Professional Documents
Culture Documents
dengan poin pertama, dimana seorang Medik harus dinamis terhadap segala perubahan situasi. Untuk suatu permasalahan yang sama,
di lapangan nantinya bisa saja aplikasinya berbeda-beda, dikarenakan implementasi dari pemahaman akan teori yang berbeda-beda.
Oleh karena itu, dibutuhkan suatu standardisasi aplikasi teori medik di lapangan.
4. Waspada
Waspada berarti berhati-hati dan bersikap siaga. Seorang Medik haruslah bersikap waspada, dengan melihat situasi dan
kondisi di sekitarnya dan di sekitar orang yang membutuhkan pertolongannya. Tanpa sikap waspada, yang ada hanyalah
kesembronoan, yang justru dapat mengakibatkan sesuatu yang jauh lebih fatal dampaknya, baik untuk orang lain, ataupun untuk
dirinya sendiri. Kewaspadaan juga berarti memperhatikan sekeliling dengan seksama, karena seorang Medik tidak akan pernah tahu
apa yang akan terjadi, sehingga haruslah senantiasa mempersiapkan diri untuk situasi terburuk.
5. Berpikir Jernih
Walaupun seorang Medik dituntut untuk bekerja dengan cepat dan tepat, namun itu semua tidak berarti jika seorang Medik
tidak dapat berpikir dengan jernih. Berpikir jernih berarti seorang Medik harus tenang dan tidak panik, serta fokus terhadap apa yang
ditanganinya. Seorang Medik juga harus mampu menenangkan orang yang ditanganinya, sehingga kinerjanya dapat lebih maksimal.
6. Profesional
Profesional berarti memerlukan keahlian khusus untuk mengerjakan sesuatu sesuai bidangnya. Seorang Medik harus bersikap
profesional dalam setiap tindakannya dalam menangani orang yang membutuhkan pertolongannya, yang berarti bahwa harus
bertindak sesuai dengan prosedur dan etika yang berlaku pada pertolongan pertama Medik. Salah satu etika dalam pertolongan
pertama bagi seorang Medik adalah harus memperkenalkan diri dulu sebagai seorang Medik. Selain itu, jika tidak dalam situasi yang
sangat darurat dan membutuhkan penanganan sesegera mungkin, maka seharusnya korban laki-laki harus ditangani oleh Medik lakilaki, dan perempuan harus ditangani oleh Medik perempuan.
7. Fisik Prima
Salah satu elemen penting yang harus dimiliki oleh seorang panitia lapangan adalah fisik yang prima. Termasuk seorang Medik,
harus memiliki fisik yang prima. Dalam kerjanya di lapangan nanti, seorang Medik dituntut untuk lebih sehat daripada yang
ditanganinya. Selain itu, karena kinerja Medik sangat menguras stamina, maka fisik yang prima adalah salah satu poin wajib yang
harus dimiliki oleh seorang Medik. Mampu berlari dalam jarak yang jauh sambil menenteng ransel berisi penuh dengan perlengkapan
medik, ataupun mampu mengangkat seseorang yang membutuhkan pertolongan medik dengan tandu, adalah contoh kinerja lapangan
Medik yang membutuhkan fisik yang prima.
8. Kepedulian dan Empati
Seorang Medik yang baik tidak hanya merupakan Medik yang mampu menolong seseorang yang membutuhkannya dengan
cepat dan tepat, namun juga mampu menenangkan korban yang ditanganinya. Walaupun kondisi orang yang ditanganinya cukup
parah, seorang Medik tidak boleh menunjukkan ketakutan dan kekhawatirannya di depan korban. Seorang Medik harus senantiasa
menyemangati dan menenangkan korbannya agar korban merasa tenang dan nyaman karena sedang dalam penanganan oleh seorang
Medik yang ahli di bidangnya.
