Professional Documents
Culture Documents
(Menurut WHO dan EMA) maka hal itu dianggap sangat permeable. Hal ini
berdasarkan data in vivo yang didukung oleh in situ (Perfusi usus di tikus) dan in
vitro ( Sel Caco-2). Meskipun harga log p berhubungan dengan suatu
kepermeabilitasan pada manusia, log P bukan suatu pedoman yag dapat dianggap
sebagai kriteria permeabilitas.
Ketoprofen dianggap "sangat permeabel" karena BA mutlak dibandingkan
iv pada manusia melebihi 90%. Metode pengganti (studi Caco-2 perfusi usus pada
log p tikus) mengklasifikasikan ketoprofen sebagai senyawa yang "sangat
permeabel" , dan memang telah direkomendasikan sebagai senyawa yang sangat
permeable untuk Caco-2 studi oleh US FDA3 .
The Biopharmaceutics Drug Disposition Classification System (BDDCS),
yang dikembangkan oleh Wu dan Benet, mengklasifikasikan zat aktif ini sebagai
"sangat" permeabel, jika batas metabolisme melebihi 70% (atau 90%).
Metabolisme luas dari ketoprofen juga menunjukkan bahwa zat aktif nya "sangat
permeabel. Singkatnya, ketoprofen memenuhi semua kriteria permeabilitas dan
dapat dengan jelas diklasifikasikan sebagai zat aktif yang "sangat permeabel".
KLASIFIKASI BCS
Menurut semua pedoman yang ada, ketoprofen merupakan BCS kelas II
bahan obat. Yasdanian mengklasifikasikan ketoprofen sebagai BCS kelas I, tetapi
hal ini didasari hanya berdasarkan kelarutan pH 7,4. Wu dan Benet juga
menetapkan ketoprofen sebagai BDDCS kelas I yang merupakan karateristik
disposisi untuk memperkirakan stabilitas. Pendapat lain mengungkapkan bahwa
ketoprofen berada pada batas BCS kelas I dan II. Berdasarkan data yang tersedia
pada monografi ini, ketoprofen termasuk pada BCS kelas II.
Resiko yang berhubungan dengan ekspien atau manufaktur variasi
Tingkat penyerapan ketoprofen tampaknya sangat kuat dan tidak
tergantung pada formulasi atau bahan pengisi (setidaknya untuk formulasi IR),
sehingga risiko bioinequivalence dalam hal AUC sangat rendah. Resiko dapat
lebih dikurangi jika produk hanya berisi eksipien terdapat dalam ketoprofen IR
padat bentuk sediaan oral disetujui di ICH atau negara terkait, seperti yang
ditunjukkan dalam tabel 2 dan jika eksipien dalam jumlah produk tersebut.
Sebaliknya tingkat absorpsi (seperti
terapi,
indikasi
terapi,
dan
efek
samping
juga
harus
monografi biowaiver untuk bentuk sediaan padat oral Immediate Release (IR)
yang mengandung ibuprofen dan diklofenak, dimana keduanya termasuk BCS
Kelas II asam lemah dan juga keduanya dianggap sebagai kandidat biowaiver
secara ilmiah. Sifat biofarmasi relevan dengan keputusan biowaiver serupa untuk
ibuprofen dan ketoprofen BCS (lihat Tabel 3).