Professional Documents
Culture Documents
R
DENGAN DIAGNOSA MEDIS ASFIKSIA BERAT
DI BANGSAL PERINATOLOGI MELATI
RSUD WONOSARI
Disusun untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Keperawatan Anak II
Disusun oleh
Vinda Astri Permatasari
P07120112080
LEMBAR PENGESAHAN
Tingkat 3 Reguler B
Telah mendapatkan persetujuan pada tanggal
Oktober 2014
Disusun Oleh :
Vinda Astri Permatasari
NIM. P07120112080
Mengetahui,
Pembimbing Pendidikan
Pembimbing Lapangan
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN ASFIKSIA
Suatu keadaan bayi baru lahir yang mengalami gangguan tidak bernapas
secara spontan dan teratur setelah lahir. Asfiksia dapat terjadi selama kehamilan
atau persalinan (Sofian, 2012).
Asfiksia neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal
bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir (Sarwono, 2011).
Asfiksia neonatarum adalah suatu keadaan dimana saat bayi lahir
mengalami
gangguan
pertukaran
gas
dan
kesulitan
mengeluarkan
Nilai 0
Nilai 1
Nilai 2
Warna
Warna kulit
Seluruh
badan normal
(Appearance)
kulit
tubuh Warna
merah
kulit,
tubuh,
sianosis
Denyut
jantung
Tidak ada
(Pulse)
Respon
refleks
terhadap
(Grimace)
Tonus otot
stimulasi
Lemah atau tidak
(Activity)
ada
Meringis
atau
atau
bersin
batuk
saat
Pernafasan
(Respiration)
Tidak ada
Lemah
teratur
atau
tidak Menangis
pernafasan
kuat,
baik
dan
teratur
(Sumber : Prawirohardjo, 2002)
Tabel 2. Klasifikasi Derajat Vitalitas Bayi Baru Lahir menurut APGAR Score
Klasifikasi
Nilai
Derajat Vitalitas
APGAR
7-10
4-6
aktif
Pernafasan tidak teratur, megap-
0-3
kurang
Tidak ada pernafasan
Asfiksia Sedang
C
Asfiksia Berat
D
Fres Stillbirth (Bayi Lahir mati)
(Sumber : Carpenito, 2007)
C. ETIOLOGI
Beberapa kondisi tertentu pada ibu hamil dapat menyebabkan gangguan
sirkulasi darah uteroplasenter sehingga pasokan oksigen ke bayi menjadi
berkurang yang mengakibatkan hipoksia bayi di dalam rahim dan dapat berlanjut
menjadi asfiksia bayi baru lahir. Beberapa faktor tertentu diketahui dapat menjadi
penyebab terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir, diantaranya adalah (Nurarif &
Kusuma, 2013):
1. Faktor ibu
a) Preeklampsia dan eklampsia
b) Pendarahan abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta)
c) Partus lama atau partus macet
d) Demam selama persalinan Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)
e) Kehamilan lewat waktu (sesudah 42 minggu kehamilan)
2. Faktor Tali Pusat
a) Lilitan tali pusat
b) Tali pusat pendek
c) Simpul tali pusat
d) Prolapsus tali pusat
3. Faktor Bayi
a) Bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan)
b) Persalinan dengan tindakan (sungsang, bayi kembar, distosia bahu,
ekstraksi vakum, ekstraksi forsep)
c) Kelainan bawaan (kongenital)
d) Air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan)
D. MANIFESTASI KLINIS
Asfiksia
neonatarum
biasanya
akibat
dari
hipoksia
janin
yang
Maternal
Uterus
ASFIKSIA (se
Janin kekurangan O2
& kadar CO2 meningkat
Paru-par
Ketidakefektifan ber
G. PATHWAY ASFIKSIA
Napas cepat
Suplai O2 dalam darah
Suplai O
Apneu
Hipoksia organ (jantung, otak paru)
Kerusa
DJJ & TD
sianosis
Kemat
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
Janin tidak bereaksi terhadap rangsangan
Proses kelu
Akral dingin
H. PENCEGAHAN ASFIKSIA
Pencegahan
terhadap
asfiksia
neonatorum
adalah
dengan
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Sirkulasi
Nadi apikal dapat berfluktuasi dari 110 sampai 180 x/menit. Tekanan
darah 60 sampai 80 mmHg (sistolik), 40 sampai 45 mmHg (diastolik).
