You are on page 1of 18

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Ny.

S DENGAN MASALAH
KESEHATAN TB PARU PADA KLIEN Tn. I DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KELURAHAN CIPINANG BESAR UTARA KECAMATAN
JATINEGARA (Tanggal 2 s.d 13 Mei 2011)

LAPORAN KASUS
Dalam laporan kasus ini penulis akan menguraikan tentang asuhan keperawatan keluarga
dengan masalah kesehatan TB Paru pada Tn. I dalam konteks keperawatan yang dilaksanakan
pada tanggal 2 s.d 13Mei 2011, dengan pendekatan proses asuhan keperawatan pada keluarga.
A. KARAKTERISTIK
Tanggal 2 Mei 2011, penulis melakukan pengkajian pada keluarga Ny. S dan dari hasil
pengkajian telah diperoleh data sebagai berikut:
1. Kepala Keluarga
Nama kepala keluarga adalah Ny. S dengan jenis kelamin perempuan, berusia 68 tahun, agama
Islam. Pendidikan terakhir tidak sekolah. Pekerjaan sebagai terima pesanan kue. Tempat tinggal
di Jln. Cipinang Pulo Maja RT 06, RW 012, No 13, kelurahan Cipinang Besar Utara, kecamatan
Jatinegara, Jakarta Timur.

2. Susunan Anggota Keluarga


N

NAMA

UMUR

SEX

1
2
3

Tn. Iwan
Ny. Ade
An. Oman

35 Th
29 Th
7

L
P
L

4
5
6

Ny. Norma
Tn. Rosidin
An. Taflan

Th
28 Th
41 Th
2

P
L
L

HUBUNGAN DENGAN

PENDIDIKAN

PEKERJAAN

Anak ke-11
Istri Tn.Iwan
Anak Tn.Iwan

SD
SD
SD

BURUH
IRT
PELAJAR

Anak ke-12
Suami Ny.Norma
Anak Ny.Norma

SD
SD
-

BURUH
BURUH
-

Ka.KELUARGA

Th

KET

3.

Genogram

1. Tipe Keluarga
Keluarga inti (Nuclear Family) yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak dalam satu rumah.
2. Pemeriksaan Fisik Anggota Keluarga
Ny. S usia 68 tahun, berat badan 46 kg, tinggi badan 147 cm, kesadaran compos mentis,
tekanan darah 120/70 mmHg, Nadi 80 x/menit, frekuensi pernafasan 20 x/menit, Suhu 36.4 0C,
warna kulit sawo matang, rambut putih beruban, konjungtiva an-anemis, sklera an-ikterik, mulut
tidak terdapat sariawan, gigi karies, telinga, hidung, dan tenggorokan tidak ada kelainan, tidak
ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening. Hasil auskultasi bunyi paru vesikuler,
tidak ada bunyi gallop dan murmur pada jantung, pada palpasi perut datar dan lemas, tidak ada
benjolan di kepala.
Tn. I usia 35 tahun, jenis kelamin laki-laki, berat badan 45 kg, tinggi badan 175 cm,
kesadaran compos mentis, tekanan darah 110/70 mmHg, Nadi 88x/menit, Suhu 36,8 0C,frekuensi
pernafasan 25x/menit, irreguler. Pada inspeksi rambut pendek ikal, warna hitam, rambut kusam.
Tn. I tampak sekali-kali batuk dan sesak, dada sedikit kiposis, mata simetris, sklera an-ikterik,
konjungtiva an-anemis, tidak menggunakan alat bantu penglihatan, ekstremitas atas bawah tidak
ada kelainan, hasil pemeriksaan auskultasi, bunyi jantung tidak terdengar gallop atau murmur,
bunyi nafas vesikuler namun ronki terdengar halus. Bunyi wheezing tidak ada. Pada palpasi
abdomen datar dan lemas, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan tiroid.
Ny. Ade usia 29 tahun, jenis kelamin perempuan. Berat badan 45 kg, tinggi badan 152
cm. Tekanan darah 110/80 mmHg, Nadi 80x/menit, suhu tubuh 35,90C, frekuensi pernafasan

