You are on page 1of 31

ASUHAN KEBIDANAN

PADA BY. NY. N USIA 4 BULAN 5 HARI DENGAN RIWAYAT BBLR


DI RUANG POLI ANAK RUMAH SAKIT SAIFUL ANWAR
KOTA MALANG

OLEH:
RETNO SULISTIA NINGSIH
1214315401039

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI MALANG


PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
2015

LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN
PADA BY. NY. N USIA 4 BULAN 5 HARI DENGAN RIWAYAT BBLR
DI RUANG POLI ANAK RUMAH SAKIT SAIFUL ANWAR
KOTA MALANG

Mahasiswa

(RETNO SULISTIA N)

Mengetahui,
Pembimbing Institusi

(TANTI BUDHI H,S.ST)

Pembimbing Klinik

(CHRISTIE IRIANI,S.ST)

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunianya sehingga dapat terselesaikannya asuhan kebidanan ini
dengan baik..
Asuhan kebidanan ini terselesaikan atas bantuan beberapa pihak, oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. dr.Budi Rahaju,.MPH selaku Direktur RSSA Malang
2. drg. Asri Kusuma Djadi,.MMR selaku Kepala Diklit RSSA Malang
3. dr. M. Bachtiar B, Fina Cs,SpB (K) onkologi Ka IRJ RSSAMalang
4. Nunuk Hamidah,.AMK selaku Ka UPP IRJ RSSA Malang
5. dr. Prasetya I.P,.SpA,.Mbiomed selaku Penanggung Jawab Poli Anak RSSA
Malang
6. Christie Iriyani, SST selaku Kepala Poli Anak RSSA Malang
7. Diah Putri S, Amd.Keb selaku Pembimbing Ruangan RSSA Malang
8. Dr.Aman selaku Ketua STIKES MAHARANI Malang
9. Diana Noor Fatmawati S.ST selaku Ka Prodi D3 Kebidanan Stikes
Maharani Malang
10. Tanti Budhi S.ST selaku Pembimbing Akademik Program Studi D3
Kebidanan Stikes Maharani Malang
11. Orang tua yang selalu memberikan dukungan baik secara moril maupun
material.
12. Semua teman-teman yang membantu dalam penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan laporan ini masih
banyak kekurangannya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun guna perbaikan diwaktu yang akan datang.
Malang, Januari 2015

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penurunan mortalitas perinatal yang terjadi dengan perbaikan
perawatan obstetric dan neonatus disertai pengurangan jumlah anak
cacat. Sebagian besar BBLR diharapkan dapat bertahan hidup sebagai
individu yang normal tetapi sebagian besar dari mereka tidak dapat
bertahan hidup karena faktor biaya antara 10 30 % bayi dapat bertahan
berat badan < 1 kg saat lahir menderita cacat besar.
BBLR sangat membutuhkan penanganan khusus karena bayi
BBLR sangat rentan terjadi infeksi maupun hipotermi. Banyak kasuskasus yang ada hubungan dengan bayi BBLR ini maupun bayi-bayi
bermasalah lainnya dan ini sangat utama sekali karena dapat berakibat
pada bayi itu sendiri yaitu akhir dari segalanya adalah kematian. Angka
perfalensi BBLR di Indonesia tinggi sekitar 17-25 % kelahiran hidup
(30 40 % adalah kecil masa kehamilan).
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1

Tujuan umum
Agar mahasiswa dapat memperluas wawasan dibidang neonatus
mengenai bayi dengan BBLR

1.2.2

Tujuan khusus
- Mengumpulkan data tentang BBLR
- Mengidentifikasi diagnosa dan masalah pada BBLR
- Mengantisipasi masalah potensial pada bayi BBLR
- Mengidentifikasi kebutuhan segera
- Mengembangkan rencana tindakan padabayu BBLR
- Melaksanakan tindnakan sesuai rencana

- Mengevaluasi tindakan
1.3 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang masalah tujuan penulisan manfaat metode
penulisan teknik pengumpulan data serta sistematika penulisan.
BAB II TINJUAN TEORI
pada tinjauan teori ini yang dibahas adalah definisi letak sungsang,
etiologi, klasifikasi, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan, tinjauan
manajemen
BAB III TINJAUAN KASUS.
Meliputi 7 langkah Varney yaitu pengkajian data subyektif dan obyektif,
identifikasi

masalah

atau

diagnosa,identifikasi

masalah

potensial,identifikasi kebutuhan segera intervensi,implementasi dan


evaluasi
BAB IV PEMBAHASAN
Membahas tentang kesenjangan dan praktik di lapangan yaitu pada
tinjauan ibu nifas.
BAB V PENUTUP
Meliputi kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1

