You are on page 1of 4

Hambat Jenis

Ahmad Ridwan Sidiq1


1

Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Jl. A.H Nasution No. 105 Bandung 40614
* Email: ahmad.physic22@gmail.com.com

Abstrak. Eksperimen Muatan Spesifik Elektron e/m ini bertujuan untuk menentukan besar nilai muatan elektron per
satuan massa. Percobaan e/m merupakan percobaan yang telah dilakukan oleh Joseph Thompson, yang ingin
membuktikan apakah terdapat partikel lain yang menyusun sebuah atom yang disebut dengan elektron serta menentukan
perbandingan antara muatan dengan massa elektron tersebut. Prinsip dalam melakukan percobaan ini adalah jika suatu
muatan elektron bergerak di dalam ruang yang berada di bawah pengaruh medan magnet atau medan listrik maka
muatan tersebut akan mengalami gaya sehingga pergerakan elektron akan menyimpang. Adanya gejala fisis ini
dipertimbangkan sebagai pergerakan muatan elektron didalam medan magnet maupun medan listrik persis seperti
partikel yang dilemparkan horizontal didalam medan gravitasi bumi. Setelah mengamati data yang diperoleh dari
eksperimen dapat dianalisis bahwa apabila nilai tegangan diperkecil, maka diameter lintasan elektron juga akan
mengecil, karena tegangan berbanding lurus dengan arus yang diberikan. Selain itu, semakin besar nilai kuat arusnya
maka medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan helmholtz semakin besar pula. Nilai e/m diperoleh dari hubungan
kesetimbangan gaya antara gaya magnet dan gaya sentripetal elektron yang disebabkan adanya medan
magnet. Literatur dari nilai muatan elektron per satuan massa ini adalah 1.7588E+11C/kg. Adapun nilai muatan elektron
yang kami dapat dari eksperimen yaitu 2.09 E+11 C/kg. Perbedaan nilai e/m dari Eksperimen dengan literatur yaitu
kurang telitinya dalam pengukuran diameter lingkaran yang terbentuk juga karena pada saat pengukuran nilai arus dan
tegangan tidak stabil.
Kata kunci: Elektron, Medan Magnet, Medan Listrik, e/m.

PENDAHULUAN
Pada tahun 1897 J.J Thomson berhasil
mengidentifikasikan elektron sebagai suatu partikel.
Dengan mengunakan tabung sinar katoda yang
dihubungkan dengan arus dan tegangan, sebagai
partikel negative, kehadiran elektron tentu akan
mempengaruhi arus yang dihasilkan. Percobaan yang
didasarkan
pada
percobaan
crookes
yang
mengembangkan tabung katode pertama yang vakum.
Ia kemudian menunjukkan sinar berpendar yang
tampak di dalam tabung tersebut membawa energi dan
bergerak dari katode ke anode. Lebih jauh lagi,
menggunakan medan magnetik, ia dapat membelokkan
sinar tersebut dan mendemonstrasikan bahwa berkas
ini berperilaku seolah-olah ia bermuatan negatif.
Prinsip percobaan Thomson dalam pengukuran ini
adalah ketika suatu elektron yang berada di ruang
berpengaruh medan magnet akan mengalami
penyimpangan.
Percobaan
e/m
dilakukan
dengan
menggunakan tabung sinar katoda yang dihubungkan
dengan arus dan tegangan, di dalam tabung terdapat
dua elektroda, yaitu anoda sebagai elektroda positif
dan katoda sebagai elektroda negatif. Kedua elektroda
ini dipasang dengan tegangan tertentu, sehingga
terdapat suatu partikel yang tereksitasi, yang

ditunjukkan dengan sinar berpendar yang tampak


dalam tabung tersebut yang membawa energi dan
bergerak dari katoda ke anoda.

