Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT kami ucapkan panjatkan karena atas rahmatNya kami dapat membuat dan menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul
Martabat, Hakekat dan Tanggung Jawab Manusia, yang kami sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun
yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan akhirnya makalah ini
dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang Sistem Pertahanan Dan Keamanan Nasional
Sementara, dimaknai dan diamalkan oleh warga masyarakat akademik, di lembaga
pendidikan tinggi.Kehidupan dan kegiatan akademik diharapkan selalu berkembang,
bergerak
maju
bersama
dinamika
perubahan
dan
pembaharuan
sesuai
zaman.Walaupun makalah ini kurang sempurna dan memerlukan perbaikan tapi juga
memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca. Penyusun juga mengucapkan terima
kasih kepada dosen pembibing.
Walaupun demikian, makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan.
Kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk memperbaiki dan
kesempurnaan makanalah ini di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua.
Balikpapan, September 2014
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara dan berdiskusi tentang manusia selalu menarik. Karena selalu
menarik, maka masalahnya tidak pernah selesai dalam artia tuntas. Manusia
merupakan makhluk yang paling menakjubkan, makhluk yang unik multi
dimensi, serba meliputi, sangat terbuka, dan mempunyai potensi yang agung.
Manusia dalam pandangan kebendaan (materialis) hanyalah merupakan
sekepal tanah di bumi. Dari bumi asal kejadiannya, di bumi dia berjalan, dari
bumi dia makan dan kedalam bumi dia kembali.
Dalam pandangan orang yang beriman, manusia itu makhluk yang mulia
dan terhormat pada sisi Tuhan. Manusia diciptakan Tuhan dalam bentuk yang
amat baik, sesudah itu ditiup Roh ke dalam tubuhnya, para malaikat disuruh
sujud (memberi hormat) kepadanya. Tuhan memberi manusia ilmu
pengetahuan dan kemauan, dijadikan khalifah (penguasa) di bumi dan
menjadi pusat kegiatan di alam ini. Segala apa yang ada di langit dan di bumi,
semuanya bekerja untuk kepentingan manusia, dan kepadanya di berikan
nikmat lahir dan batin.
Al-Qur'an memberi keterangan tentang manusia dari banyak seginya,
Dari ayat-ayat Al-Quran, dapat disimpulkan bahwa manusia adalah makhluk
fungsional yang bertanggung jawab, pada surat al-Mu'minun ayat 115 Allah
bertanya kepada manusia sebagai berikut : "Apakah kamu mengira bahwa
kami menciptakan kamu sia-sia, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan
kepada Kami?"
Dari ayat ini, menurut Ahmad Azhar Basyir, terdapat tiga penegasan
Allah yaitu [1] manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan, [2] manusia
diciptakan tidak sia-sia, tetapi berfungsi, dan [3] manusia akhirnya akan
dikembalikan kepada Tuhan, untuk mempertanggungjawabkan semua
perbuatan yang dilakukan pada waktu hidup di dunia ini, dan perbuatan itu
tidak lain adalah realisasi daripada fungsi manusia itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
BAB II
ISI BAHASAN
A. MANUSIA
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah swt yang paling sempurna
dibandingkan dengan makhluk lainnya. Karena manusia mempunyai akal dan
pikiran untuk berfikir secara logis dan dinamis, dan bisa membatasi diri
dengan perbuatan yang tidak dilakukan, dan kita bisa memilih perbuatan
mana yang baik (positif) atau buruk (negatif) buat diri kita sendiri. Bukan
hanya itu saja pengertian manusia secara umum adalah manusia sebagai
makhluk pribadi dan makhluk sosial. Karena bukan hanya diri sendiri saja
tetapi manusia perlu bantuan dari orang lain. Maka sebab itu manusia adalah
makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial. 1[1]
Adapun beberapa definisi manusia menurut para ahli, yaitu :
ABINENO J. I
Manusia adalah "tubuh yang berjiwa" dan bukan "jiwa abadi yang berada atau
yang terbungkus dalam tubuh yang fana".
UPANISADS
Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan
prana atau badan fisik.
I WAYAN WATRA
Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta,
rasa dan karsa.
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang
berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal,
dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan
lingkungan.2[2]
1[1] Muchsin, dkk. 1984. Dasar-Dasar Agama Islam. Jakarta : Bulan
Bintang.
2[2] Sauri Sofyan. 2004. Pendidikan Agama Islam. Bandung :
Alfabeta.
B. Hakikat Manusia
1.
pencitraanya
Citra kesempurnaan dan keindahan manusia diwujudkan melalui
penampilan budaya dan peradaban yang terus berkembang. Kebudayaan itu
adalah ciptaan manusia dan syarat bagi kehidupan manusia. Manusia
menciptakan kebudayaadan kebudayaan itu sendiri menjadikan manusia
makhluk yang berbudaya.Manusia juga disebut dengan makhluk yang
memiliki peradaban(Civil Society).Melalui peradaban ini manusia dapat
mengembangkan pola pikir, berbuat dan bertindak serta merasakan yang
merupakan cerminan dari kebudayaannya.3[3]
Pengertian hakikat manusaia
Hakekat manusia adalah sebagai berikut :
untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia
lebih baik untuk ditempati.
perwujudanya merupakan
3.
