You are on page 1of 25

PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONSEP BANGUN RUANG


PADA SISWA KELAS IX
BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar belakang Masalah


Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika dimaksudkan agar
kegiatan belajar yang berlangsung selama ini mampu menghasilkan proses
pembelajaran yang berkualiatas dan menghasilkan siswa menguasai materi secara
optimal.
Guru selama ini lebih mengutamakan kegiatan pembelajaran yang berorientasi
kognitif, dan sering meninggalkan peran lain seperti afektif maupun
perkembangan psikomotor siswa, sehingga perubahan kedewasaan siswa setelah
mengikuti rangkaian pembelajaran menjadi kurang maksimal.
Proses belajar, adalah usaha pendewasaan siswa yang dilakukan dengan
membekali siswa dengan berbagai ilmu pengetahuan, keterampilan sehingga
dengan pengetahuan dan keterampilan tersebut, siswa dapat sukses menjalani
kehidupannya, baik dimasa sekarang maupun di masa yang akan datang.
Kegiatan belajar yang sesuai dengan perkembangan dan perubahan paradigma
pendidikan, adalah kegiatan belajar yang mampu mensinergikan ranah kognitif,
afektif dan psikomotor secara bersamaan, selanjutnya kegiatan belajar tidak hanya
menempatkan siswa sebagai objek yang harus mengikuti seluruh keinginan guru,
tetapi kegiatan belajar yang mampu mendukung perubahan adalah kegiatan
belajar yang membuka dialog dan komunikasi aktif antara siswa dan guru.
Kegiatan pembelajaran sedemikian dapat dilakukan dengan menggunakan
berbagai sumber belajar yang ada di sekitar kehidupan siswa, dan ada di
lingkungan sekolah, selanjutnya alat peraga yang ada akan lebih bermakna jika
berhubungan langsung dengan kehidupan sehari-hari. Bahkan pelaksanaan
pembelajaran juga dapat dilakukan dengan menggunakan alat peraga visual atau
gambar.
Matematika adalah bidang studi yang diajarkan sejak siswa berada di sekolah
dasar, bahkan mulai diperkenalkan pada siswa taman kanak-kanak, hal ini
dimaksudkan agar siswa tidak merasa asing dengan materi ajar matematika dan
mampu menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.

Harapan tersebut, tidak terlalu berlebihan, karena matematika banyak


berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, khususnya untuk benda tiga dimensi atau
dikenal dengan bangun ruang, dalam mengajarkan bangun ruang seperti kubus,
balok, tabung, bola, prisma, limas dan sebagainya, dapat dilakukan dengan alat
peraga, dengan menggunakan benda konkrit yang ada di sekitar kehidupan siswa,
maupun dengan menggunakan lat peraga dalam bentuk gambar (visual)..
Tentunya penggunaan alat peraga akan memberi banyak keuntungan kepada
siswa, karena siswa dapat memahami dengan baik konsep dan karakteristik materi
yang disampaikan, selanjutnya guru akan menjadi lebih kreatif dalam
menggunakan dan memilih alat peraga yang sesuai dengan materi ajar yang akan
disampaikan, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan minat belajar,
kreativitas dan hasil belajar siswa.
Sebagai guru matematika penulis juga menggunakan alat peraga sebagai
media.

tetapi setelah dilakukan pembelajaran matematika menggunaan alat

peraga, penulis selalu menemukan siswa-siswa yang belum memahami konsep


materi yang diberikan, bahkan para siswa masih banyak yang bingung dalam
menyelesaiakan soal-soal latihan. Berdasarkan kenyataan tersebut penulis ingin
meneliti faktor-faktor penyebab utama siswa kurang memahami konsep materi
pelajaran setelah dilakukan pembelajaran matematika dengan menggunakan alat
peraga.
B.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang tersebut maka dirumuskan masalah utama apakah
faktor-faktor penyebab siswa kurang memahami konsep materi bangun ruang
setelah dilakukan pembelajaran menggunakan alat peraga?.

C.

Batasan Masalah
Penelitian yang akan dilaksanakan dibatasi pada:
A. Pembelajaran hanya pada pokok bahasan bangun ruang .
B. Kelompok sasaran yang akan dikenai tindakan adalah Siswa SMP Kelas VIII
dan IX SMP
C. Penelitian dilakukan di SMP Muhamadiyah 9 Kota Yogyakarta

D.

Tujuan Penelitian
1. Untuk guru matematika

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan dalam mengajarkan dan


menyampaikan pokok bahasan bangun ruang pada siswa dengan alat peraga
yang tepat sasaran
2. Untuk sekolah,
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk
melengkapi sarana dan prasarana belajar dalam menunjang peningkatkan
kualitas hasil belajar siswa kususnya penggunaan alat peraga .
3. Untuk siswa,
Hasil penelitian dapat digunakan dalam meningkatkan daya nalar memahami
karakteristik materi pelajaran dengan mempedomani alat peraga yang
digunakan sehingga siswa dapat memperoleh hasil maksimal.
E.

