You are on page 1of 1

Hujan Rencana

Intesitas Durasi Frekuensi (IDF)


Intesitas Durasi Frekuensi (IDF) biasanya diberikan dalam bentuk kurva
yang memberikan hubungan antara intesitas hujan sebagai ordinat, durasi hujan
sebagai absis dan beberapa grafiik yang menunjukkan frekuensi atau periode ulang.
Gambar 8. 1 adalah kurva IDF untuk daerah Halim Perdana Kusuma, Jakarta
(joestron Loebis, 1984). Dalam gambar tersebut terdapat lima grafik IDF yang
masing masing menunjukkan periode ulang 5, 10, 25, 50 dan 100 tahunan.
Analisis intensitas durasi frekuensi (IDF) dilakukan untuk memperkirakan
debit aliran puncak berdasar data hujan titik (satu stasiun pencatat hujan). Data
yang digunakan adalah data hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi dalam
waktu singkat, seperti hujan 5, 10, 15, . . ., 120 menitan atau lebih. Untuk itu
diperlukan data hujan daris stasiun pencatat hujan jam otomatis.
Pembuatan kurva IDF dapat dilakukan dengan prosedur berikut ini.
1. Ditetapkan durasi hujan tertentu misalnya 5, 10, 15, . . . menit.
2. Dari data pencatatan waktu, dicatat kedalaman hujan deras dengan
beberapa durasi tersebut. Selanjutnya dipilih kedalaman hujan maksimum
untuk masing - masing tahun pencatatan, sehingga terdapat sejumlah data
yang mewakili seluruh tahun pencatatan.
3. Kedalaman hujan yang diperoleh dalam butir2 , dapat dikonversikan menjadi
intensitas hujan dengan menggunakan hubungan i = 60 p/t, dimana p
adalah kedalaman hujan dan t adalah durasi (5, 10, 15, . . . menit).
4. Dihitung intensitas hujan ekstrim untuk beberapa periode ulang, dengan
menggunakan cara seperti diberikan dalam Bab VII.
5. Dibuat kurva hubungan antara intensitas hujan dan durasi hujan untuk
beberapa periode ulang, sehingga didapat kurva IDF.
Kurva IDF dengan Metode Mononobe

It =

R 24 24
24 t

( )

2
3

Dengan :
It

= intensitas curah hujan untuk lama hujan t (mm / jam)

= lamanya curah hujan (jam)

R24

= curah hujan maksimum selama 24 jam (mm)

You might also like