You are on page 1of 6

Laporan Kelompok B

Matakuliah: Ekonomi Sumber Daya Manusia


Mobilitas dan Migrasi Penduduk
Nama Anggota Perumus:
1.
2.
3.
4.

Didin Wahyudin (20100430009)


Muhammad Samsul Maryandi (20100430008)
Abi Setya Kusuma
Ghozali Mardiansyah

Ringkasan Materi:
A. Perkembangan Pemikiran Migrasi Penduduk
Pada dasarnya mobilitas penduduk adalah pergerakan penduduk secara geografi. Terdapat
dua kategori mobilitas, yaitu mobilitas permanen dan non permanen. Perbedaannya terletak pada
tujuan pergeakan tersebut. Menurut Lewis, Fei dan Rannis (Teori LFR atau Lewis-Fei-Rannis)
menyatakan bahwa perpindahan penduduk pada dasarnya terjadi karena adanya perbedaan antara
sektor kota yang modern dan sektor desa yang tradisional. Menurut Todaro (1970), dimana orang
akan pindah atau migrasi dari desa ke kota karena mengharapkan pendapatan yang lebih tinggi.
Perbedaan pendapat antara daerah pedesaan dan perkotaan inilah yang menyebabkan mobilitas
penduduk dari daerah ke perkotaan.
Namun dalam perkembangannya terdapat beberapa kritikan dari Naim (1974) yang
mengemukakan bahwa kecendrungan suku misalnya pada suku Minangkabau untuk bermigrasi
karena telah terjadi kebiasaan dan melembaganya sistem sosial suku bangsa tersebut atau bisa
dikatakan adanya faktor tradisi. Pendapat Naim ini juga mendapat kritikan bahwasanya
terjadinya kebiasaan dan kelembagaan sistem sosial yang terbentuk itu disebabkan oleh
permasalahan ekonomi.
Menurut Lein (1983) mengidentifikasi mobilitas dan migrasi penduduk dengan
pendekatan makro dan mikro, dengan aspek-aspek makro atas beberapa bagian utama, yaitu yang
berkaitan dengan tempat atau daerah, struktur sosial ekonomi, faktor demografi serta
1

kelembagaan (kebijakan). Sedangkan aspek mikro disebabkan oleh beberapa model seperti
model-model manusia, model motivasi atau pengambilan keputusan untuk pindah.
Sedangkan Menurut Boque, adanya mobilitas dan migrasi penduduk disebabkan oleh
beberapa variabel menjadi beberapa kelompok. Pertama yang berkaitan dengan kondisi-kondisi
ekonomi seperti adanya investasi modal, perubahan teknologi, dan pembagian kesejahteraan.
Kedua, migrasi akan menstimulus keadaan seperti adanya peningkatan perwakinan, penawaran
tenaga kerja dan bencana alam. Ketiga adalah adanya faktor biaya pindah, hubungan dengan
teman, dan informasi yang semakin berkurang mengenai daerah asal. Lee dalam teori migrasinya
mengemukakan bahwa yang mendorong orang untuk pindah bukan hanya ditentukan oleh faktorfaktor nyata yang terdapat di daerah asal dan tujuan saja, tetapi lebih dari itu terutama ditentukan
oleh persepsi orang terhadap faktor-faktor tersebut. Dan disimpulkan terdapat empat faktor yang
mempengaruhi mobilitas dan migrasi penduduk, yaitu faktor-faktor didaerah asal, faktor yang
terdapat didaerah tujuan, faktor penghalang antara dan faktor pribadi dari individu sendiri.
Dan dari beberapa uraian beberapa peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
empat karakteristik dalam migrasi desa-kota, yaitu:
1. Adanya rangsangan oleh pertimbangan ekonomi yang rasional yang mencakup biaya
dan keuntungan baik dari segi finansial maupun pfikologi.
2. Adanya keputusan untuk melakukan migrasi tergantung kepada perbedaan tingkat
upah nyata antara pedesaan dan perkotaan.
3. Adanya kemungkinan untuk memperoleh pekerjaan di perkotaan berhubungan
terbalik dengan tingkat pengangguran di perkotaan.
4. Tingginya tingkat pengangguran di perkotaan merupakan suatu fenomena yang tidak
dapat dihindari, terutama pada negara yang memiliki kelebihan tenaga kerja (negara
berkembang).
Migrasi di Indonesia dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti tingkat pengangguran, upah,
jarak proporsi penduduk daerah dan perkotaan. Umumnya mobilitas dinegara-negara
berkembang lebih tinggi daripada negara maju. Dari mobilitas dan migrasi yang terjadi di
beberapa daerah terdapat beberapa dampak baik positif maupun dampak negatif yang
ditimbulkan. Seperti dampak negatifnya, yaitu semakin bertambahnya (meledaknya) penduduk
di daerah tujuan, terjadinya peningkatan kriminalitas dan semakin tingginya tingkat persaingan
2

