You are on page 1of 20

Full Paper KONICA XV Palembang, 2014

Irwandi

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN BERAT BADAN


LAHIR BAYI DI RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG
BAB I
PENDAHULUAN
Di negara berkembang termasuk Indonesia, masalah gizi masih merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang utama dan merupakan penyebab kematian ibu dan anak. Angka
kematian bayi dan ibu serta bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yang tinggi
pada hakekatnya juga ditentukan oleh status gizi ibu hamil. 1 Status gizi ibu hamil ketika
melahirkan ditentukan oleh keadaan sosial dan ekonomi waktu hamil, derajat pekerjaan
fisik, asupan makanan keseharian, dan riwayat penyakit infeksi. Status gizi janin berkaitan
erat dengan status gizi ibu ketika melahirkan dan konsepsi.2
Pertumbuhan dan perkembangan bayi intrauterine sangat menentukan berat bayi
lahir. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi berat bayi lahir, salah satunya adalah status
gizi janin. Gizi janin sangat tergantung kepada gizi ibu hamil. 2 Ibu hamil dengan status gizi
buruk atau mengalami KEK (Kurang Energi Kronis) cenderung melahirkan bayi BBLR
dan dihadapkan pada risiko kematian yang lebih besar dibanding dengan bayi yang
dilahirkan ibu dengan berat badan yang normal.1
Pemeriksaan antropometrik yang dapat digunakan untuk menentukan status gizi
ibu hamil adalah dengan cara mengukur berat badan sebelum hamil, tinggi badan, indeks
massa tubuh (IMT), dan Lingkar Lengan Atas (LILA).3,4 Penilaian yang lebih baik untuk
menilai status gizi ibu hamil yaitu dengan pengukuran LILA, karena pada wanita hamil
dengan malnutrisi (gizi kurang atau lebih) kadang-kadang menunjukkan udem tetapi jarang
mengenai lengan atas.3 Telah banyak studi yang menunjukkan korelasi yang bermakna
antara ukuran lingkar lengan atas dengan indeks massa tubuh pada dewasa.5
Belum ada ketetapan cut off pointi ukuran lingkar lengan atas secara universal
untuk menilai malnutrisi (KEK) pada ibu hamil. Dibeberapa Negara telah menetapkan
ukuran LILA untuk menilai satus gizi kurang. Di Zimbabwe menetapkan ukuran LILIA
dikatakan KEK apabila <18.5 cm, Burkina faso, Burundi, guinea, Madagascar, Malawi,
Mali, Nigeria, Senegal menetapkan <21 cm, Mozambik <22 cm, Zambia <22,5 cm.
Srilanka < 22 cm. Indonesia menetapkan LILA yang kurang dari 23,5 cm maka ibu hamil
tersebut dikatakan KEK atau gizi kurang dan berisiko melahirkan bayi dengan BBLR. Data

Full Paper KONICA XV Palembang, 2014

Irwandi

menunjukkan bahwa sepertiga (35,65 %) Wanita Usia Subur (WUS) menderita KEK,
masalah ini mengakibatkan pada saat hamil akan menghambat pertumbuhan janin sehingga
menimbulkan resiko pada bayi dengan BBLR7
Di Indonesia batas ambang LILA dengan resiko KEK adalah 23,5 cm hal ini
berarti ibu hamil dengan resiko KEK diperkirakan akan melahirkan bayi BBLR. Bila bayi
lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) akan mempunyai resiko kematian, gizi
kurang, gangguan pertumbuhan, dan gangguan perkembangan anak. Untuk mencegah
resiko KEK pada ibu hamil sebelum kehamilan wanita usia subur sudah harus mempunyai
gizi yang baik, misalnya dengan LILA tidak kurang dari 23,5 cm. Apabila LILA ibu
sebelum hamil kurang dari angka tersebut, sebaiknya kehamilan ditunda sehingga tidak
beresiko melahirkan BBLR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa KEK pada batas 23,5 cm
belum merupakan resiko untuk melahirkan BBLR walaupun resiko relatifnya cukup
tinggi. Sedangkan ibu hamil dengan KEK pada batas 23 cm mempunyai resiko 2,0087 kali
untuk melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu yang mempunyai LILA lebih dari 23
cm. Hasil SKRT 1995 menunjukkan bahwa 41% ibu hamil menderita KEK dan 51% yang
menderita anemia mempunyai kecenderungan melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR)8
Penelitian review sistematik yang dilakukan oleh Tang AM dkk melaporkan
bahwa ibu hamil dengan lingkar lengan atas yang rendah berhubungan erat dengan risiko
tmelahirkan bayi berat lahir rendah.5 Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di
RSUD Daya Kota Makassar diketahui bahwa jumlah bayi yang lahir pada tahun 2009
sebanyak 960 jiwa dengan berat badan normal sebanyak 862 jiwa (89,79%), berat badan
rendah sebanyak 89 jiwa (9,27%) dan berat badan lebih sebanyak 9 jiwa (0,94%).

