You are on page 1of 41

LOW BACK PAIN E.C.

POSISI YANG TIDAK ERGONOMIS


PADA KARYAWAN BAGIAN CAN MAKING YANG
MENGENDARAI FORKLIFT DI PT. GREAT GIANT
PINEAPPLE
Disusun oleh :
Maharani Dewi Caropeboka, S. Ked
Mega Lestari Indah, S. Ked
M. Taufik Perwira Wicaksono, S. Ked
Nindyasari Diajeng Larasati, S. Ked
Rahmi Ulfa, S. Ked
Tommi Faruq Nahdi, S. Ked
Preceptor :
dr. Kemas Abdul Hamid
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
PT. Great Giant Pineapple
September 2013

PENDAHULUAN
Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai
potensi bahaya yang dapat mempengaruhi kesehatan
tenaga kerja atau dapat menyebabkan timbulnya
penyakit akibat kerja.
Yang dimaksud dengan penyakit akibat kerja adalah
penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja,
bahan, proses maupun lingkungan kerja.
Salah satu bentuk gangguan yang dapat timbul akibat
kerja khususnya di pabrik adalah low back pain atau
nyeri punggung bawah.

Masalah

BAB II
IDENTITAS PASIEN
Nama

: Tn. E
Usia
: 50 tahun
Agama
: Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Bagian Can Making, driver Forklift
Lama Bekerja : 25 tahun
Alamat
: Terbanggi Besar

ANAMNESIS PENYAKIT
Keluhan utama :

Nyeri punggung bawah

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Pasien datang dengan keluhan nyeri punggung bagian bawah sejak 1
hari sebelum datang ke BP Pabrik. Nyeri punggung bawah tersebut
dirasakan setelah pasien mengendarai Forklift. Pasien mengaku
ketika mengendarai Forklift pasien belum merasakan nyeri punggung,
namun baru pada malam harinya pasien merasakan nyeri punggung
bawah. Keluhan ini sering dialami pasien sejak 3 tahun terakhir,
namun keluhan akan hilang setelah minum obat. Saat serangan nyeri
datang, terkadang pasien merasa punggung terasa kaku dan sulit
digerakkan bahkan tak jarang pasien sulit untuk berjalan.
Dalam sehari pasien dapat bekerja mengendarai forklift dibagian Can
Making sekitar 8 jam. Selama mengendarai Forklift pasien mengaku
jika sikap duduk yang paling sering dilakukan adalah membungkuk,
namun sesekali ia merubah sikap duduknya menjadi tegak atau
bersandar.
Keluhan seperti gangguan saat buang air kecil (-) dan buang air besar
atau nyeri punggung yang menjalar ke perut (-), trauma (-) riwayat
sering mengangkat beban berat dan sering nyeri-nyeri sendi pada
pasien.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien kerap kali mengalami gejala nyeri
punggung bagian bawah setelah mengendarai
kendaraan Forklift sejak 3 tahun yang lalu.

Anamnesis Okupasi
Jenis pekerjaan yang dilakukan sejak pertama kali, serta
lama kerja di tiap pekerjaan tersebut.
Jenis

Bahaya Potensial

Tempat Kerja

Lama Kerja

Pekerjaan
Mekanik

Tertimpa ataupun terjepit bahan dan alat kerja Can Making

25 tahun (26 hari

serta mesin kendaran yang memiliki beban

dalam sebulan, 7

berat, keluhan muskuloskeletal akibat posisi

jam dalam

kerja yang tidak ergonomis, serta getaran dan

sehari)

suara mesin dengan tingkat kebisingan yang


tinggi.

Uraian Tugas

Pada bagian Can Making pekerja mengerjakan

pekerjaan masing-masing dan dibagi dalam 3


shift, yaitu 8 jam per shift dalam sehari dan waktu
lembur apabila ada pekerjaan yang harus
dilakukan pada hari libur.
Pasien bekerja sebagai pengendara kendaraan
Forklift yang tugasnya melakukan memindahkan
kaleng-kaleng dari satu bagian ke bagian lain.

Hubungan pekerjaan dengan penyakit yang


dialami (gejala/keluhan yang ada)
Pekerjaan

Analisis Hubungan Pekerjaan Dengan Terjadinya


Penyakit akibat Kerja

Pemeriksaan Fisik (19 September 2013)

a. Status Present
Keadaan Umum : Tampak Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi
: 72 x/menit
Pernapasan
: 20 x/menit
Suhu
: 36,30C
b. Status Gizi
Berat badan
: 67 kg
Tinggi badan
: 165 cm
IMT
: 24,8 (Overweight)

c. Status Generalis
Kepala
Bentuk
: Normochepal, simetris
Muka
: Sembab (-)
Rambut : Hitam, lurus, tidak mudah dicabut
Mata : Kelopak mata oedem -/-, konjunctiva ananemis, sklera anikterik, kornea Jernih
Telinga
: Bentuk normal, simetris, liang sempit, serumen +/+.
Hidung
: Bentuk normal, septum deviasi (-)
Mulut
: Sianosis (-), lidah kotor (-), faring tidak hiperemis

