You are on page 1of 5

Nama

: Rifky Selly Pradiatama

Kelas

: IRM L4.12

NPM

: 12.403.053

KAIDAH PENGGUNAAN ICD 9

Revision (ICD- 9) dirancang untuk penggolongan keadaan morbiditas dan informasi


angka mortalitas untuk tujuan statistik, dan untuk indexing arsip rumah sakit oleh penyakit
dan operasi, untuk penyimpanan data dan perolehan kembali.
ICD-9-CM adalah suatu modifikasi klinis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
penggolongan penyakit internasional, revisi ke 9 (ICD-9). Istilah " klinis" digunakan untuk
menekankan tujuan modifikasi, untuk bertindak sebagai suatu alat yang bermanfaat di dalam
area penggolongan data keadaan morbiditas untuk indexing catatan mengenai kesehatan,
tinjauan ulang perawatan medik, dan program lain perawatan medik, seperti halnya untuk
statistik kesehatan basis dasar.Untuk menguraikan gambaran klinis pasien, kode harus lebih
tepat dibanding yang hanya perlu untuk analisis kecenderungan dan pengelompokan statistik.
Karakteristik ICD-9-CM
a. ICD-9-CM diterbitkan sebagai tiga volume yaitu :
1) Volume 1 _ Diseases : Tabular List
2) Volume 2 _ Diseases : Alphabetical List
3) Volume 3 _ Prosedures : Tabular dan Alphabetical List.
b. Penggolongan Prosedur ICD-9-CM
1) Disusun dalam volume tersendiri, berisi Tabular List dan Alphabetic Index.
2) Merupakan modifikasi dari Fascicle V Surgical Procedures of ICD 9
Classification of Procedures in Medicine.
Prosedur operasi dikelompokkan dalam rubrik 01- 86.
Prosedur non-operasi dikelompokkan dalam rubrik 87-99.Struktur klasifikasinya lebih
cenderung berbasis anatomi daripada spesialisasi operasi
3) Hanya menggunakan angka (numeric). Berbasis pada struktur 2 digit dengan
tambahan 2 digit desimal bila di perlukan (perluasan model 3 digit dalam ICD 9
menjadi 4 digit dalam ICD-9-CM). (HCIA, 1992)

1. Isi dari Prosedur Pembedahan Pada ICD-9- CM


Pada ICD-9-CM kelompok kode 01-86 adalah rubrik prosedur tindakan pembedahan
yaitu :

(HCIA,
1992)

2. Dasar Hukum Penggunaan ICD-9-CM di Indonesia


Pengkodefikasi prosedur diagnosis dan tindakan di rumah sakit tidak bisa terlepas dari
Diagnosis Related Group (DRG). Diagnosis Related Group adalah suatu sistem pemberian
imbalan jasa pelayanan kesehatan pada Penyedia Pelayanan Kesehatan (PPK) yang
ditetapkan berdasarkan pengelompokkan diagnosa penyakit. Diagnosis dalam DRG sesuai
dengan International Classification
Disease Ninth Edition Clinical Modification (ICD-9-CM) untuk kode prosedur tindakan dan
International Statistical Classification Of Disease and Related Health Problem Tenth
14 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. III, NO.1, MARET 2009, Hal 11-28
Revision (ICD-10) untuk kode diagnosis penyakit. Indonesia DRG didefinisikan sebagai
suatu sistem klasifikasi kombinasi beberapa jenis penyakit dan prosedur/ tindakan pelayanan
disuatu rumah sakit
dengan pembiayaan yang dikaitkan dengan mutu dan efektivitas pelayanan terhadap pasien.
Indonesia mengadopsi sistem DRG pada awal September 2005 dengan didatangkannya tim
dari Universitas Kebangsaan Malaysia dengan didampingi tim dari UGM dan UI diminta
Depkes untuk
mensupport perencanaan Depkes dengan uji coba pada 15 RSUP di Indonesia dan Pilot
Project INA-DRG dimulai sejak tahun 2006 dengan dasar hukum :
a. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 989/Menkes/SK/IX/2007 tanggal 3
September 2007 tentang Penetapan Tarif Kelas III RS diseluruh Indonesia
berlandaskan Indonesia Related Group (INA-DRG).
b. Undang Undang No 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
(SJSN).
c. SK MENKES No. 1663/MENKES/SK/XII/2005 tentang Ujicoba Penerapan Sistem
Diagnostic Related Group (DRG) Case Mix di 15 rumah sakit di Indonesia.
d. Dirjen Bina Pelayanan Medik NO HK.00.006.1.1.214 tentang Pembentukan
Kelompok Kerja Centre For CaseMix. (Husain F, 2008).
3. Langkah-langkah pengkodean tindakan berdasarkan ICD-9-CM yaitu
a. Identifikasi prosedur diagnostic yang akan dikode.
b. Cari lead term yang tepat
c. Lihat lead term pada buku indeks alphabet.
d. Lihat pada beberapa lokasimodifiers.
e. Koreksi kode yang didapat pada buku Tabular list.

f. Lihat/koreksi juga pada Inclusion and Exclusion terms.


g. Tetapkan kode.

4. Tujuan digunakan ICD-9-CM


a. Digunakan sebagai informasi klasifikasi morbiditas dan mortalitas untuk statistik.
b. Dasar untuk memasukkan jenis tindakan/operasi dalam indeks penyakit dan
operasi.
c. Sebagai laporan diagnosis oleh dokter.
d. Mempermudah untuk penyimpanan dan pengambilan data.
e. Digunakan sebagai pelaporan nasional morbiditas dan mortalitas.
f. Dasar dalam pengelompokkan penyakit pada sistem Diagnosis Related Group
(DRG).
g. Digunakan dalam membantu kompilasi dan pelaporan data sebagai evaluasi
pelayanan.
h. Sebagai sumber dalam pola pelayanan kesehatan. (Garmelia E, 2009)

5. Pembentukan Kelas Penyakit dalam INADRG


Setiap kelas dalam sistem INA-DRG disebut sebagai Diagnosis Related Groups (DRGs).
Empat belas variabel untuk setiap Analisis Keakuratan Kode 10 Besar Tindakan Operasi...
(Rosi Hariani,dkk) 15 kelas didapat dengan mengisi data dari sebagai berikut :
a. Identitas pasien (Identification)
b. Tanggal masuk RS (Admit Date)
c. Tanggal keluar RS (Discharge Date)
d. Lama hari rawatan (Length of Stay)
e. Tanggal lahir (Birth Date)
f. Umur (tahun) ketika masuk RS (Admit Age In Years)
g. Umur (hari) ketika masuk RS (Admit Age In Days)
h. Umur (hari) ketika keluar RS (Discharge Age In Days)
i. Jenis Kelamin (Gender)

j. Status Keluar Rumah Sakit (Discharge Disposition)


k. Berat Badan Baru Lahir (Birth Weight in Grams)
l. Diagnosis Utama (Principal Diagnosis)
m. Diagnosis Keluar (Secondary Diagnosis) (Komplikasi & Ko-morbid)
n. Prosedur/ Pembedahan Utama (Surgical Procedures) (Depkes RI,2007).

You might also like