You are on page 1of 17

LAPORAN PENYULUHAN

NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN)

Penyusun:
Kiki Haera Rizky 030.09.131
Lina Pratiwi 030.09.136
Susi Indrawan 030.09.

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


PUSKESMAS KELURAHAN CIPETE SELATAN
PERIODE 18 AGUSTUS - 24 OKTOBER 2014
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA

SAP
(SATUAN ACARA PENYULUHAN)
Pokok Bahasan

: Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain)

Sub pokok bahasan

: Pencegahan Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain)

Sasaran

: Dewasa usia 30-50 tahun

Waktu

: 45 Menit

Tempat

: Di Depan Poliklinik Penyakit Tidak Menular / Neurologi Puskesmas


Kecamatan Tebet

Hari / Tanggal

Penyaji

: Dokter Muda FK Universitas Trisakti Jakarta


1. Kiki Haera Rizky
2. Lina Pratiwi
3. Susi Indrawan

1. Tujuan
1. 1 Tujuan Umum
Meningkatnya pengetahuan tentang nyeri punggung bawah pada kalangan pekerja dan
dewasa usia 30 50 tahun.
1. 2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 35 menit, diharapkan audiens dewasa usia 30
50 tahun ini dapat :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Menjelaskan definisi penyakit Low Back Pain secara sederhana.


Menjelaskan klasifikasi penyakit Low Back Pain.
Menjelaskan penyebab dari penyakit Low Back Pain.
Menjelaskan faktor-faktor resiko penyakit Low Back Pain
Memahami dan menjelaskan tanda dan gejala dari penyakit Low Back Pain.
Memahami dan menjelaskan komplikasi yang terjadi pada penyakit Low Back

Pain.
7. Menjelaskan dan mendemonstrasikan cara pencegahan terhadap penyakit Low
Back Pain.
8. Menjelaskan dan mendemonstrasikan cara perawatan dan pengobatan terhadap
penyakit Low Back Pain.

2. Materi (Terlampir)
1

Pengertian Low Back Pain


Klasifikasi Low Back Pain
Penyebab Low Back Pain
Faktor Resiko Low Back Pain
Tanda dan gejala penyakit Low Back Pain
Cara penegahan terhadap penyakit Low Back Pain
Pengobatan terhadap penyakit Low Back Pain

3. Metode

Penyampaian materi tentang Low Back Pain

Tanya Jawab

Demonstrasi perilaku aktivitas pencegahan Low Back Pain

4. Media
a.
b.

Satuan Acara Penyuluhan


Layar LCD, Infocus dan Laptop

5. Kegiatan
No.
1

Kegiatan Penyuluhan
Tahap Pembukaan

Kegiatan Audiens

Waktu
2 menit

1.1 Moderator membuka acara dan


memberi salam.
1.2 Perkenalan.

Menjawab salam dan


mendengarkan.
Mendengar dan
memperhatikan.

Tahap Apersepsi

5 menit
Memperhatikan dan

1.1 Menanyakan Pengetahuan


audiens tentang penyakit LBP

menjawab
pertanyaan.

meliputi pengertian, penyebab,


serta tanda dan gejala.
3

Tahap Informasi
3.1 Memberikan informasi tentang

3 menit
Mendengar dan
2

topik yang disampaikan.


3.2 Menjelaskan tujuan
penyuluhan.

memperhatikan.
Mendengar dan
memperhatikan.

Tahap penyuluhan

15

1.1 Menjelaskan :
Pengertian Low Back Pain
Klasifikasi Low Back Pain
Penyebab Low Back Pain
Faktor Resiko Low Back

menit
Mendengar dan
memperhatikan.

Mendemonstrasikan
Pain
Tanda dan gejala penyakit Bertanya, mendengar
Low Back Pain
dan memperhatikan.
Cara penegahan terhadap
penyakit Low Back Pain
Pengobatan
terhadap
penyakit Low Back Pain

1.2 Memberikan kesempatan


bertanya.
5

Tahap Penutup

Menjawab

5.1 Penyaji mengajukan beberapa

pertanyaan.

5 menit

pertanyaan lisan untuk


mengevaluasi tingkat
pemahaman audiens tentang
materi yang telah diberikan.
5.2 Penyaji menyimpulkan materi
tentang penyakit LBP.
5.3 Penyaji mengarahkan tindak
lanjut.
5.4 Moderator menutup acara dan

Mendengar dan
memperhatikan.
Mendengar dan
memperhatikan.
Mendengar dan
menjawab salam.

mengucapkan salam.

