Professional Documents
Culture Documents
Ruang rawat
: MERANTI
Tanggal MRS
: 4 Maret 2014
RM No
: 01 56 12
PENGKAJIAN
I.
IDENTITAS
A. Identitas pasien
Inisial
Umur
Jenis
Agama
Suku/Bangsa
Informan
Tanggal dirawat
Tangga pengkajian
RM No
Pekerjaan
Status Marietal
Alamat
Diagnosa Medis
: Tn. R
: 25 Tahun
: Laki-laki
: Islam
: Banjar/Indonesia
: Pasien , Status Pasien
: 04- 03- 2014
: 05- 01- 2015
: 01 56 12
: Tidak bekerja
: Belum Menikah
: Amuntai
: Isolasi Sosial
III.
FAKTOR PREDISPOSISI
Klien mengalami gangguan jiwa sejak tahun 2013 dan kurang mengingat kejadian di
masa lalunya. Klien hanya ingat kalau dia mengamuk dan dibawa oleh orang banyak ke
RSJD Sambang Lihum.
Klien masih menjalani pengobatan di RSJD Sambang lihum
Trauma
Jenis Trauma
Usia
Pelaku
Korban
Saksi
Aniaya Fisik
Aniaya Seksual
Penolakan
Kekerasan Dalam Keluarga
Tindakan Kriminal
Penjelasan : Keluarga atau orang terdekat tidak mengetahui keadaan klien dan
keberadaan klien hingga sekarang. Keluarga tidak pernah menemui klien. Klien tidak
ingat nomor telpon yang bsa dihubungi oleh keluarga.
MK
Di dalam anggota keluarga tidak ada yang mengalami gangguan seperti pasien.
Masalah keperawata : tidak adda masalah
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
IV.PEMERIKSAAN FISIK (SELASA,06 JANUARI 2015)
1. Tanda-tanda vital
TD
: 120/90 mmHg
: 80 x/menit
: 16 x/menit
: 36,5 oC
2. Ukuran
BB
: 44,5 Kg
TB
: 163 cm
3. Keluhan fisik
Klien mengatakan kepala terasa gatal, tidak ada keluhan seperti sakit pada tubuh. Klien
tidak memiliki alergi pada makanan.
MK
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
25
Ket :
: Laki-laki
: Menikah
: Perempuan
: Cerai
: Meninggal
: Anak Kandung
: Pasien
25
: Tinggal Serumah
Penjelasan :
Pasien merupakan anak ke-3 dari 5 bersaudara, pasien tinggal bersama ibu dan kaka
kandung pasien yang ke-2.
2. Konsep Diri
a. Gambaran diri
Saat di wawancara, apakah ada bagian tubuh yang tidak disukai, klien mengatakan
tidak ada. Klien mensyukuri semua bagian tubuhnya
b. Identitas diri
Saat di wawancara, klien dapat menyebutkan nama, alamat, dan hobi.
c. Peran
Sebelum masuk rumah sakit klien mengatakan tidak mengikuti kegiatan di
lingkungannya, klien hanya berdiam di rumah. Di rumah sakit sebagai klien yang
sedang menjalani perawatan namun tidak mengetahui perawatan untuk kejiwaan.
d. Ideal diri
Saat di wawancara, apakah klien mempunyai keinginan atau cita-cita, klienhanya
diam da memalingkan muka. Klien mengatakan ingin cepat pulang dan menemui
orang tuanya.
e. Harga diri
Klien mengatakan terkadang merasa takut dan malu untuk berinteraksi dengan orang
lain. Keluarga klien dan orang terdekatnyapun tidak pernah mencari dan menjenguk
klien membuat klien semakin tidak ingin berinteraksi dengan orang lain. Klien lebih
banyak diam dan tidur di ruangan.
MK
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti, orang tua klien.
