You are on page 1of 14

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA

MARTABAT, HAKEKAT DAN TANGGUNGJAWAB MANUSIA

Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Desy Anggraini (14.11.078.15401.017)


Linda Pertiwi (14.11.078.15401.053)
Lufi Ditia Prabandari (14.11.078.15401.054)
Nur Padila (14.11.078.15401.070)
Nur Hasanah (14.11.078.15401.071)
Siti Nor Aisyah (14.11.078.15401.097)
Vaulin Setyorini (14.11.078.15401.108)

AKADEMI KEBIDANAN BORNEO MEDISTRA


BALIKPAPAN
2014/2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT kami ucapkan panjatkan karena atas rahmatNya kami dapat membuat dan menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul
Martabat, Hakekat dan Tanggung Jawab Manusia, yang kami sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun
yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan akhirnya makalah ini
dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang Sistem Pertahanan Dan Keamanan Nasional
Sementara, dimaknai dan diamalkan oleh warga masyarakat akademik, di lembaga
pendidikan tinggi.Kehidupan dan kegiatan akademik diharapkan selalu berkembang,
bergerak

maju

bersama

dinamika

perubahan

dan

pembaharuan

sesuai

zaman.Walaupun makalah ini kurang sempurna dan memerlukan perbaikan tapi juga
memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca. Penyusun juga mengucapkan terima
kasih kepada dosen pembibing.
Walaupun demikian, makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan.
Kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk memperbaiki dan
kesempurnaan makanalah ini di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua.
Balikpapan, September 2014
Penulis,

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara dan berdiskusi tentang manusia selalu menarik. Karena selalu
menarik, maka masalahnya tidak pernah selesai dalam artia tuntas. Manusia
merupakan makhluk yang paling menakjubkan, makhluk yang unik multi
dimensi, serba meliputi, sangat terbuka, dan mempunyai potensi yang agung.
Manusia dalam pandangan kebendaan (materialis) hanyalah merupakan
sekepal tanah di bumi. Dari bumi asal kejadiannya, di bumi dia berjalan, dari
bumi dia makan dan kedalam bumi dia kembali.
Dalam pandangan orang yang beriman, manusia itu makhluk yang mulia
dan terhormat pada sisi Tuhan. Manusia diciptakan Tuhan dalam bentuk yang
amat baik, sesudah itu ditiup Roh ke dalam tubuhnya, para malaikat disuruh
sujud (memberi hormat) kepadanya. Tuhan memberi manusia ilmu
pengetahuan dan kemauan, dijadikan khalifah (penguasa) di bumi dan
menjadi pusat kegiatan di alam ini. Segala apa yang ada di langit dan di bumi,
semuanya bekerja untuk kepentingan manusia, dan kepadanya di berikan
nikmat lahir dan batin.
Al-Qur'an memberi keterangan tentang manusia dari banyak seginya,
Dari ayat-ayat Al-Quran, dapat disimpulkan bahwa manusia adalah makhluk
fungsional yang bertanggung jawab, pada surat al-Mu'minun ayat 115 Allah
bertanya kepada manusia sebagai berikut : "Apakah kamu mengira bahwa
kami menciptakan kamu sia-sia, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan
kepada Kami?"
Dari ayat ini, menurut Ahmad Azhar Basyir, terdapat tiga penegasan
Allah yaitu [1] manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan, [2] manusia
diciptakan tidak sia-sia, tetapi berfungsi, dan [3] manusia akhirnya akan
dikembalikan kepada Tuhan, untuk mempertanggungjawabkan semua
perbuatan yang dilakukan pada waktu hidup di dunia ini, dan perbuatan itu
tidak lain adalah realisasi daripada fungsi manusia itu sendiri.
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan manusia ?


2. Bagaimana hakekat manusia ?
3. Bagaimana martabat manusia ?
4. Bagaimana tanggung jawab manusia?
C. Tujuan
Untuk mengetahi :
1. Apa yang di maksud dengan manusia.
2. Bagaimana hakekat manusia.
3. Bagaimana martabat manusia.
4. Bagaimana tanggung jawab manusia.

BAB II
ISI BAHASAN

A. MANUSIA
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah swt yang paling sempurna
dibandingkan dengan makhluk lainnya. Karena manusia mempunyai akal dan
pikiran untuk berfikir secara logis dan dinamis, dan bisa membatasi diri
dengan perbuatan yang tidak dilakukan, dan kita bisa memilih perbuatan
mana yang baik (positif) atau buruk (negatif) buat diri kita sendiri. Bukan
hanya itu saja pengertian manusia secara umum adalah manusia sebagai
makhluk pribadi dan makhluk sosial. Karena bukan hanya diri sendiri saja
tetapi manusia perlu bantuan dari orang lain. Maka sebab itu manusia adalah
makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial. 1[1]
Adapun beberapa definisi manusia menurut para ahli, yaitu :

ABINENO J. I

Manusia adalah "tubuh yang berjiwa" dan bukan "jiwa abadi yang berada atau
yang terbungkus dalam tubuh yang fana".