Metode Penelitian
Metode penelitian dilakukan dengan penelitian langsung di SMP Muhamadiyah 9
kota Yogyakarta

F.

Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan sebagai berikut :
A. Latarbelakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Batasan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Metode Penelitian
F. Sistematika Penulisan
G. Landasan Teori
H. Analisis data dan pembahasan
I. Kesimpulan dan Saran
J. Daftar Pustaka

BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN PUSTAKA
1. Kajian Pustaka
a. Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari
Medium yang secara harfiah berarti Perantara atau Pengantar yaitu
perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa
ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran. Schramm (1977)
mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa
pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sementara
itu, Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana
fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film,
video dan sebagainya. Sedangkan, National Education Associaton (1969)
mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi
dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi
perangkat keras. Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat
merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat
mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap
efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya
berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah
alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad Ke 20 usaha pemanfaatan
visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat
bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini
penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan
interaktif, seperti adanya komputer dan internet.

Media memiliki beberapa fungsi, diantaranya :

1) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki


oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda,
tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak,
seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media
pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak
mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang
dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur,
model, maupun bentuk gambar gambar yang dapat disajikan secara audio
visual dan audial.
2) Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang
tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik
tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena : (a) obyek terlalu besar; (b)
obyek terlalu kecil; (c) obyek yang bergerak terlalu lambat; (d) obyek yang
bergerak terlalu cepat; (e) obyek yang terlalu kompleks; (f) obyek yang
bunyinya terlalu halus; (f) obyek mengandung berbahaya dan resiko tinggi.
Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan
kepada peserta didik.
3) Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta
didik dengan lingkungannya.
4) Media menghasilkan keseragaman pengamatan
5) Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
6) Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
7) Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
8) Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit
sampai dengan abstrak
Terdapat berbagai jenis media belajar, diantaranya :
1) Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik, model
2) Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya
3) Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dan
sejenisnya
4) Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer
dan sejenisnya.

Sejalan dengan perkembangan IPTEK penggunaan media, baik yang


bersifat visual, audial, projected still media maupun projected motion media bisa
dilakukan secara bersama dan serempak melalui satu alat saja yang disebut Multi
Media. Contoh : dewasa ini penggunaan komputer tidak hanya bersifat projected
motion media, namun dapat meramu semua jenis media yang bersifat interaktif.
Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media harus
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai.
Contoh : bila tujuan atau kompetensi peserta didik bersifat menghafalkan katakata tentunya media audio yang tepat untuk digunakan. Jika tujuan atau
kompetensi yang dicapai bersifat memahami isi bacaan maka media cetak yang
lebih tepat digunakan. Kalau tujuan pembelajaran bersifat motorik (gerak dan
aktivitas), maka media film dan video bisa digunakan. Di samping itu, terdapat
kriteria lainnya yang bersifat melengkapi (komplementer), seperti: biaya,
ketepatgunaan; keadaan peserta didik; ketersediaan; dan mutu teknis.
Secara umum media mempunyai kegunaan:
1) memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.
3) menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan
sumber belajar.
4) memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan
visual, auditori & kinestetiknya.
5) memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman &
menimbulkan persepsi yang sama.
Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton, 1985:
1) Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar
2) Pembelajaran dapat lebih menarik
3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori
belajar

4) Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek


5) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan
6) Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun
diperlukan
7) Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses
pembelajaran dapat ditingkatkan
8) Peran guru berubahan kearah yang positif
Karakteristik dan kemampuan masing-masing media perlu diperhatikan
oleh guru agar mereka dapat memilih media mana yang sesuai dengan kondisi
dan kebutuhan. Sebagai contoh media kaset audio, merupakan media auditif
yang mengajarkan topik-topik pembelajaran yang bersifat verbal seperti
pengucapan (pronounciation) bahasa asing. Untuk pengajaran bahasa asing
media ini tergolong tepat karena bila secara langsung diberikan tanpa media
sering terjadi ketidaktepatan yang akurat dalam pengucapan pengulangan dan
sebagainya. Pembuatan media kaset audio ini termasuk mudah, hanya
membutuhkan alat perekam dan narasumber yang dapat berbahasa asing,
sementara itu pemanfaatannya menggunakan alat yang sama pula.
b. Asas Didaktik dalam pembelajaran matematika SMP
Dikdaktik adalah sebagian dari pedagogik atau ilmu mendidik anak.
Dengan demikian kita bisa menyatakan bahwa dikdaktik adalah ilmu mengajar
yang memberikan prinsip-prinsip tentang cara-cara penyampaian bahan
pelajaran sehingga dikuasai dan dimiliki oleh siswa. Asas-asas dikdaktik yang
utama untuk dihayati dan diterapkan oleh guru dalam mengelola proses belajar
mengajar diuraikan sebagai berikut:
1) Asas Didaktik
Herbart