Klien mengatakan merasa tidak diperdulikan keluarganya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat
Semenjak sakit sebelum masuk rumah sakit klien mengatakan tidak mengikuti
kegiatan kelompok atau masyarakat. Saat di RSJ klien mengatakan mengerjakan
kegiatan yang diberikan dan diperintahkan oleh perawat.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien banyak diam dan bicara jika ditanya, tidak mau kontak mata, sering
menunduk, lebih sering melamun, dan beberapa kali memutuskan pembicaraan
secara sepihak dan pergi saat pengkajian, klien hanya berinteraksi dengan orang lain
jika disuruh perawat, klien tidak mau memulai perbincangan atau pembicaraan
dengan orang lain.
MK
: - Isolasi Sosial
- Koping keluarga tidak efektif
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien beragama Islam. Saat di RSJ klien mengatakan tidak pernah sholat, ketika
ditanya kapan terakhir kali melakukannya, klien menjawab tidak ingat.
b. Kegiatan ibadah
Klien tidak melakukan kegiatan ibadah
MK
VI.
: Tidak ada
STATUS MENTAL
1. Penampilan
Penampilan klien kurang klien berpakaian kurang rapi, memakai seragam yang pas,
berambut pendek semi gundul, kulit kepala kotor dan banyak ketombe, tampak kumis
dan jenggot yang kurang rapi, dan kuku panjang hitam dan kotor, gigi tidak bersih, gusi
bengkak dan berdarah. Klien tidak pernah memakai sendal kemanapun.
Klien mengatakan pagi tadi tidak gosok gigi dan kramas.
MK
2. Pembicaraan
Pada saat pengkajian, klien jarang sekali memulai pembicaraan, saat berbicara ucapan
klien tidak jelas, saat di tanya klien hanya menjawab dengan kata-kata yang
secukupnya, tidak berbelit-belit, banyak diam tidak mau kontak mata, lebih banyak
diam
MK : - Harga diri rendah
- Isolasi sosial
3. Aktivitas motorik
Setiap pagi klien mengikuti senam pagi.
Pada saat pengkajian, klien terlihat lebih banyak diam dan banyak termenung. Klien
bisa mengikuti senam dan olahraga ringan. Klien mampu melakukan kegiatan kegiatan
yang diarahkan perawat.
MK : Harga diri rendah
4. Afek
Datar
Penjelasan :pasien tidak mampu memberi respon terhadap lingkungan sekitarnya, keika
bicara ekspresi tidak berubah/menetap.
MK : harga diri rendah
5. Alam perasaan
Pasien tampak kurang bersemangat, sering melamun, pandangan kosong, dan sering
menyendiri.
MK : isolasi sosial
6. Interaksi selama wawancara
Selama diwawancara oleh perawat, interaksi pasien kurang kooperatif dan menjawab
pertanyaan hanya seadanya. Kontak mata kurang, pasien tidak mau menatap lawan
bicara, sempat memutuskan pembicaraan secara sepihak dan pergi saat pengkajian.
Pasien hanya diam saat di ajak pertama kali berkenalan dan di ajak berbicara , kepala
selalu menunduk saat wawancara. Pasien tidak mampu memulai pembicaraan, Pasien
sangat jarang berbicara, saat berbicara, bicaranya tidak jelas dan volume suaranya
pelan.
MK : -Harga diri rendah
: -Isolasi social
7. Persepsi
Pasien mengatakan sudah tidak pernah lagi mendengar suara tangisan dan melihat
bayangan hitam.
MK : tidak ada masalah keperawatan
8. Isi Pikir
Tidak ada di temukan gangguan isi pikir dan waham
9. Proses Pikir
Saat di wawancarai pasien sering berhenti dalam pembicaraan dengan perawat
kemudian bila di tanya lagi baru klen menjawab pertanyaannya.
Maslah keperawatan
: Blocking
Pasien mampu membedakan antara baik dan buruk tentang berpenampilan seperti
memakai baju dan celana yang benar dan rapi. Pasien mampu mengontrol keputusan
sederhana, seperti bangun sendiri, sebelum dan sesudah makan selalu mencuci tangan
MK : Tidak ada masalah
14. Daya tilik diri
Pasien tidak mengetahui tentang apa yang terjadi pada dirinya saat ini. Klien hanya tau
jika dia di sana karena mengamuk dan tidak ada yang menjemputnya pulang.
MK : Koping individu tidak efektif
VII.
