You are on page 1of 3

Ayo Belanja (Produktif )!

Pepatah mengatakan -habis


manis sepah di buang, tapi
kini kita harus berpikir lebih
jauh lagi, karena jika
membuang sampah
terus menerus tanpa
mengolahnya lebih lanjut
atau didaur ulang akan
mengakibatkan pencemaran
lingkungan..... Ini sebagian
kalimat yang saya baca dari
brosur COP 13. Sebuah
panduan Cara Oke Pelihara
Bumi dari Kementrian Lingkungan Hidup.
Membacanya membuat saya menyadari betapa sudah sembrononya kita dengan uang. Tanpa
sengaja kita memperlakukan uang seperti sampah, habis manis sepah di buang. Buktinya kita
jarang merasa puas dengan uang, bahkan seringkali menyesal. Jika tidak mengeluh karena
kurang, pastilah karena hasilnya yang tidak kelihatan kecuali gundukan barang-barang
belanjaan dan setumpuk masalah keuangan. Coba anda perhatikan makanan cepat saji di
lemari es yang harus dibuang, baju yang sejak di beli belum pernah dipakai atau les-les mahal
yang tidak diminati anak sampai berbagai investasi yang sebenarnya spekulasi. Apa yang
salah dengan cara belanja kita? Apakah penghematan jalan keluarnya? Yang jelas anda tidak
mungkin tidak berbelanja, walaupun saya setuju dengan penghematan asalkan tidak
menjadikan orang kikir atau pelit.
Sebenarnya cara kita berbelanja dapat membuat berbagai pengeluaran kita menjadi
pemasukan kembali. Caranya adalah dengan melakukan belanja produktif melalui prioritas
belanja. Untuk melakukannya di mulai dari hal yang paling penting dalam perencanaan
keuangan : berbelanja.
Belanja VS Menghabiskan Uang
Pengeluaran kita akan selalu berpasangan dengan pemasukan, sebab dari apa yang kita
keluarkan barulah bisa menuai hasilnya. Namun cara pandang kebanyakan orang
memposisikan bahwa tidak mungkin ada pengeluaran tanpa penghasilan. Saya kira Ini cara
pandang yang kurang tepat. Bayangkan saja, bagaimana mungkin anda bisa mendapatkan
hasil investasi, jika anda tidak mengeluarkan uang terlebih dulu untuk investasi tersebut. Juga
tidak mungkin mendapat gaji jika tidak bekerja dulu selama sebulan sebelumnya,
mengeluarkan uang untuk transportasi dan makan siang di kantor. Ini sebuah contoh
sederhana saja, bahwa pengeluaran ada mendahului penghasilan. Makanya berbelanja
menjadi suatu kegiatan yang sangat penting, sebab berbelanja bukanlah semata-mata kegiatan
menghabiskan uang melainkan lebih kepada penggunaan uang.
Banyak orang mengira bahwa berbelanja adalah kegiatan menghabiskan uang, padahal
belanja adalah kegiatan menggunakan uang. Memang ada kemiripan antara menggunakan
uang dengan menghabiskan uang, tetapi ada perbedaan besar juga antara keduanya. Yang

pertama akan membuat anda bertambah kaya, sedangkan yang kedua membuat anda miskin.
Konsepnya begini, Penggunaan uang seharusnya memperindah hidup anda, bukan
menyusahkan. Kenyataannya kita menggunakan uang setiap hari, anehnya tetap saja selalu
merasa tidak punya uang. Kemana perginya uang-uang itu? Mungkin ada yang tetap di
tabungan, ditempatkan ke deposito, dibelikan reksa dana, menjadi belanja bulanan, listrik, tv
kabel, iuran fitnes, bensin, sampai baju-baju model terbaru. Barangkali sebagian besar
dibayarkan untuk cicilan rumah, mobil atau kartu kredit. Tidak ada yang salah dengan
pengeluaran-pegeluaran itu, bahkan pengeluaran tersebut harus ada untuk mendukung hidup
yang berkualitas. Masalah akan terjadi jika pengeluaran tersebut dilakukan berlebihan,
kekurangan dan tidak proporsional. Ukuran lebih-kurang-proporsional inilah yang sangat
subyektif, relatif tergantung pelakunya. Patokannya adalah suatu kegiatan belanja produktif
adalah terciptanya penggunaan uang yang menghasilkan pertambahan nilai denga
biaya yang seimbang. Dengan pendekatan ini maka belanja /pengeluaran (spending)
dilakukan dalam rangka investasi bukan beban atau biaya (expense).
Lagipula jika anda menghabiskan penghasilan dalam waktu yang jauh lebih singkat
dibandingkan dengan waktu bekerja yang Anda usahakan untuk mendapatkan penghasilan
tersebut, tidakkah Anda ingin memastikan bahwa pengeluaran-pengeluaran tersebut memang
berharga untuk dilakukan? Karena itu konsep belanja poduktif juga mencakup pertimbangan
apakah cara Anda menghabiskan penghasilan bisa menghargai waktu dan tenaga yang Anda
keluarkan untuk mendapatkan penghasilan tersebut. Yang jelas pengeluaran anda sama
pentingnya dengan pemasukan anda, bagaimana cara anda menggunakan uang akan
berpengaruh terhadap seberapa besar anda bisa menghasilkan uang kembali.
Cara Belanja & Belanjaannya
Adapun belanja produktif dalam prakteknya dilaksanakan dengan melalui prioritas anggaran
belanja, artinya mengutamakan suatu hal tertentu dibandingkan yang lain. Kesalahan
kebanyakan orang adalah mengeluarkan uang terlalu banyak pada suatu pembelanjaan yang
paling bisa diminimalkan. Sebaliknya terlalu kecil untuk pembelanjaan yang seharusnya
paling dimaksimalkan. Hanya karena sifatnya yang genting beberapa pengeluaran dinggap
penting, padahal bukan berarti yang terutama. Tidak heran kebanyalan pengeluaran kita lebih
bersifat konsumtif dari pada produktif. Prioritas anggaran tidak hanya merujuk pada besar
kecilnya alokasi dana maupun urutan yang harus didahulukan lebih dari itu fleksibilitasnya
terhadap penyesuaian kondisi keuangan. Prioritas anggaran belanja adalah sebagai berikut :