(1841)

menyatakan

apersepsi

adalah

kegiatan

untuk

memperoleh pengetahuan-pengetahuan baru dengan bantuan pegetahuanpengetahuan yang telah ada. Apersepsi digunakan dalam mengajar dengan

maksud untuk mempermudah memahami ide-ide yang baru dipelajari dengan


mengaitkan pada pemahaman ide yang telah dimiliki siswa

1) Asas Peragaan
Asas peragaan dalam pembelajaran matematika sangat bermakna untuk
meningkatkan pemahaman dan daya tarik buat siswa untuk mempelajari
matematika. Berbagai jenis peragaan kegiatan dalam pembelajaran yang
menerapkan asas peragaan diungkapkan oleh Edgar Dale dalam bukunya
Audio Visual in Teaching sebagai berikut:
i. Pengalaman langsung
ii. Pengalaman yang diatur
iii. Dramatisasi
iv. Demonstrasi
v. Karyawisata
vi. Pameran
vii. Televisi sebagai alat peraga
viii. Film sebagai Alat peraga
ix. Gambar sebagai alat peraga
2) Asas Motivasi
Salah satu fungsi yang melekat pada diri guru adalah peran sebagai
motivator, yang mampu mendorong anak didik agar memiliki semangat dan
kemauan belajar yang sangat tinggi. Cara membangkitkan minat siswa antara
lain:
a.

Penjelasan tentang manfaat belajar matematika yang dapat digunakan


dalam penguasaan iptek dan digunakan dalam kehidupan seharri-hari.

b.

hubungkan dengan pengalaman yang lalu

c.

Berikan kesempatan berhasil (sense of success)

d.

Gunakan berbagai metode pembelajaran

3) Asas Belajar Aktif


Maksud dari siswa belajar aktif adalah belajar dengan melibatkan keaktifan
mental (intelektual emosional) walaupun dalam banyak hal dibutuhkan

keaktifan fisik. Kadar keaktifan itu ditentukan oleh tujuh dimensi (MC
Keachie,1954) sebagai berikut:
i. Partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan kegiatan pembelajaran
ii. Partisipasi siswa dalam pelaksanaan pembelajaran
iii. Penerimaan guru terhadap kontribusi siswa yang kurang tepat
iv. Kekohesifan kelas sebagai kelompok
v. Kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk memberikan keputusan
penting dalam kehidupan sekolah
vi. Jumlah waktu yang diberikan untuk menanggulangi masalah pribadi siswa
4) Asas Kerjasama
Didalam proses pendidikan siswa perlu diberikan kesempatan untuk
belajar bagaimana hidup didalam kelompok.
5) Asas Mandiri
Upaya kerja keras untuk memecahkam masalah atau tantangan yang berifat
tugas individual perlu dikembangkan. Siswa perlu dikembangkan untuk
mencapai kepuasan dengan usaha yang keras dari diri siswa sendiri.
6) Asas Penyesuaian dengan Individu Siswa
Guru harus seoptimal mungkin memberikan pelayanan pendidikan untuk
memenuhi perbedaan individu siswa.
7) Asas Korelasi
Asas korelasi intinya adalah mengkaitkan pokok bahasan yang diajarkan
dengan pokok bahasan yang lain dalam satu mata pelajaran, dan mengkaitkan
hubungan atau manfaat suatu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain dan
dalam kehidupan sehari-hari serta dalam perkembangan IPTEK.
8) Asas Evaluasi yang teratur
Mengevaluasi keberhasilan proses belajar siswa perlu dilakukan secara teratur
dan kesinambungan selama dan setelah proses belajar mengajar berlangsung.
Evaluasi proses dan hasil belajar harus dilaksanakan dengan menganut prinsip:
i. Menyeluruh

ii. Berkesinambungan
iii. Berorientasi pada tujuan
iv. Obyektif
v. Terbuka
vi. Bermakna
vii. Mendidik
C. Bangun Ruang
Dalam silabus SMP ditemukan materi bangun ruang yaitu memahami
sifat-sifat tabung, kerucut, serta menentukan ukurannya. Dalam materi ini
dijabarkan diantaranya menentukan luas dan volum bangun ruang. Suatu bangun
disebut bangun ruang apabila titik-titik yang membentuk bangun ruang itu tidak
semuanya terletak pada satu bidang yang sama. Dalam pembelajaram matematika
SMP dibahas tentang :
1. Volum bangun ruang
Untuk menentukan volum bangun ruang perlu ada pemodelan yang
diperagakan.
Volum suatu bangun ruang tertutup merupakan ukuran dari seluruh bagian
ruang yang berada di dalam bangun ruang tertutup tersebut. Berdasar dari
volum prisma tegak , dapat ditentukan volum tabung yaitu luas alas x tinggi
a. Menentukan volum tabung

= luas alas x tinggi.