Modul 2 Pertolongan Pertama
Pertolongan pertama adalah pertolongan yang dilakukan secara langsung di lapangan kepada korban sesaat setelah terjadi
kejadian. Pertolongan pertama sangat penting untuk menyelamatkan nyawa korban mengingat pertolongan lanjutan (dari tenaga
yang lebih ahli) datang terlambat. Oleh sebab itu, dibutuhkan prosedur pertolongan pertama yang cepat dan tepat untuk
memberikan efek yang maksimal. Hal-hal penting dalam melakukan pertolongan pertama.
1.
Cek Kesadaran
Pengecekan kesadaran dapat dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya:
1.
2.
3.
4.
Menyapa Korban
Menyentuh Korban
Meniup udara ke mata korban
Mengibaskan tangan di depan mata korban
Jika korban sadar, korban akan merespons dengan membalas sapaan, berkedip, dll. Jika korban dapat dipastikan sadar, tidak
diperlukan cek breathing atau cek circulation karena kesadaran menandakan cek breathing berhasil dan cek circulation berhasil.
2.
Cek Sekunder
Cek sekunder ialah cek yang dilakukan untuk mendeteksi keberadaan perubahan
struktur fisik korban akibat suatu kejadian seperti patah tulang, bengkak, dll. Pengecekan dilakukan dengan kedua ibu jari yang
diletakkan mulai dari kepala sampai ke kaki untuk mendeteksi adanya ketidaksimetrisan yang bisa berarti patah tulang, luka dalam,
bengkak, dll. Ketidaksimetrisan yang mungkin terjadi ialah sebagai berikut.
3.
Pertolongan Penyadaran
Pertolongan ini berfungsi untuk memberikan kesadaran bagi korban. Sebelumnya pastikan korban sudah lolos cek breathing
dan cek circulation. Prosedur yang dilakukan untuk meningkatkan kesadaran korban adalah sebagai berikut.
4.
Cek Breathing
Pengecekan ini dilakukan untuk melihat apakah sistem respirasi korban berfungsi dengan normal. Pengecekan dilakukan
dengan prosedur sebagai berikut.
5.
Pertolongan Breathing
Jika tidak ditemui tanda-tanda respirasi pada korban, lakukan pertolongan breathing dengan prosedur sebagai berikut.
6.
Cek Circulation
Pengecekan ini dilakukan untuk mengetahui apakah sistem sirkulasi darah korban bekerja dengan normal. Pengecekan ini
dilakukan dengan prosedur sebagai berikut.
7.
Cari lokasi denyut nadi korban. Beberapa tempat yang mudah ialah pergelangan tangan, leher, pelipis, pergelangan kaki,
selangkangan.
Raba dan rasakan denyut nadi di lokasi denyut nadi korban tadi dengan
menggunakan 3 jari (jari telunjuk tengah manis).
Hitunglah jumlah denyut yang terasa selama 1 menit.
Jumlah denyut nadi manusia normal ialah 70-100 denyut nadi per menit.
Alasan kecepatan? Hitung denyut nadi dalam 6 detik. Gunakan ekspektasi.
8.
Letakkan tangan pada taju pedang sekitar 4 atau 3 jari dari ujung taju.
Pada tempat tersebut, letakkan kedua tangan di atas tempat tersebut.
Sejajarkan pundak di atas tangan dan luruskan kedua sikut, gunakan berat
badan untuk melakukan penekanan pada dada.
Lakukan 30 tekanan (dengan laju sekitar 100 tekanan per menit). Lakukan
sambil dihitung dengan cepat dan tepat (1 ribu, 2 ribu, dst). Tekanan
dilakukan sampai 1.5-2 inci tiap tekanan.
Dengan menekan kepala korban ke belakang, jepit hidung korban, dan
berikan 2 hembusan napas buatan.
Lakukan Langkah 4-5 sebanyak lima kali. Sekitar 2 menit.