Full Paper KONICA XV Palembang, 2014

Irwandi

BAB II
METODOLOGI
2.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik dengan menggunakan design
penelitian Cross Sectional Study.
2.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di bagian kebidanan RS. M. Djamil Padang mulai bulan
Januari-Maret 2014
2.3. Populasi, Sampel dan Sampling
2.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang melahirkan
Ruang Bersalin RSUP Dr. M. Djamil Padang, periode 1 Januari sampai dengan 31
Maret 2014
2.3.2. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah semua ibu hamil yang melahirkan Ruang
Bersalin RSUP Dr. M. Djamil Padang, periode 1 Januari sampai dengan 31 Maret
2014 yang memenuhi kriteria :
a. Kriteria Inklusi
1)

Ibu hamil yang melahirkan di RSUP Dr. M. Djamil Padang


periode 1 Januari sampai dengan 31 Maret 2014 yang bersedia ikut
penelitian

2)

Kehamilan tunggal

3)

Primipara maupun multipara

4)

Kehamilan aterm

5)

Bayi hidup

6)

Tidak ada komplikasi kehamilan seperti hiperemesis


gravidarum, preeklampsia, eklampsia dan plasenta previa.

b. Kriteria Eksklusi
1) Kehamilan kembar
1

Full Paper KONICA XV Palembang, 2014

Irwandi

2) Kelahiran prematur
3) Kematian Janin Dalam Rahim (KJDR)
4) Ada komplikasi kehamilan seperti hiperemesis gravidarum, preeklampsia,
eklampsia dan plasenta previa.
2.3.3. Sampling
Semua populasi adalah sampel yang akan diteliti
2.4. Cara Pengumpulan Data dan Analisis Data
2.4.1. Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara mencatat dan merekap data-data secara
langsung meliputi : nama, umur, berat badan ibu hamil, tinggi badan ibu hamil,
Indeks Massa Tubuh (IMT), ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) dan berat badan
lahir bayi. Data-data tersebut kemudian dipindahkan ke dalam master tabel yang
disiapkan oleh peneliti.
2.4.2. Analisis Data
Teknik analisis statistik yang akan digunakan yaitu :
1. Analisis univariat
Untuk memberikan gambaran dalam bentuk distribusi frekuensi dari masingmasing tabel variabel
2. Analisis bivariat
Analisa data ditujukan untuk menjawab tujuan penelitian dan menguji hipotesis
penelitian. Uji statistik yang digunakan metode statistik distribusi frekuensi dan
uji korelasi Koefisien Kontingensi dengan tingkat kemaknaan p < 0,05. Data
yang diperoleh diolah dan dianalisis dengan bantuan komputer menggunakan
program SPSS versi 15,0 dan disajikan dalam bentuk tabel.
Cara pengambilan kesimpulan:
Jika p < 0,05 maka hipotesis diterima,
Jika p > 0,05 maka hipotesis ditolak.
Sedangkan kekuatan hubungan diketahui berdasarkan koefisien Pearson Correlation
(r), dengan kriteria sebagai berikut:
1. Spearman Correlation 0.20-0.40

hubungan lemah

Full Paper KONICA XV Palembang, 2014

Irwandi

2. Spearman Correlation 0.40 - < 0.70

hubungan kecil

3. Spearman Correlation 0.70 - < 0.90

hubungan cukup erat

4. Spearman Correlation >0.90

hubungan kuat

Full Paper KONICA XV Palembang, 2014

Irwandi

BABA III
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan subjek penelitian sebanyak 71 orang yang melahirkan
di RS. M. Djamil Padang mulai bulan Januari-Maret 2014
3.1. Analisis Univariat
3.1.1. Berdasarkan Lingkar Lengan Atas (LILA)
Tabel 3.1. distribusi subyek penelitian berdasarkan LILA
LILA
(cm)
<23.5
>23.5

