You are on page 1of 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

HIV/AIDS

Penyusun:
Lina Pratiwi

030.09.136

Kiky haera rizky

030.09.131

Susi indrawan

030.09.245

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


PUSKESMAS KECAMATAN TEBET
PERIODE 05 JANUARI 2015 14 MARET 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA

SAP
(SATUAN ACARA PENYULUHAN)
Pokok Bahasan

: Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

Sub pokok bahasan

: Pencegahan HIV/AIDS

Sasaran

: Remaja

Waktu

: 35 Menit

Tempat

: Panti sosial dibawah pembinaan Puskesmas Tebet

Hari / Tanggal

: Jumat, 30 Januari 2015

Penyuluh

: Dokter Muda FK Universitas Trisakti Jakarta


1. Kiky Haera Rizky
2. Lina Pratiwi
3. Susi Indrawan

1. Tujuan
1. 1 Tujuan Umum
Tujuan penyuluhan ini secara umum, agar remaja mengerti tentang bahaya penyakit
menular, terutama difokuskan pada penyakit HIV/AIDS sehingga dapat melakukan
pencegahan untuk dirinya sendiri dan agar tidak menularkan kepada orang lain.
1. 2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 35 menit, diharapkan sasaran penyuluhan
(remaja), dapat :
Menyebutkan pengertian HIV / AIDS
Menyebutkan penyebab dan cara penularan HIV/AIDS
Menyebutkan siapa saja yang berisiko tertular HIV/AIDS
Menyebutkan tanda dan gejala HIV/AIDS
Cara mengetahui status HIV
Menyebutkan cara pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah
tertularnya HIV/AIDS

2. Materi (Terlampir)
Pengertian HIV/AIDS
Penyebab HIV/AIDS
Faktor risiko HIV/AIDS
Cara penularan HIV/AIDS
Tanda dan gejala HIV/AIDS
Cara mengetahui status HIV
Cara pencegahan HIV/AIDS
3. Metode
Penyampaian materi tentang HIV/AIDS
Sesi tanya jawab tentang HIV/AIDS
4. Media
Presentasi power point
5. Kegiatan
NO.
1.

2.

TAHAP
Pembukaan
Salam
Perkenalan
Menjelaskan

KEGIATAN

KEGIATAN

PENYULUHAN

REMAJA

WAKTU
5 Menit

Memberikan salam
Memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan

Menjawab salam
Menyimak
Menyimak

tujuan penyuluhan
Kegiatan Inti
Pengertian

penyuluhan
Menjelaskan

Menyimak

HIV/AIDS
Penyebab dan cara

Pengertian HIV/AIDS
Menjelaskan

Menyimak

penularan

Penyebab dan

HIV/AIDS

bagaimana cara

20 Menit

penularan HIV/AIDS

Tanda dan gejala

Menjelaskan apa saja Menyimak


2

HIV/AIDS

tanda dan gejala dari

Faktor risiko

HIV/AIDS
Menjelaskan siapa

HIV/AIDS

saja yang mempunyai

Menyimak

faktor risiko
Cara mengetahui

tertularnya HIV/AIDS
Menjelaskan langkah- Menyimak

status HIV

langkah mengetahui

Cara Pencegahan

status HIV
Menjelaskan

HIV/AIDS

pencegahan agar tidak

Menyimak

tertular HIV/AIDS
3.

Penutup
Tanya jawab

Evaluasi

10 Menit
Memberikan

Bertanya dengan

kesempatan kepada

aktif hal hal

remaja yang ingin

yang masih belum

bertanya
Memberikan

dimengerti
Menjawab

pertanyaan kepada

pertanyaan

remaja
Mengucapkan

Salam

salam Menjawab salam

dan menutup kegiatan


6. Evaluasi
Bentuk

: Pertanyaan

Prosedur

: Langsung

Butir soal

: 1. Apakah pengertian HIV dan AIDS?


2. Jelaskan Penyebab HIV/AIDS dan cara penularannya!
3. Apa saja tanda dan gejala HIV/AIDS?
4. Apa saja faktor risiko HIV/AIDS?
5.Cara mengetahui status HIV
6. Bagaimana agar tidak tertular HIV/AIDS?

LAMPIRAN
TINJAUAN PUSTAKA
1.