MEKANISME KOPING
ADAFTIF
MALADAFTIF
Minum alkohol
Reaksi lambat/berlebihan
Tehnik relaksasi
Bekerja berlebihan
Aktivitas kostruktif
Menghindar
Olahraga
Mencederai diri
Memendam masalahnya
Penjelasan:
Saat diwawancara reaksi pasien lambat untuk menjawab pertanyaan,
menghindar saat dikaji dan susah mengeluarkan dan menceritakan
masalahnya. Namun pasien dapat mengikuti olahraga dan lumayan pandai
dalam olahraga bulutangkis.
MK: Koping individu tidak afektif
IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
1. Masalah dengan dukungan kelompok, spesifiknya pasien tidak pernah di jenguk
oleh keluarganya.
2. Masalah berhubungan dengan pekerjaan,spesifiknya pasien Tidak mempunai
pekerjaan.
3. Masalah dengan pelayanan kesehatan,spesifiknya pasien mempunyai jaminan
kesehatan oleh pemerintah.
4. Masalah dengan perumahan, spesifiknya pasien tinggal dengan orang tuanya.
5. Masalah dengan dukungan lingkungan, spesifiknya pasien tidak mau berinteraksi
dengan orang lain.
Masalah keperawatan :- Koping individu tidak efektif
X.
Dosis
CPZ
Penggunaan
Indikasi
Efek Samping
3 x 100 P/O
a. Halusinasi
a. Gangguan
mg
b. Waham
c. Ganguan
Haloperidol
3 x 5 mg
P/O
aam
perasaan
a. Penatalaksanaan
psikosis
otonomik
kronik
dan akut.
kesulitan
miksi
kejang,
insomnia,
b. Penaganan gejala
demensia
gejala
psikotik.
pada b. kardiopaskuler
lansia.
c. Pengendalian
hiperaktivitas dan
masalah perilaku
dan
hipolensi,
hipertensi,
takikardi,
bradikardi,
aritmia,
c. kulit : petechie, ekzema,
urtikaria,
d. gastroentistinal : mulut
kering,
THP
3x2 mg
P/O
mual,
muntah
peningkatan sklera,
berat a. Gangguan
otonomik
a. berdaya
dalam
kemampuan
menilai
realitas
dalam
fungsi
jantung)
ANALISA DATA
N
DATA
MASALAH
DS :
Isolasi sosial
O
1.
DO :
-
tidak kooperatif
apek datar.
2.
HDR
3.
Resiko Perilaku
mengamuk
Kekerasaan
DO :
-
4.
Riwayat Halusinasi
5.
DO: DS :
-
DO :
-
XII.
XIII.
POHON MASALAH
XIV.
XV
Diskusikan kerugian bila pasien hanya mengurung diri dan tidak bergaul
dengan orang lain.
5
b
Bantu pasien menilai kemampuan dan aspek positif yang masih dapat
dilakukan
SP 2
minum 8 gelas (2500ml setiap hari) dan cara makan dan minum.
Menjelaskan cara makan yang tertib.
Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan.
Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik: Latihan cara
SAK Halusinasi
a SP 1 Pasien:
SP 2 Pasien:
SP 3 Pasien:
SP 4 Pasien:
Ajarkan pasien cara mengatasi marah dengan latihan cara fisik 1: tarik
nafas dalam
SP 2:
Ajarkan pasien cara mengatasi marah dengan latihan cara fisik 2: pukul
kasur/bantal
SP 3:
SP 4:
Ajarkan pasien cara mengatasi marah dengan cara spiritual: Berdoa atau
Sholat
SP 5:
Ajarkan pasien cara mengatasi marah dengan cara patuh minum obat
sesuai dengan jadwal secara teratur
Tujuan
Pasien mampu:
-
Membina
hubungan
Kriteria Evaluasi
Intervensi
Setelah .x
pertemuan diharapkan
pasien mampu:
saling percaya
Membina
dengan
hubungan saling
perawat
percaya
Menyadari
Menyadari
perilaku isolasi
penyebab isolasi
sosial.
sosial, keuntungan
berinteraksi
interaksi secara
melakukan
kegiatan rumah
tangga dan
kegiatan sosial
dan kerugian
Melakukan
bertahap saat
Melakukan
interaksi dengan
orang lain secara
bertahap
Harga Diri
Pasien mampu :
Setelah .x
Rendah
Mengidentifika
pertemuan klien
si kemampuan
mampu :
dan aspek
dimiliki
Menilai
dimiliki
Memiliki
yang dapat
kemampuan yang 4
digunakan
dapat digunakan
Memilih kegiatan 5
Menganjurkan pasien
memilih
sesuai
kegiatan yang
kemampuan
kegiatan harian.