UPANISADS

Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan
prana atau badan fisik.

I WAYAN WATRA

Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta,
rasa dan karsa.

OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY

Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang
berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal,
dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan
lingkungan.2[2]
1[1] Muchsin, dkk. 1984. Dasar-Dasar Agama Islam. Jakarta : Bulan
Bintang.
2[2] Sauri Sofyan. 2004. Pendidikan Agama Islam. Bandung :
Alfabeta.

B. Hakikat Manusia
1.

Manusia adalah mahluk yang paling indah dan sempurna dalam

pencitraanya
Citra kesempurnaan dan keindahan manusia diwujudkan melalui
penampilan budaya dan peradaban yang terus berkembang. Kebudayaan itu
adalah ciptaan manusia dan syarat bagi kehidupan manusia. Manusia
menciptakan kebudayaadan kebudayaan itu sendiri menjadikan manusia
makhluk yang berbudaya.Manusia juga disebut dengan makhluk yang
memiliki peradaban(Civil Society).Melalui peradaban ini manusia dapat
mengembangkan pola pikir, berbuat dan bertindak serta merasakan yang
merupakan cerminan dari kebudayaannya.3[3]
Pengertian hakikat manusaia
Hakekat manusia adalah sebagai berikut :

Makhluk yang memiliki tenga dalam yang dapat menggerakkan

hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas

tingkah laku intelektual dan sosial.

yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu

mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.

Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus

berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.

Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha

untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia
lebih baik untuk ditempati.

Suatu keberadaan yang berpotensi yang

perwujudanya merupakan

ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas

Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung

kemungkinan baik dan jahat.


3[3] Trianto. 2006. Wawasan Ilmu Alamiah Dasar. Surabaya :
Prestasi Pustaka.

Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan

sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat


kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.4[4]
2.

Manusia adalah mahluk yang paling tinggi derajatnya.


Manusia memiliki jiwa dan raga. Raga manusia termasuk kedalam derajat
terendah, sementara ruh manusia termasuk ke dalam derajat tertinggi. Hikmah
yang terkandung dalam hal ini ialah bahwa manusia mesti mengemban beban
amanat pengetahuan tentang Allah. Karena itu mereka harus mempunyai
kekuatan dalam kedua dunia ini untuk mencapai kesempurnaan.Sebab
tidak sesuatu pun di dunia ini yang memiliki kekuatan yang mampu
mengemban beban amanat.
Manusia mempunyai kekuatan ini melalui esensi sifat-sifatnya (sifatsifatruhnya), bukan melalui raganya. Karena ruh manusia berkaitan dengan
derajat tertinggi dari yang tinggi, tidak satupun di dunia ruh yang menyamai
kekuatannya, entah itu malaikat maupun setan sekalipun atau segala sesuatu
lainnya. Demikian pula, jiwa manusia berkaitan dengan derajat yang paling
rendah, sehingga tidak sesuatu pun di dunia jiwa bisa mempunyai
kekuatannya,entah itu hewan dan binatang buas atau yang lainnya. Ketika
mengaduk dan mengolah tanah, semua sifat hewan dan binatang buas, semua
sifat setan,tumbuh-tumbuhan dan benda-benda mati diaktualisasikan. Hanya saja,
tanah itu dipilih untuk mengejawantahkan sifat "dua tangan-Ku". Karena masingmasing sifat tercela ini hanyalah sekedar kulit luarnya saja, di dalam setiap sifat
itu ada mutiara dan permata berupa sifat Ilahi.5[5]

3.

Manusia adalah khalifah di muka bumi


Manusia sebagai makhluk yang sangat lemah, disisi lain dinobatkan sebagai
"khalifah" (wakil Allah). Bertugas mengatur alam semesta dan merupakan wakil

4[4] Trianto. 2006. Wawasan Ilmu Alamiah Dasar. Surabaya :


Prestasi Pustaka.
5[5] Trianto. 2006. Wawasan Ilmu Alamiah Dasar. Surabaya :
Prestasi Pustaka.