Frekuensi
10
61

Persentase
(%)
14
86

Total
71
100,0
Dari tabel5.1 diketahui bahwa dari 71 subjek penelitian, yang menderita kurang
energi protein berdasarkan LILA adalah sebesar 14%
3.1.2. Berdasarkan Body Mass Index
Tabel 3.2. distribusi subyek penelitian berdasarkan BB ibu
BMI
Persentase
Frekuensi
(%)
(%)
Kurang (<18.5)
1
1.4
Normal (18.5-24.9)
67
94.36
Lebih (25-29.9)
3
4.22
Obesitas (>30)
Total
71
100,0
Dari tabel 3.2 diketahui bahwa dari 71 subjek penelitian, yang menderita gizi
kurang berdasarkan BMI adalah sebesar 1.4%

Full Paper KONICA XV Palembang, 2014

Irwandi

3.1.3. Distribusi Frekuensi dan Gambaran Berat Bayi Lahir


Tabel 3.3. Distribusi Frekuensi dan Gambaran Berat Bayi Lahir
Berat
Bayi Lahir (kg)
< 2,5
> 2,5 4
>4

10
58
3

Persentase
(%)
14.08
81.69
4.22

95

100,0

Frekuensi

Total

Berdasarkan tabel di atas bayi dengan berat badan lahir rendah (< 2,5 kg)
didapatkan sebanyak 10 bayi (14.08%)

3.3. Analisis Bivariat


3.3.1. Hubungan Lingkar Lengan Atas (LILA) terhadap berat bayi lahir
Tabel 3.4. Hasil Analisis Hubungan LILA terhadap berat bayi lahir
Pertumbuhan janin

Lingkar Lengan Atas (LILA)

intrauterine
Berat bayi lahir

R
+0,365

P
0,002

Dari tabel 3.4 di atas diketahui bahwa dalam penelitian ini didapatkan nilai
koefisien korelasi Spearman (r) sebesar +0,365 yang menunjukkan derajat hubungan
sangat lemah dengan tarif signifikansi p 0,002 (p < 0,05). Dari hasil analisis uji statistik
tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara LILA ibu
hamil terhadap berat bayi lahir, namun korelasi antara keduanya sangat lemah.

3.3.2. Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) terhadap Berat Bayi Lahir

Full Paper KONICA XV Palembang, 2014

Irwandi

Tabel 3.5 Hasil Analisis Hubungan IMT terhadap Berat Bayi Lahir
Pertumbuhan janin

Indeks Massa Tubuh (IMT)

intrauterine
R
+0,083

Berat bayi lahir

P
0,489

Dari tabel 5.5 di atas diketahui bahwa dalam penelitian ini didapatkan nilai

B
b
a
y
i

koefisien korelasi Spearman (r) sebesar +0,083 yang menunjukkan derajat hubungan
sangat lemah dengan tarif signifikansi (p) 0,489 (p > 0,05). Dari hasil analisis uji statistik
tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara IMT ibu
hamil terhadap berat bayi lahir.

5
0
4
0
3
0
2
0
1
02
0
.2
.02
4
.02
6
.02
8
.03
0
.3
2
.03
4
.0

Grafik 5.1. Grafik Regresi Hubungan LILA Ibu Hamil terhadap Berat Bayi Lahir

L
IA

Grafik 5.2. Grafik Regresi Hubungan IMT Ibu Hamil terhadap Berat Bayi Lahir

Full Paper KONICA XV Palembang, 2014

B
b
a
y
i

Irwandi

5
0
4
0
3
0
2
0
1
01
5
.02
0
.2
5
.03
0
.3
5
.04
0
.