DEFINISI

2.1.1

PENGERTIAN

Bayi berat badan lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat badannya
saat lahir kurang dari 2500 gram ( WHO, 1961 ). Berat badan lahir rendah
adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir. (Huda
dan Hardhi, NANDA NIC-NOC, 2013).
Menurut Ribek dkk. (2011). Berat badan lahir rendah yaitu bayi yang
lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memperhatikan usia
gestasi (dihitung satu jam setelah melahirkan).
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari
2500 gram pada waktu lahir. (Amru Sofian, 2012). Dikutip dalam buku Nanda,
(2013).
2.2

ETIOLOGI

Menurut Huda dan Hardhi dalam NANDA NIC-NOC (2013). Penyebab


kelahiran bayi berat badan lahir rendah, yaitu:
a.

Factor genetik atau kromosom

b. Infeksi
c.

Bahan toksik

d. Insufisiensi atau disfungsi plasenta


e.

Radiasi

f.

Faktor nutrisi

g. Factor lain seperti merokok, peminum alkohol, bekerja berat pada


masa kehamilan, plasenta previa, kehamilan ganda, obat-obatan, dan
sebagainya.

Selain penyebab diatas ada beberapa penyebab kelahiran berat badan lahir
rendah yang berhubungan, yaitu :
1. Faktor ibu
a.

Paritas

b. Abortus spontan sebelumnya


c.

Infertilitas

d. Gizi saat hamil yang kurang, umur kurang dari 20 tahun atau diatas
35 tahun
e.

Jarak hamil dan persalinan terlalu dekat, pekerjaan yang terlalu berat

f.

Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh

darah, perokok
2. Faktor kehamilan
a. Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum
b. Komplikasi kehamilan : preeklamsia/eklamsia, ketuban pecah dini
3. Faktor janin
a. Cacat bawaan, infeksi dalam rahim.
b. Infeksi congenital (missal : rubella)
4. Faktor yang masih belum diketahui
2.3

PATOFISIOLOGI

Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari
2500 gram pada waktu lahir. Secara umum penyebab dari bayi berat badan lahir
rendah dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain gizi saat hamil yang kurang
dengan umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun, jarak hamil dan
persalinan terlalu dekat, pekerjaan yang terlalu berat, penyakit menahun ibu :
hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah, perokok.
BBLR biasanya disebabkan juga oleh hamil dengan hidramnion, hamil
ganda, perdarahan, cacat bawaan, infeksi dalam rahim. Hal ini akan
menyebabkan bayi lahir dengan berat 2500 gram dengan panjang kurang dari
45 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm kepala lebih besar, kulit tipis,

transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang, otot hipotonik lemah,


pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea biasanya terjadi pada umur kehamilan
kurang dari 37 minggu.
Kemungkinan yang terjadi pada bayi dengan BBLR adalah Sindrom
aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi, penyakit
membran hialin, dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35
minggu, hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak,
hipotermia, hipoglikemia, hipokalsemia, anemi, gangguan pembekuan darah,
infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC),
bronchopulmonary dysplasia, dan malformasi konginetal

2.4

TANDA GEJALA

Menurut Huda dan Hardhi. (2013), tanda dan gejala dari bayi berat badan lahir
rendah adalah:
1. Sebelum bayi lahir
a.

Pada anamnesa sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus

prematurus, dan lahir


mati.
b. Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan.
c.

Pergerakan janin pertama terjadi lebih lambat, gerakan janin lebih

lambat walaupun
kehamilannya sudah agak lanjut
d. Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut
seharusnya. Sering
dijumpai kehamilan dengan oligradramnion gravidarum atau
perdarahan anterpartum.
2. Setelah bayi lahir
a.

Bayi dengan retadasi pertumbuhan intra uterin

b. Bayi premature yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu


c.

Bayi small for date sama dengan bayi retardasi pertumbuhan

intrauterine.
d. Bayi premature kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam
tubuhnya.
Selain itu ada gambaran klinis BBLR secara umum adalah :
1. Berat kurang dari 2500 gram.
2. Panjang kurang dari 45 cm.
3. Lingkar dada kurang dari 30 cm.
4. Lingkar kepala kurang dari 33 cm.
5. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
6. Kepala lebih besar.

7. Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang.


