Professional Documents
Culture Documents
Di Susun Oleh :
Kelompok I Kimia B
Adi Prayoga
(1112096000050)
Anisa Winarni
(1112096000032)
(1112096000042)
(1112096000038)
Latifah Tulhusna
(11140960000091)
Putri Amanda
(1112096000059 )
(1112096000047)
Judul
Nama
: Adi Prayoga
(1112096000050)
Anisa Winarni
(1112096000032)
(1112096000042)
(1112096000038 )
Latifah Tulhusna
(11140960000091)
Putri Amanda
(1112096000059 )
(1112096000047)
Diketahui oleh
Pembimbing I
Pembimbing II
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Pratikum
Biokimia di Laboratorium Terpadu UIN Syarif Hidayatullah yang berjudul
Penentuan Kadar Protein Kacang Tanah dengan Metode Lowry dan Pemisahan
Asam Lemak dan Gliserol dari Lemak Hewan atau Nabati.
Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan laporan ini tidak lepas dari
bimbingan dan kerjasama yang diberikan oleh berbagai pihak. Terima kasih yang
sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada Ibu ErnitaS.Si selaku dosen dan kak
Intan Mawli Iwari yang telah membantu dalam mengerjakan praktikum. Terima
kasih juga untuk semua karyawan laboratorium terpadu UIN Syarif Hidayatullah,
serta teman-teman program studi kimia angkatan 2012.
Penulis berharap semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala amal
dan kebaikan semua pihak yang telah membantu menyelesaikan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi penulis, namun juga bagi
semua yang membacanya.
Kelompok I Kimia B
DAFTAR IS
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR LAMPIRAN
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
4
4
2.2 Protein
11
12
12
15
15
19
21
22
23
23
24
25
25
25
27
27
5
31
BAB V SIMPULAN
34
DAFTAR PUSTAKA
35
LAMPIRAN
35
DAFTAR TABE
12
14
15
19
19
20
20
21
25
26
30
33
DAFTAR GAMBA
28
28
29
31
32
32
33
DAFTAR LAMPIRA
35
36
BAB I
PENDAHULUAN
1.2
Perumusan Masalah
11
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, percobaan yang dilakukan bertujuan untuk
mengetahui :
1. Memahami cara mengekstrak gliserol dari lemak dan memisahkannya dari
asam lemak
2. Mengidentifikasi keberadaan gliserol hasil ekstraksi
3. Menentukan kadar asam lemak yang dihasilkan pada percobaan.
1.4
Waktu
Tempat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kacang Tanah
12
Tanaman ini memiliki daun kecil berbentuk oval berwarna hijau. Selain itu,
kacang tanah memiliki bunga berwarna kuning dengan buah berkulit keras dengan
warna coklat seta memiliki serat di permukaannya. Jika dibuka, maka akan
terdapat biji kacang tanah yang berwarna coklat muda pada kulit bijinya dan bila
kulit bijinya dikupas, akan terlihat biji kacang berwarna putih.
Kacang tanah budidaya di Indonesia dibagi menjadi dua tipe, yaitu :
a. Tipe tegak
Jenis Kacang ini tumbuh lurus atau sedikit miring keatas, buahnya terdapat
pada ruas-ruas dekat rumpun, umumnya pendek genjah dan kemasakan buahnya
serempak.
b. Tipe menjalar.
Jenis ini tumbuh kearah samping, batang utama berukuran panjang, buah
terdapat pada ruas-ruas yang berdekatan dengan tanah dan umnya berumur
panjang. Tipe menjalar lebih disukai karena memiliki potensi hasil lebih tinggi.
: Plantae
Divisi
: Tracheophyta
Subdivisi
: Angiospermae
Kelas
: Magnoliophyta
13
Ordo
: Leguminales
Famili
:Papilionaceae
Subfamili
: Faboideae
Bangsa
: Aeschynomeneae
Genus
: Arachis
Spesies
: Arachis hypogeae L.