20x/menit, reguler. Pada pemeriksaan inspeksi kepala: rambut panjang, hitam dan ikal, tidak ada
ketombe. Mata simetris, sklera tidak ikterik, konjungtiva an-anemis, ekstremitas atas dan bawah
tidak ada kelainan. Pada pemeriksaan auskultasi, bunyi paru tidak terdengar wheezing dan ronki.
Palpasi abdomen teraba janin usia 5 bulan. Bunyi pernafasan vesikuler, tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening dan tiroid.
An. O usia 7 tahun, jenis kelamin laki-laki. Pekerjaan sebagai pelajar kelas 2 SD.tinggi
badan 104 cm, berat badan 20 kg, denyut nadi 88x/menit, frekuensi pernafasan 18x/menit,
reguler, suhu tubuh 35,90C. Tampak kurus, rambut pendek ikal, warna hitam, tidak berketombe.
Kulit sawo matang. Mata simetris, sklera an-ikterik, konjungtiva an-anemis, ekstremitas atas
bawah tidak ada kelainan. Pada pemeriksaan auskultasi bising usus positif normal, bunyi
jantungtidak terdengar gallop dan murmur. Palpasi abdomen datar dan lemas, hepar dan spleen
tidak teraba. Tidak ada pembesaran pada kelenjar getah bening dan tiroid. Pada pemeriksaan
perkusi, abdomen terdengar bunyi tympani.
Ny. N usia 28 tahun jenis kelamin perempuan, berat badan 51 kg, tinggi badan 152 cm,
tekanan darah 120/90 mmHg, nadi 80x/menit, suhu 360C, pernafasan 20x/menit, reguler. Pada
pemeriksaan inspeksi didapat data rambut pendek ikal, warna hitam, tidak berketombe. Kulit
sawo matang. Mata simetris, sklera an-ikterik, konjungtiva an-anemis, ekstremitas atas bawah
tidak ada kelainan. Pada pemeriksaan auskultasi bising usus positif normal, bunyi jantungtidak
terdengar gallop dan murmur. Palpasi abdomen datar dan lemas, hepar dan spleen tidak teraba.
Tidak ada pembesaran pada kelenjar getah bening dan tiroid. Pada pemeriksaan perkusi,
abdomen terdengar bunyi tympani.
Tn. R usia 41 tahun jenis kelamin laki-laki, berat badan 50 kg, tinggi badan 155 cm,
tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 84x/menit, pernafasan 22x/menit, reguler, suhu 36 0C. Pada
pemeriksaan inspeksi didapat data rambut pendek ikal, warna hitam, tidak berketombe. Kulit
sawo matang. Mata simetris, sklera an-ikterik, konjungtiva an-anemis, ekstremitas atas bawah
tidak ada kelainan. Pada pemeriksaan auskultasi bising usus positif normal, bunyi jantungtidak
terdengar gallop dan murmur. Palpasi abdomen datar dan lemas, hepar dan spleen tidak teraba.

Tidak ada pembesaran pada kelenjar getah bening dan tiroid. Pada pemeriksaan perkusi,
abdomen terdengar bunyi tympani.
An. T usia 2 tahun jenis kelamin laki-laki, berat badan 13 kg, tinggi badan 88 cm.
Hasil inspeksi rambut lurus, berwarna hitam dan pendek. Tidak berketombe. Kulit sawo matang.
Mata simetris, sklera an-ikterik, konjungtiva an-anemis, ekstremitas atas bawah tidak ada
kelainan. Pada pemeriksaan auskultasi bising usus positif normal, bunyi jantungtidak terdengar
gallop dan murmur. Palpasi abdomen datar dan lemas, hepar dan spleen tidak teraba. Tidak ada
pembesaran pada kelenjar getah bening dan tiroid. Pada pemeriksaan perkusi, abdomen
terdengar bunyi tympani.
A. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini yaitu keluarga melepas anak usia dewasa. Tugas
perkembangan keluarga yaitu memperluas siklus keluarga dengan masuknya keluarga baru dan
perkawinan anak ke-2, melanjutkan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan, membantu
orang tua usia lanjut dan mulai menurun status kesehatannya.
(Perkembangan keluarga berada pada tahap IV yaitu keluarga melepas anak usia dewasa).
2. Tugas Keluarga Yang Belum Terpenuhi/Terlaksana Pada Tahap Perkembangan
Tidak ada tugas keluarga yang belum terpenuhi/terlaksana pada tahap perkembangan.
3. Riwayat Keluarga Inti
Keluarga inti yang terdiri dari Ny. S yang berperan sebagai kepala keluarga yang berusia 68
tahun dan 2 orang anak kandung yang terdiri dari 1 anak laki-laki dan 1 anak perempuan, 2 cucu
laki-laki, dan 2 menantu yaitu 1 laki-laki dan 1 perempuan.
B. STRUKTUR KELUARGA
1. Komunikasi Dalam Keluarga
1.1 Pola Interaksi
Pola interaksi paling sering terjadi dalam keluarga yaitu saat pagi hari dan malam hari, biasanya
interaksi terjadi saat menonton TV. Dalam komunikasi, yang paling dominan adalah Tn. I dengan
menggunakan bahasa Indonesia. Komunikasi dalam keluarga saling tertutup satu sama lain.
Interaksi yang berlangsung biasanya hanya sekedar. Tidak ada konflik dalam keluarga tentang
pola interaksi.
1.2 Cara Berkomunikasi Dalam Keluarga

Cara berkomunikasi yang sering diterapkan dalam keluarga yaitu secara langsung, sifat
komunikasi yang sering diterapkan dalam keluarga secara tertutup. Anggota keluarga yang
paling dominan berbicara adalah Tn. I, bahasa yang sering digunakan oleh anggota keluarga
yaitu bahasa Indonesia.