8. Otot hipotonik lemah.
9. Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea.
10. Eksremitas : paha abduksi, sendi lutut / kaki fleksi-lurus.
11. Kepala tidak mampu tegak.
12. Pernapasan 40 50 kali / menit.
13. Nadi 100 140 kali / menit.
2.5

KLASIFIKASI BBLR

Menurut Ribek dkk. (2011), ada 3 klasifikasi dari berat badan lahir
rendah, yakni:
a. Berat badan lahir rendah sedang yaitu bayi lahir dengan berat badan
1501 sampai 2500
gram.
b. Berat badan lahir sangat rendah yaitu bayi lahir dengan berat badan
kurang dari 1500
gram.
c. Berat badan lahir sangat rendah sekali yaitu bayi lahir dengan berat
badan kurang dari
1000 gram.
2.6
a.

PENATALAKSANAAN

Medis
Resusitasi yang adekuat, pengaturan suhu, terapi oksigen
Pengawasan terhadap PDA (Patent Ductus Arteriosus)
Keseimbangan cairan dan elektrolit, pemberian nutrisi yang cukup
Pengelolaan hiperbilirubinemia, penanganan infeksi dengan antibiotik

yang tepat
b. Penanganan secara umum :
Penanganan bayi

Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin


besar perawatan yang diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan
sianosis lebih besar. Semua perawatan bayi harus dilakukan didalam
incubator
Pelestarian suhu tubuh
Bayi dengan berat lahir rendah, mempunyai kesulitan dalam
mempertahankan suhu tubuh. Bayi akan berkembang secara memuaskan,
asal suhu rectal dipertahankan antara 35,50 C s/d 370 C.Bayi berat rendah
harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan dimana suhu normal tubuhnya
dipertahankan dengan usaha metabolic yang minimal.
Bayi berat rendah yang dirawat dalam suatu tempat tidur
terbuka, juga memerlukan pengendalian lingkungan secara seksama. Suhu
perawatan harus diatas 25 0 C, bagi bayi yang berat sekitar 2000 gram,
dan sampai 300C untuk bayi dengan berat kurang dari 2000 gram
Inkubator
Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam
incubator. Prosedur perawatan dapat dilakukan melalui jendela atau
lengan baju. Sebelum memasukkan bayi kedalam incubator, incubator
terlebih dahulu dihangatkan, sampai sekitar 29,4 0 C, untuk bayi dengan
berat 1,7 kg dan 32,20C untuk bayi yang lebih kecil. Bayi dirawat dalam
keadaan telanjang, hal ini memungkinkan pernafasan yang adekuat, bayi
dapat bergerak tanpa dibatasi pakaian, observasi terhadap pernafasan
lebih mudah.
Pemberian oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi
preterm BBLR, akibat tidak adanya alveolo dan surfaktan. Konsentrasi
O2yang diberikan sekitar 30- 35 % dengan menggunakan head box,
konsentrasi o2 yang tinggi dalam masa yang panjangakan menyebabkan
kerusakan pada jaringan retina bayi yang dapat menimbulkan kebutaan
Pencegahan infeksi

Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system


imunologi yang kurang berkembang, ia mempunyai sedikit atau tidak
memiliki ketahanan terhadap infeksi. Untuk mencegah infeksi, perawat
harus menggunakan gaun khusus, cuci tangan sebelum dan sesudah
merawat bayi.
Pemberian makanan
Pemberian makanan secara dini dianjurkan untuk membantu
mencegah terjadinya hipoglikemia dan hiperbillirubin. ASI merupakan
pilihan pertama, dapat diberikan melalui kateter ( sonde ), terutama pada
bayi yang reflek hisap dan menelannya lemah. Bayi berat lahir rendah
secara relative memerlukan lebih banyak kalori, dibandingkan dengan
bayi preterm.

B. KONSEP ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BERAT BADAN


LAHIR RENDAH
1. PENGKAJIAN
1. Data Subyektif
Data subyektif adalah persepsi dan sensasi klien tentang masalah
kesehatan. Data subyektif terdiri dari:
Biodata atau identitas pasien: meliputi nama tempat tanggal lahir jenis
kelamin
Orangtua meliputi : nama (ayah dan ibu, umur, agama, suku atau
kebangsaan, pendidikan, penghasilan pekerjaan, dan alamat
Riwayat kesehatan
a. Riwayat antenatal yang perlu dikaji atau diketahui dari riwayat
antenatal pada kasus BBLR yaitu:

Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, hipertensi, gizi


buruk, merokok ketergantungan obat-obatan atau dengan
penyakit seperti diabetes mellitus, kardiovaskuler dan paru.
Kehamilan dengan resiko persalinan preterm misalnya
kelahiran multiple, kelainan kongenital, riwayat persalinan
preterm.
Pemeriksaan kehamilan yang tidak kontinyuitas atau periksa
tetapi tidak teratur dan periksa kehamilan tidak pada petugas
kesehatan.
Hari pertama hari terakhir tidak sesuai dengan usia
kehamilan (kehamilan postdate atau preterm).
Riwayat natalkomplikasi persalinan juga mempunyai kaitan
yang sangat erat dengan permasalahan pada bayi baru lahir.
Yang perlu dikaji :
Kala I : perdarahan antepartum baik solusio plasenta
maupun plasenta previa.
Kala II : Persalinan dengan tindakan bedah caesar, karena
pemakaian obat penenang (narkose) yang dapat menekan
sistem pusat pernafasan.
b. Riwayat post natal
Yang perlu dikaji antara lain :
Apgar score bayi baru lahir 1 menit pertama dan 5 menit
kedua AS (0-3) asfiksia berat, AS (4-6) asfiksia sedang, AS
(7-10) asfiksia ringan.
Berat badan lahir : Preterm/BBLR < 2500 gram, untu aterm
2500 gram lingkar kepala kurang atau lebih dari normal
(34-36 cm).
Adanya kelainan kongenital : Anencephal, hirocephalus
anetrecial aesofagal.

Pola nutrisi
Yang perlu dikaji pada bayi dengan BBLR gangguan absorbsi
gastrointentinal, muntah aspirasi, kelemahan menghisap sehingga perlu
diberikan cairan parentral atau personde sesuai dengan kondisi bayi untuk
mencukupi kebutuhan elektrolit, cairan, kalori dan juga untuk mengkoreksi
dehidrasi, asidosis metabolik, hipoglikemi disamping untuk pemberian obat
intravena.
Pola eliminasi
Yang perlu dikaji pada neonatus adalah BAB : frekwensi, jumlah,
konsistensi. BAK : frekwensi, jumlah
Latar belakang sosial budaya
Kebudayaan yang berpengaruh terhadap BBLR kebiasaan ibu merokok,
ketergantungan obat-obatan tertentu terutama jenis psikotropikaKebiasaan ibu
mengkonsumsi minuman beralkohol, kebiasaan ibu melakukan diet ketat atau
pantang makanan tertentu.
Hubungan psikologis
Sebaiknya segera setelah bayi baru lahir dilakukan rawat gabung dengan
ibu jika kondisi bayi memungkinkan. Hal ini berguna sekali dimana bayi akan
mendapatkan kasih sayang dan perhatian serta dapat mempererat hubungan
psikologis antara ibu dan bayi. Lain halnya dengan BBLR karena memerlukan
perawatan yang intensif
2. Data Obyektif
Data obyektif adalah data yang diperoleh melalui suatu pengukuran dan
pemeriksaan dengan menggunakan standart yang diakui atau berlaku.
a.

Keadaan umum
Pada neonatus dengan BBLR, keadaannya lemah dan hanya merintih.
Keadaan akan membaik bila menunjukkan gerakan yang aktif dan
menangis keras. Kesadaran neonatus dapat dilihat dari responnya
terhadap rangsangan. Adanya BB yang stabil, panjang badan sesuai

dengan usianya tidak ada pembesaran lingkar kepala dapat menunjukkan


kondisi neonatus yang baik.
b. Tanda-tanda Vital
Neonatus post asfiksia berat kondisi akan baik apabila penanganan
asfiksia benar, tepat dan cepat. Untuk bayi preterm beresiko terjadinya
hipothermi bila suhu tubuh < 36 C dan beresiko terjadi hipertermi bila
suhu tubuh < 37 C. Sedangkan suhu normal tubuh antara 36,5C
37,5C, nadi normal antara 120-140 kali per menit respirasi normal antara
40-60 kali permenit, sering pada bayi post asfiksia berat pernafasan
belum teratur .
c.

Kulit
Warna kulit tubuh merah, sedangkan ekstrimitas berwarna biru, pada
bayi preterm terdapat lanugo dan verniks.

d. Kepala
Kemungkinan ditemukan caput succedaneum atau cephal haematom,
ubun-ubun besar cekung atau cembung kemungkinan adanya peningkatan
tekanan intrakranial.
e.

Mata
Warna conjunctiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding
conjunctiva, warna sklera tidak kuning, pupil menunjukkan refleksi
terhadap cahaya.

f.

Hidung
Terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat penumpukan lendir.

g. Mulut
Bibir berwarna pucat ataupun merah, ada lendir atau tidak.
h. Telinga
Perhatikan kebersihannya dan adanya kelainan
i.

Leher
Perhatikan kebersihannya karena leher nenoatus pendek

j.