Definisi
3

1.1. HIV
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh manusia dan dapat menimbulkan AIDS. HIV menyerang salah satu
jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas menangkal infeksi. Sel darah putih
tersebut terutama limfosit yang memiliki CD4 sebagai sebuah marker atau penanda
yang berada di permukaan sel limfosit. Karena berkurangnya nilai CD4 dalam tubuh
manusia menunjukkan berkurangnya sel-sel darah putih atau limfosit yang seharusnya
berperan dalam mengatasi infeksi yang masuk ke tubuh manusia. Pada orang dengan
sistem kekebalan yang terganggu (misal pada orang yang terinfeksi HIV) nilai CD4
semakin lama akan semakin menurun (bahkan pada beberapa kasus bisa sampai nol. 1,2
1.2. AIDS
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome, yang berarti
kumpulan gejala atau sindroma akibat menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan
infeksi virus HIV. Tubuh manusia mempunyai kekebalan untuk melindungi diri dari
serangan luar seperti kuman, virus, dan penyakit. AIDS melemahkan atau merusak
sistem pertahanan tubuh ini, sehingga akhirnya berdatanganlah berbagai jenis
penyakit lain. HIV adalah jenis parasit obligat yaitu virus yang hanya dapat hidup
dalam sel atau media hidup. Seorang pengidap HIV lambat laun akan jatuh ke dalam
kondisi AIDS, apalagi tanpa pengobatan. Umumnya keadaan AIDS ini ditandai
dengan adanya berbagai infeksi baik akibat virus, bakteri, parasit maupun jamur.
Keadaan infeksi ini yang dikenal dengan infeksi oportunistik1,2
2.

Cara Penularan

1. Kontak seksual
Penularan melalui hubungan seksual baik Homoseksual maupun Heteroseksual
merupakan penularan infeksi HIV yang paling sering terjadi. Kontak seksual
merupakan salah satu cara utama transmisi HIV. Virus ini dapat ditemukan
dalam cairan semen, cairan vagina, cairan serviks.
Transmisi infeksi HIV melalui hubungan seksual lewat anus lebih mudah,
karena hanya terdapat membran mukosa rektum yang tipis dan mudah robek,
sehingga anus sering mengalami lesi.3 Resiko penularan HIV tergantung pada
pemilihan pasangan seks, jumlah pasangan seks dan jenis hubungan seks. Orang
yang sering berhubungan seksual dengan berganti pasangan merupakan kelompok

manusia yang berisiko tinggi terinfeksi virus HIV. efektifitas penularan melalu
cara ini sekitar 0,03-5,6%). 1,2
2. Darah atau produk darah
Transmisi HIV juga bisa dari suntikan darah yang terinfeksi atau produk darah.
Suatu

penelitian di Amerika

Serikat

melaporkan

risiko infeksi HIV-1

melalui transfusi darah dari donor yang terinfeksi HIV

berkisar antara 1

per 750.000 hingga 1 per 835.000. Pemeriksaan antibodi HIV pada donor
darah sangat mengurangi transmisi melalui transfusi darah dan produk darah .
efektifitas penularan melalu cara ini sekitar 90%. 1,2
3. Penggunaan jarum suntik
Transmisi HIV juga bisa dari penggunaan jarum suntik dan alat tusuk lainnya
(alat

tindik)

yang

telah

terkontaminasi

virus

HIV,

misalnya

pada

penyalahgunaan narkotik suntik yang menggunakan jarum suntik yang tercemar


secara bersama-sama. Resiko tertular cara transmisi parental ini kurang dari
1%.1,2
4. Ibu yang menderita HIV
Transmisi HIV juga bisa secara

vertikal

dari

ibu

yang terinfeksi HIV

kepada janinnya sewaktu hamil, persalinan dan setelah melahirkan melalui


pemberian Air Susu Ibu (ASI).5 Angka penularan selama kehamilan sekitar
5-10%,

sewaktu

persalinan 10-20%, dan saat pemberian ASI 10-20%.