= luas lingkaran x tinggi
= r2 x t

= r2 t , jadi volum tabung = r2 t

r
b. Menentukan volum kerucut

Kerucut termasuk bangun limas. Kerucut adalah limas yang alasnya berbentuk
lingkaran jadi, rumus volum kerucut = rumus volum limas.
Volum kerucut = Volum limas = 1/3 x luas alas x tinggi
= 1/3 x r2 x t
t

=1/3 r2 t

r
c. Menentukan volum bola
Untuk menemukan rumus volum bola ditemukan dengan mengkaitkan volum
bola dan volum kerucut dimana tinggi bola sama dengan tinggi kerucut dan

jari-jari bola sama dengan jari-jari kerucut. Dari hasil pratikum didapatkan
bahwa volum setengah bola = 2/3 r3, maka volum bola = 4/3 r3
r

2. Luas bangun ruang.


a. Luas tabung
Berikut adalah gambar tabung dan bagian-bagiannya:
r

Luas tabung

2r

= luas selimut tabung + 2 x luas lingkaran


= 2rt + 2r2
= 2r (r+t)

b. Luas kerucut
dibuka
t

r.

selimut kerucut

2r

A
Alas kerucut

Luas kerucut

= luas selimut + luas alas

Luas selimut : Luas lingaran besar = Panjang busur AB : Keliling lingkaran


L selimut : s2 = 2 r : 2s
L selimut = r/s x s2
L

selimut = rs

Jadi , L kerucut = rs + r2

= r (r + s)

c. Luas Bola

Luas Bola

= 4 x luas lingkaran ( yang diameternya = diameter bola )


= 4 x r2
= 4 r2

BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan

tahapan perencanaan, tindakan dan

pengamatan serta refleksi untuk setiap siklusnya. Rencana dalam penelitian ini
akan dilakukan 3 siklus yang masing-masing siklus mempunyai hubungan ,
yang dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut :
Problem

Observasi
(O1)

Refleksi
(R1)

Perencanaa tindakan (P1)

Pelaksanaan
(P2)
Observasi
(O2)

Refleksi
(R2)

Revisi Rencana tindakan


(R2)

Pelaksanaan
tindakan (P2)

B. Setting dan karakteristik subyek Penelitian


Penelitian dilaksanakan di kelas IX B SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta
pada semester gasal tahun ajaran 2008-2009. Penelitian ini dilakukan secara
kolaborasi antara 2 orang guru matematika SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta,
dengan pembimbing dari dosen UNY Karangmalang Yogyakarta. Jumlah siswa yang
direncanakan sebanyak siswa yang terdiri dari . siswa laki-laki dan siswa
perempuan . Sedangkan karakteristik siswa tersebut adalah siswa yang rata-rata
kemampuannya lebih tinggi dari kelas yang lain dan kemampuannya kurang bila
dibanding dengan siswa dari sekolah negeri pada umumnya, serta tingkat kemampuan
ekonomi adalah menengah kebawah serta guru yang mengajar 95 % sarjana.
C. Persiapan penelitian
a. Menyusun instrumen pembelajaran
b. Sosialisasi kepada siswa
c. Penyusunan LKS

d. Penyusunan langkah kerja.


e. Penyusunan lembar evaluasi
f. Penyusunan lembar observasi guru
g. Penyusunan kuisioner siswa
h. Penyusunan jadwal
i. Penyediaan model soal volum dan luas bangun ruang
j. Pengelompokan siswa
k. Penyediaan alat peraga/ alat bantu mengajar
D. Rencana Tindakan
Penelitian ini menggunakan pendekatan peragaan dan diskusi kelompok dalam
tindakan pembelajaran, siswa diminta untuk mempraktekkan alat peraga yang
disediakan untuk memperoleh konsep rumus volum dan luas bangun ruang,
dan siswa disuruh mencari contoh soal yang ada hubungannya dalam
kehidupan sehari-hari sehingga siswa dapat langsung menerapkan konsep
volum dan luas dalam kehidupan nyata.Adapun rencana tindakan dalam setiap
pertemuan sebagai berikut :
a. Mengaitkan pengetahuan awal sesuai dengan kehidupan nyata
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran
c. Melaksanakan tindakan dalam kegiatan pembelajaran
d. Melakukan observasi
e. Siswa diminta merumuskan kesimpulan dengan bimbingan guru
f. Siswa mengerjakan LKS
g. Guru menjadi fasilitator mengarahkan dalam diskusi kelas tentang
pemecahan masalah pada volum dan luas bangun ruang.
h. Siswa diminta mengerjakan evaluasi
i. Melakukan refleksi
j. Mengelompokkan siswa untuk bekerjasama
k. Siswa menampilkan hasil kelompok
l. Guru membuat penilaian
E. Jadwal Penelitian
No

