Professional Documents
Culture Documents
OLEH:
OLEH :
KELOMPOK 2A
AYU NGURAH DWI RAHAYU
(1002105014)
(1002105015)
(1002105026)
(1002105027)
(1002105029)
(1002105035)
(1202115008)
NI WAYAN DEVIANI
(1202115009)
NI LUH ARDINI
(1202115010)
Judul
Hari/Tanggal
Waktu
: 10.00-11.00 WITA
Tempat Pelaksanaan
Sasaran
Sub Topik
:
1.
2.
3.
4.
A. Latar Belakang
Gangguan jiwa adalah suatu sindroma atau pola psikologis atau perilaku yang
penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan adanya
distress (misalnya, gejala nyeri) atau disabilitas (yaitu kerusakan pada satu atau
lebih area fungsi yang penting) atau disertai peningkatan risiko kematian yang
menyakitkan, nyeri, disabilitas, atau sangat kehilangan kebebasan (American
Psychiatric Association,1994).
Kecendrungan gangguan jiwa akan semakin meningkat seiring dengan terus
berubahnya situasi ekonomi dan politik kearah tidak menentu, prevalensinya bukan
saja pada kalangan menengah kebawah sebagai dampak langsung dari kesulitan
ekonomi, tetapi juga kalangan menengah keatas sebagai dampak langsung atau tidak
langsung ketidakmampuan individu dalam penyesuaian diri terhadap perubahan
sosial yang terus berubah (Rasmun, 2001).
Pasien yang dirawat di rumah sakit jiwa di Indonesia mempunyai rata-rata lama hari
rawat yang tinggi yaitu 54 hari, dan yang paling lama dirawat adalah pasien dengan
diagnosa skizofrenia. Data rumah sakit jiwa pusat Bogor 2001, menunjukkan rata-
rata lama hari rawat adalah 115 hari dan untuk pasien perilaku kekerasan 42 hari
(Keliat,dkk, 2009).
Ketika penderita gangguan jiwa melakukan rawat jalan atau inap di rumah sakit
jiwa, keluarga harus tetap memberikan perhatian dan dukungan sesuai dengan
petunjuk tim medis rumah sakit. Dukungan keluarga sangat diperlukan oleh
penderita gangguan jiwa dalam memotivasi mereka selama perawatan dan
pengobatan. Jenis-jenis dukungan keluarga seperti dukungan pengharapan,
dukungan nyata, dukungan informasi dan dukungan emosional (Friedman,1998).
Tetapi kenyataannya, belum banyak keluarga memiliki kepedulian tentang ini.
Banyak keluarga yang menyerahkan sepenuhnya penyembuhan penderita kepada
petugas kesehatan. Banyak pasien gangguan jiwa justru ditelantarkan keluarganya.
Keluarga telah melupakan mereka. Banyak yang tidak mengurusnya lagi saat
dimasukkan ke rumah sakit jiwa. Padahal, jika keluarga mereka rajin mengunjungi
dan memberikan dukungan bagi pasien gangguan jiwa, ini merupakan salah satu
terapi yang jitu untuk kesembuhan mereka. Namun, jika keluarga mereka tidak
peduli, tingkat kesembuhan pasien makin lama karena pasien merasa tidak
diperhatikan lagi oleh keluarganya (Yosep,dkk, 2008).
Bersadarkan hal tersebut, mahasiswa PSIK FK UNUD akan memberikan
penyuluhan mengenai kesehatan jiwa kepada keluarga pasien dengan gangguan jiwa
dengan harapan adanya peningkatan pengetahuan mengenai kesehatan jiwa itu
sendiri sehingga berdampak bagi kesembuhan pasien kedepannya.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 45 menit, diharapkan sasaran
penyuluhan dapat memahami tentang perannya dalam mencegah penderita
dengan gangguan jiwa di rumah.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 45 menit, diharapkan sasaran
penyuluhan mampu:
1) Memahami dan mampu menjelaskan kembali definisi sehat jiwa dan
gangguan jiwa
2) Memahami dan mampu menyebutkan kembali tanda dan gejala gangguan
jiwa
3) Memahami dan mampu menyebutkan kembali cirri-ciri gangguan jiwa
penyuluhan
Peningkatan
Pengetahuan
Keluarga
Mengenai
2.
Kegiatan Penyuluh
Pendahuluan
- Moderator
memberikan
Kegiatan Peserta
salam
kepada sasaran.
Moderator
menjelaskan
topik
penyuluhan.
Moderator
tujuan
penyuluhan.
Moderator menjelaskan
waktu
memperkenalkan
pelaksanaan.
40 menit Penyampaian Materi
- Penyaji menggali sedikit informasi
(30 menit
pada sasaran mengenai Gangguan
materi, 10
- Sasaran
membalas
- Sasaran
mengeksplorasi
apa
menit
Jiwa
tanya
jawab)
tentang
- Penyaji menjelaskan materi mengenai
:
5. Definisi sehat jiwa dan gangguan
kesehatan
lingkungan.
- Sasaran
memperhatikan
jiwa
6. Tanda dan gejala gangguan jiwa
7. Ciri-ciri gangguan jiwa
8. Penanganan gangguan jiwa di
penjelasan
dan
mencermati materi.
keluarga
Tanya Jawab
- Moderator membuka sesi tanya jawab.