Allah untuk menjadi saksi-Nya serta mengungkapkan rahasia-rahasia firmanNya. Para mahkluk yang lain tidak melihat ada dimensi yang tidak bisa
dijangkau olehnya, ia hanya mampu melihat pada tingkat yang paling rendah
dalam diri manusia.
Dalam
dunia
pendidikan,manusia
telah
ditugaskan
untuk
Makluk yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha Esa.
Tujuan Pendidikan diarahkan kepada upaya pembentukan sikap takwa.
Dengan demikian pendidikan ditujukan kepada upaya untuk membimbing dan
mengembangkan potensi peserta didik secara optimal agar dapat menjadihamba
Allah yang takwa. Di antara ciri mereka yang takwa adalah beriman kepada yang
ghaib, mendirikan shalat, menafkahkan sebagian rezeki anugerah Allah, beriman
kepada al-Quran dan kitab-kitab samawi sebelum alQuran,serta keyakinan
kehidupan akhirat (QS. 2:3).
5.
Martabat Manusia
Taubat;
Memelihara diri dari perbuatan yang makruh, syubhat dan apalagi yang
haram;
Merasa miskin diri dari segalanya;
Meninggalkan akan kesenangan dunia yang dapat merintangi hati
terhadap tuhan yang maha esa;
Meningkatkan kesabaran terhadap takdirNya;
Meningkatkan ketaqwaan dan tawakkal kepadaNya;
Melazimkan muraqabah (mengawasi atau instropeksi diri);
Melazimkan renungan terhadap kebesaran Allah Swt;
Meningkatkan hampir atau kedekatan diri terhadapNya dengan cara
menetapkan ingatan kepadaNya;
Mempunyai rasa takut, dan rasa takut ini hanya kepada Allah Swt saja. 7[7]
7[7] Muchsin, dkk. 1984. Dasar-Dasar Agama Islam. Jakarta : Bulan
Bintang.
Dengan melalui latihan di atas melalui amalan dzikir pada maqamat, maka
seseorang hamba akan muncul sifat berikut :
-
Ketenangan jiwa;
[8]
Setiap individu memiliki sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian
orang tersebut semakin meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena
pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang
menunutut kepedulian dan tanggung jawab.
Inilah yang menyebabkan frekuensi tanggung jawab masing-masing individu
berbeda, Tanggung jawab mempunyai kaitan yang sangat erat dengan perasaan.
Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajibannya.9[9]
a.
Keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak, dan juga orang lain yang menjadi
anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada
keluarganya.
c.
Pada hakikatnya manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain, sesuai
dengan kedudukanya sebagai makhluk sosial. Karena membutuhkan manusia
lain, maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Sehingga
dengan demikian manusia di sini merupakan anggota masyarakat yang tentunya
mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat
melangsunggkan hidupnya dalam masyarakat tersebut.
d. Tanggung jawab terhadap Bangsa / Negara
Suatu kenyataan bahwa setiap manusia, setiap individu adalah warga negara
suatu negara. Dalam berfikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat
oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak
9[9] Hamalik,Oemar.2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan
pendekatan sistim.Jakarta :Bumi Aksara
bisa berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus
bertanggung jawab kan kepada negara.
e. Tanggung jawab terhadap Tuhan
Manusia mempunyai tanggung jawab langsung kepada Tuhan. Sehingga tindakan
manusia tidak bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan yang dituangkan dalam
berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama.10[10]
10[10]
Manan,Imran,1989.Antropologi Pendidikan:Suatu Pengantar .Jakarta
.Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia telah dianugrahi potensi yang sempurna untuk hidup di dunia,
yaitu akal, nafsu, dan qalbu. Akal diarahkan kepada alam melalui proses
tafakur, sehingga manusia dapat menguasai ilmu dan teknologi sebagai
pelaksanaan tugas kekhalifahannya, dan manusia mempunyai hakikat,
martabat, serta tanggung jawab nya masing-masing. Sementara qalbu yang
diarahkan kepada penghayatan firman-firman Allah melalui proses dzikir
melahirkan keimanan sebagai bentuk pelaksanaan tugas ke-abdullah-annya.
Penggunaan potensi akal secara terpisah dari qalbu akan melahirkan
materialisme yang kering dan hampa. Sementara penggunaan qalbu terpisah
dari akal melahirkan mistisisme yang statis dan beku. Karena itu, seluruh
potensi yang dimiliki manusia semestinya digunakan secara terpadu.
Keterpaduan dalam penggunaan potensi dan tugas tersebut akan mewujudkan
sosok manusia yang utuh dan sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik,Oemar.2003. Perencanaan
Pengajaran
Berdasarkan
pendekatan