6. Evaluasi
Bentuk

: Pertanyaan

Prosedur

: Langsung

Butir soal

: 1. Apakah pengertian Low Back Pain?


2. Apa saja penyebab dan faktor resiko Low Back Pain ?
3.Apa saja tanda dan gejala Low Back Pain?
4. Bagaimana penanganan dan pencegahan Low Back Pain?

LAMPIRAN
TINJAUAN PUSTAKA
Low back Pain (LBP) merupakan masalah umum kesehatan di masyarakat. , terutama dalam
kehidupan sehari-hari. Prevalensi pertahunannya bervariasi dari 15-45%. Di Amerika Serikat
nyeri ini merupakan penyebab yang urutan paling sering dari pembatasan aktivitas pada
penduduk dengan usia <45 tahun, urutan ke 2 untuk alasan paling sering berkunjung ke
dokter, urutan ke 5 alasan perawatan di rumah sakit, dan alasan penyebab yang paling sering
untuk tindakan operasi.
1.

Definisi Low Back Pain


Low Back Pain adalah nyeri yang dirasakan daerah punggung bawah, dapat
merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya. Nyeri ini terasa diantara
sudut iga terbawah sampai lipat bokong bawah yaitu di daerah lumbal atau lumbo-sakral
dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke arah tungkai dan kaki.1

2.

Penyebab Low Back Pain (LBP)


A.

Penyebab Mekanik. Berjumlah sampai 98 % kasus nyeri punggung.2


1. Cedera diskus. Herniasi nukleus pulposus (bagian tengah saraf tulang belakang)
biasanya terjadi ke arah posterior. Dapat menekan bagian atas akar saraf, terutama
pada L4-L5-S1. Yang khas adalah nyeri bertambah jika batuk, bersin, atau
melakukan fleksi batang tubuh serta mencakup gejala dan tanda radikular.
2. Perubahan degeneratif pada sendi faset, menyebabkan penekanan akar saraf pada
foramina. Serangan mendadak berlangsung selama beberapa hari dengan intervalinterval bebas gejala. Yang khas adalah nyeri bertambah jika melakukan ekstensi
batang tubuh.
3. Spondilosis. Perubahan degeneratif pada korpus dan diskus vertebra yang dapat
menyebabkan penekanan radiks saraf.
4. Spondilolistesis. Tergelincirnya bagian anterior korpus vertebra superior di atas
korpus vertebra inferior. 80 % terjadi pada L5 S1.
5. Spondilolisis. Suatu defek pada pars interartikulari. Lebih lazim terjadi pada
pasien muda terutama yang giat berolahraga.

6. Fraktur korpus vertebra. Setelah trauma jatau fraktur baji spontan pada orang
tua dengan osteoporosis atau pada pemakai steroid.
7. Stenosis kanalis spinalis. Iritasi saat beraktivitas yang menyebabkan nyeri pada
satu atau kedua ekstremitas saat berjalan (serupa dengan nyeri klaudikasio).
Sembuh jika beristirahat. Cenderung memburuk pada ekstensi punggung,
membaik pada fleksi.
8.

Cedera atau gangguan miofasia atau jaringan lunak. Bisa didaparkan adanya
riwayat trauma, kerja berat, atau aktivitas yang tidak biasanya.

9. Arakhnoiditis dan jaringan parut paska operasi.


10. Anak-anak. Usia di bawah 10 tahun: diskitis, tumor, malformasi V, osteomielitis.
Usia di bawah 10 tahun: spondilolistesis, herniasi diskus, sindrom pemakaian
berlebihan (overuse), tumor, spondilolisis.
B.

Kelainan sistemik.
1. Keganasan.
i.

Tumor primer. Paling lazim ialah mieloma multipel.

ii.

Penyakit metastatik. 85 % berasal dari payudara, prostat, paru-paru,


ginjal dan tiroid serta menyebabkan lesi litik, kecuali prostat dan
karsinoma tiroid yang diobati (bersifat sklerotik). Harus terdapat
pengurangan massa tulang sekitar 30 % agar lesi litik tampak pada
radiografi. 2

2. Lain-lain. Infeksi tulang, diskus, atau epidural, penyakit tulang metabolik,


antara lain , kelainan vaskular misalnya aterosklerosis atau vskulitis.
C.