GAMBAR 1. Gerak elektron dalam tabung Helmholtz

Diketahui, bahwa partikel tersebut bermuatan


negatif dan disebut dengan elektron dan sebagai
partikel negatif, elektron akan mempengaruhi arus
yang dihasilkan. Lebih jauh lagi, ketika terdapat
medan magnetik dengan kekuatan tertentu yang
dihasilkan oleh kumparan helmholtz, 3 elektron
memasuki medan magnet, maka arah kecepatan
elektron akan tegak lurus terhadap arah medan magnet,
sehingga terlihat pancaran berkas seperti berbentuk

lingkaran dengan jari-jari tertentu sebagai lintasan


elektron yang dilalui.
Prinsip percobaan e/m yang dilakukan oleh
J.J Thomson ini ialah ketika suatu elektron berada
dalam suatu area yang dipengaruhi oleh medan
magnet, maka elektron tersebut mengalami
penyimpangan atau dibelokkan. Oleh karena itu,
dengan menggunakan data jari-jari lintasan elektron
dan medan magnet yang mempengaruhi, serta dengan
menggunakan berbagai persamaan yang terkait, maka
nilai perbandingan antara muatan elektron dengan
massa elektron (e/m). Medan magnet yang digunakan
didalam percobaan ini adalah kumparan Helmholtz
(Kumparan yang memiliki jejari R sama dengan jarak
kedua kumparan yang dialiri arus listrik). Bila jumlah
kawat lilitan kumparan Helmholtz adalah n, maka
dengan menggunakan persamaan Maxwell pertama
dan keempat dapat ditentukan besarnya medan magnet
yang dihasilkan yaitu:

0 NI 8
3

5 R

Prosedur Percobaan:
1.
2.

Susunlah alat dan Bahan


Pastikan saklar unit power supply dalam
keadaan OFF dan tombol pengatur tegangan
anoda V dan arus I yang mengalir pada
kumparan Helmholtz pada keadaan minimum.
3. Hubungkan unit power supply dengan sumber
tegangan PLN. Hidupkan unit power supply
dengan menekan tombol power supply pada
posisi ON.
4. Ketika katoda berubah menjadi merah dan
panas, naikkan tegangan power supply secara
bertahap dengan cara memutar tombol
pengatur tegangan searah jarum jam. Pada
tegangan sekitar 90 V akan teramati lintasan
gerak lurus elektron yang berwarna hijau.
5. Perbesarlah arus (I) yang mengalir pada
kumparan Helmholtz dengan cara memutar
tombol pengatur arus searah jarum jam.
6. Amati gejala yang terjadi pada tabung pelepas
elektron. Tampak bahwa lintasan elektron
mulai membelok dan lintasannya berbentuk
lingkaran.
7. Untuk tegangan pemercepat elektron (V)
yang konstan, naikkan arus (I) yang mengalir
pada kumparan Helmholtz secara bertahap
dan catat hasil pengukuran jari-jari lintasan
orbit elektron (R).
8. Catatlah hasil pengamatan ke dalam tabel
Pengamatan

GAMBAR 2. Ilustrasi Gerak elektron dalam pengaruh


medan listrik dan medan magnet

Dari hubungan persamaan hukum gaya


lorentz dan gaya sentrifugal di dapatkan persamaan
yang digunakan untuk menentukan besar nilai muatan
elektron per satuan massa yaitu:

e
2V
2 2.
m B r

METODE EKSPERIMEN
Alat dan Bahan
1.
2.
3.
4.
5.

