You are on page 1of 5

ASKEP ANEMIA (NANDA, NOC, NIC)

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pengertian
2.1.1 Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah,
elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah,
yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah (Doenges, 1999).
2.1.2 Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan kadar
hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).
2.1.3 Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas
hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006 :
256).
Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau penyakit, melainkan merupakan
pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh dan perubahan patotisiologis
yang mendasar yang diuraikan melalui anemnesis yang seksama, pemeriksaan fisik dan
informasi laboratorium.
2.2 Etiologi
Penyebab anemia antara lain :
Perdarahan
Kekurangan gizi seperti zat besi, vitamin B12, dan asam folat
Penyakit kronik, seperti gagal ginjal, bronkietasis, empiema
Kelainan darah
Ketidaksanggupan sum-sum tulang membentuk sel-sel darah.
2.3 Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang atau kehilangan sel
darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-sum tulang dapt terjadi akibat
kekurangan nutrisi, pajanan toksik, inuasi tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak
diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi) pada kasus
yang disebut terakhir, masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan
ketahanan sel darah merah normal atau akibat beberapa factor diluar sel darah merah yang
menyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam system fagositik atau dalam
system retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping proses ini
bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah. Setiap kenaikan
destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direpleksikan dengan meningkatkan bilirubin
plasma (konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang ; kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik
pada sclera.
Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar hemoglobin
(Hb) dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawa makanan dan oksigen ke
seluruh organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan oksigen pun akan kurang. Akibatnya

dapat menghambat kerja organ-organ penting, Salah satunya otak. Otak terdiri dari 2,5 miliar sel
bioneuron. Jika kapasitasnya kurang, maka otak akan seperti komputer yang memorinya lemah,
Lambat menangkap. Dan kalau sudah rusak, tidak bisa diperbaiki (Sjaifoellah, 1998).
2.4 Manifestasi klinis
Cara mudah mengenal anemia dengan 5L, yakni lemah, letih, lesu, lelah, lalai. Kalau
muncul 5 gejala ini, bisa dipastikan seseorang terkena anemia. Gejala lain adalah munculnya
sklera (warna pucat pada bagian kelopak mata bawah).Anemia bisa menyebabkan kelelahan,
kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa
menyebabkan stroke atau serangan jantung(Sjaifoellah, 1998).

2.5 Komplikasi
Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya, penderita anemia
akan mudah terkena infeksi. Gampang batuk-pilek, gampang flu, atau gampang terkena infeksi
saluran napas, jantung juga menjadi gampang lelah, karena harus memompa darah lebih kuat.
Pada kasus ibu hamil dengan anemia, jika lambat ditangani dan berkelanjutan dapat
menyebabkan kematian, dan berisiko bagi janin. Selain bayi lahir dengan berat badan rendah,
anemia bisa juga mengganggu perkembangan organ-organ tubuh, termasuk otak (Sjaifoellah,
1998).
2.6 Pemeriksaan penunjang
Jumlah hemoglobin lebih rendah dari normal (12-14 g/dl)
Kadar hemalokrit menurun.( normal 37 %-41 %)
Peningkatan Bilirubin total
Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi
Terdapat pansitopenia, sum-sum tulang kosong diganti lemak (pada anemia aplastik)
2.7 Penatalaksanaan Medis
Tindakan umum :
Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang hilang.
1. Transpalasi sel darah merah.
2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.
3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen
5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
6. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.

Pengobatan (untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya) :


1. Anemia defisiensi besi
- Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan makanan yang diberikan seperti
ikan, daging, telur dan sayur.
- Pemberian preparat fe
- Perrosulfat 3x 200mg/hari/per oral sehabis makan

- Peroglukonat 3x 200 mg/hari /oral sehabis makan.


2. Anemia pernisiosa : pemberian vitamin B12
3. Anemia asam folat : asam folat 5 mg/hari/oral
4. Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok dengan pemberian cairan dan
transfusi darah.

BAB III
PROSES KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara menyeluruh
(Boedihartono, 1994).
Pengkajian pasien dengan anemia (Doenges, 1999) meliputi :
1) Aktivitas / istirahat
Keletihan, kelemahan, malaise umum.Kehilangan produkifitas, penurunan semangat untuk
bekerja Toleransi terhadap latihan rendah.Kebutuhan untuk istirahat dan tidur lebih banyak
2) Sirkulasi Riwayat kehilangan darah kronis,Riwayat endokarditis infektif kronis, palpitasi
3) Integritas ego
Keyakinan agama atau budaya mempengaruhi pemilihan pengobatan, misalnya penolakan
transfusi darah
4) Eliminasi
Gagal ginjal, Hematemesi, Diare atau konstipasi
5) Makana/cairan
Nafsu makan menurun, mual/muntah, berat badan menurun.
6) Nyeri/ kenyamanan
Lokasi nyeri terutama didaerah abdomen dan kepala
7) Pernapasan
Napas pendek pada saat istirahat maupun aktifitas
8) Seksualitas
Perubahan menstruasi misalnya menoragia, amenore . Menurunnya fungsi seksual
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang nyata maupun
potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan (Boedihartono, 1994).

Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai oksigen/nutrisi ke sel.


Ditandai dengan :Palpitasi : kulit pucat, membrane mukosa kering, kuku dan rambut rapuh,
perubahan tekanan darah
Intoleran aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigen
Ditandai dengan : kelemahan dan kelelahan, Mengeluh penurunan aktifitas/latihan,lebih banyak

memerlukan istirahat/ tidur


Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan kegagalan untuk mencerna, absorbsi
makanan
Ditandai dengan : Penurunan berat badan normal, penurunan turgor kulit, perubahan mukosa
mulut, nafsu makan menurun, mual, kehilangan tonus otot
Konstipasi atau diare berhubungan dengan penurunan jumlah makanan, perubahan proses
pencernaan, efek samping penggunaan obat
Ditandai dengan : Adanya perubahan pada frekuensi, karakteristik dan jumlah feses, mual,
muntah, penurunan nafsu makan
C. Intervensi//Perencanaan
Diagnosa 1 Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai oksigen/nutrisi
ke sel.
- Kaji tanda-tanda vital, warna kulit, membrane mukosa, dasar kuku
- Beri posisi semi fowler
- Kaji nyeri dan adanya palpitasi
- Pertahankan suhu lingkungan dan tubuh pasien
- Hindari penggunaan penghangat atau air panas
Kolaborasi
- Monitor pemeriksaan laboratorium misalnya Hb/Ht dan jumlah sel darah merah
- Berikan sel darah merah darah lengkap
- Berikan oksigen tambahan sesuai dengan indikasi

Diagnosa 2 Intoleran aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigen


Kaji kemampuan aktifitas pasien
Kaji tanda-tanda vital saat melakukan aktifitas
Bantu kebutuhan aktifitas pasien jika diperlukan
Anjurkan kepada pasien untuk menghentikan aktifitas jika terjadi palpitasi
Gunakan teknik penghematan energi misalnya mandi dengan duduk.

Diagnosa 3 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan jumlah
makanan, perubahan proses pencernaan, efek samping penggunaan obat
- Kaji riwayat nutrisi termasuk makanan yang disukai
- Observasi dan catat masukan makanan pasien
- Timbang berat badan tiap hari
- Berikan makanan sedikit dan frekuensi yang sering
- Observasi mual, muntah
- Bantu dan berikan hygiene mulut yang baik
Kolaborasi
- Konsul pada ahli gizi
- Berikan obat sesuai dengan indikasi misalnya vitamin dan mineral suplemen
- Berikan suplemen nutrisi
Diagnosa 4 Konstipasi atau diare berhubungan dengan penurunan jumlah makanan,
perubahan proses pencernaan, efek samping penggunaan obat
- Observasi warna feses, konsistensi, frekuensi dan jumlah

- Kaji bunyi usus 7


- Beri cairan 2500-3000 ml/hari dalam toleransi jantung
- Hindari makan berbentuk gas
Kolaborasi
- Konsul ahli gizi untuk pemberian diet seimbang
- Beri laktasif
- Beri obat anti diare
D. Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan pasien
dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan, dengan
melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. (Lynda Juall Capenito, 1999:28)
Evaluasi pada pasien dengan anemia adalah :
1) Infeksi tidak terjadi.
2) Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
3) Pasien dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.
4) Peningkatan perfusi jaringan.
5) Dapat mempertahankan integritas kulit.
6) Membuat/kembali pola normal dari fungsi usus.
7) Pasien mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur diagnostic dan rencana
pengobatan.

BAB IV
PENUTUP
a. Kesimpulan
Anemia sering dijumpai di masyarakat dan mudah dikenali (di dioagnosa).Tanda dan gejalanya
beragam seperti pucat, lemah, mual dll.Pendiagnosaan anemia dapat ditunjang dengan
pemeriksaan laboratorium yakni adanya penurunan kadar Hb.
b. Saran
Sebagai perawat kita harus mampu mengenali tanda-tanda anemia dan memberikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan anemia secara benar.

DAFTAR PUSTAKA
Boedihartono. 1994. Proses Keperawatan di Rumah Sakit. Jakarta.
Burton, J.L. 1990. Segi Praktis Ilmu Penyakit Dalam. Binarupa Aksara : Jakarta
Carpenito, L. J. 1999. Rencana Asuhan keperawatan dan dokumentasi keperawatan, Di

You might also like