2. Struktur Keluarga
2.1 Pengambilan Keputusan
Cara atau metode pengambilan keputusan di keluarga yaitu secara musyawarah. Di dalam
keluarga ini yang mengambil keputusan dalam keluarga adalah Tn. I. Didalam masalah
kesehatan dalam keluarga, diperlukan tenaga kesehatan seperti dokter/perawat untuk
memecahkan masalah kesehatan keluarga. Anggota keluarga yang paling dipercaya kepada
keluarga adalah ibu.
2.2 Hubungan Dalam Keluarga
Hubungan antara anggota keluarga adalah kurang harmonis dan tidak saling percaya.
3. Struktur Nilai-Nilai/Values
3.1 Sistem Nilai
Ny. S bersuku Betawi. Budaya yang dominan dalam keluarga adalah budaya betawi. Dalam
keluarga tidak ada nilai-nilai tertentu dan nilai agama yang bertentangan dengan kesehatan
karena menurut keluarga kesehatan merupakan hal yang penting. Ketaatan keluarga dalam
menjalankan kegiatan agama adalah kurang taat. Yang paling taat beribadah dan selalu mengikuti
pengajian adalah Ny. S.
4. Struktur Peran
4.1 Pembagian Peran Dalam Anggota Keluarga
Pembagian peran dalam anggota keluarga yaitu Ny. S sebagai kepala keluarga, sebagai ibu untuk
anak-anak,dan sebagai nenek dari cucu-cucunya. Sedangkan anak sebagai anggota keluarga dan
sebagaiistri/suami bagi pasangannya, serta menjadi orangtua dari anak-anaknya. Ny. S berperan
sebagai ibu dan nenek, Tn. I berperan sebagai pencari nafkah dan dibantu oleh Ny. N dan Tn. R.

Tidak ada perubahan peran ataupun konflik ketidaksesuaian peran dalam keluarga.

C. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
Semua anggota keluarga saling menyayangi dan keluarga merasa bangga apabila salah satu
anggota keluarga berhasil. Respon keluarga terhadap kehilangan yaitu berduka, namun selama
ini keluarga saling menguatkan dan menjaga satu sama lain.
2. Fungsi Sosial
Anggota keluarga tidak ada yang ikut dalam keanggotaan organisasi masyarakat dan tidak ada
yang cukup berpengaruh di masyarakat di keluarga Ny. S. Terdapat konflik di masyarakat yaitu
An. T nakal sehingga dijauhi oleh tetangga. Keluarga mengggunakan faktor-faktor penunjang
untuk memecahkan masalah kesehatannya yaitu dengan cara berobat ke Puskesmas Cipinang
Besar Utara atau ke Puskesmas Jatinegara. Anggota keluarga yang mempunyai keterampilan
khusus adalah Ny. S yaitu terampil membuat kue. Anggota keluarga yang tidak bisa membaca
dan menulis adalah Ny. S karena tidak pernah sekolah.
3. Fungsi Reproduksi
Keluarga Ny. S, khususnya Ny. M dahulu tidakmengikuti keluarga berencana (KB). Jumlah anak
dalam keluarga Ny. S berjumlah 13 orang. Anggota keluarga ada yang mengikuti program KB
yaitu Ny. N yaitu menggunakan suntik KB dalam 3 bulan sekali. Efek sampingnya berat badan
menjadi lebih gemuk.
4. Fungsi Ekonomi
Penghasilan keluarga didapat dari hasil Ny.S menerima pesanan kue dan anaknya dengan
pendapatan kurang lebih Rp1.000.000,- / bulan. Uang ini digunakan setiap bulannya untuk
kebutuhan harian, kebutuhan bulanan, kebutuhan makan, bayar pajak, bayar rekening listrik, dan
biaya transportasi. Penghasilan keluarga sudah cukup memenuhi kebutuhan karena dibantu oleh
anak perempuan yang ke-10 sebesar Rp200.000,- dan anak laki-laki ke-11 sebesar Rp200.000,-,
dan anak perempuan ke-12 sebesar Rp200.000,-. Dalam keluarga Ny. S tidak terdapat anggota
keluarga yang mempunyai tabungan.
5. Fungsi Pemeliharaan Kesehatan
1.1 Pemenuhan Kebutuhan Makan
Menurut Ny. S pengadaan makanan sehari-hari dalam keluarga dengan membeli. Komposisi
jenis makanannya adalah nasi, lauk pauk, protein hewani, dan protein nabati, sayuran, dan susu.
Cara penyajian makanan yaitu tertutup. Dalam keluarga Ny. S tidak terdapat pantangan terhadap
makanan. Pengelolaan air minum dalam keluarga dengan cara membeli air aqua, kebiasaan
keluarga dalam mengelola makanan yaitu dipotong dahulu kemudian dicuci. Kebiasaan makan
dalam keluarga yaitu sendiri-sendiri.
1.2 Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan Tidur