Lanjutan..
Leher
Bentuk : Simetris
Trachea : Di tengah (normal)
KGB : Tidak ada pembesaran
JVP : Tidak ada peningkatan JVP
Thoraks
Bentuk : Bentuk simetris kanan=kiri
Retraksi : Suprasternal (-), substernal (-), interkostalis (-)
ICS : Normal, tidak terjadi pelebaran
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Redup (batas jantung kanan : Linea Parasternalis Destra ICS II, batas
jantung atas : Linea Midclavicularis Sinistra ICS III, batas jantung kiri : Linea
Axillaris Anterior Sinistra ICS VI)
Auskultasi : irama jantung teratur, murmur (-), gallop (-)

Paru
Anterior

Posterior

Kiri

Kanan

Kiri

Kanan

Inspeksi

Gerakan nafas
simetris =
kanan

Gerakan nafas
simetris = kiri

Gerakan nafas
simetris =
kanan

Gerakan
nafas
simetris =
kiri

Palpasi

Fremitus taktil
dan fremitus
vokal = kanan

Fremitus taktil
dan fremitus
vokal = kiri

Fremitus taktil
dan fremitus
vokal = kanan

Fremitus
taktil dan
fremitus
vokal = kiri

Perkusi

Sonor

Sonor

Sonor

Sonor

Bronkovesikul
er
Ronkhi -/Wheezing -/-

Bronkovesikul
er
Ronkhi -/Wheezing -/-

Bronkovesiku
ler
Ronkhi -/Wheezing -/-

Auskultas Bronkovesikule
i
r
Ronkhi -/Wheezing -/-

Abdomen
Inspeksi : Datar, simetris
Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani, shifting dullness (-)
Auskultasi : Bising usus (+) dbn

Genitalia Eksterna
Kelamin : Perempuan, Tidak ada kelainan

Ekstremitas
Superior : Oedem (-/-), sianosis(-), ikterik (-), Kekuatan otot
5555 5555
Inferior : Oedem (-/-), sianosis (-), ikterik (-), Kekuatan otot 5555
5555
Status Neurologis
Refleks Fisiologis (+)
Refleks Patologis (-)
Tes Lassegue (+)

Diagnosis Okupasi
Low Back Pain e.c posisi yang tidak ergonomis
saat mengendarai forklift

Kategori Kesehatan
Mampu mengerjakan pekerjaan seperti sebelum sakit
Penatalaksanaan
Medikamentosa:
Piroxicam 2 x 20 mg dikonsumsi setelah makan
Ranitidin 2 x 150 mg
Neurodex 1 x 1

Non-Medikamentosa
Edukasi :
Dari sudut otot, sikap duduk yang paling baik adalah sedikit
membungkuk. Sedangkan dari sudut tulang, dinasehatkan duduk tegak,
agar punggung tidak bungkuk dan otot perut tidak lemas. Maka
dianjurkan pemilihan sikap duduk yang tegak yang diselingi istirahat
sedikit membungkuk.
Ruang gerak lengan ditentukan oleh punggung lengan seluruhnya dan
lengan bawah. Pegangan-pegangan harus diletakkan didaerah tersebut,
lebih-lebih bila sikap tubuh tidak berubah.
Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : ad bonam

Ergonomi
Ergonomi adalah penerapan ilmu-ilmu biologis tentang manusia

bersama-sama dengan ilmu-ilmu teknik dan teknologi untuk mencapai


kesesuaian satu sama lain secara optimal dari manusia terhadap
pekerjaanya.
Ergonomi merupakan suatu studi ilmiah mengenai hubungan antara

orang dengan lingkungan kerjanya, yang dimaksud dengan lingkungan


kerja di sini adalah keseluruhan alat, perkakas dan bahan yang dihadapi,
lingkungan sekitar tempat kerja, metode yang digunakan dalam bekerja
serta pengaturan kerja, baik sebagai perorangan maupun kelompok.
Suatu hal yang penting dalam ergonomi adalah gerakan dan sikap

badan, yang berpengaruh kepada pemakaian energi dan fungsi


sensorimotoris tubuh.

LOW BACK PAIN


Low Back Pain (LBP) adalah nyeri di daerah

punggung antara sudut bawah kosta (tulang rusuk)


sampai lumbosakral (sekitar tulang ekor) yang bisa
menjalar ke daerah lain seperti punggung bagian
atas dan pangkal paha (Rakel, 2002)

Low Back Pain menurut perjalanan kliniknya dibedakan


menjadi dua yaitu:

a. Acute Low Back Pain


. Nyeri menyerang secara tiba-tiba
. Rentang waktu antara beberapa hari sampai

beberapa minggu
. Rasa nyeri ini dapat hilang atau sembuh sendiri.

b. Chronic Low Back Pain


Rasa nyeri yang menyerang lebih dari 3 bulan atau
rasa nyeri yang berulang-ulang atau kambuh
kembali.
sembuh pada waktu yang lama.