Kegiatan

Bulan/ Minggu ke
M
ei
4

Juni
1

2 3

juli
4

Agustus
4

September
4

Oktober
4

Penyusunan
proposal

dan

revisi
Pembuatan

perangkat PBM
3
4

dan istrumen
Pelaksanaan
Evaluasi
dan

refleksi
Penyusunan

hasil penelitian
Penyusunan

laporan
Laporan

x
x

x
x

x
x

x
x

x
x

x
x

BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 6 minggu dengan 3 siklus .
prosedur pelaksanaan dalam setiap siklus adalah perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Rincian prosedur pelaksanaan penelitian pada siklus 1
dipaparkan secara lengkap dan rinci , sedang untuk siklus selanjutnya prosedur
pelaksanaan hampir sama dengan siklus yang pertama. Dengan demikian
pembahasannya difokuskan pada hasil observasi dan analisa refleksi.
A. Siklus 1
1. Perencanaan
Perencanaan diawali dengan pembuatan rencana pembelajaran atau silabus
yang dilengkapi dengan petunjuk demonstrasi alat peraga yang
dilaksanakan oleh siswa dengan petunjuk yang disediakan, model bangun
ruang , lembar pengamatan atau observasi yang dikerjakan secara
kelompok, LKS( lembar kerja siswa ) , kuisioner yang diisi oleh siswa.
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan diskusi kelompok.
2. Pelaksanaan
Peneliti mengimplementasikan rencana yang telah direncanakan sesuai
dengan prosedur yang telah dibuat, serta peneliti mengawali dengan
memberikan contoh manfaat mempelajari materi luas bangun ruang dalam
kehidupan nyata atau secara kontekstual. Pada siklus 1 ada tiga pertemuan
yaitu :

Pertemuan I
Kegiatan I : diskusi menemukan konsep bentuk bangun ruang dalam
kehidupan sehari-hari seperti tabung,

kerucut dan

bola

dengan

menggunakan alat peraga yang telah disediakan di masing-masing


kelompok dan mengisi lembar tugas yang telah disediakan sesuai dengan
petunjuk yang dibuat oleh guru.
Kegiatan II : disajikan lembar kerja siswa dan masing-masing kelompok
untuk menentukan banyak titik sudut, banyak sisi dan banyak rusuk pada
tabung, kerucut dan bola.
Pertemuan II dan III
Kegiatan I : diskusi menentukan konsep jaring-jaring tabung, jaringjaring kerucut dan jaring-jaring bola dengan menggunakan alat peraga
yang telah disediakan di masing-masing kelompok dan mengisi lembar
tugas yang telah disediakan sesuai dengan petunjuk yang dibuat oleh guru.
Kegiatan II : disajikan lembar kerja siswa dan masing-masing kelompok
untuk menggambar jaring-jaring tabung, kerucut dan bola
Kegiatan III: Dengan diskusi siswa menentukan luas tabung, luas kerucut
dan luas bola
Kegiatan III : Siswa mengerjakan soal pemahaman konsep yang telah
disediakan oleh guru secara mandiri
Kegiatan IV : Siswa mengerjakan soal penalaran dan komunikasi yang
telah disediakan oleh guru secara mandiri.
3. Pengamatan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran pada
siswa diperoleh temuan- temuan sebagai berikut :
a. Tingkah laku siswa
Tingkah laku siswa saat pembelajaran berlangsung sebagian besar aktif
mengikuti jalannya proses pembelajaran tapi masih ada siswa yang
dalam mengikuti pembelajaran kurang aktif dan cangung serta ada
yang salah tingkah saat menjawab pertanyaan guru atau saat presentasi.
Namun motivasi siswa sebagian besar tinggi.
b. Jawaban siswa saat diberi pertanyaan