Dalam keluarga Ny. S, anggota keluarga mempunyai kebiasaan tidur pada siang hari. Keluarga
Ny. S tidak memiliki kamar tidur masing-masing namun hanya memiliki dua kamar tidur. Kamar
yang ada di depan ditempati olehkeluarga Tn. I sedangkan kamar yang ada ditengah ditempati
oleh Ny.N, Ny. S, dan An. T. Selama ini tidak ada anggota keluarga yang mengalami kesulitan
tidur.
1.3 Pemenuhan Kebutuhan Rekreasi dan Eksercise
Keluarga tidak mempunyai kebiasaan rekreasi yang teratur karena tidak memiliki dana. Dalam
keluarga Ny. S memanfaatkan waktu luangnya denganmengikuti pengajian didaerah rumahnya.
Keluarga Ny. S tidak memiliki waktu khusu untuk berolahraga, biasanya olahraga yang
dilakukan dengan jalan-jalan kecil ke pasar setiap pagi.
1.4 Pemenuhan Kebutuhan Kebersihan Diri
Pemeliharaan kebersihan diri dalam anggota keluarga yaitu mandi 2x/hari, sikat gigi 3x/hari,
cucui rambut1x/hari. Keluarga mandi dengan menggunakan sabun, sikat gigi menggunakan pasta
gigi, dan cuci rambut menggunakan shampo.
Jika terdapat anggota keluarga yang sakit, biasanya keluarga membawa ke fasilitas kesehatan
seperti puskesmas, dokter praktek, bidan/mantri praktek. Jika hanya sakit biasa, keluarga
membeli obat warung seperti bodrex, komix, dan paramex karena sudah mengetahui obatnya.
D. STRESSOR DAN KOPING
Stress yang dihadapi keluarga Tn. K adalah apabila keluarga tidak memiliki dana pemenuhan
kebutuhan sehari-hari dan terdapat anggota keluarga yang sakit.
Penanggulangan masalah kesehatan dalam keluarga diatasi secara bersama-sama. Jika terdapat
anggota keluarga yang mengalami masalah, keluarga berusaha mencari jalan keluar dengan
membicarakannya dengan anggota keluarga yang lain.
E. DERAJAT KESEHATAN
1. Kejadian Kesakitan Saat Ini
Tn. I menderita penyakit TB Paru 2 tahun yang lalu, kemudian sudah minum obat OAT selama
6 bulan, namun Tn. I tidak pernah cek kesehatan lagi apakah kuman TB sudah benar-benar
hilang atau tidak. Sedangkan An. O termasuk dalam gizi kurang karena sulit makan.
2. Kejadian Kecacatan
Tidak ada anggota keluarga yang menderita cacat fisik.
3. Kejadian Kematian Satu Tahun Terakhir
Terdapat anggota keluarga yang meninggal dunia pada satu tahun terakhir yaitu adik dari bapak
mertua Tn. I yang berusia 60 tahun meninggal dunia karena sakit stroek.

4. Kejadian Penyakit Kronis


Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit kronis.
5. Kejadian Sakit Satu Tahun Terakhir
Tn.I menderita penyakit TB Paru sejak 2 tahun yang lalu.

F. KESEHATAN LINGKUNGAN
1. Perumahan
Jenis rumah permanen denga luas bangunan 40 m2. Status rumah milik pribadi dengan atap
rumah menggunakan asbes. Ventilasi rumah dengan luas < 10% luas lantai dengan pencahayaan
kurang, yaitu cahaya tidak dapat masuk ke rumah pada siang hari. Penerangan di rumah
menggunakan listrik. Lantai di rumah menggunakan ubin. Kondisi kebersihan rumah secara
keseluruhan kotor. Bagian-bagian rumah terdapat ruang tamu, ruang tidur, dapur, dan kamar
mandi yang bergabung dengan WC tampak gelap, tidak ada ahaya yang dapat masuk, lembab.

2. Denah Rumah

1. Pengelolaan Sampah
Keluarga mempunyai pembuangan sampah terbuka. Biasanya sampah-sampah rumah tangga
tersebut di ikat dengan kantong plastik hitam dan setiap pagi di buang ditempat pembuangan
sampah yang ada di daerah rumahnya.
2. Sumber Air
Keluarga mempunyai sumber air pompa tangan. Untuk keperluan air minum keluarga Ny. S
membeli air minum yang sudah matang diwarung. Keadaan air tidak berwarna, tidak berasa,
tidak ada endapan, dan tidak berbau.
3. Jamban Keluarga
Keluarga mempunyai WC sendiri dengan jenis leher angsa dan pembuangan tinja dengan sumber
air yaitu 10 meter.