Penyebab Neurologik
1. Mielopati akibat intrinsik atau ekstrinsik
2. Pleksopati lumbosakral, terutama diabetes
3. Neuropati, termasuk tipe demielinasi peradangan
4. Mononeuropati
5. Miopati, termasuk miositis dan penyebab metabolik

D.

Nyeri Alih. Antara lain penyakit saluran cerna seperti pankreatitis dan ulkus perforasi;
penyakit kemih kelamin, termasuk nefrolitiasis, prostatitis, dan pielonefritis; penyakit
ginekologik, termasuk kehamilan ektopik dan tumor panggul; aneurisma aorta atau
abdominal, atau penyakit pada pangkal paha2

3. Faktor Resiko Low Back Pain


6

A. Faktor Pekerjaan (Work factors)


Berikut ini faktor-faktor pekerjaan yang bisa menyebabkan terjadinya cedera pada
otot atau jaringan tubuh :
1. Postur tubuh
Postur tubuh pada saat melakukan pekerjaan yang menyimpang dari posisi
normal ditambah dengan gerakan berulang akan meningkatkan risiko
terjadinya LBP. 3
2. Repetisi
Pengulangan gerakan kerja dengan pola yang sama, hal ini bisa terlihat pada
dimana frekuensi pekerjaan yang harus dikerjakan tinggi, sehingga pekerja
harus terus menerus bekerja agar dapat menyesuaikan diri dengan sistem.
Kekuatan beban dapat menyebabkan peregangan otot dan ligamen serta
tekanan pada tulang dan sendi sendi sehingga terjadi kerusakan mekanik
pada tulang belakang. Kerusakan karena beban berat secara tiba tiba atau
kelelahan akibat mengangkat beban berat yang dilakukan secara berulang
ulang. Trauma ringan yang berulang dapat menyebabkan degenerasi tulang
punggung daerah lumbal. 3
3. Pekerjaan statis (static exertions)
Pekerjaan yang menuntut seseorang tetap pada posisinya, perubahan posisi
dalam bekerja akan menyebabkan pekerjaan terhenti. Pekerjaan dengan postur
yang dinamis, memiliki risiko musculoskeletal disorder (MSDs) lebih rendah
dibandingkan dengan pekerjaan yang mengharuskan postur statis. Hal ini
disebabkan karena postur tubuh yang statis dapat meningkatkan risiko yang
berhubungan dengan menurunnya sirkulasi darah dan nutrisi pada jaringan
otot. Begerak sangat diperlukan untuk pemberian nutrisi kepada sendi-sendi
tulang belakang, sehingga pekerjaan statis dapat mengurangi nutrisi tersebut.
Selain itu pekerjaan statis menyebabkan peregangan otot dan ligament daerah
punggung, hal ini merupakan faktor resiko timbulnya LBP. 3
4. Pekerjaan yang membutuhkan tenaga (forceful exertions) atau beban
Force atau tenaga merupakan jumlah usaha fisik yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan tugas atau gerakan. Pekerjaan atau gerakan yang menggunakan
tenaga besar akan memberikan beban mekanik yang besar terhadap otot,

tendon, ligament, dan sendi. Beban yang berat akan menyebabkan iritasi,
inflamasi, kelelahan otot, kerusakan otot, tendon, dan jaringan lainnya. 3
B. Faktor Individu (Personal factors)
1. Jenis Kelamin
Jenis kelamin sangat mempengaruhi tingkat risiko keluhan otot rangka.
Hal ini terjadi karena secara fisiologis, kemampuan otot wanita lebih
rendah daripada pria. 3
2. Kebiasaan Merokok
Nikotin pada rokok dapat menyebabkan berkurangnya aliran darah ke
jaringan. Selain itu, merokok dapat pula menyebabkan berkurangnya
kandungan mineral pada tulang sehingga menyebabkan nyeri akibat
terjadinya keretakan atau kerusakan pada tulang. 3
Dalam sebuah penelitian Finlandia usia 30-64 tahun, nyeri leher
ditemukan secara signifikan berhubungan dengan merokok saat ini. Satu
hipotesis adalah bahwa nyeri punggung disebabkan oleh batuk dari
merokok. Batuk meningkatkan tekanan perut dan tekanan intradiscal dan
meletakkan beban pada tulang belakang. Mekanisme lainnya yang
diusulkan meliputi nikotin yang masuk melalui aliran darah ke jaringan
dan merokok menyebabkan kandungan mineral tulang berkurang sehingga
menyebabkan microfraktur. 3
3. Kebiasaan Olahraga
Aerobic fitness meningkatkan kemampuan kontraksi otot. Delapan puluh
persen (80 %) kasus nyeri tulang punggung disebabkan karena buruknya
tingkat kelenturan (tonus) otot atau kurang berolah raga. Otot yang lemah
terutama pada daerah perut tidak mampu menyokong punggung secara
maksimal. Tingkat keluhan otot juga dipengaruhi oleh tingkat kesegaran
jasmani. 3
4. Obesitas
Berat badan yang berlebihan (overweight / obesitas) menyebabkan tonus
otot abdomen lemah, sehingga pusat gravitasi seseorang akan terdorong ke
depan dan menyebabkan lordosis lumbalis, akan bertambah yang
kemudian menimbulkan kelelahan pada otot paravertebrata, hal ini
merupakan resiko terjadinya LBP. 3
8