Thorax
Bentuk simetris, terdapat tarikan intercostal, perhatikan suara wheezing
dan ronchi, frekwensi bunyi jantung lebih dari 100 kali per menit.

k. Abdomen
Bentuk silindris, hepar bayi terletak 1 2 cm dibawah arcus
costaae pada garis papila mamae, lien tidak teraba, perut buncit berarti
adanya asites atau tumor, perut cekung adanya hernia diafragma, bising
usus timbul 1 sampai 2 jam setelah masa kelahiran bayi, sering terdapat
retensi karena GI Tract belum sempurna.
l.

Umbilikus
Tali pusat layu, perhatikan ada pendarahan atau tidak, adanya tanda
tanda infeksi pada tali pusat.

m. Genitalia
Pada neonatus aterm testis harus turun, lihat adakah kelainan letak
muara uretra pada neonatus laki laki, neonatus perempuan lihat labia
mayor dan labia minor, adanya sekresi mucus keputihan, kadang
perdarahan.
n. Anus
adanya darah dalam tinja, frekuensi buang air besar serta warna dari
faeses.
o. Ekstremitas
Warna biru, gerakan lemah, akral dingin, perhatikan adanya patah tulang
atau adanya kelumpuhan syaraf atau keadaan jari-jari tangan serta
jumlahnya.
p. Refleks
Pada neonatus preterm post asfiksia berat reflek moro dan sucking
lemah. Reflek moro dapat memberi keterangan mengenai keadaan
susunan syaraf pusat atau adanya patah tulang
3. Data Penunjang

Data penunjang pemeriksaan laboratorium penting artinya dalam


menegakkan diagnosa atau kausal yang tepat sehingga kita dapat memberikan
obat yang tepat pula. Pemeriksaan yang diperlukan adalah :
Darah : GDA > 20 mg/dl
Test kematangan paru
CRP
Hb dan Bilirubin : > 10 mg/dl

4.

Diagnosa dan Gejala Klinis


1. Sebelum bayi lahir
-

Pada anamnese sering dijumpai adanya Riwayat abortus, partus


prematurus dan lahir mati

Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan

Pergerakan janin yang pertama terjadi lebih lambat, gerakan


janin lebih lambat walaupun kehamilannya sudah agak lanjut

Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut


yang seharusnya

Sering dijumpai kehamilan dengan oligradramnion gravidarum


atau perdarahan anterpartum

2. Setelah bayi lahir


-

Bayi dengan retadasi pertumbuhan intra uterin

Bayi premature yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu

Bayi small for date sama dengan bayi dengan retardasi


pertumbuhan intrauterine

Bayi prematur kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam


tubuhnya
(Rustam Mochtar, 2008)

2.1.1

Penanganan
-

Mempertahankan suhu dengan ketat

BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya


harus dipertahankan dengan ketat
o Bayi berat badan dibawah 2 kg 350 C
o Bayi berat badan 2 kg 2,5 kg 340 C
o Suhu incubator diturunkan 10 C setiap minggu sampai bayi dapat
ditempatkan pada suhu sekitar 34-370 C
-

Mencegah infeksi dengan ketat


BBLR sangat retan akan infeksi. Perhatikan prinsip-prinsip
pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan sebelum memegang
bayi.

Pemberian O2
Pemberian O2 untuk bayi ini harus dikendalikan dengan seksama
konsentrasi

yang

tinggi

dalam

masa

yang

panjang

akan

menyebabkan timbulnya kerusakan jaringan pada retina bayi


sehingga menimbulkan kebutaan. Bisa diberikan melalui kateter
hidung.
-

Pengawasan nutrisi / ASI


Reflek menelan BBLR belum sempurna. Oleh sebab itu pemberian
nutrisi harus dilakukan dengan cermat
o Reflek hisap baik

: ASI jam setelah lahir

o Reflek hisap lemah : ASI khusus dengan sonde


Frekuensi
BB < 1250 gr = 24 x minum / hari
BB 1250 2000 = 12 x minum / hari.
BB >2000 gr = 8 x minum / hari
o Jumlah cairan
Hari I

: 60 cc/ kg / BB / hari

Hari II

: 90 cc/ kg / BB / hari

Hari III : 120 cc/ kg / BB / hari

Hari IV : 150 cc/ kg / BB / hari


o Pemberian intravena bila :

Gangguan pernafasan

Oral tidak mencukupi

Penimbangan dengan ketat


o Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi / nutrisi bayi
dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh. Oleh sebab itu
penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat.
o Beberapa bayi sangat kecil yang lambat menambah menambah
berat badan, mungkin menderita asidosis metabolic, tetapi ia
akan tumbuh cepat setelah keadaan ini dikoreksi dengan natrium
bikarbonal
o Bayi tidak boleh kehilangan lebih dari 10 % berat badan
Lahirnya dan ia akan memperoleh kembali berat badannya
dalam 10-14 hari.

BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
Tanggal : 05-01-2015
Di

Jam

: 10.00 WIB

: Ruang Poli Anak RSSA Malang

A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama bayi

: By. Ny. N

Tanggal lahir : 09-08-2014


Jenis kelamin : Perempuan
usia

: 4 bulan 5 hari

Anak ke

: 1 dari 1 bersaudara

Nama ibu

:Ny. N

Nama Ayah : Tn. W

Umur

:24 tahun

Umur

: 26 tahun

Agama

:Islam

Agama

: Islam

Pendidikan

:SMA

Pendidikan : SMA

Pekerjaan

:IRT

Pekerjaan

Alamat

:Danau Brantas

: swasta

2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan bayinya lahir dengan berat badan 900 gram UK
6 bulan, dengan jenis kelamin perempuan.Berat badan sekarang
masih rendah yaitu 3100gram.

3. Riwayat Prenatal, Natal, Post Natal


a. Riwayat prenatal
Trimester I : periksa kebidan, , ibu tidak mual-muntah,TT 1
Trimester II : periksa ke bidan 1 kali,diberi tablet Fe dan
TT 2
Trimester III : Periksa ke bidan, mendapatkan Fe
b. Riwayat natal
UK

: 6 bulan

Kehamilan tunggal / ganda : tunggal


Air ketuban

: Jernih

Cara persalinan

: SC

Riwayat post natal


Perdarahan

: 300 cc

Plasenta

: Lahir spontan

4. Kebutuhan Dasar
a. Pola Nutrisi
Bayi minum PASI 2 jam sekali
b. Pola eliminasi
BAB : 3kali/hari konsistensi lunak
BAK : 8kali/hari warna jernh
c. Pola istirahat
Setiap waktu bayi tidur.bangun saat BAB atau BAK atau saat
lapar.
d. Pola aktivitas
Bayi menangis kuat
5. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada yang
mempunyai penyakit kronis dan menahun seperti DM, jantung,

dan asma serta tidak mempunyai riwayat kembar, ibu tidak pernah
menderita anemia.
6. Riwayat psikologis
Semua anggota keluarga sangat senang dengan kelahiran bayinya
dan ibu siap merawat bayinya.
b. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
KU

: baik

Kemampuan menghisap

: kuat

Warna kulit

: merah muda

Observasi TTV : Suhu

: 360 C

BB

: 3100 gram

HR

: 120 x/ menit

RR

: 40 x / menit

2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Kepala

: Ubun-ubun lunak, tidak ada pembengkakan dan


cekungan.

Muka

: warna kulit merah muda

Mata

: Tidak ada iktrus, Tidak ada konjungtiva,tidak


ada kelainan, konjungtiva tidak pucat.

Hidung

: Simetris, lubang kanan / kiri, Tidak ada


pernafasan cuping hidung

Mulut

: Tidak ada Monoalisis, lidah bersih.

Leher

: leher bentuk simetris, tidak ada pembesaran


kelenjar thyroid,tidak ada bendungan vena
jugularis,tidak ada bendungan kelenjar limfe.

Telinga

: telinga tidak mengeluarkan cairan, bentuk


simetris, imatur

Dada

: dada simetris, tidak ada kelainan.

Abdomen

: abdomen normal, bentuk simetris, tali pusat


sudah lepas,turgor kulit kurang

Genetalia

: labia mayora belum menutupi labia minora,anus


+

Ekstremitas

bentuk simetris, kelaian

tonus otot lemah

,turgor kulit kurang , Tidak ada kelainan


b. Palpasi
Dada

: tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan

Abdomen

: tidak ada oedema, tidak ada nyeri tekan

c. Auskultasi
Dada HR

: 135 x / menit

Abdomen

: Bising usus (+)

d. Perkusi
Abdomen

: meteorismus (-)

3. Pemeriksaan Neorologis
a. Reflek moro
Saat bayi diberi sentuhan mendadak dengan jari dan tangan,
bayi bergerak terkejut (+) lemah
b. Reflek menggenggam
Saat bangun bayi disentuh jari bayi berusaha menggenggam
(+) lemah
c. Reflek rooting / mencari
Saat pipi bayi disentuh dengan jari bayi menoleh (+) lemah
d. Reflek menghisap
Saat bayi menangis kemudian diberi putting susu ibu, bayi
berusaha menghisap (+) kuat
e. Reflek glabela

Saat disentuh pangkat hidung dengan jari tangan bayi


mengedipkan mata (+) lemah
f. Konjungtiva mandibula reflek
Saat bayi diberi rangsangan mulai dari pangkal mata ke atas
(+) lemah
4. Pemeriksaan tingkat perkembangan
a. Adaptasi sosial
Bayi dapat beradaptasi sosial dengan ibunya yaitu pada saat
diberi ASI dia akan diam.
b. Bahasa
Saat bayi BAK dan BAB kesakitan dan merasa lapar bayi
mengungkapkan perasaan melalui tangisan
c. Motorik halus
Bayi menggerakkan anggota badannya dengan lemah.
d. Motorik kasar
Bayi melakukan aktivitas dengan menggerakkan anggota
tubuhnya dengan kuat.