Menetapkan /
Melakukan
kemampuan
kegiatan yang
Melatih
sudah dipilih
kegiatan yang
Merencanakan
sudah dipilih,
kegiatan yang
sesuai
sudah dilatih
SP 2
1
Merencanakan
kegiatan yang
sudah
dilatihnya.
kemampuan
Identifikasi kemampuan
kemampuan
sesuai dengan
positif yang
kemampuan
Mengidentifikasi
SP 1
Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.
SP 1: Melatih pasien cara-cara
Defisit
Pasien mampu :
Setelah .x
Perawatan
Melakukan
kebersihan diri
pasien dapat
secara mandiri
menjelaskan tentang
Melakukan
pentingnya:
berhias /
Kebersihan diri
kuku)
berdandan
Berdandan /
Diri
secara baik
Identifikasi masalah
berhias
Melakukan
Makan
makan dengan
BAB / BAK
baik
Dan mampu
Melakukan
melakukan cara
BAB / BAK
merawat diri
secara mandiri
minum, BAB/BAK.
2
Menjelaskan pentingnya
menjaga kebersihan diri.
Menjelaskan cara-cara
melakukan kebersihan diri:
mandi dan ganti pakaian, sikat
gigi, cuci rambut, potong
kuku
Melatih pasien
mempraktekkan cara menjaga
kebersihan diri.
kegiatan pertama
Jelaskan cara dan alat untuk
berdandan
Latih cara berdandan setelah
kebersihan diri: sisiran, rias
muka untuk perempuan;
melakukannya.
Evaluasi manfaat melakukan
tertib.
Menjelaskan cara merapihkan
peralatan makan setelah
makan.
Praktek makan sesuai dengan
tahapan makan yang baik:
Latihan cara makan dan
SP 4: Mengajarkan pasien
melakukan BAB/BAK secara
mandiri
1
Validasi kemampuan
melakukan kegiatan pertama,
kedua dan ketiga yang telah
dilatih dan berikan pasien
pujian
Menjelaskan tempat
Menjelaskan cara
membersihkan diri setelah
BAB dan BAK
Menjelaskan cara
membersihkan tempat BAB
dan BAK.
Gangguan
Pasien mampu :
Setelah .x
Persepsi
Mengenali
pertemuan, diharapkan 1
Mengidentifikasi jenis
Sensori:
halusinasi yang
pasien dapat:
halusinasi pasien.
Halusinasi
dialaminya
Pendengaran
Menyebutkan isi,
Mengontrol
waktu, frekuensi,
halusinasiny
situasi pencetus
Mengikuti
serta respon
program
terhadap
pengobatan
halusinasi
SP 1 Pasien:
Mengidentifikasi isi
halusinasi pasien.
Mengidentifikasi waktu
halusinasi pasien.
Mampu
Mengidentifikasi frekuensi
halusinasi pasien.
memperagakan
cara dalam
menimbulkan halusinasi.
mengontrol
halusinasi
Mengidentifikasi respons
pasien terhadap halusinasi.
Mengajarkan pasien
menghardik halusinasi.
Menganjurkan pasien
memasukkan cara
menghardik halusinasi dalam
jadwal kegiatan harian.
SP 2 Pasien:
1
Melatih pasien
mengendalikan halusinasi
dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain.
Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.
SP 3 Pasien:
1
Melatih pasien
mengendalikan halusinasi
dengan melakukan kegiatan
(kegiatan yang biasa
dilakukan pasien di rumah).
Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.
SP 4 Pasien:
1
Memberikan pendidikan
kesehatan tentang
penggunaan obat secara
teratur.
Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.