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan produksi
mukus banyak.
2. Pola nafas tidak
efektif
berhubungan
dengan
hipoventilasi/
hiperventilasi
3. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan
perfusi ventilasi.
4. Risiko cedera berhubungan dengan anomali kongenital tidak
terdeteksi atau tidak teratasi pemajanan pada agen-agen infeksius.
5. Risiko ketidakseimbangan suhu tubuh berhubungan dengan
kurangnya suplai O2 dalam darah.
6. Proses keluarga terhenti berhubungan dengan pergantian dalam
status kesehatan anggota keluarga
K. RENCANA TINDAKAN DAN RASIONALISASI
Diagnosa
Tujuan dan
Intervensi
Keperawatan
Bersihan jalan
Kriteria Hasil
Setelah dilakukan 1. Tentukan
nafas
tindakan
tidak
keperawatan
berhubungan
selama
dengan
keperawatan
produksi mukus
diharapkan
banyak.
nafas
Tujuan
Setelah
proses
jalan
lancar.
Kriteria hasil :
1. Tidak
menunjukkan
dilakukan
oral/
untuk
perawatan
suction tracheal.
optimal
2. Auskultasi suara 2. membantu
nafas
sebelum
mengevaluasi
dan
sesudah
keefektifan upaya
suction
batuk klien
3. Bersihkan daerah 3. meminimaliasi
bagian
tracheal
setelah
suction
penyebaran
mikroorganisme
selesai
demam.
2. Tidak
tindakan
1. pengumpulan data
kebutuhan
efektif
Rasional
dilakukan.
4. untuk mengetahui
4. Monitor
status
menunjukkan
efektifitas
dari
selama proses
oksigen pasien,
cemas.
suction.
keperawatan
3. Rata-rata repirasi
status
keperawatan
diharapkan
jalan
lancar.
nafas
dalam
batas
normal.
4. Pengeluaran
sputum
melalui
jalan nafas.
5. Tidak ada suara
hemodinamik
segera sebelum,
selama
dan
sesudah suction.
nafas tambahan.
Setelah dilakukan 1. Pertahankan
efektif
tindakan
kepatenan
berhubungan
keperawatan
nafas
dengan
selama
melakukan
hipoventilasi.
keperawatan
proses
efektif.
pola
menjadi
Kriteria
lendir.
2. Pantau
status
pernafasan
sesuai
menunjukkan
pola nafas yang
efektif
2. Ekspansi
dada
simetris
3. Tidak ada bunyi
nafas tambahan
4. Kecepatan dan
dan
jalan nafas
batas
kebutuhan.
normal.
guna
meningkatkan
yang
dan
3. Auskultasi
jalan
nafas
untuk
oksigen
bersirkulasi
memperbaiki
status kesehatan
3. membantu
mengevaluasi
mengetahui
keefektifan upaya
adanya
batuk klien
penurunan
dengan
2.
kadar
dengan
ventilasi.
respirasi 4. Kolaborasi
dalam
membersihkan
dengan
oksigenasi
hasil :
1. Pasien
irama
jalan
pengisapan
diharapkan
nafas
1. untuk
4. perubahan
dokter
AGD
dapat
untuk
mencetuskan
pemeriksaan
disritmia jantung.
AGD
dan
pemakaian
alat
bantu nafas
5. Berikan
5. terapi
oksigen
dapat
membantu
oksigenasi
mencegah gelisah
sesuai
kebutuhan.
dispneu, dan
juga
ini
membantu
mencegahedema
Setelah 1.Kaji
bunyi
paru.
paru, 1.membantu
Kerusakan
Tujuan :
pertukaran gas
dilakukan tindakan
frekuensi
nafas,
mengevaluasi
berhubungan
keperawatan
kedalaman
nafas
keefektifan upaya
dengan
selama
ketidakseimban
keperawatan
gan
diharapkan
perfusi
ventilasi.
proses
pertukaran
gas
batuk klien
2.membantu
mengevaluasi
keefektifan upaya
batuk klien
tambahan.
3.perubahan
AGD
3.Pantau hasil Analisa
dapat
paru
Gas
Darah
mencetuskan
batas
disritmia jantung.
nafas
2. Fungsi
dalam
normal
Tujuan :
bunyi
penurunan
Kriteria hasil :
1. Tidak
sesak
cedera
produksi
sputum.
2.Auskultasi
teratasi.
