You are on page 1of 2

Penggunaan Artemia pada BST

Artemia secara luas telah digunakan untuk pengujian aktivitas farmakologi ekstrak suatu
tanaman. Artemia juga merupakan hewan uji yang digunakan untuk praskrining aktivitas
antikanker di National Cancer Institude (NCI) amerika serikat. Uji BST dengan hewan uji
artemia dapat digunakan untuk skrining awal terhadap senyawa-senyawa yang diduga berkhasiat
sebagai antitumur karena uji ini memiliki korelasi yang positif dengan potensinya sebagai
antitumor maupun fisiologis aktif tertentu.
Penggunaan artemia ini memang tidak spesifik untuk antitumor maupun fisiologis aktif
tertentu, namun beberapa penelitian terdahulu menunjukkan adanya korelasi yang signifikan
terhadap beberapa bahan, baik berupa ekstrak tanaman, atas aksinya sebagai antitumor secara
lebih cepat dibandingkan dengan prosedur pemeriksaan sitotoksik yang umum, misalnya dengan
biakan sel timor. Melihat adanya potensi sebagai antitumor tersebut, maka penelitian lanjutan
dapat dilakukan, yaitu dengan mengisolasi senyawa berkhasiat yang terdapat di dalam ekstrak
disertai dengan monitoring aktivitasnya dengan uji larva atau metode yang lebih spesifik sbg
antitumor.
Artemia salina digunakan sebagai hewan uji karena memiliki kesamaan tanggapan
dengan mamalia, misalnya tipe DNA-dependent RNA polimerase artemia serupa dengan yang
terdapat pada mamalia dan organisme yang memiliki ouabaine-sensitive Na+ dan K+ dependent
ATPase, sehingga senyawa maupun ekstrak yang memiliki aktivitas pada sistem tersebut dapat
terdeteksi.
DNA-dependent RNA polimerase merupakan DNA yang mengarahkan proses transkripsi
RNA yang bergantung pada RNA polymerase. Enzim ini membuka pilinan kedua untai DNA
sehingga terpisah dan mengkaitkannya dengan bersama-sama nukleotida RNA pada saat
nukleotida2 ini membentuk pasangan basa disepanjang cetakan DNA. Eukariotik mempunyai 3
macam RNA polymerase, yaitu mRNA (messenger) yang merupakan pembawa kode genetik dari
DNA ke ribosom, tRNA (transfer) yg berfungsi untuk menterjemahkan kodon dan mengikat
asam amino yang akan disusun menjadi protein dan mengangkutnya ke ribosom, serta rRNA
(ribosomal) yang bersamaan dengan protein membentuk ribosom. Jika RNA polymerase tsb
dihambat, maka DNA tida dapat mensintesis RNA dan RNA tidak dapat terbentuk sehingga

sintesis protein juga dihambat. Protein merupakan komponen utama semua sel. Protein berfungsi
sebagai unsur struktural, hormon, immonoglobulin, serta terlibat dalam kegiatan transport
oksigen, kontraksi otot, dan lainnya. Jika protein tidak terbentuk metabolisme sel dapat
terganggu, sehingga menyebabkan kematian sel. ouabaine-sensitive Na+ dan K+ dependent
ATPase. Na+ dan K+ dependent ATPase merupakan enzim yang mengkatalis hidrolisis ATP
menjadi ADP serta menggunakan energi untuk mengeluarkan 3Na+ dari sel dan mengambil 2K+
kedalam, tiap sel bagi tiap mol ATP dihidrolisis. Na+ K+ dependent ATPase ditemukan dalam
semua bagian tubuh. Aktivitas enzim ini dihambat oleh ouabaine. Adanya ouabaine
menyebabkan keseimbangan ion Na+ dan K+ tetap terjaga (homeostatis). Selain itu sekarang ini
ouabaine juga digunakan untuk terapi jantung. Di dalam jantung Na+ K+ ATPase secara tak
langsung mempengaruhi transport Ca2+ karena Na+ ekstrasel akan ditukar dengan Ca2+ intrasel.
Jika kerja Na+ K+ ATPase dihambat, maka lebih sedikit Ca2+ intrasel dikeluarkan dan Ca2+
intrasel meningkat, sehingga memudahkan kontraksi otot jantung.
Jika suatu senyawa bekerja mengganggu kerja salah satu enzim ini pada artemia dan
menyebabkan kematian artemia, maka senyawa tersebut bersifat toksik dan dapat menyebabkan
kematian sel mamalia.
Keuntungan penggunaan artemia sebagai hewan uji adalah kesederhanaan dalam
pelaksanaan, waktu relatif singkat, dan konsentrasi kecil sudah dapat menimbulkan aktivitas
biologis.

You might also like