B
M
I
BAB IV

ANALISIS KASUS

Full Paper KONICA XV Palembang, 2014

Irwandi

Berdasarkan tabel 3.1 diketahui bahwa dari 71 subyek penelitian yang menderita Kurang
Energi Kronis (KEK) adalah sebesar 14%. Angka KEK ini

sesuai dengan target

pemerintah. Target yang ditetapkan pada sasaran program Indonesia Sehat 2010 yaitu
20 %.8 Status gizi ibu hamil dapat diukur secara antropometri atau pengukuran
komposisi tubuh dengan mengukur LILA (Lingkar lengan Atas), disebut KEK bila
LILA kurang dari 23,5 cm. LILA merupakan faktor yang dominan terhadap risiko
terjadinya Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).9
Berdasarkan tabel 3.3 diperoleh hasil bahwa bayi dengan Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR) < 2500 gram adalah sebesar 14,08 %. Angka BBLR ini lebih tinggi
dibandingkan target yang ditetapkan pada sasaran program Indonesia Sehat 2010
yaitu 7 %. 8 Bayi dengan berat lahir yang normal terbukti mempunyai kualitas fisik,
intelegensia maupun mental yang lebih baik dibanding bayi dengan berat lahir
kurang,

sebaliknya

bayi dengan berat lahir rendah (kurang dari 2500 gram) akan

mengalami hambatan perkembangan dan kemunduran pada fungsi intelektualnya. Hal


ini karena bayi BBLR memiliki berat otak yang lebih rendah, menunjukkan defisit
sel-sel otak sebanyak 8-14 % dari normal, yang merupakan pertanda anak kurang
cerdas dari seharusnya.9
Pada hasil analisis regresi linier yang telah dilakukan, maka dapat diterangkan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara status gizi berdasarkan LILA ibu hamil
dengan berat badan bayi lahir, hal ini dapat dilihat dari signifikansi p = 0,002. Dari
tabel Model Summary diketahui nilai R sebesar 0,365 sehingga menunjukkan
tingkat hubungan rendah antara LILA ibu hamil dengan berat badan bayi lahir. Dapat
diartikan bahwa uji hasil koefisien regresi pada penelitian ini adalah semakin baik LILA
ibu hamil semakin baik pula berat badan bayi lahir, semakin kurang LILA ibu hamil
semakin kurang pula berat badan bayi lahir. Yang pada akhirnya dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan yang positif antara status gizi ibu hamil dengan berat badan
bayi lahir.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Purdyastuti (1994) di Rumah
Sakit Fatmawati Jakarta yang menyimpulkan ada hubungan antara LILA ibu hamil
dengan berat bayi lahir, demikian juga hasil penelitian Ngare dan Newman (1998) di
Kenya yang mendapatkan kesimpulan bahwa ukuran LILA ibu hamil merupakan

Full Paper KONICA XV Palembang, 2014

Irwandi

salah satu faktor prediktor yang meningkatkan resiko melahirkan bayi dengan berat
lahir rendah. Hasil tersebut didukung pula oleh penelitian Budiyanto (2000) di
Madiun Jawa Timur yang juga menemukan kenyataan bahwa ukuran LILA ibu hamil
merupakan faktor risiko yang menyebabkan bayi berat lahir.9
Status gizi ibu hamil bisa diketahui dengan mengukur LILA, bila kurang dari
23,5 cm maka ibu hamil tersebut termasuk KEK. Ini berarti ibu sudah mengalami
keadaan kurang gizi dalam jangka waktu yang telah lama, bila ini terjadi maka
kebutuhan nutrisi untuk proses tumbuh kembang janin menjadi terhambat, akibatnya
melahirkan bayi BBLR.9 Penelitian Thame (2000) di Kingston, Jamaika menyimpulkan
bahwa status gizi ibu mempunyai keterkaitan erat terhadap berat bayi lahir.
Penemuan tersebut didukung oleh penelitian Bhargava (2000) yang menyatakan
bahwa status gizi yang rendah mempunyai korelasi dengan BBLR. Penelitian serupa
juga diungkapkan oleh Merchant (1999) yang menyatakan bahwa status gizi adalah
salah satu hal yang menjadi pertimbangan penting sebagai indikator terhadap hasil
kelahiran (birth outcome).9 Implikasi ukuran LILA terhadap berat bayi lahir adalah bahwa
LILA menggambarkan keadaan konsumsi makanan terutama konsumsi energi dan
protein dalam jangka panjang. Kekurangan energi secara kronis ini menyebabkan ibu
hamil