Risiko
dan
berhubungan
dilakukan tindakan
sebelum
dengan anomali
keperawatan
sesudah merawat
kongenital tidak
selama
proses
pemajanan
bayi.
2. untuk mencegah
2.Pakai sarung tangan
keperawatan
infeksi
steril.
diharapkan risiko
nosokomial
cidera
dapat 3.Lakukan pengkajian 3. untuk mencegah
pada
agen-
dicegah.
Kriteria
agen infeksius.
hasil :
1. Bebas
dari
terdeteksi atau
tidak
teratasi
cidera/
dan
nosokomial
keadaan
kebih buruk.
lahir,
tali
yang
perhatikan
pembuluh
komplikasi.
2. Mendeskripsikan
infeksi
darah
pusat
dan
adanya anomali.
4. untuk
4.Ajarkan
keluarga
meningkatkan
tepat dari level
tentang tanda dan
pengetahuan
perkembangan
gejala infeksi dan
keluarga dalam
anak.
melaporkannya
3. Mendeskripsikan
deteksi
awal
pada
pemberi
teknik
suatu penyakit.
pelayanan
pertolongan
5. Meningkatkan
kesehatan.
pertama
5.Berikan
agen
daya tahan tubuh
aktivitas
yang
imunisasi
sesuai
indikasi
(imunoglobulin
hepatitis
dari
vaksin hepatitis
Setelah 1.Hindarkan
pasien 1. untuk
Risiko
Tujuan :
ketidakseimban
dilakukan tindakan
dari
kedinginan
keperawatan
dan
tempatkan
stabil.
berhubungan
selama
pada
lingkungan
dengan
keperawatan
proses
menjaga
yang hangat.
2. untuk mendeteksi
2.Monitor gejala yang
kurangnya
diharapkan
suhu
lebih
awal
berhubungan
suplai O2 dalam tubuh
normal.
perubahan
yang
dengan hipotermi,
darah.
Kriteria Hasil :
terjadi
guna
1. Temperatur
misal
fatigue,
mencegah
badan
dalam
apatis, perubahan
komplikasi
batas normal
warna kulit dll.
3. peningkatan suhu
2. Tidak
terjadi 3.Monitor TTV.
dapat
distress
menunjukkan
pernafasan
adanya
tanda3. Tidak gelisah
4. Perubahan
tanda infeksi
4. penurunan
warna kulit
5. Bilirubin
dalam 4.Monitor
adanya
frekuensi
nadi
batas
normal.
bradikardi
dan
status pernafasan.
menunjukkan
terjadinya asidosis
resporatori karena
kelebihan
CO2.
Setelah 1.Tentukan tipe proses 1. untuk mengetahui
Proses
Tujuan :
keluarga
dilakukan tindakan
terhenti
keperawatan
berhubungan
selama
dengan
keperawatan
pertukaran
pergantian
diharapkan koping
dalam
dalam
keluarga
status
kesehatan
anggota
keluarga.
retensi
keluarga.
proses 2.Identifikasi
adekuat.
Kriteria Hasil :
1. Percaya
dapat
mengatasi
masalah
2. Kestabilan
efek
peran
proses
keluarga.
3.Bantu
anggota
keluarga
untuk
menggunakan
mekanisme
tindakan
yang
tepat
untuk
diberikan
2. untuk
mempersiapkan
psikologi keluarga
3. untuk
memanfaatkan
dukungan
yang
prioritas
3. Mempunyai
rencana darurat
4. Mengatur ulang
cara perawatan.
keluarga
untuk
merencanakan
strategi
normal
dalam
segala
situasi.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
I.
PENGKAJIAN
Hari, tanggal
Pukul
Tempat
Metode
Sumber
Oleh
observasi
: Pasien, keluarga dan dokumen.
: Vinda Astri Permatasari
1. Identitas
a. Klien
Nama
Umur
TTL
Jenis kelamin
Agama
Tanggal masuk
No RM
Diagnosa medis
b. Keluarga
Nama Ayah
Umur Ayah
Nama Ibu
Umur Ibu
Agama
Pendidikan Ayah
: By. Ny. R
: 0 hari
: Gunungkidul, 20 Oktober 2014
: Perempuan
: Islam
: 20 Oktober 2014
: 455127
: Asfiksia Berat
: Bp. R
: 41 tahun
: Ny. R
: 40 tahun
: Islam
: SD
mengatasi
Pendidikan Ibu
Pekerjaan Ayah
Pekerjaan Ibu
Alamat
: SD
: Buruh
: Ibu rumah tangga
: Dadapayu, Semanu, Gunungkidul
2. Riwayat Kesehatan
a. Pasien
1) Alasan masuk RS
Keluarga pasien mengatakan ibu pasien mengeluhkan ketuban
pecah dini, kemudian ibu pasien dilarikan ke bidan. Ibu pasien
kemudian dirujuk ke RSUD Wonosari untuk dilakukan tindakan
lebih lanjut.