tenaga kerja akibat kelebihan penawaran. Sedangkan dampak positif dari mobilitas migrasi
penduduk adalah tercapainya pembangunan ekonomi bila terdapat sumber daya manusia yang
bekerja secara optimal, tersedianya penyedia atau penawaran tenaga kerja bagi perusahaan atau
badan usaha lainya.
Dari materi diatas, berikut ini pertanyaan oleh tim pembahas:
1. Putri Mulia : Lebih dominan mana antara dampak positif atau negatif dari mobilitas dan
migrasi penduduk pada negara berkembang?
2. Dessi : Bagaimana pendapat anda dengan migrasi yang dilakukan oleh warga Rohingya?
3. Jo: Apa korelasi antara mobilitas dan migrasi dalam pembangunan kaitannya dengan
kesejahteraan?

Soal dan Jawaban:


1. Putri Mulia : Lebih dominan mana antara dampak positif atau negatif dari mobilitas dan
migrasi penduduk pada negara berkembang?
Opissien Yudisius : Mobilitas dan migrasi di Negara berkembang lebih didominasi dari
permasalahannya di bandingkan dengan dampak positifnya, karena keterbatasan kemapuan
penyediaan lapangan pekerjaan dan berbagai fasilitas umum di kota, seperti masalah
pemukiman, kesejahteraan, kesehatan, sanitasi dan pengelolaan sampah domestik, masalah
pencemaran udara dan kriminalitas. Untuk mengirangi arus migrasi desa-desa ke kota Jakarta,
pemerintah harus melakukan desentralisasi pembangunan, dengan harapan dapat menumbuhkan
pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di daerah-daerah sehingga arus migrasi tidak terpusat ke
kota besar seperti Jakarta dan Jawa. Selain itu dilakukan peningkatan produktivitas sektor
pertanian, sehingga penduduk desa kembali tertarik untuk berusaha di bidang pertanian dan
tinggal di desa.
Muhammad Samsul Maryandi: Mobilitas penduduk selama ini belum memperoleh perhatian
dari pemerintah. Padahal mobilitas penduduk mempunyai peran yang sangat signifikan dalam
mempengaruhi laju pertumbuhan dan struktur penduduk di suatu wilayah. Selain itu mobilitas
penduduk juga mempunyai peran terhadap pengembangan wilayah, pembangunan sosial
ekonomi dan budaya di wilayah yang bersangkutan. Di Indonesia ketika laju pertumbuhan
3

penduduk sudah bisa diturunkan dengan pengendalian kelahiran dan kematian dari program KB,
mobilitas penduduk mulai memperoleh perhatian. Hal ini erat kaitannya dengan berbagai
masalah yang akhir-akhir ini terjadi seperti terorisme, konflik sosial, konflik antar suku yang
semua disebabkan oleh mobilitas penduduk yang semakin meningkat.
2. Dessi : Bagaimana pendapat anda dengan migrasi yang dilakukan oleh warga Rohingya?
Febrina Tirza: Fenomena migrasi masyarakat menjadi salah satu persoalan dalam
pembangunan kependudukan Indonesia. Tanpa adanya kebijakan pengarahan mobilitas
penduduk, migrasi dapat menimbulkan konflik sosial dan komunal. Sehingga berdampak pada
melemahnya ketahanan nasional, mobilitas penduduk tidak hanya terjadi karena hanya alasan
ekonomi. Tapi juga alasan kerawanan bencana. Seperti dampak pemanasan gobal yang
menyebabkan naiknya permukaan air laut. Sehingga dalam waktu yang panjang akan mendorong
terjadinya imigrasi secara massif dari wilayah pesisir ke daratan. Kondisi geografis Indonesia
yang strategis karena terdiri atas banyak pulau, menyebabkan fenomena manusia perahu atau
human trafficking sulit dihindari. Jika tidak ditanggulangi dengan baik, migrasi antar negara
melewati Indonesia akan menimbulkan potensi kerawanan,
Aby Setyo Kusumo: Daya dorong menyebabkan orang pergi ke tempat lain, misalnyakarena di
daerah itu tidak tersedia sumber daya yang memadai untuk memberikan jaminan kehidupan,
yang biasanya tidak terlepas dari kemiskinan dan pengangguran. Sedangkan daya tarik
wilayah meliputi peluang ekonomi, perbedaan upah maupun fasilitas pelayanan publik, yang
menarik seseorang untuk memutuskan pindah ke wilayah tersebut. Selain daya dorong dan daya
tarik terdapat pula faktor antara yang mempengaruhi keputusan seseorang untuk pindah ke tepat
lain, misalnya kebijakan pemerintah, kondisi sosial politik dan lain sebagainya. Seperti kata
Todaro tadi, migrasi lebih banyak disebabkan oleh faktor ekonomi.
3. Jo:Apa korelasi antara mobilitas dan migrasi dalam pembangunan kaitannya dengan
kesejahteraan?
Ghazali Mardiansyah: Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas
penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk
ada yang bersifat nonpermanen (sementara) misalnya turis baik nasional maupun internasional,
dan ada pula mobilitas penduduk permanen (menetap). Mobilitas penduduk permanen disebut
4