Dalam menjawab soal tentang pengertian titik sudut pada bangun


ruang dan rusuk pada bangun ruang sebagian siswa belum faham.
Untuk menjawab pertanyaan tentang luas bangun ruang sebagian besar
siswa masih kesulitan terutama pada pertanyaan yang diketahui
luasnya kemudian ditanyakan tinggi atau jari-jarinya.
c. Nilai rata-rata dan daya serap
Nilai rata-rata dan daya serap pada siklus pertama adalah 69,08 dan
67,63 %
4. Refleksi
Setelah dilaksanakan pembelajaran di dalam kelas diperoleh temuantemuan yang bersifat membangun adalah sebagai berikut :
Dalam kegiatan pembelajaran apersepsi sudah cukup baik. Situasi umum
tidak terlalu tegang , penguasaan materi cukup bagus. Guru sudah
mengaitkan realita dalam kehidupan nyata.Penyampaian materi dengan
jelas sesuai hierarkhi belajar dan karakteristik siswa dan sudah mengaitkan
materi dengan pengetahuan lain yang relevan misal tentang harga jual beli
bahan yang diperlukan dengan luas bahan.
Pelaksanaan pembelajaran sudah runtut dan bersifat kontekstual dan sesuai
dengan alokasi waktu yang ditentukan. Pemanfaatan media pembelajaran
belum maksimal meskipun sudah melibatkan siswa. Guru telah memantau
kemajuan belajar siswa, sudah menggunakan bahasa lisan dan tulis
dengan jelas, siswa dilibatkan dalam membuat rangkuman materi
pembelajaran pada akhir kegiatan.
Beberapa catatan yang perlu diperhatikan oleh guru yaitu peningkatan
penggunaan tehnik bertanya dengan benar, kesiapan belajar siswa agar
lebih diperhatikan termasuk kebersihan kelas, ketertiban siswa dan situasi
kelas, serta judul dan tujuan pembelajaran lebih dipertegas.

B. Siklus 2
1. Perencanaan

Perencanaan pada siklus kedua melanjutkan materi pada siklus pertama


yaitu menemukan konsep volum bangun ruang. Sebelum melakukan
pembelajaran pada siklus kedua siswa diingatkan kembali manfaat materi
volum bangun ruang dalam kehidupan sehari-hari. Pada tahap ini yang
perlu dipersiapkan adalah pembuatan rencana pembelajaran atau silabus
yang dilengkapi dengan petunjuk demonstrasi alat peraga yang
dilaksanakan oleh siswa dengan petunjuk yang disediakan, model bangun
ruang , lembar pengamatan atau observasi yang dikerjakan secara
kelompok, LKS( lembar kerja siswa ) , kuisioner yang diisi oleh siswa.
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan diskusi kelompok.
2. Pelaksanaan
Kegiatan yang dilaksanakan berpedoman pada rencana pembelajaran pada
siklus kedua. Siswa dengan berkelompok memperagakan seperti dalam
lembar petunjuk yang telah disediakan oleh guru secara berkelompok,
siswa mengisi lembar kegiatan yang telah disediakan. Pada siklus ini, serta
peneliti mengawali dengan memberikan contoh manfaat mempelajari
materi

volum

bangun ruang dalam kehidupan nyata atau secara

kontekstual. Pada siklus ke dua ada dua pertemuan yaitu :


Pertemuan I
Kegiatan I : diskusi menemukan konsep rumus volum tabung, volum
kerucut dan volum bola dengan menggunakan alat peraga yang telah
disediakan di masing-masing kelompok dan mengisi lembar tugas yang
telah disediakan sesuai dengan petunjuk yang dibuat oleh guru.
Kegiatan II : disajikan lembar kerja siswa dan masing-masing kelompok
untuk menentukan penyelesaiannya.
Pertemuan II
Kegiatan III : Siswa mengerjakan soal pemahaman konsep yang telah
disediakan oleh guru secara mandiri

3. Pengamatan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran pada
siswa diperoleh temuan- temuan sebagai berikut :

a. Tingkah laku
Selama proses belajar mengajar berlangsung tingkah laku siswa
beraneka ragam, khususnya saat praktik menemukan rumus volum
bangun ruang yang menggunakan alat peraga. Ada beberapa siswa
dalam kelompoknya kurang aktif dan serius saat praktik berlangsung.
Hal

itu

dimungkinkan

karena

tidak

memperhatikan

tujuan

pembelajaran yang akan dicapai. Setelah praktik selesai ada kelompok


siswa perlu bantuan guru didalam menuangkan rumus volum bola,
kendalanya berada pada tinggi kerucut sama dengan dua kali jari-jari
bola. Dengan bantuan guru akhirnya kelompok tersebut dengan jelas
dapat menuliskan rumus volum bola dengan benar. Saat presentasi
berlangsung dengan perwakilan kelompok

maju untuk menuliskan

hasil kerja yang diperoleh dengan lancar dan jelas, kemudian guru
membahas hasil yang ditulis dipapan tulis.
b. Jawaban siswa saat diberi pertanyaan
Pada saat praktik guru bertanya bagaimana caranya menghubungkan
antara volum bangun ruang tabung dengan kerucut dan bangun kerucut
dengan bola atau bola dengan tabung. Jawaban siswa belum faham
bagaimana caranya menghubungkan. Guru mengingatkan kembali
rumus volum pada bangun sisi datar yaitu luas alas kali tinggi. Siswa
menggunakan konsep rumus volum bangun datar ke dalam volum
tabung. Dari hasil praktik bahwa volum kerucut adalah sepertiga dari
volum tabung dan volum kerucut sama dengan volum setengah bola.
Dengan uraian proses menemukan rumus volum tabung kerucut dan
bola dan hubungannya ketiga volum tersebut

siswa mampu

menghubungkan volum tabung, kerucut dan bola.