2) Keluhan utama
Keluarga pasien mengatakan pasien lahir tidak menangis disertai
kebiruan.
3) Riwayat kesehatan sekarang
Keluarga pasien mengatakan pasien lahir tidak menangis.
Tangisan dan gerak pasien lemah. Keluarga pasien juga
mengeluhkan ujung tangan dan bibir pasien yang berwarna
kebiruan.
4) Riwayat kehamilan dan persalinan
a) Prenatal
Kehamilan G3P2A1. Ibu pasien memeriksakan kandungannya
ke BPS, BPM dan puskesmas secara rutin, sudah 10 kali. Hari
perkiraan haid terakhir pada tanggal 28 Januari 2014. Hari
perkiraan lahir pada tanggal 29 Oktober 2014. Ibu pasien
sempat mengalami pecah ketuban dini.
b) Intranatal
Pasien dilakukan tindakan spontan manual aid dengan
indikasi presentasi bokong. Umur kehamilan 38+5.
c) Postnatal
Pasien lahir pukul 17.15 WIB di RSUD Wonosari dengan berat
badan saat lahir 3080 gram berjenis kelamin perempuan,
dengan panjang badan 49 cm. APGAR score 3/5. Dengan
lingkar dada 33 cm. Lingkar lengan atas (kiri) 10 cm. Ubunubun besar (UUB) 32 cm. Pasien dilakukan rawat pisah
dengan ibunya
b. Keluarga
1) Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit
keluarga menurun maupun menular dari keluarga.
2) Genogram
3.
4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum
b. Tanda vital
N
RR
S
c. Status Gizi
BBL
PB
: Lemah
:
: 120 x/menit
: 64 x/menit
: 36,6o C
: 3080 gram
: 49 cm
LD
: 33 cm
LILA (kiri) :10 cm
d. Reflek
Bayi memiliki reflek moro yang baik, reflek menggenggam ada,
menurun dan refleks menghisap lemah. Meringis atau menangis
lemah ketika distimulasi.
e. Kepala / Leher
Fontanel lunak, tidak cekung dan tidak menonjol, sutura tepat, wajah
simetris, terlihat kotor terkena darah postpartum.
f. Mata
Terdapat dischart pada mata, sclera tidak ikterik.
g. Mulut
Mulut terlihat kotor. Terlihat sianosis. Tidak tampak kelainan labio
palato schizis.
h. Telinga
Bentuk telinga simetris, kartilago tampak normal, tidak ada cairan
i.
j.
k. Kardiovaskuler
HR 120 kali per menit, kuat, teratur, posisi kiri atas.
l. Gastrointestinal
Tidak terdapat distensi abdomen.
m. Ekstremitas
1) Atas
: lengkap tidak ada kelainan, akral dingin dan
sianosis, terlihat kotor terkena darah postpartum. Bayi terlihat
fleksi hipertonik. Gerakan lemah. SpO2 100%.
2) Bawah
: lengkap tidak ada kelainan, akral dingin dan
pucat, terlihat kotor terkena darah postpartum. Terlihat luka lecet
di telapak kaki sebelah kiri. Telapak kaki terlihat kotor terkena
tinta cap. Bayi terlihat fleksi hipertonik. Gerakan lemah.
n. Umbilikus
Tali pusat bayi belum lepas berwarna putih belum kering, tidak terlihat
tanda-tanda infeksi dan pendarahan.
o. Integumen
Berwarna kemerahan, tetapi jari-jari tangan kebiruan atau sianosis,
tidak ikterik. Turgor kulit > 3 detik. Kulit terlihat kotor terkena darah
postpartum.
5. Terapi (21 Oktober 2014)
a. Termoregulasi
b. O2 head box 6-7 lpm
c. Infus D10% 8 tpm mikro di tangan kanan
d. Injeksi vicillin 2x155 gram
e. Sonde 8x2 cc
6. Pemeriksaan penunjang
Hasil pemeriksaan hematologi pada tanggal 21 Oktober 2014
a.
b.
c.
d.
e.
