Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata rokok sudah tidak asing lagi di telinga kita. Hal ini disebabkan
adanya berbagai media mulai dari surat kabar, televisi, radio, baliho baliho
yang terpampang di pinggir jalan serta internet yang secara besar besaran
mempromosikan barang yang sesungguhnya memberikan dampak buruk
bagi tubuh dan kesehatan. Rokok adalah silinder dari kertas berukuran
panjang sekitar 70 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan
diameter sekitar 10 mm yang berisi daun- daun tembakau yang dicacah
(Aulia, 2010).
Dampak asap rokok tidak hanya ditanggung oleh orang yang merokok
(perokok aktif), tetapi juga dirasakan oleh perokok pasif. Perokok pasif lebih
banyak menghirup asap rokok dengan partikel zat yang lebih banyak.
Perokok pasif dapat terjangkit penyakit jantung koroner, asma, bronchitis,
stroke, terganggunya pertumbuhan janin bagi ibu yang sedang hamil hingga
akhirnya bayi lahir prematur. Menurut Jamal (2006) survei membuktikan
bahwa lebih dari 90% perokok aktif mengaku telah merokok di dalam rumah
ketika sedang bersama dengan anggota keluarga lainnya. Perokok pasif
adalah orang yang tidak merokok tetapi ikut menghirup asap rokok. Resiko
yang akan ditanggung perokok pasif lebih berbahaya dari pada perokok aktif
karena daya tahan terhadap zat-zat yang berbahaya sangat rendah (WHO,
2008).
Menurut Aulia (2010) bahaya yang diperoleh bila seseorang menghirup
asap rokok orang lain akan lebih besar daripada orang tersebut merokok
sendiri. Hal tersebut dikarenakan sebatang rokok yang sedang dibakar akan
menghasilkan asap utama dan asap sampingan. Asap utama adalah asap
yang terhisap langsung dan masuk ke paru paru perokok, sebelum
kemudian dihembuskan kembali. Asap sampingan adalah asap rokok yangg
dihasilkan oleh ujung rokok yang terbakar. Asap sampingan ini sangat
berbahaya karena mengandung zat zat yang berbahaya diantaranya
nikotin yang menyebabkan ketergantungan, tar yang bersifat karsinogenik,
dan karbonmonoksida yang dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan
darah dalam membawa oksigen.
WHO melaporkan satu dari 100.000 orang meninggal karena menjadi
perokok pasif. Diperkirakan pertahunnya 600.000 orang diseluruh dunia
meninggal karena perokok pasif (Hindarto, 2010, 600 ribu perokok pasif
meninggal per tahun, http://techno.okezone.com, diunduh tanggal 23 Januari
2015).
Indonesia menduduki peringkat ketiga untuk jumlah perokok di dunia
yakni sekitar 65 juta orang. Angka ini akan terus meningkat jika pemerintah
tidak mengatur perilaku merokok dan industri rokok serta tidak menerapkan
larangan iklan rokok. Usia para perokok di Indonesia lebih banyak pada
kisaran 15 hingga 19 tahun, diantaranya 70% dari jumlah perokok itu adalah
masyarakat dari kalangan menengah ke bawah (Hertanto, 2010).
Data riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2007 memperlihatkan
tingginya penduduk yang merokok. Jumlah perokok aktif penduduk umur >
15 tahun adalah 35.4% (65.3% laki- laki dan 5.6% wanita), berarti 2 diantara
3 laki-laki adalah perokok aktif. Lebih bahaya lagi 85,4 % perokok aktif
merokok dalam rumah bersama anggota keluarga sehingga mengancam
keselamatan kesehatan lingkungan. Data badan Susenas menunjukkan
prevalensi perokok pasif di Indonesia sebesar 48,9% atau sebesar
97.560.002 penduduk, yang terdiri dari 31,8& laki laki dan 66% pada
perempuan (Pradono & Kristianti, 2006).
Berdasarkan studi pendahuluan, didapatkan data dari dinas kesehatan
Kabupaten Bantul bahwa pada tahun 2013, ISPA menempati urutan nomor
dua dari 10 besar penyakit di puskesmas kabupaten Bantul yaitu sebanyak
4165 kasus. Berdasarkan studi pendahuluan pada 23 Januari 2015 diperoleh
data Dusun Jaranan terdiri dari 6 RT. Jumlah penduduk RT 01 ada 379
orang, RT 02 ada 650 orang, RT 03 ada 358 orang, RT 04 ada 281 orang,
RT 05 ada 194 orang, dan RT 06 ada 257 orang . Jumlah penduduk Dusun
Jaranan Panggungharjo Sewon Bantul ada 2119 orang dan terdapat 1014
Kepala Keluarga (KK).
Hasil observasi dari 14 rumah yang didalamnya terdapat 16 KK di
Dusun Jaranan RT 03 Panggungharjo Sewon Bantul, terdapat 10 rumah
dengan 12 KK yang salah satu atau lebih anggota keluarga per rumah
adalah perokok aktif. Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa dari satu anggota
keluarga yang merokok dapat membuat semua anggota KK di rumah
tersebut menjadi perokok pasif. Seseorang yang tinggal serumah dengan
perokok aktif dan terpapar asap rokok selama sekurang kurangnya 15
menit dalam masa dua hari untuk tempo satu minggu maka sudah dikatakan
sebagai perokok pasif dan mempunyai risiko yang lebih besar daripada
perokok aktif (Tarwoto, et al , 2010). Dari hasil wawancara dengan 6 perokok
pasif di Dusun Jaranan RT 03 Panggungharjo Sewon Bantul, diketahui
bahwa dua dari 6 perokok pasif tahu tentang apa itu perokok pasif namun
tidak tahu bahaya menjadi perokok pasif, sedangkan empat orang lainnya
tidak tahu apa itu perokok pasif dan bahayanya menjadi perokok pasif. Dari
data
tersebut
peneliti
tertarik
untuk
mengetahui
gambaran
tingkat
Sewon
Bantul
tentang
bahaya
rokok
bagi
kesehatan.
c. Diketahui gambaran pengetahuan keluarga di Dusun Jaranan
Panggungharjo Sewon Bantul tentang faktor faktor yang
mempengaruhi bahaya perokok pasif.
d. Diketahui gambaran pengetahuan keluarga di Dusun Jaranan
Panggungharjo Sewon Bantul tentang bahaya menjadi perokok
pasif.
e. Diketahui gambaran pengetahuan keluarga di Dusun Jaranan
Panggungharjo Sewon Bantul tentang upaya menghindari bahaya
asap rokok.
D. Ruang Lingkup
1. Keilmuan
Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup keilmuan keperawatan
keluarga yaitu keluarga dengan perokok aktif yang mencakup tentang
gambaran pengetahuan tentang bahaya menjadi perokok pasif.
2. Mata Ajar
Jenis
penelitian
ini
adalah
deskriptif
kuantitatif.
Teknik
instrumen
yang
digunakan
yaitu
kuesioner.
Sedangkan