Professional Documents
Culture Documents
CHEILITIS
Oleh
NITA RUPIRDA PRIMATIKA
091611101061
BAB I
PENDAHULUAN
Cheilitis merupakan suatu kondisi abnormal dari bibir ditandai dengan
peradangan dan retak kulit. Ada beberapa bentuk, termasuk yang disebabkan oleh
paparan sinar matahari yang berlebihan, sensitivitas alergi terhadap kosmetik, dan
kekurangan vitamin (Elsevier, 2009). Cheilitis terkait dengan berbagai kondisi,
termasuk defisiensi nutrisi seperti vitamin B12, zat besi, dan adanya reaksi alergi
(DermatitisFacts.com, 2007).
Menurut James et al (2006) cheilitis terbagi menjadi beberapa tipe :
1. Exfoliative cheilitis
Cheilitis eksfoliatif merupakan suatu keradangan superfisial yang bersifat
kronis pada permukaan bibir yang ditandai dengan adanya bentukan sisik yang
persisten. Hal ini karena terjadi peradangan pada bibir sehingga lapisan keratin
bibir mengalami pertumbuhan yang sangat cepat dengan tingkat kematian sel
yang normal sehingga terjadi desquamasi (James et al, 2006).
Kebanyakan penderita adalah remaja putri atau wanita muda. Kebanyakan
penderita cheilitis eksfoliatif adalah seseorang yang sedang mengalami gangguan
emosi. Kelainan ini tidak berkaitan dengan kepekaan terhadap sinar matahari atau
zat kimia. Penderita memiliki kecenderungan terkelupasnya jaringan bersisik pada
bibir dengan sendirinya dan hal itu terjadi secara terus menerus.
Etiologi adalah belum diketahui pasti, biasanya lebih pada individu dengan
masalah psikologi, stress, dan sejarah penyakit kulit, infeksi candida albicans
sekunder mungkin terjadi.
Kejadian pada anak sering terjadi dan pada wanita lebih sering. Lokasi
diantaranya adalah batas bibir, biasanya lebih pada bibir bawah daripada bibir
atas. Gejala klinis dari cheilitis ini adalah kering, oedem yang ringan, radang.
Differential diagnosis antara lain: Contact cheilitis, Infectious cheilitis, Actinic
cheilitis, Lip-licking cheilitis. Pengobatan adalah dengan memberikan pelembab
bibir, menghilangkan faktor penyebab jika diketahui, serta dukungan psikis.
2. Alergic Contact cheilitis
Alergic contact cheilitis adalah suatu peradangan akut pada bibir dari hasil
alergi kontak kimia. Etiologi dari cheilitis adalah adanya kontak dengan alergen
seperti pasta gigi, obat kumur, obat-obatan medis, makanan, rokok, serta lipstik.
Kejadian pada anak jarang terjadi, lebih sering pada remaja dan wanita lebih
sering. Lokasi di vermilion border pada bibir dengan penyebaran pada kulit
perioral. Gejala klinis berupa oedem ringan, eritema, kekeringan dan skala yang
merupakan tanda awal penyakit, fisura dan persisten, menebal, whitish-yellow
crust bisa terjadi di beberapa kasus, penyebaran di sudut bibir dan tepi mulut
mungkin terlihat, biasanya ada gejala umum seperti terasa terbakar.
Diagnosis biasanya berdasarkan pada riwayat dan gambaran klinis.
Differential diagnosis dari cheilitis ini antara lain: Exfoliative cheilitis, Lip-licking
cheilitis, Perioral dermatitis.
Perawatan yang diberikan bisa berupa steroid dengan dosis rendah untuk
jangka waktu pendek cukup membantu dalam beberapa kasus, steroid untuk satu
atau dua minggu juga diindikasi di beberapa kasus.
3. Lip-licking cheilitis
Lip-licking cheilitis adalah iritasi pembengkakan yang merusak bibir dan kulit
perioral. Etiologi dari cheilitis tipe ini adalah kebiasaan menjilat bibir dan daerah
perioral. Gejala lain yang mungkin terlihat adalah adanya atropi. Kejadian sering
terjadi pada anak. Lokasi adalah bibir, komisura, lapisan perioral.
Gejala klinis berupa eritema, oedem ringan. Secara karakteristik, garis lebar
eritematous mengelilingi bibir dengan daerah kulit normal hanya mengelilingi
batas vermilion. Pada kasus kronis, fisura pada daerah vertikal mungkin saja
terjadi, rasa seperti terbakar juga sering dirasakan.