II.
ANALISIS DATA
DATA
DS :
Keluarga pasien mengatakan pasien lahir tidak
MASALAH
Ketidakefektifan
PENYEBAB
Pengembangan
pola nafas
Ketidakefektifan
Proses penyakit
termoregulasi
Infeksi
Pertahanan
Keluarga
pasien
mengatakan
ibu
pasien
imunologis
yang
kurang
DO :
1. Angka Leukosit 39400 /L
2. Pecah ketuban dini
3. Tali pusat bayi berwarna putih belum kering,
tidak
terlihat
tanda-tanda
infeksi
dan
pendarahan
4. Tali pusat belum lepas
5. Terlihat luka lecet di telapak kaki sebelah kiri
6. Kulit terlihat kotor terkena darah postpartum
DS :
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak
mendapatkan ASI, karena pasien dilakukan rawat
pisah
DO :
1. Refleks menghisap lemah
2. BBL
: 3080 gram
3. Pasien dilakukan rawat pisah dengan ibunya
4. Hasil pemeriksaan hematologi :
Hemoglobin 12,1 gr%
Hematokrit 37%
Glukosa sewaktu 80 mg/dL
III.
Risiko
Ketidakmampuan
ketidakseimbangan
mencerna nutrisi
IV.
PERENCANAAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Ketidakefektifan
pola nafas
berhubungan
dengan
pengembangan
dada tidak
optimal
TUJUAN
20 Oktober 2014
19.00 WIB
Setelah dilakukan
INTERVENSI
20 Oktober 2014
19.00 WIB
1. Monitor tanda vital (RR dan N)
tindakan keperawatan
RASIONAL
20 Oktober 2014
19.00 WIB
1. Mengetahui kondisi pasien dan sebagai dasar
Vinda
Ketidakefektifan
termoregulasi
berhubungan
dengan proses
Vinda
20 Oktober 2014
19.00 WIB
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
20 Oktober 2014
19.00 WIB
1. Monitor suhu aksila dan tanda-tanda hipo maupun
20 Oktober 2014
19.00 WIB
1. Mengetahui kondisi pasien dan untuk dasar
hiper termi
2. Ganti pakaian, alat tenun tempat tidur bila basah
intervensi selanjutnya
2. Menurunkan kehilangan suhu melalui evaporasi
penyakit
3. Tempatkan bayi di dalam inkubator, selimuti pasien 3. Mempertahankan suhu kulit dalam rentang termal
diharapkan pasien
dapat
mempertahankan
suhu tubuh yang
stabil dengan kriteria
maupun selimut)
Vinda
hasil :
1.
Tanda-tanda vital
dalam batas
normal : N : 120-160
x/menit, RR : 40-60
x/menit ,S : 36,5-
37,5 oC
2. Tidak terlihat
sianosis
3. CRT 3 detik
4. Akral hangat
5. Keluarga pasien
mengerti cara
mempertahankan
suhu bayi
Infeksi
Vinda
20 Oktober 2014
20 Oktober 2014
20 Oktober 2014
Vinda
berhubungan
19.00 WIB
dengan
Setelah dilakukan
pertahanan
tindakan keperawatan
imunologis yang
kurang
diharapkan pasien
tidak mengalami
infeksi dengan kriteria
hasil :
1. Tanda-tanda vital
N : 120-160 x/menit,
RR : 40-60
x/menit ,S : 36,5o
37,5 C
2. Tidak ada tanda dan
gejala infeksi
3. Keluarga pasien
mengerti mengenai
tanda dan gejala
19.00 WIB
1. Observasi adanya tanda- tanda infeksi
2. Pisahkan bayi yang terkena infeksi dengan bayi
19.00 WIB
1. Mengetahui secara dini terjadinya infeksi
2. Mencegah terjadinya infeksi nosokomial
klien
4. Bersihkan atau sterilkan alat yang digunakan klien
5. Mandikan klien setiap pagi dan ganti popok bila
sudah kotor
6. Lakukan perawatan tali pusat sesuai dengan
prosedur
7. Batasi pengunjung
8. Anjurkan keluarga pasien untuk mencuci tangan
pasien
10. Kelola pemberian injeksi vicillin 2x155gram
10. Antibiotik membunuh bakteri penyebab infeksi
11. Kolaborasi pemeriksaan laboratorium (leukosit)
11. Leukosit meningkat menunjukan terjadinya
Vinda
infeksi
Vinda
infeksi
Risiko
ketidakseimbang
Vinda
20 Oktober 2014
19.00 WIB
20 Oktober 2014
19.00 WIB
1. Observasi residu sebelum pemberian susu
20 Oktober 2014
19.00 WIB
1. Mengetahui tingkat absorbsi usus
an nutrisi : kurang
Setelah dilakukan
dari kebutuhan
tindakan keperawatan
tubuh
berhubungan
diharapkan nutrisi
dengan
pasien seimbang
bagi bayi
melainkan
peningkatan BB
2. Tidak muntah
3. Tidak ada residu
lambung (sedikit)
4. Hemoglobin 12-16
gr%, hematokrit
37% dan GDS 76110 mg/dL
5. Keluarga mengerti
pentingnya ASI
Vinda
Vinda
V.