4. Pembuangan Air Limbah


Keluarga mempunyai saluran pembuangan air limbah dengan kondisi mengalir melalui selokan
dan berakhir ke sungai/kali.
5. Fasilitas Sosial dan Fasilitas Kesehatan
Terdapat perkumpulan kegiatan masyarakat di lingkungan Ny. S seperti arisan RT, pengajian RT,
dan ibu-ibu PKK. Sedangkan fasilitas kesehatan di lingkungan rumah terdapat puskesmas,
posyandu, balai pengobatan mandiri, dokter praktek, dan bidan/mantri praktek. Fasilitas
kesehatan tersebut dapat terjangkau keluarga dengan berjalan kaki atau naik kendaraan bermotor.

A. MASALAH KESEHATAN KHUSUS


1. Ibu Hamil
Dalam keluarga Ny. S terdapat anggota keluarga yang sedang hamil yaitu Ny. A usia 29 tahun.
Status kehamilan G2P1AO, usia kehamilan 5 bulan. Kehamilan diinginkan, ibu selalu
memeriksakan kehamilan di bidan praktek sudah lebih dari 4x pemeriksaan, sudah mendapatkan
imunisasi TT, berat badan 45 kg, tekanan darah 110/80 mmHg. Pada pemeriksaan inspeksi,
didapat data konjungtiva an-anemis, sklera an-ikterik, muka tidak ada edema, abdomen tampak
striae dan membuncit, payudara puting menonjol, tungkai tidak bengkak. Pada pemeriksaan
auskultasi bunyi jantung normal, tidak terdengar bunyi gallop dan murmur. Bunyi paru normal,
vesikuler. Pada palpasi abdomen teraba janin.
2. Balita
Balita bernama An. T berusia 2 tahun, jenis kelamin laki-laki, sudah diberi imunisasi dasar
lengkap kecuali imunisasi campak kerena keluarga takut akan efek sampingnya panas dan
akibatnya anak bisa meninggal dunia. Anggota keluarga mendapatkan imunisasi di Puskesmas
CBU. Berat badan 13 kg, tinggi badan 88 cm, balita mempunyai KMS (Kartu Menuju Sehat) dan
Ny. N tidak mengerti cara membacanya. Kesimpulan grafik BB dalam KMS meningkat setiap
bulannya dan berada dalam garis hijau. An. T tampak makan 2x sehari. Pengadaan bahan
makanan dengan cara membeli di warung. Makanan yang dikonsumsi semua lengkap dan
disertai susu. An. T mendapatkan vitamin A setiap bulannya.

3. Usila (Usia Lanjut usia diatas 60 tahun)


Ny. S berusia 68 tahun, keluahan yang dialami sekarang adalah penglihatan sudah kurang
tajam/menurun pada mata sebelah kiri. Ny. S tidak pernah mengikuti program pembinaan usila di
Puskesmas karena malas dan tidak mempunyai waktu.

PENJAJAKAN II
1.

Pengkajian Terhadap Masalah: Resiko Terjadinya Penularan TB Paru Pada Anggota Keluarga
Lain
Dari hasil wawancara dengan Tn.I tentang TB Paru, Tn. I telah mengetahui penyakit TBC
setelah diberitahu oleh dokter Puskesmas sejak 2 tahun yang lalu. Kemudian Tn. I minum obat
OAT selama 6 bulan dengan teratur, namun Tn. I menganggap penyakitnya sudah sembuh total
berkat minum obat tanpa mengecek dahak lagi ke Puskesmas setelah obat OAT habis. Pada saat
ditanyakan apa itu TB, menurut Tn. I TB itu adalah penyakit paru-paru, tanda gejalanya batukbatuk, nyeri dada, dan sesak nafas. Penyebabnya karena mencium aroma pentol korek api kayu.
Akibat dari TB adalah dadanya terasa nyeri dan sesak nafas. Untuk mengatasi masalahnya Tn. I
selama ini berobat ke Puskesmas, namun dalam 2 minggu ini Tn. I batuk-batuk dan tidak periksa
ke Puskesmas, Tn. I hanya meminum obat yang di beli di warung. Tn. I juga mengatakan selama
ini tidak pernah membuka jendela dan jarang merapikan kamar tidur. Sedangkan keluarga
mensupport klien untuk segera berobat ke Puskesmas. Hasil observasi penulis terhadap
lingkungan keluarga kadang Tn. I batuk dan tidak menutup mulutnya dan ruang tidur dikamar
tampak tidak rapi, berdebu, lembab, kotor dan gelap. Selama ini Tn. I tidak memanfaatkan
fasilitas kesehatan lagi yang ada di Puskesmas karena tidak ada dana untuk berobat rontgen dada
dan tidak ada waktu. Klien mengatakan sudah sembuh dan mengatakan batuknya hanya masuk
angin.