Penularan vertikal lebih sering terjadi pada kelahiran preterm, terutama


yang berkaitan dengan ketuban pecah dini. 1,2

Berikut adalah beberapa mitos yang masih ada dimasyarakat tentang cara
penularan HIV, yang sebenarnya tidak benar, diantaranya :
1. Gigitan nyamuk atau serangga lain
2. Berenang bersama
5

3. Memakai toilet bersama


4. Bersalaman, pelukan atau ciuman pipi
5. Terpapar batuk atau bersin
6. Berbagi makanan atau menggunakan alat makan bersama
7. Hidup satu rumah dengan ODHA:1,2
3. Faktor Risiko HIV
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Orang yang mempunyai faktor risiko tertularnya virus HIV yaitu orang yang :
Melakukan hubungan seks tanpa pelindung
Berganti ganti pasangan seks
Penjaja seks laki-laki atau perempuan
Laki-laki yang berhubungan seks dengan sesama laki-laki (LSL) dan transgender
Pernah berhubungan seks tanpa pelindung dengan penjaja seks komersia l
Pernah atau sedang mengidap penyakit infeksi menular seksual (IMS)

Pemakaian jarum suntik bekas yang tercemar HIV


(pemakai narkotika suntik bergantian, tenaga kesehatan yang tidak sengaja tertusuk

jarum bekas)
8. Penggunaan tattoo dan pemasangan aksesoris
9. Pemakaian bersama alat cukur/benda tajam
10. Penerima donor darah yang terinfeksi HIV
11. Bayi dari seorang ibu HIV/AIDS:1,2
4. Tahapan Tanda dan Gejala
Karena pada tahun-tahun pertama setelah terinfeksi tidak ada gejala atau
tanda infeksi, kebanyakan orang yang terinfeksi HIV tidak mengetahui bahwa
dirinya telah terinfeksi. Segera setelah terinfeksi, beberapa orang mengalami gejala
yang mirip gejala flu selama beberapa minggu. Penyakit ini disebut sebagai infeksi
HIV primer atau akut. Selain itu tidak ada tanda infeksi HIV. Tetapi, virus tetap ada
di tubuh dan dapat menular pada orang lain. :1,2
Tahapan seseorang yang terinfeksi HIV hingga menjadi AIDS, sangat panjang dan
tergantung pada kondisi orang tersebut. Ada beberapa tahapan ketika seseorang
terinfeksi HIV. :1,2
1. Tahap 1: Window Period (Periode Jendela)
HIV masuk ke dalam tubuh seseorang, sampai terbentuknya antibodi terhadap HIV
di dalam darah.
Periode ini berkisar hingga 6 bulan sejak awal terinfeksi.

Tidak ada tanda-tanda khusus.


Tes HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus HIV, meskipun di dalam
tubuhnya telah ada virus tersebut dan telah bisa menularkan kepada orang lain
melalui perilaku berisiko. :1,2
2. Tahap 2: HIV Positif Tanpa Gejala

Masa ini biasanya bisa mencapai 10 tahun sejak pertama kali terinfeksi, tergantung
kekebalan tubuh sesorang.

Tidak ada gejala yang muncul sama sekali, orang yang telah terinfeksi HIV tampak
sehat dan merasa sehat HIV telah berkembang biak di dalam darah.

Tes HIV telah bisa mendeteksi keberadaan virus di dalam darah.

kadar limfosit CD4+ umumnya sudah kembali mendekati normal. Namun, kadar limfosit
CD4+ menurun secar bertahap seiring dengan waktu. :1,2

3. Tahap 3: HIV Positif Dengan Gejala

Fase ini bisa berlangsung antara 1-3 bulan.

Kekebalan tubuh semakin menurun, mulai muncul gejala infeksi oportunistik,


seperti: pembengkakan kelenjar limfa, diare terus menerus, flu tidak sembuhsembuh, dan lain-lain. Termasuk nafsu makan menurun, badan lemah, berat badan
mulai berkurang.

Tes HIV telah bisa mendeteksi keberadaan virus di dalam darah.

hitung sel CD4+ pasien biasanya telah turun di bawah 300 sel /. :1,2

4. Tahap 4: Fase AIDS

Seberapa cepat HIV bisa berkembang menjadi AIDS dapat bervariasi diantara
individu. Jarak antara infeksi HIV hingga sampai ke fase AIDS bisa berkisar antara
15-20 tahun, bahkan kadang-kadang bisa lebih lama.