DIAGNOSA
IMPLEMENTASI
EVALUASI
KEPERAWATAN
Ketidakefektifan
20 Oktober 2014
20 Oktober 2014
pola nafas
18.45 WIB
19.15 WIB
berhubungan
S : Keluarga pasien mengeluhkan pasien tidak menangis saat lahir dan kebiruan
dengan
O : Bibir dan jari tangan bayi terlihat sianosis, kulit kemerahan dan pucat, bayi meringis
pengembangan
pernafasan
2. Mengobservasi saturasi oksigen
3. Menempatkan klien pada posisi
dada tidak
optimal
lpm
Vinda
Risiko
20 Oktober 2014
20 Oktober 2014
ketidakseimbang
19.10 WIB
19.20 WIB
an nutrisi : kurang
Memasang OGT
Vinda
dari kebutuhan
tubuh
O : Refleks menghisap lemah, pasien dilakukan rawat pisah dengan ibunya, hasil
berhubungan
dengan
ketidakmampuan
mencerna nutrisi
sebagian
P : Observasi residu sebelum pemberian susu, timbang berat badan setiap hari
Vinda
Ketidakefektifan
20 Oktober 2014
20 Oktober 2014
termoregulasi
19.20 WIB
19.30 WIB
berhubungan
S : Keluarga pasien mengatakan pasien lahir tidak menangis disertai kebiruan, keluarga
dengan proses
pasien mengeluhkan ujung tangan dan bibir pasien yang berwarna kebiruan
penyakit
O : Bayi di dalam inkubator, S : 36,6o C, akral teraba dingin dan terlihat pucat, ujung
tangan dan bibir pasien terlihat sianosis, bayi terlihat fleksi hipertonik, warna kulit tubuh
merah muda, N : 120 x/menit, RR : 64 x/menit, S : 36,6o C, CRT >3 detik
A : Masalah ketidakefektifan termoregulasi teratasi sebagian
P : Monitor suhu aksila dan tanda-tanda hipo maupun hiper termi, ganti pakaian atau alat
tenun tempat tidur bila basah
Vinda
Infeksi
21 Oktober 2014
21 Oktober 2014
berhubungan
07.45 WIB
08.00 WIB
dengan
S : Keluarga pasien mengatakan ibu pasien mengalami ketuban pecah dini, keluarga
pertahanan
infeksi
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah
pasien mengatakan akan mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien,
imunologis yang
kurang
Vinda
Ketidakefektifan
21 Oktober 2014
21 Oktober 2014
pola nafas
11.00 WIB
11.15 WIB
berhubungan
dengan
pengembangan
dada tidak
Vinda
S:O : RR : 56 x/menit, N : 160 x/menit, pasien terpasang oksigen head box 7 lpm, kulit
kemerahan dan ekstremitas terlihat pucat, bayi menangis merintih
A : Masalah ketidakefektifan pola nafas teratasi sebagian
optimal
Ketidakefektifan
21 Oktober 2014
21 Oktober 2014
termoregulasi
11.30 WIB
12.00 WIB
berhubungan
S : Keluarga pasien mengatakan pasien panas, rewel dan kejang, pasien menangis
dengan proses
merintih
penyakit
O : Pasien terlihat menangis merintih, S : 39,6o C menjadi 37,7 o C, bayi terlihat fleksi
hipertonik, kulit berwarna kemerahan, pasien hanya memakai pokok, inkubator keadaan
mati, pasien telah dikompres dengan air hangat
A : Masalah ketidakefektifan termoregulasi teratasi sebagian
P : Monitor suhu aksila
Vinda
Risiko
21 Oktober 2014
21 Oktober 2014
ketidakseimbang
12.00 WIB
12.20 WIB
dari kebutuhan
tubuh
berhubungan
pemberian susu
2. Memberikan klien nutrisi susu formula
melalui sonde 8x2cc
Vinda
dengan
ketidakmampuan
mencerna nutrisi
sebagian
P : Timbang BB tiap hari
Vinda
Infeksi
22 Oktober 2014
22 Oktober 2014
berhubungan
07.45 WIB
08.00 WIB
dengan
pertahanan
infeksi