Nama lain dari kacang tanah ialah Arachis tuberosa Benth.; Arachis
guaramitica Chod & Hassl.; Arachis idiagoi Hochne.; Arachis angustifolia (Chod
& Hassl) Killip.; Arachis villosa Benth.; Arachis prostrata Benth.; Arachis helodes
Mart.; Arachis marganata Garden.; Arachisnamby quarae Hochne.; Arachis
villoticarpa Hochne.; Arachis glabrata Benth.
2.1.2
Amerika Selatan, tepatnya berasal dari Brazilia, namun saat ini telah menyebar ke
seluruh dunia yang beriklim tropis atau subtropis. Penanaman pertama kali
dilakukan oleh orang Indian (suku asli bangsa Amerika). Di Benua Amerika
penanaman berkembang yang dilakukan oleh pendatang dari Eropa. Kacang
Tanah ini pertama kali masuk ke Indonesia pada awal abad ke-17, dibawa oleh
pedagang-pedagang
Spanyol,
Cina,
atau
Portugis
sewaktu
melakukan
pelayarannya dari Meksiko ke Maluku setelah tahun 1597 Pada tahun 1863 Holle
memasukkan Kacang Tanah dari Inggris dan pada tahun 1864 Scheffer
memasukkan pula Kacang Tanah dari Mesir. Republik Rakyat Cina dan India kini
merupakan penghasil kacang tanah terbesar dunia. (Batavia Reloed, 2012).
2.1.3
500 m diatas permukaan laut dengan curah hujan berkisar antara 800 mm hingga
1.300 mm per tahunnya. Suhu yang dibutuhkan untuk budidaya kacang tanah
adalah sekitar 28o C hingga 32o C. Jika suhunya dibawah 10o C akan menghambat
pertumbuhan kacang tanah sehingga bunga tidak akan tumbuh dengan sempurna.
Selain itu, kacang tanah juga membutuhkan kelembaban udara berkisar antara
65% hingga 75% dengan pH tanah antara 6,0 hingga 6,5. Frekuansi sinar
14
matahari juga merupakan salah satu hal yang penting untuk perkembangan kacang
tanah. Di Indonesia sendiri ada bebeapa kawasan yang mampu memproduksi
kacang tanah dalam jumlah yang besar seperti di Pulau Jawa, Sumatera Utara, dan
Sulawesi.
2.1.4
besi, vitamin E dan kalsium, vitamin B kompleks dan Fosforus, vitamin A dan K,
lesitin, kolin dan kalsium. Kandungan protein dalam kacang tanah adalah jauh
lebih tinggi dari daging, telur dan kacang soya. Mempunyai rasa yang manis dan
banyak digunakan untuk membuat beraneka jenis kue.
Kacang tanah juga dikatakan mengandung bahan yang dapat membina
ketahanan tubuh dalam mencegah beberapa penyakit. Mengkonsumsi satu ons
kacang tanah lima kali seminggu dilaporkan dapat mencegah penyakit jantung.
Kacang tanah bekerja meningkatkan kemampuan pompa jantung dan menurunkan
resoki penyakit jantung koroner. Memakan segenggam kacang tanah setiap hari
terutama pesakit kencing manis dapat membantu kekurangan zat.
Kacang tanah mengandung Omega 3 yang merupakan lemak tak jenuh
ganda dan Omega 9 yang merupakan lemak tak jenuh tunggal. Dalam 1 ons
kacang tanah terdapat 18 gram Omega 3 dan 17 gram Omega 9. Kacang tanah
mengandung fitosterol yang justru dapat menurunkan kadar kolesterol dan level
trigliserida, dengan cara menahan penyerapan kolesterol dari makanan yang
disirkulasikan dalam darah dan mengurangi penyerapan kembali kolesterol dari
hati, serta tetap menjaga HDL kolesterol. Kacang tanah juga mengandung arginin
yang dapat merangsang tubuh untuk memproduksi nitrogen monoksida yang
berfungsi untuk melawan bakteri tuberkulosis.