3.2 IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH


Dx

: Bayi Ny. N Usia 4 bulan 5 hari dengan riwayat

BBLR
Masalah

: ibu khawatir dengan keadaan bayinya

3.3 INTERVENSI
Dx

: Bayi Ny. N Usia 4 bulan 5 hari dengan riwayat

BBLR
Tujuan

: Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 2 jam.


Diharapkan masalah dapat teratasi.

Kriteria hasil :

TTV dalam batas normal

Berat badan meningkat

Tidak terjadi komplikasi

Intervensi
1. Lakukan pendekatan terapeutik dengan ibu dan anak dengan 5S
(senyum,salam,sapa,sopan,santun).
R/ supaya ibu dan anak lebih kooperatif sehingga pada proses
pengkajian dan pemeriksaan menjadi lebih mudah.
2. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan
R/ ibu mengetahui keadaan umum anaknya
3. Jelaskan pada ibu tentang asupan nutrisi dan memberi ASI eksklusif
pada bayi
R/ gizi yang baik dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak dan
ASI memiliki kandungan gizi yang banyak dan penting bagi bayi
guna untuk tumbuh kembang bayi.
4. Jelaskan pada ibu cara menyusui yang benar
R/ cara menyusui yang benar akan lebih memperlancar pengeluaran
ASI sehingga nutrisi bagi bayi terpenuhi.
5. Jelaskan pada ibu untuk kolaborasi dengan dokter tentang KIE
perawatan bayi berat
badan lahir rendah.
R/ untuk mengetahui bagaimana keadaan bayinya dan mendapatkan
penjelasan mengenai perawatan bayi BBLR
6. Jelaskan pada ibu untuk control 2 minggu lagi yaitu pada tanggal 19
januari 2015 dan anjurkan ibu untuk rutin datang ke posyandu
terdekat setiap bulannya.
R/ untuk mengetahui keadaan bayinya selanjutnya dan mengetahui
tumbuh kembang anaknya.

3.4 IMPLEMENTASI
Dx

: Bayi Ny. N Usia 4 bulan 5 hari dengan riwayat BBLR

1. Lakukan pendekatan terapeutik dengan ibu dan anak dengan 5 S


(senyum, salam, sapa, sopan dan santun)
2. Menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa berat badan
bayi rendah atau kurang ibu mengerti dengan apa yang dijelaskan.
3. Menginformasikan pada ibu tentang ASI Ekslusif yaitu ASI eksklusif
adalah air susu ibu yang diberikan kepada bayi sebagai bahan
makanan pokok sampai umur 6 bulan bayi hanya diberikan ASI saja
tanpa makanan tambahan lainnya. Serta keuntungan ASI Ekslusif
yaitu Mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi, ASI
mengandung zat penolak (antibody) yang dapat melindung bayi dari
berbagai penyakit infeksi, aman dan dapat diberikan langsung, tidak
menimbulkan alergi bagi bayi, sebagai perantara hubungan kasih
sayang antara ibu dan bayi, membantu pertumbuhan gizi lebih baik,
ekonomis, praktis dan tersedia setiap saat. Ibu sudah mengerti tentang
ASI eksklusif.
4. Mengajarkan pada ibu cara menyusui bayinya dengan benar, yaitu :
a. Letakkan payudara bayi pada siku kanan bagian dalam menghadap
ke badan ibu tangan kanan memegang pantat dan paha bayi.
b. Sangga payudara kanan dengan tangan kiri, jangan dibagian yang
hitam atau aerola sentuh mulut bayi membuka mulutnya dan
menghisap
c. Ketika menyusui, kepala bayi ditengadahkan sedikit, masukan
puting susu sampai daerah hitam (aerola) masuk mulut bayi
sehingga puting susu masuk dalam lidah dan langit-langit
mulutnya.
d. Pakai ibu jari untuk menekan sedikit payudara yang dipakai untuk
menyusui agar hidung bayi tetap bisa bernafas.

e. Setelah 10-15 menit bisa dengan memasukkan jari kelingking.