migrasi. Migrasi Penduduk / migrasi manusia adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke
daerah lain, berjarak jauh dan terbentuk dalam kelompok yang besar yang tujuannya adalah
menetap di suatu daerah. Migrasi penduduk merupakan kejadian yang mudah dijelaskan dan
tampak nyata dalam kehidupan sehari-hari, namun pada prakteknya sangat sulit untuk mengukur
dan menentukan ukuran bagi migrasi itu sendiri. Hal itu disebabkan karena hubungan antara
migrasi dan proses pembangunan yang terjadi dalam suatu negara/daerah saling mengkait.
Umumnya migrasi penduduk mengarah pada wilayah yang subur pembangunan ekonominya,
karena faktor ekonomi sangat kental mempengaruhi orang untuk pindah.
Didin Wahyudin: Migrasi sebenarnya merupakan suatu reaksi atas kesempatan ekonomi pada
suatu wilayah. Pola migrasi di negara-negara yang telah berkembang biasanya sangat rumit
(kompleks) menggambarkan kesempatan ekonomi yang lebih seimbang dan saling
ketergantungan antar wilayah di dalamnya. Sebaliknya di negara-negara berkembang biasanya
pola migrasi menunjukkan suatu polarisasi, yaitu pemusatan arus migrasi ke daerah-daerah
tertentu saja, khususnya kota-kota besar. Migrasi ini juga merefleksikan keseimbangan aliran
sumber daya manusia dari suatu wilayah ke wilayah lainnya.
Arini Dian Rukmana: Migrasi memengaruhi perubahan jumlah penduduk suatu wilayah. Selain
itu, migrasi juga membawa dampak yang besar dalam kehidupan, baik dampak positif maupun
negatif. Dampak positif yang menguntungkan di antaranya adalah hal-hal berikut.

Terjadi transfer ilmu, teknologi, dan budaya, baik dari kota ke desa ataupun dari negara
lain.

Terjadi ikatan yang kuat antara dua daerah.

Terjadi pemerataan taraf ekonomi.

Ketersediaan tenaga kerja di suatu daerah dan proses pembangunan berjalan lancar.

Febrina Tirza: Dampak negatif muncul terutama jika terjadi tingkat migrasi yang tidak
seimbang (antara migrasi masuk dan migrasi keluar). Dampak negatif juga dapat muncul jika
terjadi berbagai masalah kependudukan lain terkait dengan berlebihannya jumlah urban di suatu
kota. Beberapa dampak negatif migrasi antara lain, sebagai berikut.
5

1. Pembangunan suatu daerah terhambat dan produktivitas menurun karena minimnya tenaga
kerja produktif. Misalnya:

lahan pertanian terbengkalai karena tenaga produktifnya berurbanisasi;

orang beramai-ramai menjadi TKI, sementara yang tinggal di desa hanya tenaga-tenaga
tidak produktif sehingga terjadinya kekurangan tenaga kerja di daerah tersebut.

2. Muncul masalah kepadatan penduduk di daerah tujuan migrasi dan berdampak pada masalah
perumahan. Misalnya, muncul banyak permukiman kumuh.
3. Muncul masalah pengangguran yang berdampak pada meningkatnya kriminalitas.Contoh:
banyak orang datang ke kota tanpa bekal keterampilan sehingga tidak mendapatkan
pekerjaan
kota yang dituju sudah tidak memerlukan tenaga kerja tambahan.
4. Timbul berbagai masalah kependudukan. Misalnya, krisis hubungan antarnegara karena
masalah keimigrasian (tenaga kerja, imigran gelap, dan sebagainya) atau masalah hubungan
berbagai etnis di daerah urban.

You might also like