2. Pengkajian Terhadap Masalah Keluarga: Tidak Efektifnya Bersihan Jalan Nafas Pada Keluarga
Ny. S akibat TB Paru
Keluarga mengeluh Tn. I batuk-batuk sejak 2 minggu karena masuk angin. 2 tahun
yang lalu Tn. I terdiagnosa TB Paru dan sudah menjalani pengobatan OAT selama 6 bulan

namun tiak pernah cek kesehatan lagi setelah obat OAT 6 bulan itu habis. Pada saat ditanyakan
apa itu TB, menurut Tn. I TB itu adalah penyakit paru-paru, tanda gejalanya batuk-batuk, nyeri
dada, dan sesak nafas. Penyebabnya karena mencium aroma pentol korek api kayu. Akibat dari
TB adalah dadanya terasa nyeri dan sesak nafas. Untuk mengatasi masalahnya Tn. I selama ini
berobat ke Puskesmas, namun dalam 2 minggu ini Tn. I batuk-batuk dan tidak periksa ke
Puskesmas, Tn. I hanya meminum obat yang di beli di warung. Tn. I juga mengatakan selama ini
tidak pernah membuka jendela dan jarang merapikan kamar tidur. Sedangkan keluarga
mensupport klien untuk segera berobat ke Puskesmas. Hasil observasi penulis terhadap
lingkungan keluarga kadang Tn. I batuk dan tidak menutup mulutnya dan ruang tidur dikamar
tampak tidak rapi, berdebu, lembab, kotor dan gelap. Selama ini Tn. I tidak memanfaatkan
fasilitas kesehatan lagi yang ada di Puskesmas karena tidak ada dana untuk berobat rontgen dada
dan tidak ada waktu. Klien mengatakan sudah sembuh dan mengatakan batuknya hanya masuk
angin.
3. Pengkajian Terhadap Masalah: Perubahan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
Dari hasil wawancara dengan Ayah An. O (Tn. I) tentang masalah gizi kurang, Tn. I
belum mengetahui tentang penyakit gizi kurang dan belum pernah periksa ke pelayanan
kesehatan. Tn. I mengatakan tidak tahu mengenai kebutuhan nutrisi anaknya dan Tn. I juga
mengatakan tidak merasa perlu untuk memantau berat badan anaknya ke pelayanan kesehatan.
Pada saat ditanyakan penyebab gizi kurang pada Tn. I mengatakan penyebabnya adalah tidak
nafsu makan. Dan akibat dari gizi kurang Tn. I tidak mengetahuinya. Untuk mengatasi masalah
gizi kurang, Tn. I mengatakan harus banyak makan. Tn. I saat ditanyakan masalah makanan, Tn.
I mengatakan harus banyak makan. Tn. I saat ditanyakan masalah makanan, Tn. I selalu membeli
lauk yang sudah matang di warung. Hasil observasi penulis terhadap penyediaan makanan
dikeluarga bila sedang ada uang biasanya Tn. I membeli makanan kesukaan An. O, tapi bila
sedang tidak ada uang Tn. I hanya memberikan makanan mie ataupun telur. Tn. I mengatakan
An. O makan hanya 2x sehari, yaitu makan siang dan sore, pada waktu pagi hari An. O jarang
sarapan karena biasanya An. O bangun tidur sekitar jam 09.00-10.00 pagi. Saat pemeriksaan fisik
badan An. O tampak kurus, berat badan 20 kg, tinggi badan 104 cm. Berdasarkan hasil
penghitungan IMT (Indeks Masa Tubuh), An. O berada dibawah standar gizi normal, yaitu 16,7.
Yang artinya dalam batas standar gizi kurang dan kulit terlihat kering. Tn. I mengatakan An. O

terlalu banyak bermain hingga lari-larian bersama temannya hingga lupa untuk makan. Selama
ini Tn. I jarang memanfaatkan fasilitas kesehatan/sarana kesehatan dengan alasan malasa antri
dan merasa belum perlu berobat.