f. Sebelum melanjutkan menyusui pada payudara lain, sendawakan
bayi supaya tidak muntah, yaitu dengan cara menggendong bayi
diatas dada dan gosok punggungnya sampai udara yang terhisap
bersama ASI bisa keluar.
5. Menjelaskan pada ibu untuk kolaborasi dengan dokter tentang KIE
perawatan bayi berat badan lahir rendah.
6. Menjelaskan kepada ibu untuk control 2 minggu lagi yaitu pada
tanggal 19 januari 2015 dan anjurkan ibu untuk rutin datang
keposyandu terdekat setiap bulannya. Ibu dapat mengetahui keadaan
bayinya selanjutnya dan mengetahui tumbuh kembang anak.
3.5 EVALUASI
Tanggal

: 05-01-2015

Jam

: 11.00 WIB

: Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan dan anjuran


petugas kesehatan

: KU

: baik

Kesadaran

: composmentis

TTV : HR

: 135x / menit

RR

: 40 x / menit

Suhu : 360 C
BB

: 3100 gram

PB

: 51 cm

A: Bayi Ny. N usia 4 bulan 5 hari dengan berat badan lahir rendah
P: -

menganjurkan ibu unuk kontrol ulang 2 minggu lagi


tanggal 19 januari 2015

menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif sampai


usia 6 bulan tanpa makanan tambahan lainnya.

menganjurkan ibu untuk rutin membawa anaknya ke


posyandu terdekat setiap bulannya.

BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah dilakukan analisa data pada bayi Ny N usia 4 bulan 5 hari
dengan berat badan lahir rendah dapat disimpulkan bahwa tidak ada
kesenjangan teori yang telah djelaskan dengan praktek dilapangan pemberian
terapi

yang

tepat

yakni

dengan

memperhatikan

suhu

bayi

dengan

ketat,melakukan pengawasan nutrisi ASI yang ketat, mencegah penularan


infeksi yang sangat rentan karena sistem imun bayi yang masih belum matur.
Pada saat melakukan analisa data tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktek. Pada praktek dilakukan asuhan kebidanan yaitu mencuci tangan
sebelum dan sesudah tindakan untuk mencegah transmisi penyakit kedalam
tubuh bayi, memberikan minuman ASI/PASI secara adekuat, mengganti segera
popok bayi apabila BAB/BAK agar bayi tidak iritasi dan memberi rasa nyaman
pada bayi.
Di RS telah memberikan asuhan kebidanan yang tepat dan sesuai dengan
standart, diharapkan berat badan bayi kembali normal dan bayi dapat tumbuh
dan kembang sesuai dengan usianya tanpa ada komplikasi.

BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada By Ny N usia 4 bulan 5
hari dapat ditentukan diagnosa By Ny N usia 4 bulan 5 hari dengan berat
badan lahir rendah.
Pada ibu juga diberitahu untuk terus memberikan ASI saja pada anaknya
sampai usia 2 tahun sehingga kebutuhan nutrisi pada bayi dapat terpenuhi dan
berat badan bayi dapat naik dengan maksimal sesuai dengan usianya sekarang
dan menganjurkan ibu untuk kontrol 2 minggu berikutnya serta menganjurkan
ibu untuk membawa anaknya ke posyandu terdekat guna mengetahui tumbuh
kembang anaknya.
Saran
1. Petugas Kesehatan
Mampu memberikan pelayanan yang profesional sesuai dengan
kebutuhan klien
2. Bagi Mahasiswa
Secara kooperatif mampu memberikan konseling kepada keluarga tanpa
keraguan
Dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
3. Bagi klien/keluarga
Sadar

dan

mau

segera

membawa

bayinya

kepada

tenaga

kesehatan/pelayanan kesehatan jika mulai memperlihatkan tanda-tanda


infeksi/kegawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Fishman, Marvin A. 2007. Buku Ajar Pediatri, Volume 3 Edisi 20. Jakarta:EGC.
Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan: Difinisi Dan Klasifikasi 20122014/Editor,T. Heather Herdman; Alih Bahasa, Made Suwarwati Dan Nike
Budhi Subekti. Jakarta: EGC.
Huda, Nuratif dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa NANDA NIC-NOC. Jakarta: Media Action.
Ribek, Nyoman dkk. 2011. Aplikasi Perawatan Bayi Resiko Tinggi Berdasarkan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Program Keperawatan: Digunakan Sebagai
Bahan Pembelajaran Praktek Klinik dan Alat Uji Kompetensi. Denpasar:
Poltekkes Denpasar Jurusan Keperawatan.
Sofian, Amru. 2012. Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri: Obstetri Operatif Obstetri
Sosial Edisi 3 Jilid 1 & 2. Jakarta: EGC
______1961. WHO
Wong, D.L,dkk. 2008. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik. Jakarta. Buku
Kedokteran

You might also like