tidak

mempunyai

cadangan

zat

gizi

yang

adekuat untuk menyediakan

kebutuhan fisiologi kehamilan yakni perubahan hormon dan meningkatkan volume


darah untuk pertumbuhan janin, sehingga suplai zat gizi pada janin pun berkurang
akibatnya pertumbuhan dan perkembangan janin terhambat dan lahir dengan berat yang
rendah.10
Dari grafik 5.2 terlihat bahwa rata-rata berat lahir bayi meningkat jika IMT ibu
hamil meningkat. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan rata-rata berat lahir bayi di antara kelompok IMT ibu hamil ibu sedang dan
tinggi dengan nilai signifikansi 0.489 (p >0.05). Nilai korelasi Spearman adalah +0.083,
artinya, dengan bertambahnya IMT ibu hamil maka berat bayi semakin besar. Namun
secara statistic hubungan tersebut tidak bermakna. Hasil penelitian ini berbeda dengan
penelitian Erika (2011) yang melaporkan adanya hubungan signifikan berkorelasi positif
antara IMT prahamil ibu dengan berat lahir bayi. Perbedaan ini, bias disebabkan oleh
banyak factor diantaranya adalah jumlah sampel yang sedikit, dan distribusi sampel yang
tidak homogen. 11

Full Paper KONICA XV Palembang, 2014

Irwandi

BABA V
PENUTUP

Full Paper KONICA XV Palembang, 2014

Irwandi

5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dapat disimpulkan:
1. Terdapat hubungan signifikan antara ukuran LILA ibu hamil dengan berat bayi lahir
di RS. Dr. M. Djamil Padang
2. Terdapat korelasi yang rendah antara ukuran LILA ibu hamil dengan berat bayi
lahir di RS. Dr. M. Djamil Padang
3. Tidak ada hubungan yang signifikan antara IMT ibu hamil dengan berat bayi lahir
di RS. Dr. M. Djamil Padang
5.2. Saran
Untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang serupa atau berkaitan dengan
penelitian ini, penulis menyarankan supaya dilakukan penelitian lebih lanjut dengan masa
pengamatan yang panjang dengan jumlah sampel yang lebih besar sehingga hasil yang
didapatkan lebih akurat

DAFTAR PUSTAKA

Full Paper KONICA XV Palembang, 2014

1.

Irwandi

Saimin, Juminten. Manoe, Murah, 2006. Hubungan Antara Berat Badan Lahir
Dengan Status Gizi Ibu Berdasarkan Ukuran Lingkar Lengan Atas, Makassar :

2.

Bagian Obstetri Dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin


Arisman (ed), 2010. Gizi Wanita Hamil. Dalam Gizi Dalam Daur Kehidupan, Ed 2,

3.

Jakarta EGC, Hal 5-8


Satriono. 2002. Dasar-dasar penilaian gizi, Diktat Ilmu Gizi. Bagian Ilmu Gizi

4.

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin : Makassar.


Godhia M, Nigudkar M, and Desai R. Associations Between Maternal Nutritional
Characteristics and the Anthropometric Indices of Their Full-term and Pre-term

5.

Newborns. Pak. J. Nutr., 11 (4): 343-349, 2012


Tang AM, Dong K, Deitcjler, Chung M, Manasseh ZM, Tumilowics A, et al. Use of
Cutoffs for Mid-Upper Arm Circumference (MUAC) as an Indicator or Predictor
of Nutritional and Health-Related Outcomes in Adolescents and Adults: A

6.

Systematic Review. Washington Fanta. 2013


VerversMJ,
Antierens
A,
Sacki
A,

Staderini

N,

Captier

V.

Wich Anthropometric Indicators Identify Pregnant Woman as Acutely Malnourishe


d and

Predict Adverse Birth Outcomes in theHumanitarian Context?

7.

June 7, 2013 Research article


Lubis, Z. Gizi Ibu Hamil

8.

Bogor : Program Pascasarjana / S3


Institut
Pertanian. 2003
Depkes RI. Program Perbaikan Gizi Menuju Indonesia Sehat 2010. Direktorat

9.

Bina Gizi Masyarakat. Jakarta. 2000


Mutalazimah. Jurnal Penelitian Sains Dan Teknologi, Volume 6, No 2 : 114

10.

126. Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Muhammadiyah. Surakarta. 2005


Depkes RI. Makanan Ibu Hamil. Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Jakarta. 1996

dan

Bayinya,

Lampiran

Frequencies

Pengantar

Falsafah

Sains :

Full Paper KONICA XV Palembang, 2014

Irwandi

Statistics
N

Valid
Missing

Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Minimum
Maximum

LILA

BMI

71
0
25.070
25.000
24.0
2.1252
21.0
35.0

71
0
23.030
22.200
22.2
3.3954
18.2
37.5

BB bayi
71
0
2973.24
3000.00
2800
666.271
1300
5000

NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
Normal Parameters a,b
Most Extreme
Differences

Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative

Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)

LILA

BMI

71
25.070
2.1252
.166
.148
-.166
1.402
.039

71
23.030
3.3954
.182
.182
-.130
1.532
.018

BB bayi
71
2973.24
666.271
.087
.065
-.087
.736
.651

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Nonparametric Correlations
Correlations
Spearman's rho

BB bayi

LILA

Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N

BB bayi
1.000
.
71
.365**
.002
71

LILA
.365**
.002
71
1.000
.
71

BB bayi
1.000
.
71
.083
.489
71

BMI
.083
.489
71
1.000
.
71

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Nonparametric Correlations
Correlations
Spearman's rho

BB bayi

BMI

Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N

Curve Fit
1

Full Paper KONICA XV Palembang, 2014

Irwandi

Model Description
Model Name
Dependent Variable
1
Equation
1
Independent Variable
Constant
Variable Whose Values Label Observations in
Plots

MOD_1
BB bayi
Linear
LILA
Included
Unspecified

Case Processing Summary


N
Total Cases
Excluded Casesa
Forecasted Cases
Newly Created Cases

71
0
0
0

a. Cases with a missing value in any


variable are excluded from the analysis.

Variable Processing Summary


Variables
Dependent
Independent
BB bayi
LILA
Number of Positive Values

71

71

Number of Zeros
Number of Negative Values

Number of Missing
Values

0
0

0
0

User-Missing
System-Missing

BB bayi
Linear
Model Summary
R
.473

R Square
.223

Adjusted
R Square
.212

Std. Error of
the Estimate
591.439

The independent variable is LILA.

Full Paper KONICA XV Palembang, 2014

Irwandi

ANOVA

Regression
Residual
Total

Sum of
Squares
6937908
24136247
31074155

df
1
69
70

Mean Square
6937908.410
349800.674

The independent variable is LILA.

Coefficients
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
148.139
33.263
-740.666
836.873

F
19.834

Sig.
.000

B
b
a
y
i

Standardized
Coefficients
Beta
.473

t
4.454
-.885

Sig.
.000
.379

5
0
4
0
3
0
2
0
1
02
0
.2
.02
4
.02
6
.02
8
.03
0
.3
2
.03
4
.0
LILA
(Constant)

L
IA
1

Full Paper KONICA XV Palembang, 2014

Irwandi

Curve Fit
Model Description
Model Name
Dependent Variable
1
Equation
1
Independent Variable
Constant
Variable Whose Values Label Observations in
Plots

MOD_2
BB bayi
Linear
BMI
Included
Unspecified

Case Processing Summary


N
Total Cases
Excluded Casesa
Forecasted Cases
Newly Created Cases

71
0
0
0

a. Cases with a missing value in any


variable are excluded from the analysis.

Variable Processing Summary


Variables
Dependent
Independent
BB bayi
BMI
Number of Positive Values

71

71

Number of Zeros
Number of Negative Values

Number of Missing
Values

0
0

0
0

User-Missing
System-Missing

BB bayi
Linear
Model Summary
R
.145

R Square
.021

Adjusted
R Square
.007

Std. Error of
the Estimate
664.001

The independent variable is BMI.

Full Paper KONICA XV Palembang, 2014

Irwandi

ANOVA

Regression
Residual
Total

Sum of
Squares
652203.1
30421952
31074155

df
1
69
70

Mean Square
652203.147
440897.852

The independent variable is BMI.

Coefficients
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
28.428
23.373
2318.531
544.039

F
1.479

Sig.
.228

B
b
a
y
i

Standardized
Coefficients
Beta
.145

t
1.216
4.262

Sig.
.228
.000

5
0
4
0
3
0
2
0
1
01
5
.02
0
.2
5
.03
0
.3
5
.04
0
.
BMI
(Constant)

B
M
I
1

Full Paper KONICA XV Palembang, 2014

Irwandi

You might also like