1. Prioritas belanja pertama adalah tabungan dan investasi karena sifatnya tidak bisa
ditunda dan harus ada. Walaupun akan digunakan di masa depan namun alokasinya
harus dilakukan sejak sekarang. Tabungan dan investasi sangat berguna di masa tua
nanti ketika usia, fisik dan penghasilan tidak mampu lagi menopang gaya hidup anda.
Penundaan dan pengurangan jatah belanja tabungan dan investasi ini hanya akan
menambah beban biaya hidup anda nanti. Belanja tabungan dan investasi adalah
penggunaan uang yang akan membuat anda mendapatkan uang kembali. Selanjutnya
agar belanja investasi tidak berujung kepada spekulasi yang membuat anda merugi,
maka belanjaan investasinya pun harus dipilih dengan cermat dengan risiko yang bisa
di toleransi.
2. Prioritas belanja ke dua adalah belanja cicilan hutang, yang artinya kita menggunakan
uang untuk melunasi hutang. Berhutang pada awalnya membuat kita memiliki
kewajiban, namun jika digunakan dnegan tepat dapat membantu kita memiliki aset-

aset. Bahkan aset-aset itu jika dikelola dapat menghasilkan uang kembali. Nah,
pembelian asset-asset inilah yang tidak selalu bisa diakses oleh setiap orang dengan
dana tunainya sekaligus. Adanya hutang inilah yang berfungsi sebagai pembiayaan
mengatasi keterbatasan dana tersebut. Dengan demikian belanja hutangpun memiliki
dua sisi. Dengan hutang anda bisa memiliki assetasset yang yang bisa menghasilkan
uang kembali, namun jika penggunaannya kurang tepat malah bisa membuat anda
miskin.
3. Prioritas ke tiga adalah belanja asuransi. Pengeluaran tak terduga yang disebabkan
musibah dan bencana tidak diharapkan akan terjadi, tetapi kita harus
siap menghadapinya. Sifatnya yang tidak pasti inilah yang membuatnya tidak fleksibel,
disinilah asuransi mengatasi ketidak pastian akibat finansial ini. Untuk itu terlebih dulu
kita mengeluarkan uang untuk membayar premi. Jika pada suatu saat nanti terjadi
risiko, maka ada pemasukan berupa Uang Pertanggungan yang dapat digunakan utnuk
mengurangi kerugian finansial tersebut. Hati-hati, keengganan belanja asuransi bagi
yang justru membutuhkannya akan berakibat kerugian finansial yang lebih besar lagi.
Sementara dibeli secara berlebihan tidak menyebabkan anda fully protected
melainkan mengarah pada pemborosan.
4. Prioritas ke empat adalah belanja kebutuhan dan pemuasan gaya hidup seperti
makanan, pakaian, transportasi, komunikasi, pendidikan, hiburan dan lain-lain.
Sifatnya sekarang atau masa kini dan baik jumlah maupun waktunya bisa diperkirakan
dengan berbagai pilihan belanjaan kebutuhan hidup yang sangat beragam. Contoh, jika
tidak mampu beli mobil maka anda bisa naik taxi atau kendaraa umum yang lebih
ekonomis dengan manfaat yang keurang lebih sama namun tingkat kenyamanan
berbeda. Contoh lain, jika tidak mampu beli baju bermerek, maka anda bisa beli baju
biasa yang lebih ekonomis. Jadi belanja kebutuhan hidup memang paling fleksibel dari
sisi jumlah, waktu dan pilihan.

Dari ke-empat prioritas ini, maka yang paling memungkinkan untuk penyesuaian dalam
rangka penghematan adalah jika melakukannya dari prioritas terbawah yaitu nomor empat
barulah selanjutnya ke atas. Yang harus diingat adalah bahwa walaupun prioritas belanja
membuat anda menggunakan uang, namun semuanya dilakukan dalam rangka mendapatkan
hasil. Akhirnya, konsep belanja produktif adalah kerangka berpikir yang menempatkan uang
sebagai alat untuk mencapai tujuan, bukan sesuatu yang dibuang.

Mike Rini Sutikno, CFP


PT. Mitra Rencana Edukasi - Perencana Keuangan / Financial Planner
Website. www.mre.co.id, Portal. www. kemandirianfinansial.com
Fanspage. MreFinancialBusiness Advisory, Twitter. @mreindonesia
Google+. Kemandirian Finansial, Email. info@mre.co.id,
Youtube. Kemandirian Finansial
Sumber link : Ayo Belanja (Produktif)!, Ayo Belanja (Produktif)!

You might also like