- Penyelenggara penyuluhan menjawab
pertanyaan sasaran.
Sasaran mengajukan
pertanyaan.
Sasaran
memperhatikan
jawaban
yang
diberikan.
3.
3 menit
Penutup
- Moderator
dengan
melakukan
memberikan
evaluasi
beberapa
Sasaran
menjawab
pertanyaan evaluasi
pertanyaan
- Moderator
menyimpulkan
penyuluhan.
hasil
- Sasaran
menyimak
kesimpulan
yang
disampaikan
oleh
moderator.
- Sasaran
menerima
tempat
I. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
J. Media
1. Leaflet
2. Flipcart
K. Setting Tempat
12
Keterangan gambar:
1. Penyuluh
2. Peserta
L. Pengorganisasian kelompok
Moderator
: Kadek Dian Praptini
Penyaji materi : Ni Wayan Deviani
Observer
: Ni Luh Putu Susi Mardi Lestari
Fasilitator
: Ayu Ngurah Dwi Rahayu
Ni Kd. Deby Kristianti Utami
IB Pt. Sancitha Guptayana P.
Gede Dodik Keristianto
I Dewa Dalem Siwa Reditiya
Ni Luh Ardini
M. Evaluasi
1.
Evaluasi Struktur
Rencana kegiatan dipersiapkan dua hari sebelum kegiatan dengan melakukan
konsultasi materi yang akan disampaikan saat penyuluhan. Sarana prasarana
seperti leaflet disiapkan paling lambat dua hari sebelum pelaksanaan.
2.
Evaluasi Proses
a.
3.
A. LAMPIRAN-LAMPIRAN
- Materi
- Leaflet
- Flipcart
Lampiran Materi
MENGENAL GANGGUAN JIWA
A. DEFINISI KESEHATAN JIWA
Suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional
yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan orang
lain.
Ciri-ciri orang sehat jiwa yaitu :
a. Bebas dan otonomi
b. Tahan terhadap stress
c. Mampu beradaptasi dengan orang lain secara harmonis
d. Hidup produktif
B. PENGERTIAN GANGGUAN JIWA
Gangguan jiwa adalah suatu sindroma atau pola psikologis atau perilaku yang
penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan adanya
distress (misalnya, gejala nyeri) atau disabilitas (yaitu kerusakan pada satu atau
lebih area fungsi yang penting) atau disertai peningkatan risiko kematian yang
menyakitkan, nyeri, disabilitas, atau sangat kehilangan kebebasan (American
Psychiatric Association,1994). Gangguan jiwa menyebabkan penderitanya tidak
sanggup menilai dengan baik kenyataan, tidak dapat lagi menguasai dirinya untuk
mencegah mengganggu orang lain atau merusak/menyakiti dirinya sendiri
(Baihaqi,dkk, 2005). Gangguan jiwa sesungguhnya sama dengan gangguan
jasmaniah lainnya. Hanya saja gangguan jiwa bersifat lebih kompleks, mulai dari
yang ringan seperti rasa cemas, takut hingga yang tingkat berat berupa sakit jiwa
atau kita kenal sebagai gila (Hardianto, 2009).
Gangguan jiwa dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain :
1. Suasana rumah yang tidak harmonis seperti : tidak percaya diri, sering
bertengkar, salah pengertian, kurang bahagia
2. Pengalaman masa kanak-kanak yang bersifat traumatic
3. Faktor keturunan
KELUARGA
DALAM
MENGATASI
MASALAH
KESEHATAN
1) Mengenal adanya penyimpangan awal sedini mungkin
2) Mengambil keputusan dalam mencari pertolongan atau bantuan
kesehatan untuk anggota keluarga
3) Member perawatan bagi anggota keluarga yang sakit, cacat, atau
memerlukan bantuan dan menanggulangi keadaan darurat
4) Menciptakan lingkungan keluarga yang sehat
5) Memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat
E. UPAYA PERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN JIWA
1. PERAWATAN KLIEN DALAM KELUARGA
1) Mengenal adanya gangguan kesehatan sedini mungkin
2) Mengambil keputusan dalam mencari pertolongan atau bantuan
kesehatan
3) Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit, cacat
atau yang tidak sakit tapi memerlukan bantuan
4) Menanggulangi keadaan darurat kesehatan
5) Menciptakan lingkungan keluarga yang sehat
6) Memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat
2. PERAWATAN KLIEN DI RUMAH SAKIT
1) Keluarga sejak awal perlu dilibatkan dalam penatalaksanaan dan
asuhan keperawatan klien dengan gangguan jiwa
2) Metode yang diguakan untuk memberikan pendidikan kesehatan
kesehatan jiwa kepada keluarga adalah dengan ceramah dan tanya
dengan
berbagai
keterampilan
untuk
meningkatkan
produktivitasnya
5) Membawa penderita untuk kontrol rutin ke pelayanan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Keliat Budi, Ana. Peran Serta Keluarga Dalam Perawatan Klien Gangguan Jiwa. EGC.
1995
Keliat Budi, Ana, dkk. Proses Keperawatan Jiwa. EGC. 1987
Sembiring, EE. 2011. (Online),
(http://repository.usu.ac.id/bitsream/123456789/24194/5/Chapter%20I.PDF, diakses 22
Januari 2015)
Stuart and Sunden. Pocket Guide to Psychiatric Nursing. EGC. 1998