Setelah siswa menemukan rumus volum tabung , kerucut dan bola
berikutnya siswa secara kelompok dan mandiri siswa mengerjakan
soal pemahaman konsep volum tabung, kerucut dan bola dengan nilai
yang memuaskan dengan rata rata 91,5.
c. Nilai rata-rata dan daya serap
Nilai rata-rata pada dan daya serap pada saat mengerjakan volum
bangun ruang adalah 91,5 dan 91,5 %

4. Refleksi
Guru dalam membuka pelajaran sudah menggunakan apersepsi dengan
baik. Dalam kegiatan inti guru telah menuliskan judul dan tujuan
pembelajaran. Selama praktik dilaksanakan guru telah menjadi fasilitator
yang baik bagi siswa sehingga siswa mampu menyelesaikan dan
memecahkan persoalan yang dihadapi. Guru mampu menunmbuhkan
motivasi dan rasa sukses selama kegiatan belajar mengajar berlangsung
sehinggga

minat

siswa

meningkat

serta

suasana

belajar

yang

menyenangkan.
Disisi lain masih ada kekurangan guru saat mengajar yaitu perhitungan
waktu yang kurang cermat dikarenakan saat praktik tidak disebutkan
batasan waktu untuk siswa dalam mengerjakan tugas. Dengan adanya
waktu yang kurang maka guru bersama siswa tidak sempat merangkum
dan pengerjaan soal siswa secara kelompok tidak langsung terbahas saat
pertemuan itu.
Setelah pertemuan berlangsung guru mengoreksi hasil pekerjaan kelompok
yang ternyata masih banyak kelompok dalam pengerjaan salah terutama
pada soal yang diketahui volumnya dan ditanyakan jari-jarinya atau
tingginya.
Pertemuan berikutnya guru mengingatkan lagi rumus volum tabung,
kerucut dan bola dan siswa mencoba untuk mengerjakan soal yang
diberikan oleh guru.
C. Siklus 3
1. Perencanaan
Perencanaan pada siklus ke-3 melanjutkan materi pada siklus ke-2 yaitu
penyelesaian soal-soal penerapan yang berhubungan dengan luas dan
volum bangun ruang.Pada tahap ini yang perlu dipersiapkan adalah
pembuatan rencana pembelajaran atau silabus yang dilengkapi dengan
contoh contoh soal, LKS( lembar kerja siswa ) , kuisioner yang diisi oleh
siswa. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan diskusi
kelompok.

2. Pelaksanaan
Kegiatan yang dilaksanakan berpedoman pada rencana pembelajaran pada
siklus ke-3. Siswa dengan berkelompok membahas soal yang disediakan
oleh guru yang dikerjakan secara berdiskusi kelompok. Pada pelaksanaan
siklus ke-3 ini ada 2 pertemuan yaitu:
Pertemuan I
Kegiatan I : Siswa berdiskusi untuk menyelesaikan masalah yang
berhubungan dengan luas bangun ruang.
Kegiatan II : Disajikan soal penyelesaian masalah siswa menyelesaikan
secara individu.
Pertemuan II
Kegiatan III : Siswa berdiskusi untuk menyelesaikan masalah yang
berhubungan dengan volum bangun ruang.
Kegiatan II : Disajikan soal penyelesaian masalah siswa menyelesaikan
secara individu.
3. Pengamatan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran pada
siswa diperoleh temuan- temuan sebagai berikut :
a. Tingkah laku anak
Tingkah laku anak sudah menunjukkan keseriusan. Mereka aktif
mengerjakan soal setelah guru mengingatkan kembali tentang luas
bangun ruang dan cara mencari vormula rumus misal untuk mencari
tinggi bangun ruang bila diketahui luasnya atau

volumnya

atau

mungkin keliling alas bangun tersebut. Dengan menggunakan istilah


segitiga emas yang diterap oleh guru maka siswa akan lebih mudah
menentukan vormula rumus yang lain untuk menjawab pertanyaan dari
soal tersebut. Disamping itu ada beberapa temuan bahwa masih ada
siswa dalam berdiskusi kurang termotivasi, hal tersebuta dikarenakan
tingkat kemampuan siswa yang kurang dan motivasi belajar siswa
yang masih belum Nampak.Ada beberapa siswa yang masih bingung
dalam mencari unsur yang lain apabila diketahui luas atau volumnya.
Guru saat diskusi berlangsung memberikan motivasi pada siswa yang

kurang termotivasi dan memberikan keterangan seperlunya bagi siswa


dalam kelompok diskusi.
b. Jawaban siswa saat diberi pertanyaan
Siswa kesulitan menjawab pertanyaan guru saat guru bertanya bila soal
itu diketahui volumnya dan ditanyakan luas bangun tersebut. Siswa
kebanyakan masih belum bisa menghubungkan antara luas permukaan
selimut tabung dan luas permukaan tabung seluruhnya atau luas
sebaliknya
c. Nilai rata-rata dan daya serap