Seperangkat peralatan e/m


Sumber daya tegangan dan arus
Multimeter
Catu daya
Kabel penghubung

GAMBAR 3. Skema rangkaian Eksperimen e/m

HASIL DAN DISKUSI


Dalam Eksperimen Muatan Spesifik e/m kita
mengamati pergerakan elektron dalam tabung
Helmholtz, dengan cara mengukur jari-jari yang
terbentuk dalam tabung Helmholtz, mengukur Arus
dan Tegangan. Ketika suatu elektron berada dalam
suatu keadaan yang tidak ada medan magnet maka
elektron hanya akan bergerak ke dalam atau ke luar

saja. Ketika di beri medan magnet maka elektron akan


bergerak agak melengkung ke bawah dan semakin
melingkar. Kami mengamati pergerakan elektron
dengan dua variasi, yaitu variasi Arus dan variasi
Tegangan. Pada pengamatan dengan variasi tegangan
nilai muatan e/m lebih mendekati literatur dibanding
pada pengamatan dengan variasi arus. Adapun kawat
Helmholtz yang dipakai adalah dengan jumlah lilitan
130 dan memiliki Radius 0.15 m.
Dalam Eksperimen ini kami mengambil data
sebanyak 10 data, dengan Nilai tegangan di variasikan
antara 220 volt 260 volt, sedangkan nilai Arus
divariasikan antara 1.5 Ampere 1.9 Ampere.
Berikut adalah tabel pengamatan dalam
Eksperimen Muatan Spesifik e/m:

Eksperimen e/m dapat mengamati lintasan


elektron dalam tabung gelas disebabkan adanya medan
magnet seragam yang membelokkan elektron, serta
membuat elektron mengalami gaya lorentz sehingga
akan membentuk lintasan berbentuk lingkaran. medan
magnet yang seragam dan beda potensial yang
diberikan terus menerus sehingga elektron bergerak
melingkar secara kontinyu tanpa ada perubahan
kelajuan. Selain itu elektron adalah suatu materi, oleh
karena itu kita dapat mengamati lintasan elektron
tersebut dengan mata kita. untuk memperjelas dalam
pengamatan ditutup dengan sebuah perangkat biasa
yang berfungsi untuk mengurangi intensitas cahaya.
Sehingga kita dapat dengan jelas mengamati lintasan
elektron.

TABEL 1. Pengamatan dengan Arus Konstan.


I (A)
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5

V (Volt)
260
250
240
230
220

d (m)
0.087
0.0845
0.0825
0.08
0.0775

B (T)
0.001168
0.001168
0.001168
0.001168
0.001168

e/m (C/kg)
2.013E+11
2.052E+11
2.067E+11
2.106E+11
2.147E+11

TABEL 2. Pengamatan dengan Tegangan Konstan


I (A)
V (Volt)
d (m)
B (T)
e/m (C/kg)
260
1.5
0.087
0.001168 2.013E+11
260
1.6
0.081
0.001246 2.041E+11
260
1.7
0.076
0.001324 2.054E+11
260
1.8
0.07
0.001402 2.160E+11
260
1.9
0.065
0.00148
2.248E+11

Ketika katoda dialiri arus listrik, katoda


tersebut akan berpijar karena tumbukan elektronelektron didalamnya sehingga dapat menyebabkan
elektron dari katoda tersebut loncat dari katoda dan
memasuki daerah medan magnet dari kumparan yang
dialiri arus listrik. Jika arah kecepatan elektron
tersebut tegak lurus dengan arah medan magnet, maka
elektron tersebut akan bergerak melingkar di dalam
tabung katoda. Gaya magnetic memberikan gaya
sentripetal yang diperlukan agar terjadi gerak
melingkar. Kita dapat menghubungkan kecepatan
elektron tersebut v dengan jari-jari lintasan r dan
medan magnetik B dengan membuat gaya total yang
sama dengan massa m elektron kali percepatan
sentripetal. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa
pada saat nilai tegangan (v) diperkecil maka diameter
lintasan electron akan ikut mengecil, dan untuk
membuat diameter elektron tetap maka arus pun harus
dikecilkan. Tegangan berbanding lurus dengan arus
yang diberikan. Selain itu, semakin besar nilai kuat
arusnya maka medan magnet yang dihasilkan oleh
kumparan helmholtz semakin besar pula. Medan
magnet yang besar akan membelokkan elektron
dengan kuat sehingga diameter lintasan elektron
semakin kecil karena diameter elektron berbanding
terbalik dengan medan magnet.
Adapun hasil dari pengolahan data
didapatkan nilai e/m rata-rata ketika variasi arus yaitu
2.103E+11 C/kg, sedangkan ketika variasi tegangan
didapat nilai e/m yaitu 2.077E+11 C/kg. Adapun
literatur dari nilai e/m ini adalah 1.7588E+11C/kg.
Perbandingan nilai e/m yang didapat dari
hasil Eksperimen dengan Literatur berbeda. Adapun
beberapa faktor yang mempengaruhi nilai tersebut,
antara lain:

Kekurangtelitian praktikan dalam mengukur


diameter lingkaran elektron yang terbentuk dalam
tabung helmholtz.
Kekurangtelitian skala pengukuran diameter
lingkaran
sinar
elektron,
karena
hanya
menggunakan mistar.
Ketidaktepatan pengukuran arus maupun tegangan
dengan menggunakan multimeter, karena arus dan
tegangan ini nilainya tidak stabil.

KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari Eksperimen muatan
spesifik e/m ini adalah kita dapat mengetahui bahwa
medan magnet yang ditimbulkan oleh kumparan
Helmholtz dapat mempengaruhi berkas sinar yang
dipancarkan oleh tabung katode, sehingga dapat
diketahui bahwa sinar yang dipancarkan mengandung
elektron. Ketika Nilai tegangan (v) diperkecil maka
diameter lintasan elektron akan ikut mengecil, dan
untuk membuat diameter elektron tetap maka arus pun
harus dikecilkan. Tegangan berbanding lurus dengan
arus yang diberikan. Besar muatan e/m yang didapat
dari Eksperimen ini adalah 2.09E+11 C/kg.

UCAPAN TERIMA KASIH


Ucapan terima kasih kami sampaikan untuk
Bapak Dani (Dosen Fisika lanjut UPI), Bapak Ridwan
Ramdhani, S.Si yang telah memberikan ilmu dan
membimbing kami dalam Eksperimen ini, serta kepada
teman-teman yang telah bekerja sama dalam
Eksperimen Muatan Spesifik e/m ini.

REFERENSI
1. B. Arthur, Struktur Atomik, dalam Konsep Fisika
Modern, Bandung: Erlangga, 1999, pp. 102-105.
2. C. Raymond, Struktur Elektron Atom dalam Kimia
Dasar jilid 1, Bandung: Erlangga, 2001.
3. A. Mikrajuddin, Model Atom dan Molekul dalam
Diktat 2 Kuliah Fisika Dasar 2 ITB, Bandung, 2006, pp.
514-517.
4. N S. Efinda P dan Bandiyah Sri, Eksperimen e/m
Elektron, Laporan Praktikum Fisika Lanjut, Universitas
Airlangga, 2010.
5. S. Sudrajat, Pengukuran Spesifik Muatan Elektron
(e/m), Laporan Praktikum Fisika Modern, Universitas
Negeri Jakarta, 2011.
6. M. Imroatul, Pengaruh Medan Magnet Terhadap
Elektron dan Nilai Rasio e/m Elektron, Laporan Fisika
Eksperimental 1, Universitas Airlangga, 2014.
7. Sukardiyono dan Yusman Wiyatmo, Percobaan
Pengukuran e/m, Pada Pelatihan Kepala Laboratorium
Fisika, Kebumen, 2012.

8. M. S. Intan, Penentuan Nilai e/m Elektron, Laporan


Eksperimen Fisika Radiasi, Universitas Airlangga, 2013.
9. P. Ajeng, Muatan Spesifik Elektron e/m, Laporan
Eksperimen Fisika, Universitas Islam Negeri Sunan
Gunung Djati Bandung, 2014.
10.

You might also like