Etiologi
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kelainan Kongenital
Trauma dan Gangguan Mekanis
Radang
Tumor
Gangguan metabolik
Psikis

Faktor Resiko
Umur
Jenis Kelamin
Obesitas
Merokok
Pekerjaan
Aktivitas Fisik
Olahraga
Stres
Depresi

Diagnosis
Anamnesis
Kapan mulai sakit, sebelumnya pernah tidak?
Apakah nyeri diawali oleh suatu kegiatan fisik tertentu? apa pekerjaan
sehari-hari? adakah suatu trauma?
Dimana letak nyeri? sebaiknya penderita sendiri yang disuruh menunjukkan
dimana letak nyerinya. Ada tidak penjalaran?
Bagaimana sifat nyeri? apakah nyeri bertambah pada sikap tubuh tertentu?
Apakah bertambah pada kegiatan tertentu?
Apakah nyeri berkurang pada waktu istirahat?
Adakah keluarga dengan riwayat penyakit serupa?
Ada tidak perubahan siklus haid, atau perdarahan pervaginam. Ada tidak
gangguan miksi dan defekasi atau penurunan libido?
Riwayat trauma.
Riwayat pekerjaan.

Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Palpasi
Pemeriksaan Neurologis
Test - Test

Pemeriksaan Penunjang
X-Ray
Mielografi
CT-Scan
MRI

Penatalaksanaan
Non-Medikamentosa
Mendikamentosa

PEMBAHASAN
1.

APAKAH DIAGNOSIS KASUS SUDAH BENAR ?

Jawab :
Diagnosis pada kasus sudah benar karena dari
anamnesis didapatkan gejala nyeri pada daerah
punggung bawah yang menjalar ke punggung atas.
Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan regio flank
tidak tampak jejas dan kelainan bentuk, kelengkungan
vertebrae tampak normal. pada palpasi tidak
didapatkan nyeri tekan dan tidak didapatkan nyeri
ketok pada saat perkusi

Apa saja faktor risiko LBP pada kasus ?


Jawab :
1. Umur
Nyeri punggung merupakan keluhan yang berkaitan
erat dengan umur. Keluhan ini jarang dijumpai pada
kelompok umur 0-10 tahun, hal ini mungkin
berhubungan dengan beberapa faktor etiologi
tertentu yang lebih sering dijumpai pada umur yang
lebih tua. Biasanya nyeri ini mulai dirasakan pada
mereka yang berumur dekade kedua dan insiden
tertinggi dijumpai pada dekade kelima.

2. Pekerjaan
Pada pasien ini penyakit akibat kerja terutama terjadi akibat unsafe

action/unsafe behavior yang di lakukan pasien saat pasien bekerja.


Pasien sering mengendarai Forklip dengan posisi yang tidak
ergonomis. Kendaraan Forklip adalah kendaraan berat dan hampir
seluruh perangkatnya terbuat dari besi, bahkan kendaraan ini bannya terbuat dari besi. Hal ini mengakibatkan getaran saat berjalan
sangan tinggi terutama jika terjadi goncangan. Terlebih tempat
duduk Forklip tidak terdapat per/shock yang melindungi
pengendara dari goncangan dan getaran .

3. Masa Kerja
Semakin lama masa kerja seseorang, semakin
sering pekerja melakukan aktivitas yang statis.
Lamanya waktu bekerja pasien menyebabkan
kebiasaan melakukan pekerjaan yang statis seperti
duduk lama dengan posisi yang tidak benar
meningkatkan faktor resiko pasien mendapatkan
keluhan low back pain.

3. Bagaimana penatalaksanaan pada Kasus ?


Jawab :
Pada kasus diberikan analgesik karena merupakan
penatalaksanaan yang tepat selain itu yang
terpenting adalah istirahat dan tidak melakukan
pekerjaan yang statis dalam waktu yang lama serta
melakukan peregangan pada otot punggung bawah.

KESIMPULAN
Penyakit akibat kerja pada pasien ini terjadi akibat

unsafe action/unsafe behavior dimana sikap pasien


yang tidak ergonomis saat mengendarai Forklip.
Tempat duduk kendaraan Forklip yang tidak
terdapat per/shock dapat menimbulkan goncangan
dan getaran yang memperburuk penyakit pasien.

SARAN
Mengikuti training pengoperasian alat bantu
Memodifikasi bentuk dan letak kursi kendaraan berat

agar sesuai dengan antropometri pekerja

LAMPIRAN

Terima Kasih :)

You might also like