ANALISA DATA & PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


Keluarga Ny. S Dengan Masalah Kesehatan TB Paru pada Tn. I
NO

DATA FOKUS

Data Subjektif:
- Tn. I mengatakan sakit TB Paru sejak
2 tahu yang lalu
- Tn. I mengatakan obatnya diminum
secara teratur selama 6 bulan pada 2
tahun yang lalu, namun masih menjadi
perokok aktif
- Klien mengatakan dalam 1 hari
menghabiskan rokok 12 batang/hari

MASALAH

KEMUNGKINAN

KEPERAWATAN

ETIOLOGI

Resiko
terjadinya
penularan TB Paru
pada
anggota
keluarga yang lain

Ketidakmampuan
keluarga merawat
anggota keluarga
yang sakit

- Tn. I mengatakan tidak pernah periksa


ke Puskesmas lagi sejak obatnya habis
6 bulan.
- Tn. I mengatakan saat ini sedang
masuk angin, flu, dan batuk-batuk
Data Objektif:
- Kesadaran compos mentis
- Tanda-tanda vital: TD 110/70 mmHg,
Nadi
8ox/menit,
Pernafasan
25x/menit, irreguler, bunyi nafas
sedikit ronki, Suhu 360C
- Berat Badan 45 kg, TB 175 cm
- Tn. I tampak kurus, kondisi rumah
sempit, pencahayaan redup, udara
lembab, gelap, dan kotor

ANALISA DATA & PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


Keluarga Ny. S Dengan Masalah Kesehatan TB Paru pada Tn. I
NO
2

DATA FOKUS
Data Subjektif:
- Tn. I mengatakan sudah lama batuk-batuk
sudah 2 minggu karena masuk angin.
- Tn. I mengatakan batuknya sudah sembuh dan
kambuh lagi akibat masuk angin.
- Tn. I mengatakan baru beli obat warung kalau
batuknya dirasa agak parah.
- Tn. I mengatakan mengetahui tentang
penyakit TB Paru adalah penyakit batuk-batuk
yang disebabkan karena mencium aroma
pentol korek api kayu.
- Tn. I mengatakan tidak pernah membuka
jendela karena sudah ada kipas angin.
Data Objektif:
- Tekanan Darah 110/70 mmHg, Nadi
86x/menit, Pernafasan 25x/menit, bunyi paru
terdengar sedikit bunyi ronki, Suhu 360C
- Berat Badan: 45 kg

MASALAH

KEMUNGKINAN

KEPERAWATAN
Tidak efektifnya bersihan
jalan nafas pada keluarga
Ny. S khususnya Tn. I

ETIOLOGI

Ketidakmampuan
keluarga
merawat
anggota keluarga yang
sakit

- Tinggi Badan: 175 cm


- Kondisi rumah lembab, debu dan kitor.
- Ventilasi rumah kurang dari10% luas lantai
sehingga sirkulasi udara tidak bebas

ANALISA DATA & PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


Keluarga Ny. S Dengan Masalah Kesehatan Gizi Kurang pada An. O
NO

1
-

DATA FOKUS

MASALAH
KEPERAWATAN

KEMUNGKINAN
ETIOLOGI

Data Subjektif:
Tn. I mengatakan An. O makannya 2x/hari,
sulit makan, dan mau makan bila ada makanan
kesukaannya dagig ayam dan mie goreng.
Tn.i mengatakan An. O kebanyakan bermain
sam temannya sebelum dan sesudah pulang
dari sekolah sampai lupa makan.
Tn. I mengatakan An. O terlalu banyak main
play station diluar dan apabila tidak diberikan
biasanya nangis dan tidak mau makan.
Tn. I mengatakan 2 tahun ini An. O tidak
nafsu makan dan berat badan tidak bertambah.

Perubahan nutrisi kurang


dari kebutuhan tubuh
pada keluargaNy. S
khususnya An.O

Ketidakmampuan
keluarga
merawat
anggota
keluarga
dengan masalah gizi
kurang

Data Objektif:
An. O tampak kurus
Berat badan 20 kg
Tinggi badan 104 cm
Kulit terlihat kering, warna sawo matang
An. O tampak tidak bisa tenang di rumah dan
selalu bermain.
- Tanda-tanda vital:
Tekanan Darah 110/70 mmHg, Nadi
86x/menit, Pernafasan 20x/menit, Suhu 360C
- Berdasarkan perhitungan IMT, An. O
termasuk dalam golongan anak dengan gizi
kurang.
IMT= BB (kg) : TB (m2)
= 20: 1,2
= 16,7
-

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


1. Masalah Keperawatan

Masalah keperawatan Resiko terjadinya penularan TB Paru pada anggota keluarga yang lain b.d
Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
N

KRITERIA

O
1

Sifat masalah:

PERHITUNGAN

SKOR

JUSTIFIKASI

2/3 x1

2/3

2/2x 2

2/3 x 1

2/3

Ditangani segera karena resiko


penularan TB Paru pada anggota
keluarga yang lain, Tn. I riwayat TB
Paru 2 tahun yang lalu minum obat
OAT selama 6 bulan, dan tidak pernah
berobat lagi.
Dapat dirubah dengan penyuluhan
penularan
TB
Paru
dengan
menganjurkan Tn. I tidak membuang
dahak
sembarangan
dan
rajin
membuka jendela pada pagi hari dan
siang hari.
Resiko penularan sulit dicegah karena
kondisi rumah yang sempit dan
interaksi antara anggota keluarga yang
lain kurang dari 1 meter dan Tn. I lupa
untuk menutup mulut jika batuk.