Cek kembali sirkulasi dan pernapasan. Jika korban masih belum menunjukkan
tanda-tanda pernapasan dan sirkulasi, kembali lakukan RJP sampai muncul
tanda-tanda atau sampai datang pertolongan yang lebih ahli (ambulans /
paramedik).
Cek KOMPAK
Jika korban telah sadar,tanyakan hal-hal penting yang akan dibutuhkan oleh pertolongan lanjutan. Gunakan prosedur KOMPAK
untuk menanyakan hal-hal penting tersebut.
K Keluhan Yang dirasakan korban
O Obat Yang biasa digunakan korban
M Makanan Yang dikonsumsi korban sebelumnya
P Penyakit Yang sedang diderita korban
A Alergi yang dimiliki korban
K Kronologi Yang dialami korban
Jangan lupa untuk menanyakan identitas korban bersama-sama catatan prosedur KOMPAK tersebut. Prosedur ini dilakukan
sesuai dengan kejadian yang dialami. Misalnya, jika korban terjatuh dari tangga, tidak perlu ditanyakan obat, makanan, alergi
yang diderita korban; cukup tanyakan bagian mana yang sakit (keluhan), dsb. Selagi melakukan Cek KOMPAK, ada baiknya
dilakukan pula cek Sekunder meskipun korban sadar. Perhatikan memar, pendarahan dalam, pendarahan luar, luka, dll.
9.
Pertolongan Pertama
Setelah semua pengecekan dan pertolongan selesai dilakukan, korban dapat dipastikan sudah sadar. Pertolongan selanjutnya
yang dapat dilakukan ialah pemberian obat/ vitamin dasar. Jika tidak paham, serahkan pada tenaga ahli seperti dokter di
puskesmas/ tempat kesehatan terdekat. Untuk istirahat, posisikan korban dalam posisi ternyaman istirahat yaitu posisi recovery.
PENYAKIT
Pingsan
dan Tidak
Sadar
GEJALA
Hilangnya kesadaran
sejenak. Sebelum pingsan,
seseorang biasanya
merasakan perasaan pusing,
berkunang-kunang, tidak
enak badan, atau mual.
PENYEBAB
PENANGANAN
4.
5.
6.
7.
8.
Asma
1. Kesulitan bernapas,
terutama menghela
napas.
2. Terdengar suara
berdecit atau suara
napas lainnya.
3. Kesulitan berbicara.
4. Kulit pucat, terutama
bagian bibir.
5. Keadaan tertekan.
Pusing dan pening
menyebabkan kesulitan
masuknya oksigen ke
tubuh.
1.
2.
3.
4.
5.
Mimisan
Alergi
Pusing,
Vertigo,
dan Nyeri
Kepala
1. Istirahatkan korban
2. Beri minuman hangat
3. Beri obat bila perlu
Kehilangan
keseimbangan tubuh
Lemas
Darah
Rendah /
Hipotensi
Darah
Tinggi /
Hipertensi
Maag
. Istirahatkan korban
2. Beri minuman
3. Beri obat bila perlu
4. Atur pola minumnya agar korban bisa buang air kecil dengan
lancar secara intens
dan sebanyak yang dibutuhkan untuk menormalkan kondisinya.
1.
2.
3.
4.
. Istirahatkan korban
Beri minuman hangat atau pocari sweat
Beri obat bila perlu
Atur pola minumnya agar korban tidak membuang air kecil
sebanyak pada saat ia
5. sakit sebelumnya
Beri obat maag kemudian beri biscuit regal dan usahakan agar
biscuit tersebut di emut sebelum ditelah dan usahakan tidak
digigit.