Allah untuk menjadi saksi-Nya serta mengungkapkan rahasia-rahasia firmanNya. Para mahkluk yang lain tidak melihat ada dimensi yang tidak bisa
dijangkau olehnya, ia hanya mampu melihat pada tingkat yang paling rendah
dalam diri manusia.
Dalam

dunia

pendidikan,manusia

telah

ditugaskan

untuk

memakmurkan,mengelola atau mengatur kehidupan dibumi,untuk dimanfaatkan


bagi kehidupan,tanpa merusak tatanan dan keharmonisannya. Artinya manusia
ditugaskan untuk membimbing generasi kini dan yang akan datang,
sertamenjalin keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat.
4.

Makluk yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha Esa.
Tujuan Pendidikan diarahkan kepada upaya pembentukan sikap takwa.
Dengan demikian pendidikan ditujukan kepada upaya untuk membimbing dan
mengembangkan potensi peserta didik secara optimal agar dapat menjadihamba
Allah yang takwa. Di antara ciri mereka yang takwa adalah beriman kepada yang
ghaib, mendirikan shalat, menafkahkan sebagian rezeki anugerah Allah, beriman
kepada al-Quran dan kitab-kitab samawi sebelum alQuran,serta keyakinan
kehidupan akhirat (QS. 2:3).

5.

Manusia adalah makhluk pemilik Hak Asasi Manusia (HAM)


Manusia dalam menjalani kehidupannya telah dilengkapi dengan hak dasar
(HAM) yang dikrarkan untuk dijalankan bagi sesama manusia. Hak dasar ini
yang mengatur tata kehidupan manusia, sehingga dalam menjalankan aktifitas
kehidupan tidak mengalami benturan dengan aturan yang telah ditetapkan.
Aturan tersebut antra lain adalah kebebasan dalam menjalankan/menentukan
nasib dalam menjalankan kehidupan. Manusia juga memiliki kebebasan dalam
menjalan perintah,dalam hal ini tentu masih dalam bingkai keempat butir
harkatdan martabat manusia.(HMM)6[6]
C.

Martabat Manusia

6[6] Trianto. 2006. Wawasan Ilmu Alamiah Dasar. Surabaya :


Prestasi Pustaka.

Martabat saling berkaitan dengan maqam, maksud nya adalah secara


dasarnya maqam merupakan tingkatan martabat seseorang hamba terhadap
khalikNya, yang juga merupakan sesuatu keadaan tingkatannya seseorang sufi di
hadapan tuhannya pada saat dalam perjalanan spritual dalam beribadah kepada
Allah Swt. Maqam ini terdiri dari beberapa tingkat atau tahapan seseorang dalam
hasil ibadahnya yang di wujudkan dengan pelaksanaan dzikir pada tingkatan
maqam tersebut, secara umum dalam thariqat naqsyabandi tingkatan maqam ini
jumlahnya ada 7 (tujuh), yang di kenal juga dengan nama martabat tujuh,
seseorang hamba yang menempuh perjalanan dzikir ini biasanya melalui
bimbingan dari seseorang yang alim yang paham akan isi dari maqam ini setiap
tingkatnya, seseorang hamba tidak di benarkan sembarangan menggunakan
tahapan maqam ini sebelum menyelesaikan atau ada hasilnya pada riyadhah
dzikir pada setiap maqam, ia harus ada mendapat hasil dari amalan pada maqam
tersebut.
Tingkat martabat seseorang hamba di hadapan Allah Swt mesti melalui
beberapa proses sebagai berikut :
-

Taubat;
Memelihara diri dari perbuatan yang makruh, syubhat dan apalagi yang
haram;
Merasa miskin diri dari segalanya;
Meninggalkan akan kesenangan dunia yang dapat merintangi hati
terhadap tuhan yang maha esa;
Meningkatkan kesabaran terhadap takdirNya;
Meningkatkan ketaqwaan dan tawakkal kepadaNya;
Melazimkan muraqabah (mengawasi atau instropeksi diri);
Melazimkan renungan terhadap kebesaran Allah Swt;
Meningkatkan hampir atau kedekatan diri terhadapNya dengan cara
menetapkan ingatan kepadaNya;

Mempunyai rasa takut, dan rasa takut ini hanya kepada Allah Swt saja. 7[7]
7[7] Muchsin, dkk. 1984. Dasar-Dasar Agama Islam. Jakarta : Bulan
Bintang.

Dengan melalui latihan di atas melalui amalan dzikir pada maqamat, maka
seseorang hamba akan muncul sifat berikut :
-

Ketenangan jiwa;

Harap kepada Allah Swt;

Selalu rindu kepadaNya dan suka meningkatkan ibadahnya;

Muhibbah, cinta kepada Allah Swt.

Untuk mendapatkan point di atas, seseorang hamba harus melalui beberapa


tingkatan maqam di bawah ini, tetapi melaluinya adalah amalan dzikir pada
maqam yang 7 (tujuh), adapun hasilnya akan dapat di uraikan dengan beberapa
maqam sifat, yaitu :
Taubat;
Zuhud;
Sabar;
Syukur;
Khauf (takut);
Raja (harap);
Tawakkal;
Ridha;
Muhibbah.