Kondisi sistem kekebalan tubuh sangat lemah, berbagai penyakit oportunistik


semakin parah,

AIDS ini baru bisa terdiagnosa setelah kekebalan tubuh sangat berkurang dilihat
dari sel T nya. :1,2

Stadium klinis HIV: 3


Stadium 1 Asimptomatik
Tidak ada penurunan berat badan
Tidak ada gejala atau hanya : Limfadenopati Generalisata Persisten
Stadium 2 Sakit ringan
Penurunan BB 5-10%
ISPA berulang, misalnya sinusitis atau otitis
Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir
Luka di sekitar bibir (keilitis angularis)
Ulkus mulut berulang
Ruam kulit yang gatal (seboroik atau prurigo -PPE)
Dermatitis seboroik
Infeksi jamur kukU
Stadium 3 Sakit sedang
Penurunan berat badan > 10%
Diare, Demam yang tidak diketahui penyebabnya, lebih dari 1 bulan
Kandidosis oral atau vaginal
Oral hairy leukoplakia
TB Paru dalam 1 tahun terakhir
Infeksi bakterial yang berat (pneumoni, piomiositis, dll)
TB limfadenopati
Gingivitis/Periodontitis ulseratif nekrotikan akut
Anemia

(Hb <8 g%), netropenia

(<5000/ml),

trombositopeni

kronis

(<50.000/ml)
Stadium 4 Sakit berat (AIDS)
Sindroma wasting HIV
Pneumonia pnemosistis*, Pnemoni bakterial yang berat berulang
Herpes Simpleks ulseratif lebih dari satu bulan.
Kandidosis esophageal
TB Extraparu*
Sarkoma kaposi
Retinitis CMV*
8

Abses otak Toksoplasmosis*


Encefalopati HIV
Meningitis Kriptokokus*
Infeksi mikobakteria non-TB meluas

5. Cara Mengetahui Status HIV/AIDS


Status HIV hanya dapat diketahui melalui:
1. Pemeriksaan darah dan pemeriksaan laboratorium disertai konseling pre dan pasca
testing HIV.
2. Konseling dan testing HIV sukarela dilakukan dengan prinsip tanpa paksaan,
rahasia, tidak membeda-bedakan dan terjamin kualitasnya. Tes HIV/AIDS dapat
dilaksanakan di RS/Klinik/Puskesmas rujukan. Untuk ibu hamil tersedia layanan
tes HIV secara cuma-Cuma/GRATIS:1,2

6. Cara Pencegahan
Upaya pencegahan harus dilakukan melalui cara penularannya. Pencegahan infeksi
HIV melalui hubungan seksual dilakukan dengan:
1. Melakukan hubungan seksual hanya dengan seorang mitra seksual yang setia dan
tidak terinfeksi HIV.
2. Tidak melakukan hubungan anogenital.
3. Hindari hubungan seksual dengan kelompok resiko tinggi tertular AIDS.
4. Gunakan kondom mulai dari awal sampai akhir hubungan seksual dengan
kelompok resiko tinggi tertular AIDS dan pengidap HIV.
5. Sirkumsisi (menyunat) pada pria. :1,2

Pencegahan infeksi HIV melalui darah :


1. Darah yang digunakan untuk transfusi diusahakan bebas HIV dengan jalan
memeriksa darah donor.
2. Semua alat yang tercemar dengan cairan tubuh penderita AIDS harus
disterillisasikan secara baku.
3. Gunakan jarum suntik steril sekali pakai.

4. Kelompok penyalahgunaan narkotik harus menghentikan kebiasaan penyuntikan


obat ke dalam badannya serta menghentikan kebiasaan mengunakan jarum suntik
bersama. :1,2
Pencegahan transmisi ibu dan anak:1,2
1. Pemberian Anti Retro Viral selama kehamilan
2. Melakukan cara persalinand dengan operasi caesar
3. Ibu tidak memberikan ASI kepada bayinya.

DAFTAR PUSTAKA
1.

Djoerban Z, Djauzi. HIV/AIDS di Indonesia. In : Sudoyo AW, Setyohadi B,


Alwi I, Simadibrata MK, Setiati S, eds. Buku ajar ilmu penyakit dalam. 5 th ed.
Jakarta Pusat: Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2009. p
2861.

10

2.

Fauci AS, Lane HC. Human Immunodeficiency Virus Disease: AIDS and
related disorders. In : Kasper DL, Fauci AS, Longo DL, Braunwald E, Hause
SL, Jameson JL. editors. Harrisons Principles of Internal Medicine. 17th ed.
The United States of America: McGraw-Hill. p 241-50.

3.

WHO, Clinical Staging And Immunological Classification Of Hiv-Related


Disease In Adults And Children, France, 2007.

4.

Mustikawati DE. Epidemiologi dan pengendalian HIV/AIDS. In : Akib AA,


Munasir Z, Windiastuti E, Endyarni B, Muktiarti D, editors. HIV Infection in
infants and children in Indonesia : current challenges in management. Jakarta :
Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM. 2009. p. 55-60.

11

You might also like