Pantangan bagi penderita sakit maag :
Hindari makanan yang banyak mengandung gas, seperti
lemak, sawi, kol, nangka,
pisang ambon, kedondong, buah yg dikeringkan dan minuman
bersoda
Hindari makanan yg merangsang keluarnya asam lambung,
seperti kopi, minuman
beralkohol 5-20\%, anggur putih dan sari buah sitrus
Hindari makanan yg sulit dicerna, yg membuat lambung
lambat kosong misal
makanan berlemak, kue tart, keju
Kram
1. Istirahatkan
2. Posisi nyaman
3. Relaksasi
4. Pijat berlawanan arah dengan kontraksiyaitu pendarahan
yang terjadi di lapisan
bawah kulit akibat dari benturan keras.
. Kompres dingin
2. Balut tekan
3. Tinggikan bagian luka
10
Keseleo
jatuh
1.
2.
3.
4.
11
Luka
kekerasan/injury.
Gejala :
Terbukanya kulit
Pendarahan
Rasa nyeri
12
Patah
Tulang /
Fraktura
13
Luka Bakar
Hipotermi
a
15
Keracunan
Makanan
Mual, muntah
Keringat dingin
Wajah pucat / kebiruan
16
Gigitan
Serangga
Menggigil/gemetar
Perasaan melayang
Nafas cepat, nadi lambat
Pandangan terganggu
Reaksi manik mata
terhadap rangsangan
cahaya lambat
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
Perhatian :
Dalam hal sengatan lebah, pertama cabutlah sengat-sengat itu
tapi jangan menggunakan
kuku atau pinset, coba korek sengat itu dengan mata pisau
bersih atau dengan
mendorongnya ke arah samping. Lalu, balutlah bagian yang
tersengat dan basahi dengan
larutan garam.
sangat menyakiti.
17
18
Jantung
1. Nyeri di dada
2. Tertekan di tengah dada
selama 30 detik sampai
5 menit.
3. Keringat dingin
4. Berdebar dan pusing
5. Merasa mau pingsan
Nyeri dada
Nama Obat
Kasa
Fungsi
Menutup luka besar atau kecil, menutup bagian lukaagar
kuman tidak menginfeksi saluran darah/pembuluh darah
yang terbuka.
Cara Memakai
Setelah luka dicuci terlebih dahulu, kemudian diberi betadim, luka
ditutup dengan kasa yang telah digulung beberapa lipat dengan tujuan
darah tidak cepat merembes ke permukaan luar dan direkatkan dengan
plester di bagian ujung dan ujung lamanya.
Kapas
Alcohol
Rivanol
Tandu
Oxycan
Pondstan/Fe
minax
Plester
gulung
mitela
Minyak kayu
putih
Antacid
Oleskan pada bagian tubuh yang sakit, gatal-gatal, atau bagian yang
memerlukan rasa hangat.
Minum 1 tablet, 2-3 kali sehari.
Paracetamol
CTM/Dextami
n
Troches
Vitamin C
Betadin
Bidai
menetralkan kelebihan
asam lambung.
Melegakan sakit kepala,
sengal-sengal, demam,
sakit-sakit ringan lainnya.
Paracetamol juga berfungsi
untuk resep obat analgesic
salesma dan flu.
Anti-alergi, meredakan
demam parah akibat
radang pada selaput lender
hidung dan tenggorok,
pandangan kulit akibat
alergi melalui pernapasan
atau makanan dan
sentuhan.
Meredakan perih
tenggorokan/ radang
tenggorokkan
Meningkatkan daya tahan
tubuh
Mencegah timbulnya infeksi
pada luka, kompres luka
bernanah
Mencegah pergerakkan/
pergeseran tulang yang
patah, memberikan istirahat
pada anggota badan yang
patah, mengurangi rasa
sakit, mempercepat
penyembuhan, mengurangi
beban sendi, menstabilkan
sendi, mengurangi gerak
Diminum
Panadol/
Decolgen
Plester
Trombopop
Counterpain
Visin
Koyo
Salep Luka
bakar
Inhaeler
Susu/air
kelapa
Balsem
Geliga
Teh / kopi
Diminum seperlunya
Diminum seperlunya