You are on page 1of 2

Pada praktikum kali ini sediaan yang akan dibuat adalah krim, Menurut

Farmakope Indonesia Edisi III, krim adalah bentuk sediaan setengah padat,
berupa emulsi mengandng air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk
pemakaian luar.krim biasanya terdiri dari 2 fase, fase minyak dan fase air. Untuk
krim yang dibuat adalah salep sejuk, bahan-bahan yang digunakan sebagai fase
minyak adalah cetaceum, paraffin cair dan cera alba, untuk fase air adalah aquades
dan natrii tetraboras. Langkah pertama yang dilakukan adalah menimbang bahanbahan yang diperlukan, diantaranya cetaceum, cera alba, nantrii tetraboras dan air.
Bahan-bahan di timbang di atas neraca analitik. Neraca analitik adalah sebuah
instrument yang berfungsi untuk mengukur massa suatu benda dengan akurasi
sampai 0,0001 gram. Tetapi pada neraca yang digunakan ketelitiannya hanya
sampai 2 angka dibelakang koma. Bahan-bahan ditimbang untuk membuat Sediaan
seberat 30 gram untuk 2 pot salep. Tetapi karena harus dilakukan uji viskositas
dengan viscometer rion sediaan yang dibuat harus dilebihkan 50 gram.
Setelah semua bahan ditimbang, cetaceum, paraffin cair dan cera alba di
masukan kedalam beaker glass lalu di simpan di atas magnetic stirrer sambil di
panaskan pada suhu leburnya. Seharusnya suhu lebur dari cera alba dan cetaceum
itu adalah sekitar 60-70oC, tetapi karena cera alba dan cetaceum yang digunakan
cukup banyak suhu dinaikan sampai mencampai 100 oC. setelah hamper melebur
sepenuhnya, suhu perlahan-lahan di turunkan sambil memanaskan beaker glass
yang telah berisi aquades dan natrii tetraboras yang telah dilarutkan sebelumnya.
Kedua beaker glass yang berisi fase air dan minyak di diamkan diatas penangas
magnetic stirrer sampai kira-kira suhunya sama, lalu fase air dituangkan kedalam
fase minyak dalam panas suhu yang sama, hal ini dilakukan agar fase minyak dan
fase air tercampur sepenuhnya. Setelah itu dimasukan magnet lalu diatur
kecepatan putarnya untuk menghomogen kannya sambil diturunkan suhunya
perlahan-lahan sampai nol. Fungsi dari penurunan suhu yang perlahan-lahan ini
adalah agar krim terbentuk sempurna, karena massa krim tidak akan terbentuk
ketika suhu nya panas, sehingga suhu penangasnya harus diturunkan perlahanlahan sambil di aduk rata agar homogeny.
Setelah massa krim terbentuk, langsung dilakukan uji organoleptis. Uji
organolepsis adalah pengujian yang didasari karena proses penginderaan. Untuk
sediaan yang telah dibuat dari hasil uji organoleptis tidak ada masalah, mulai dari
warna nya yang putih seperti susu, tidak berbau dan lembek seperti krim krim pada
umumnya. Setelah itu pengujian dilanjukan dengan uji viskositas dengan
viscometer rion. Viskometer Rion digunakan untuk mengukur suatu cairan yang
memiliki viskositas tinggi. Memiliki rentang ukuran 30 sampai 400.000 mPa's (cP).
50 gram sampel dimasukan kedalam tabung stainless, lalu sediaan diuji dengan
viscometer rion, tetapi karena mungkin karena berat krim tidak sampai 50 gram
atau karena tabung yang kebesaran tabung menjadi tidak penuh dan hanya nya
saja yang terisi sehingga agak mempersulit saat proses pengujian. Dari hasil yang
diperoleh viskositas yang diperoleh sudah ideal untuk sediaan krim. Setelah itu

yang terakhir adalah uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan dengan cara
mengambil sedikit sampel lalu dioleskan diatas preparat, hasilnya diamati diatas
mikroskop elektrik sehingga kita bisa melihat hasilnnya langsunglewat layar
monitor. Dari hasil pengamatan lewat monitor, sediaan yang dibuat tidak
sepenuhnya homogeny, hal ini bisa dilihat dari masih banyaknya garis pecah-pecah.
Hal ini bisa disebabkan karena fase minyak dan air belum tercampur sepenuhnya
karena pada saat pencampuran suhunya belum sama.

You might also like