4. Gejala Klinis
1.

Nyeri di area punggung bawah, biasanya menjalar ke tungkai bawah. 3

2.

Meningkat pada berjalan, membungkuk, duduk terlalu lama (menyetir), serta


aktivitas mendadak dan berat. 3

3.

Kegiatan yang menimbulkan peninggian tekanan di dalam ruang intraspinal


seperti batuk, bersin, dan mengejan, memprovokasi terasanya nyeri. 3

5. Pencegahan Nyeri Punggung Bawah


Adapun berbagai cara untuk mencegah terjadinya Low Back Pain, diantaranya:
1.

Olahraga.Berolahraga dapat menyebabkan seseorang terhindar dari nyeri


punggung bawah, hal ini dikarenakan apabila kita berolahraga akan menyebabkan
otot-otot sekitar punggung bawah menjadi fleksibel dan terenggang.Penelitian ahli
menyatakan aktivitas fisik yang reguler dapat membantu mengurangi inflamasi
dan ektegangan otot.4

2.

Perhatikan berat badan. Memiliki berat badan berlebih, terutama pada bagian
tengah tubuh, dapat mempengaruhi nyeri punggung bawah. Hal ini berkaitan
apabila seseorang memiliki berat badan berlebihan maka orang tersebut lebih sulit
dalam mempertahankan gravitasi sehingga membuat punggung bawah bekerja
lebih optimal untuk mempertahankan posisi tubuh pada saat berdiri. 4

3.

Hindari merokok. Merokok dapat membatasi peredaran darah yang mengandung


nutrisi pada tulang belakang dan diskus, sehingga seorang perokok sangat rentan
menderita nyeri punggung bawah. 4

4.

Posisi tidur. Posisi tidur miring dengan lutut ditekuk dan sedikit ditarik ke atas
mendekati dada merupakan salah satu posisi tidur yang dianjurkan bagi seseorang
yang memiliki tendensi nyeri punggung bawah. Pada posisi tidur telentang,
letakkan bantal dibawah kedua lutut dan di bawah punggung bagian bawah. Tidur
tengkurap tidak dianjurkan bagi penderita nyeri punggung bawah. 4

5.

Perhatikan postur tubuh. Posisi postur yang buruk seperti kifosis, lordosis dan
skoliosis dapat berpengaruh akan terjadinya nyeri pinggang bawah. Untuk
menghindari postur yang buruk perhatikan kondisi saat berjalan ataupun duduk.
Apabila seorang pekerja kantor yang duduk lama, perhatikan posisi kepala agar
tetap tegak. Kursi yang baik untuk pencegahan nyeri punggung bawah adalah
yang lurus pada sandarannya atau yang memiliki low-back support. Lutut
9

sebaiknya lebih tinggi sedikit dari pinggang saat duduk. Letakkan kaki pada
pijakan jika diperlukan. Jika harus berdiri dalam waktu yang lama, kepala harus
tetap lurus dan bagian perut tegak. 4

6.

Perhatikan posisi mengangkat beban Jangan mengangkat benda berat dengan


membungkuk menggunakan punggung bawah. Hal ini dapat membuat tekanan
berlebihan terjadi pada tulang belakang sehingga menyebabkan kerusakan pada
tulang belakang. Sebelum mengangkat benda berat, hal yang harus dilakukan
adalah dengan menekukkan lutut terlebih dahulu, kemudian ketika mengangkat
beban, tetap menggunakan lutut sebagai tumpuan. Pada saat mengangkat benda,
dekatkan benda berat dengan badan. Jangan memutar sumbu tubuh pada saat
mengangkat benda, mendorong benda lebih baik dibanding menarik benda. 4

7.