2/2 x 1

Resiko

Kemungkinan
masalah

untuk

dirubah:
Mudah
3

Potensi
pencegahan
masalah:

Sedang
Menonjolnya
masalah: Masalah
dirasakan dengan
ada upaya/segera
ditangani

TOTAL SKOR

Masalah perlu ditangani segera karena


resiko penularan pada anggota
keluarga yang lain dengan melakukan
pemeriksaan pada anggota keluarga
yang lain (screening kesehatan) dan
anjurkan
keluarga
untuk
memanfaatkan fasilitas (puskesmas)
yang terdekat dan sesuai kemampuan.

3 1/3

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


2. Masalah Keperawatan

Masalah keperawatan Tidak efektifnya bersihan jalan nafas pada keluarga Ny. S khususnya Tn. I
b.d Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
N

KRITERIA

O
1

Sifat masalah:

PERHITUNGAN

SKOR

JUSTIFIKASI

3/3 x1

2/2x 2

2/3 x 1

2/3

2/2 x 1

Masalah ini bersifat aktual karena Tn. I


mengeluh batuk-batuk selama 2
minggu, sesak nafas dan mudah lelah.
Jika tidak ditangani segera dapat
mengakibatkan penyakit menjadi
semakin parah.
Pelayanan kesehatan dekat dari rumah
dan terjangkau, dana untuk berobat
tersedia karena murah. Dengan
informasi yang diberikan keluarga
dapat mngerti tentang TB Paru dan
mencegah penularan.
Tn. I adalah penderita TB Paru dengan
minum obat OAT selam 6 bulan pada 2
tahun yang lalu dan sudah minum
obat OAT selama 6 bulan. Saat ini Tn.I
belum pernah kontrol kesehatan lagi di
Puskesmas. Keluarga belum ada upaya
untuk mengatasi masalah/kondisi Tn. I
karena belum ada waktu sehingga
kemungkinan penularan cukup tinggi.
Keluarga merasa ada masalah dan
perlu segera ditangani karena sudah
merasakan gejala-gejala penyakit.

Aktual

Kemungkinan
masalah

untuk

dirubah:
Mudah
3

Potensi
pencegahan
masalah:
Sedang

Menonjolnya
masalah: Masalah
dirasakan
berat,harus segera
ditangani
TOTAL SKOR

4 2/3

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


3. Masalah Keperawatan

Masalah keperawatan Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluargaNy. S
khususnya An.O b.d Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah gizi
kurang.
N

KRITERIA

PERHITUNGA

SKOR

JUSTIFIKASI

3/3 x1

Hasil pemeriksaan fisik, An. O terlihat


badannya kurus, kulit kering, warna sawo
matang. Berat badan dibawah normal BB:
20 kg, TB: 104 cm. Perhitungan IMT: 16,7
(Artinya dalam batas kurang gizi). An. O
terlihat banyak bermain.
Disimpulkan: An. O mengalami gizi
kurang.

x2

Tn. I mengetahui anaknya mengalami gizi


kurang dan sudah mencoba memberikan
makanan yang banyak, namun An. O hanya
menghabiskan beberapa suap nasi saja, dan
lebih suka jajan diluar. Penghasilan
keluarga sebulan Rp1.000.000,- sangat
kurang bila dibandingkan untuk kehidupan
sehari-hari dan untuk biaya sekolahanakanaknya. Puskesmas ada dan jaraknya
cukup dekat dengan rumah keluarga Ny. S.
Keluarga selalu membawa An. O ke
puskesmas bila sakit.

2/3 x 1

2/3

Tn. I mengetahui anaknya mengalami gizi


kurang An. O tidak nafsu makan. Tindakan
yang dilakukan Tn. I yaitu dengan
memberikan makanan kesukaan anaknya
bila ada uang. Tapi bila tidak ada uang
biasanya Tn. I memberikan makanan tempe
orek, telor, dan mie goreng. Saat ditanyakan
masalah mengolah makanan, Tn. I selalu
membeli lauk matang di warung.

Sifat masalah:
Aktual

Kemungkinan
masalah

untuk

dirubah:
Sebagian

Potensi
pencegahan
masalah:
Cukup

Menonjolnya

2/2 x 1

masalah:
Masalah
dirasakan
harus

berat,
segera

ditangani

TOTAL SKOR

3 2/3

Keluarga yaitu Tn. I mengatakan ada


masalah gizi kurang pada An. O, sudah
mencoba memberikan makanan yang
banyak namun An. O tidak selalu habis
makannya, dan An. O mau makan bila ada
makanan kesukaannya. Tn. I juga
mengatakan karena adanya faktor ekonomi
yang kurang. Menurut keluarga, masalah
harus ditangani dengan memberikan
makanan yang bergizi dan seimbang kepada
anaknya.

You might also like