Differential diagnosis antara lain: Exfoliative cheilitis, Contact cheilitis,
Perioral dermatitis. Perawatan yang paling penting adalah menghentikan
kebiasaan buruk. Perawatan steroid dengan atau tanpa anti jamur dalam jangka
waktu pendek sangat membantu.
4. Cheilitis glandularis
Cheilitis glandularis
adalah
suatu
kondisi
yang
ditandai
dengan
pembengkakan dan eversi dari bibir bawah yang etiologinya tidak diketahui,
beberapa kasus mungkin akan terdapat jamur candida disana. Beberapa luka juga
menimbulkan abses atau nanah.
Penyebab masih belum diketahui dengan jelas. Beberapa ahli mengatakan
merupakan akibat dari defisiensi besi atau vitamin, kebiasaan menghisap bibir
terlalu sering, karena iklim yang terlalu dingin.
Angular Cheilitis kemungkinan bisa disebabkan oleh kurangnya vitamin B2
(riboflavin), B3 (niacin), B6 (pyridoxine), atau B12 (cyanocobalamin) bersamaan
dengan kurangnya asupan besi atau melemahnya daya tahan tubuh pada penderita
HIV.
Penyebab Terjadinya Angular Cheilitis antara lain:
a. Jamur ( candida albicans) atau infeksi jamur lainnya.
Angular Cheilitis terjadi pada seseorang dengan gigi tiruan. Gesekan dan
lipatan pada jaringan lunak rongga mulut oleh karena denture atau gigi tiruan
yang tidak pas. Gigi tiruan yang tidak pas akan menyebabkan air liur terkumpul di
dalam sudu mulut dan bisa menimbulkan kelainan ini.
b. Deficiency vitamin B-2 (riboflavin), vitamin B-3 (niacin), vitamin B-6
(pyridoxine), or vitamin B-12 (cyanocobalamin), deficiency besi.
c. Kebiasaan buruk seperi mengghisap jari, menghisap bibir, menggigit kuku,
pemakaian dot pada bayi.
Angular cheilitis dapat diterapi atau dicegah dengan beberapa cara yang
tergantung dengan penyebabnya.
BAB II
LAPORAN KASUS
Perempuan berusia 23 tahun datang ke RSGM UNEJ dengan kondisi sosial
ekonomi baik mengalami bibirnya kering dan pecah-pecah sejak 1 minggu yang
lalu dan keadaan ini sering terjadi sejak kuliah. Pasien mengaku bibirnya kering
setelah memakai lipstick. Belum pernah diobati, dan biasanya sembuh setelah
sendiri dalam 2 minggu. Biasanya dalam sehari pasien minum air putih 4-5 gelas
per hari. Keadaan umum pasien berdasarkan BMI adalah 17,1 (underweight).
Cheilitis
Gambaran
Desquamasi
BAB III
PEMBAHASAN
Cheilitis merupakan suatu kondisi abnormal dari bibir oleh karena
peradangan pada bibir. Cheilitis dapat disebabkan oleh berbagai faktor, bisa alergi
atau peradangan dan sifatnya terlokalisir di bibir atau dapat meluas ke mukokutan
yang berdekatan atau bahkan sampai di kulit wajah.
Pada kasus ini dicurigai etiologi dari cheilitis adalah kontak dengan allergen
(lipstick). Pada anamnesa pasien mengaku bibir terasa kering setelah pemakaian
lipstick.
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami
cheilitis pada bibir atas dan bawah yang disebabkan karena reaksi hipersensitivitas
terhadap kandungan lipstick dan diperparah dengan kurangnya konsumsi air putih.
Terapi yang diberikan adalah penggunaan salep OM yang mengandung
hidrokortison yang dioleskan pada bibir 3 kali sehari dan pemberian multivitamin
untuk meningkatkan daya tubuh pasien serta instruksi agar menjaga kebersihan
rongga mulutnya, memenuhi nutrisi, konsumsi buah dan sayur, istirahat cukup dan
teratur serta perbanyak minum air putih minimal 8 gelas per hari.
DAFTAR PUSTAKA
Mosby's Medical Dictionary, 8th edition. 2009, Elsevier.
DermatitisFacts.com. Date of publication: Unknown. Accessed: October 11, 2007
Guyton, A.C., 2007. Fisiologi Kedokteran Edisi 10. Jakarta: EGC
JAMES, WILLIAM D.; BERGER, TIMOTHY G.; et al. (2006). Andrews'
Diseases of the Skin: Clinical Dermatology. Saunders Elsevier.
10
11