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah
O : Tali pusat bayi berwarna putih belum kering, tidak terlihat tanda-tanda infeksi dan
imunologis yang
kurang
pendarahan, tali pusat belum lepas, terlihat luka lecet di telapak kaki sebelah kiri, bayi
telah dimandikan dengan air hangat dan baju diganti, kulit terlihat bersih, vicillin 155 gram
masuk per IV, suhu tubuh sebelum mandi 36,5 o C sesudah 36,4o C
A : Masalah infeksi teratasi sebagian
P : Batasi pengunjung, kelola pemberian injeksi vicillin 2x155gram
Vinda
Vinda
Ketidakefektifan
21 Oktober 2014
21 Oktober 2014
pola nafas
11.00 WIB
11.15 WIB
berhubungan
dengan
pengembangan
S:O : RR : 58 x/menit, N : 120 x/menit, pasien terpasang oksigen head box 7 lpm, kulit
kemerahan dan ekstremitas terlihat pucat, bayi menangis merintih
dada tidak
optimal
Ketidakefektifan
21 Oktober 2014
21 Oktober 2014
termoregulasi
11.10 WIB
11.20 WIB
berhubungan
S:-
dengan proses
O : Pasien terlihat menangis merintih, S : 36,4o C, bayi terlihat fleksi hipertonik, kulit
penyakit
berwarna kemerahan, pasien hanya memakai pokok, inkubator keadaan hidup, pasien
memakaikan selimut
Vinda
menggunakan selimut
A : Masalah ketidakefektifan termoregulasi teratasi sebagian
P : Monitor suhu aksila
Vinda
Risiko
21 Oktober 2014
21 Oktober 2014
ketidakseimbang
12.00 WIB
12.20 WIB
S:-
dari kebutuhan
tubuh
berhubungan
pemberian susu
2. Memberikan klien nutrisi susu formula
melalui sonde 8x2cc
Vinda
sewaktu 80 mg/dL, terlihat residu 1 cc berwarna putih, nutrisi sufor masuk 2,5 cc per
OGT, pasien rawat pisah dengan ibu
dengan
ketidakmampuan
sebagian
mencerna nutrisi
BAB III
KESIMPULAN
Pada kasus pada By. Ny. R dengan diagnosa medis asfiksia berat di
bangsal perinatologi melati RSUD Wonosari, berdasarkan pengkajian dapat
diangkat 4 masalah keperawatan yaitu:
A. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan pengembangan dada tidak
optimal
B. Ketidakefektifan termoregulasi berhubungan dengan proses penyakit
C. Infeksi berhubungan dengan pertahanan imunologis yang kurang
D. Risiko ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna nutrisi
Kesimpulan :
A. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan pengembangan dada tidak
optimal
Tujuan : teratasi sebagian, dikarenakan kondisi pasien yang masih labil dan
diperlukan monitor lebih lanjut
B. Ketidakefektifan termoregulasi berhubungan dengan proses penyakit
Tujuan : teratasi sebagian, dikarenakan kondisi pasien yang masih labil dan
diperlukan monitor lebih lanjut
C. Infeksi berhubungan dengan pertahanan imunologis yang kurang
Tujuan : teratasi sebagian, dikarenakan kondisi pasien yang masih labil dan
diperlukan monitor lebih lanjut
D. Risiko ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna nutrisi
Tujuan : belum teratasi, dikarenakan pasien mengalami penurunan berat
badan, dari 3080 gram menjadi 3050 gram, masih ada residu lambung dan
juga ibu pasien yang masih dilakukan rawat pisah untuk memulihkan kondisi
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Jakarta: EGC
Diagnosa
Medis
&
NANDA
NIC-NOC
Jilid
Sarwono.
2002. Buku
Acuan
Nasional
Maternal
dan