Hindari menggunakan hak tinggi. Menggunakan hak tinggi dapat menyebabkan


perpindahan pusat gravitasi tubuh, sehingga dapat menyebabkan ketegangan pada
punggung bawah. Apabila seseorang yang bekerja dengan sepatu hak tinggi
10

sebaiknya membawa sepatu yang tidak berhak apabila sewaktu-waktu dapat


diganti sementara waktu bila jam istirahat. 4

4.

Pengobatan Nyeri Punggung Bawah


A.

Nyeri Punggung Akut (tidak lebih dari 6 minggu).


1.

Tirah Baring. Harus dipertahankan minumum dan doronglah untuk


mobilisasi. Pasien diminta hanya membatasu aktivitas dan tidak menghentikan
semua aktivitas.2

2.

Analgesia. NSAID paling lazim digunakan untuk menyembuhkan nyeri dan


mengurangi peradangan. Asetaminofen memberikan efe analgesia, tetapi tidak
memiliki efek anti peradangan. Dapat digunakan bersama NSAID atau sebagai
pengganti NSAID. Narkotik hanya boleh digunakan dalam waktu singkat
untuk nyeri berat. 2

3.

Terapi Fisik, seperti traksi, pemakaian panas lokal,


dingin dan ultrasound.

4.

Latihan rehabilitasi. Latihan ini melatih otot-otot ekstensor batang tubuh,


otot-otot abdomen dan pembiasaan aerobik. Manfaat utama latihan ini adalah
mendorong mobilisasi dini, yang sangat penting dalam mengobati nyeri
punggung akut. 2

B.

Nyeri Punggung Kronik. Jika nyeri punggung telah ada selama lebih dari 1
tahun, prognosisnya buruk. Analgesia ringan harus digunakan. Hindari
ketergantungan narkotik yang berulang. Depresi harus diobati jika ada. 2

C.

Indikasi rawat inap dan rujukan.


1.

Sindrom kauda ekuina (retensi urine, inkontinensia sfingter dan anestesia


sadel).

2.

Defisit neurologik berat (footdrop, kelemahan otot-otot


betis ataupun paha).

5.

3.

Defisit neurologik progresif .

4.

Terkenanya akar saraf multipel.

Latihan Back Exercise


Back Exercise adalah suatu latihan yang pertama kali di kenalkan dan digunakan
untuk memulihkan kekuatan, ketahanan dan fleksibilitas otot-otot punggung Dr.Paul
11

Williams (1937). Program latihan tersebut mencakup segala hal mengenai takaran
latihan, frekuensi latihan, waktu latihan, dan prinsip-prinsip latihan lainnya. Program
latihan ini disusun secara sistematis, terukur, dan disesuaikan dengan tujuan latihan
yang dibutuhkan. Latihan fisik memerlukan waktu yang relatif lama untuk
mendapatkan hasil yang optimal. Hasil latihan fisik bukanlah sesuatu yang dapat
diperoleh secara instan, tidak dapat diperoleh dalam satu atau dua minggu. 5 Tujuannya
adalah untuk mengurangi tekanan tubuh pada facet dan meregangkan otot daerah
lumbal serta mengoreksi tubuh yang salah. Jackson and Brown (2003) menyatakan
beberapa alasan untuk memberikan back exercise pada penderita Low Back Pain:
1.
2.
3.

Untuk mengurangi rasa nyeri


Untuk menguatkan otot-otot disekitar punggung bawah
Untuk mengurangi tekanan mekanis (mechanical stress) pada struktur tulang

4.
5.
6.
7.
8.

belakang
Untuk meningkatkan kebugaran
Untuk mencegah cedera
Untuk menstabilkan segment yang mengalami kekendoran (hypermobile)
Untuk memperbaiki postur tubuh
Untuk meningkatkan elastisitas tulang punggung
Back exercise merupakan salah satu bentuk latihan yang bertujuan mengurangi

nyeri punggung bawah. Caranya adalah dengan penguatan (strengthening) otot-otot


abdomen dan gluteus maksimus, serta mengulur (stretching) otot-otot ekstensor
punggung. Bentuk latihannya berupa fleksi lumbosakral. Untuk dapat diaplikasikan
dengan tepat, maka syaratnya adalah : (1) latihan teratur dan (2) tidak melebihi batas
nyeri. Sebagai hasil kontraksi dipertahankan 6-8 detik kemudian rileks, gerakan ini
akan diikuti interval relaksasi secara spontan, sehingga nyeri akan berkurang dan
mobilitas lebih memungkinkan terjadi. Durasi kontraksi setelah 8 detik juga dapat
memberikan relaksasi otot sehingga penguluran berikutnya diberikan lebih lanjut.5
Contoh Gerakan Latihan Back Exercise
1.