4. Refleksi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
G.

Daftar Pustaka

Muhaimin, Pemikiran PendidikanIslam: Kajian Filosofis dan Kerangka Dasar


Operasionalnya, Bandung:Trigenda Karya, 1993.
Abor, Rahman. Kepemimpinan Pendidikan Bagi Perbaikan dan
PeningkatanPengajaran.
Yogyakarta: Nur Cahaya. 1994.
Adlan, Aidin. Hubungan Sikap Guru Terhadap Matematika dan
Motivasi Berprestasi
Dengan Kinerja. Matahari N0.1. 2000.
Aqib, Zainal. Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Surabaya:

Insan Cendekia. 2002.


Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta:
Rineka Cipta 1998.
Azwar, Saifuddin. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya.
Yogyakarta:
Liberty. 1988.
Harahap, Baharuddin. Supervisi Pendidikan Yang Dilaksanakan Oleh
Guru
Kepala Sekolah, Penilik dan Pengawas Sekolah. Jakarta. Damai
Jaya. 1983.
Hasibuan, J.J. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Karya.
1986.
Ibrahim, R. Kurikulum Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurikulum
dan Teknologi
Pendidikan FIB UPI. 2002.

KUISIONER SISWA
Hari / tanggal

Sekolah

Kelas

Petunjuk pengisian :
1.

Berikan tanda(v) pada kolom sesuai angka yang anda anggap sesuai .

2.

Jawablah secara subyektif

3.

Jawaban yang anda berikan tidak mempengaruhi nilai anda.


No
A

Uraian

Kriteria
5

Presentasi
a.

Cara mengajar guru

Menarik

b.
c.
d.

Cara guru menyajikan materi


Suara guru saat mengajar
Cara guru menberikan kesempatan menjawab

menyenangkan
jelas
keras
merata

e.

pertanyaan
Guru dalam memberikan pujian untuk siswa

sering

yang menjawab benar, atau yang berperan


f.

aktif
Guru

g.

menjawab salah
Media yang digunakan oleh guru saat

lengkap

h.

mengajar
Kesesuaian alat peraga yang digunakan oleh

sesuai

menindaklanjuti

bagi

siswa

yang

sering

guru saat mengajar


B

Materi/ Bahan ajar


a.

Materi yang sedang diberikan dibandingkan

mudah

b.
c.
d.
e.

materi sebelumnya
Materi menggunakan model bangun ruang
Membuat catatan KBM
Keinginan anda untuk belajar matematika
Minat anda untuk bertanya/ merespon

sering
sering
tinggi
tinggi

f.

kegiatan belajar
Bagi saya belajar

menarik

luas

dan

volum

menggunakan alat peraga sangat menbantu


Jumlah

dan

Awal penelitian
4
3
2
1

OBSERVASI ACTION RESEARCH


Nama guru model

Nama sekolah

Tahun Pelajaran/ sem :


Pokok bahasan

Sub pokok Bahasan

Hari/ tanggal

Siklus / pertemuan ke :
No
A

Aspek yang dilihat


Guru
Pendahuluan
a.Membuka pelajaran
b. Menberikan apersepsi
Inti
a.

Menyebutkan judul pembelajaran

b.

Menyebutkan tujuan pembelajaran

c.

Materi sesuai yang diajarkan

d.

Memberikan kesempatan untuk bertanya

e.

Menjadi fasilitator kepada siswa

f.

Meminta siswa untuk meberikan pendapat

g.

Menberikan tanggapan atas pendapat siswa

h.

Menbagikan LKS kepada siswa

i.

Membimbing siswa saat proses KBM

j.

Berkeliling kelas saat memantau pekerjaan


kelompok/ individu

Penutup

a.

Membimbing siswa dalam merangkum

b.

Memberikan tugas rumah

c.

Menutup pelajaran

a.

Siap mengikuti pembelajaran

b.

Termotivasi dalam mengukuti pembelajaran

c.

Aktif dalam mengikuti pelajaran

d.

Mengajukan pertanyaan

e.

Merespon jawaban guru.

f.

Siswa berpartisipasi aktif dalam mengikuti

siswa

pelajaran
g.

Siswa bisa belajar berkelompok

h.

Siswa mandiri dalam mengerjakan tugasnya

i.

Bisa belajar antar siswa.

Ya

Tidak

Keterangan

You might also like