[8]

D. Tanggung Jawab Manusia


Manusia di dalam hidupnya disamping sebagai makhluk Tuhan, makhluk
individu, juga merupakan makhluk sosial. Di mana dalam kehidupannya di
bebani tanggung jawab, mempunyai hak dan kewajiiban, dituntut pengabdian dan
pengorbanan.
Tanggung jawab itu sendiri merupakan sifat yang mendasar dalam diri
manusia. Selaras dengan fitrah. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal.
8[8] Muchsin, dkk. 1984. Dasar-Dasar Agama Islam. Jakarta : Bulan
Bintang.

Setiap individu memiliki sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian
orang tersebut semakin meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena
pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang
menunutut kepedulian dan tanggung jawab.
Inilah yang menyebabkan frekuensi tanggung jawab masing-masing individu
berbeda, Tanggung jawab mempunyai kaitan yang sangat erat dengan perasaan.
Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajibannya.9[9]

Macam-Macam Tanggung Jawab

a.

Tanggung jawab terhadap dirinya sendiri

Manusia dalam hidupnya mempunyai harga, sebagai mana kehidupan manusia


mempunyai beban dan tanggung jawab masing-masing.
b.

Tanggung jawab terhadap keluarga

Keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak, dan juga orang lain yang menjadi
anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada
keluarganya.
c.

Tanggung jawab terhadap masyarakat

Pada hakikatnya manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain, sesuai
dengan kedudukanya sebagai makhluk sosial. Karena membutuhkan manusia
lain, maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Sehingga
dengan demikian manusia di sini merupakan anggota masyarakat yang tentunya
mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat
melangsunggkan hidupnya dalam masyarakat tersebut.
d. Tanggung jawab terhadap Bangsa / Negara
Suatu kenyataan bahwa setiap manusia, setiap individu adalah warga negara
suatu negara. Dalam berfikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat
oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak
9[9] Hamalik,Oemar.2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan
pendekatan sistim.Jakarta :Bumi Aksara

bisa berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus
bertanggung jawab kan kepada negara.
e. Tanggung jawab terhadap Tuhan
Manusia mempunyai tanggung jawab langsung kepada Tuhan. Sehingga tindakan
manusia tidak bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan yang dituangkan dalam
berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama.10[10]

10[10]
Manan,Imran,1989.Antropologi Pendidikan:Suatu Pengantar .Jakarta
.Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia telah dianugrahi potensi yang sempurna untuk hidup di dunia,
yaitu akal, nafsu, dan qalbu. Akal diarahkan kepada alam melalui proses
tafakur, sehingga manusia dapat menguasai ilmu dan teknologi sebagai
pelaksanaan tugas kekhalifahannya, dan manusia mempunyai hakikat,
martabat, serta tanggung jawab nya masing-masing. Sementara qalbu yang
diarahkan kepada penghayatan firman-firman Allah melalui proses dzikir
melahirkan keimanan sebagai bentuk pelaksanaan tugas ke-abdullah-annya.
Penggunaan potensi akal secara terpisah dari qalbu akan melahirkan
materialisme yang kering dan hampa. Sementara penggunaan qalbu terpisah
dari akal melahirkan mistisisme yang statis dan beku. Karena itu, seluruh
potensi yang dimiliki manusia semestinya digunakan secara terpadu.
Keterpaduan dalam penggunaan potensi dan tugas tersebut akan mewujudkan
sosok manusia yang utuh dan sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

Hamalik,Oemar.2003. Perencanaan

Pengajaran

Berdasarkan

pendekatan

sistim.Jakarta :Bumi Aksara


Manan,Imran,1989.Antropologi Pendidikan:Suatu Pengantar .Jakarta.Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan.
Muchsin, dkk. 1984. Dasar-Dasar Agama Islam. Jakarta : Bulan Bintang.
Nasution,S.Sosiologi Pendidikan. Jakarta.Bumi Aksara.
Pokja Pengembangan Peta Keilmuan Pendidikan, 2005.Peta Keilmuan Pendidikan.
Jakarta;Depdiknas.
Prayitno, 2005.Sosok Keilmuan Ilmu Pendidikan. Padang: UNP.
Prayitno, 2008.Dasar Teori dan Praksis Pendidikan Padang: UNP.
Sauri Sofyan. 2004. Pendidikan Agama Islam. Bandung : Alfabeta.
Trianto. 2006. Wawasan Ilmu Alamiah Dasar. Surabaya : Prestasi Pustaka.

You might also like