Latihan untuk mengulur otot punggung bawah berbaring terlentang, kedua lutut
ditekuk, tarik kedua lutut ke arah dada, lalu turunkan kedua kali ke bawah dan
luruskan lutut.5

12

2.

Latihan untuk mengulur otot punggung dan memperkuat otot perut. Kedua lutut
ditekuk, kencangkan perut bersamaan dengan mengencangkan otot bokong sambil
tiup napas, tekan pinggang bawah ke lantai. 5

3.

Latihan untuk memperkuat otot perut. Kedua lutut ditekuk, tangan disilangkan di
belakang kepala, angkat kepala dan tubuh bagian atas sambil mengencangkan perut.
Jangan mengencangkan leher, jangan menarik dengan kedua lengan. 5

4.

Latihan untuk mempertahankan lengkung punggang bawah. Posisi awal tengkurap.


Angkat tubuh bagian atas dengan cara menekan siku, pertahankan pinggul di bawah,
punggung rileks dan kepala posisi nyaman. 5

5.

Latihan untuk memperkuat otot punggung. Angkat tubuh bagian atas dan pinggang
sampai posisi kedua tangan lurus, tahan 6 hitungan lalu kembali ke posisi awal. 5

6.

Latihan untuk mengulur otot punggung, memperkuat otot-otot perut dan punggung,
dan fleksibilitas sendi panggul. Bertumpu pada tangan dan lutut (seperti merangkak).
Kencangkan perut dan lengkungkan punggung ke atas, lenturkan ke bawah kembali. 5

13

7.

Latihan untuk mengulur otot punggung dan otot paha bagian belakang. Bungkukkan
badan sampai tangan menyentuh lantai. 5

8.

Latihan untuk memperkuat otot punggung dan membentuk kembali mempertahankan


lengkung punggung. Letakkan kedua tangan di belakang pinggang bawah,
lengkungan punggung ke belakang, pertahankan kedua lutut tetap lurus, kembali ke
posisi tegak. 5

9.

Latihan untuk mengulur otot punggung bagian samping, kanan dan kiri. Letakkan
kedua tangan di pinggang, lengkungkan tubuh ke samping kiri, kembali tegak, ke
samping kanan dan kembali tegak. 5

Latihan harus dilakukan terus menerus dan dianggap sebagai kebutuhan. Frekuensi
latihan diatur sesuai dengan kemampuan tubuh, sehingga tubuh dapat beradaptasi terhadap
14

rangsangan yang diterimanya. Pada Latihan nyeri punggung bawah untuk mendapatkan hasil
yang baik, di mulai dengan 15 menit kerja aerobik ringan per hari, 2 sampai 3 kali per
minggu, dan kemudian secara bertahap tingkatkan hingga 30 sampai 40 menit per hari, 4
sampai 5 kali per minggu. Latihan peregangan dapat dilakukan setiap hari. Latihan penguatan
harus dilakukan tiga atau empat kali per minggu. 5

15

DAFTAR PUSTAKA
1. Sadeli HA. Tjahjono B. Nyeri Punggung Bawah. Dalam: Meliala L, Suryamiharja A,
Purba JS, Sadeli HA. Nyeri Neuropatik, Patofisioloogi dan Penatalaksanaan. Jakarta:
Perdossi; 200.p. 145-167.
2. Toyoshima H. Toth PP. Graber MA. Dalam: Graber MA. Toth PP. Herting LR. Buku
Saku Dokter Keluarga. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006.p. 294-298.
3. Adam RD. Victor M. Ruppert AH. Principles of Neurology. 6th ed. New York: McGraw Hill; 1997.p. 123-134.
4. David

T.

Derrer.

11

Ways

to

Avoid

Back

Pain.

Available

at:

http://www.webmd.com/back-pain/living-with-low-back-pain-11/tips-for-pain-relief?
page=2. Accessed on: 22 January 2015.
5. Nyeri Punggung Bawah. Available at :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39063/4/Chapter%20II.pdf. Accessed
on: 22 January 2015.

16

You might also like