang relatif rendah
untuk masa pengobatan bebas.8
Pengobatan secara farmakoterapi sebaiknya juga dilakukan secara kombinasi antara
antidepresan dengan antipsikotik. Banyak kombinasi alternatif yang tersedia dari
antidepresan yang ada (SSRI, trisiklik, serotonin-norepinefrin reuptake inhibitor) dan
antipsikotik (generai pertama dan kedua). Kombinasi yang sering digunakan antara lain
sertraline ditambah olanzapine, fluoxetine ditambah olanzapine, venlafaxine ditambah
quetiapine,
amitriptyline
ditambah
haloperidol,
amitriptyline
ditambah
memberikan
hasil
yang
lebih
efektif
jika
dibandingkan
dengan
penerimaan dimana terapi ini mengajarkan pasien untuk meningkatkan penerimaan mereka
terhadap penderitaan tidak dapat dihindari, untuk hanya melihat gejala psikotik mereka tanpa
mempertimbangkan mereka sebagai benar atau salah, dan untuk mengidentifikasi dan
menghargai diri secara pribadi. Sebuah uji coba secara acak menemukan bahwa pada 18
pasien dengan depresi psikotik unipolar, perbaikan gejala terjadi secara signifikan lebih
banyak pasien yang menerima terapi komitmen dan penerimaan (rata-rata tiga sesi) ditambah
perawatan seperti biasa, dibandingkan dengan pasien yang menerima pengobatan seperti
biasa saja. Sebuah studi observasional dari 14 pasien dengan depresi psikotik yang dirawat
dengan depresi berbasis penerimaan dan terapi psikosis selama enam bulan menunjukkan
bahwa terapi ini bermanfaat untuk mengobati depres psikotik.14
Selain terapi psikososial untuk pasien sendiri, perlu dilakukan juga terapi keluarga.
Meskipun bukan terapi utama untuk pengobatan penyakit depresi, tetapi semakin banyak
bukti menunjukkan bahwa terapi keluarga membantu pasien untuk mengurangi dan
mengatasi stres dapat mengurangi kemungkinan kambuh. Terapi keluarga diindikasikan jika
gangguan tersebut membahayakan pernikahan pasien atau fungsi keluarga. 8 Selain itu,
anggota keluarga harus terlibat dalam perawatan pasien dengan depresi psikotik unipolar, dan
belajar mengenai tanda-tanda dan gejala, pengobatan, dan prognosis penyakit deprei psikotik.
Keluarga juga dapat mendorong kepatuhan terhadap pengobatan.14
Pada pasien depresif sering terjadi gangguan tidur berupa insomnia dapat diberikan
terapi berupa antidepresan atau lithium menopang efek antidepresan dari kurang tidur.
Beberapa laporan memberi kesan bahwa kurang tidur mempercepat respon terhadap
antidepresan, termasuk fluoxetine dan nortriptyline.