Tabel 1 Sumber Informasi Gizi Kacang Tanah
Kandungan
Energi
Protein
Lemak
Karbohidrat
Kalsium
Fosfor
Total
525 kkal
27,9 gram
42,7 gram
17,4 gram
315 mg
456 mg
15
Zat Besi
5,7 mg
Vitamin B1
0,44 mg
Sumber : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Protein
Protein merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi tubuh
karena zat ini berfungsi sebagai sumber energi dalam tubuh serta sebagai zat
pembangun dn pengatur. Protein adlaah polimer dari asam amino yang
dihubungkan dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung unsur-unsur C,
H, O, N, P, S, dan terkadang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga
(Winarno, 1992).
oleh dapat tidaknya nutrien tersebut digunakan oleh tubuh (Muchtadi, 1989).
Salah satu parameter nilai gizi protein adalah daya cernanya yang didefinisikan
sebagai efektivitas absorbsi protein oleh tubuh (Del Valle, 1981). Berdasarkan
kandungan asam-asam amino esensialnya, bahan pangan dapat dinilai apakah
bergizi tinggi atau tidak. Bahan pangan bernilai gizi tinggi apabila mengandung
asam amino esensial yang lengkap serta susunannya sesuai dengan kebutuhan
tubuh.
Struktur protein dapat dibagi menjadi empat bentuk; primer, sekunder,
tersier dan kuartener. Susunan linier asam amino dalam protein merupakan
struktur primer. Susunan tersebut akan menentukan sifat dasar protein dan bentuk
struktur sekunder serta tersier. Bila protein menandung banyak asam amino
dengan gugus hidrofobik, daya kelarutannya kurang dalam air dibandingkan
dengan protein yang banyak mengandung asam amino dengan gugus hidrofil.
(Winarno, 1992).
17
Banyak agensia yang menyebabkan perubahan sifat alamiah dari protein seperti
panas, asam, basa, pelarut organik, garam, logam berat, radiasi sinar radioaktif
(Sudarmadji, 2010).
2.3
Metode Lowry
oksidasi gugus aromatik (rantai samping asam amino) terkatalis Cu, yang
memberikan warna biru intensif yang dapat dideteksi secara kolorimetri.
Metode Lowry mengkombinasikan pereaksi biuret dengan pereaksi lain
(Folin-Ciocalteauphenol) yang bereaksi dengan residu tyrosine dan tryptophan
dalam protein. Reaksi ini menghasilkan warna kebiruan yang bisa dibaca di antara
500 750 nm, tergantung sensitivitas yang dibutuhkan. Akan muncul puncak
kecil di sekitar 500 nm yang dapat digunakan untuk menentukan protein dengan
konsentrasi tinggi dan sebuah puncak besar disekitar 750 nm yang dapat
digunakan untuk menentukan kadar protein dengan konsentrasi rendah.
Berawal dari pemanfaatan alat spektrofotometer yaitu untuk mengukur
jumlah penyerapan zat suatu senyawa. Penyerapan cahaya pada senyawa larutan
tersebut, dalam spektrofotometri dapat digunakan sebagai dasar atau pedoman
dalam penentuan konsentrasi larutan atau senyawa secara kuantitatif. Dalam
pratikum ini penggunaan KMnO4 bertujuan untuk memudahkan dalam pengenalan
dan latihan awal spektrofotometri. Kekuatan warna biru terutama bergantung
pada kandungan residu tryptophan dan tyrosine-nya. Keuntungan metode Lowry
adalah lebih sensitif (100 kali) daripada metode Biuret
Beberapa zat yang bisa mengganggu penetapan kadar protein dengan
metode Lowry ini, diantaranya buffer, asam nuklet, gula atau karbohidrat,
deterjen, gliserol, Tricine, EDTA, Tris, senyawa-senyawa kalium, sulfhidril,
disulfida, fenolat, asam urat, guanin, xanthine, magnesium, dan kalsium.
Interferensi agen-agen ini dapat diminimalkan dengan menghilangkan interferens
tersebut. Sangat dianjurkan untuk menggunakan blanko untuk mengkoreksi
absorbansi. Interferensi yang disebabkan oleh deterjen, sukrosa dan EDTA dapat
dieliminasi dengan penambahan SDS atau melakukan preparasi sampel dengan
pengendapan protein.
2.4
Spektrofotometer UV-VIS
yang diabsorbsi. Tiap media akan menyerap cahaya pada panjang gelombang
tertentu tergantung pada senyawa atau warna yang terbentuk.
Spektrofotometri UV-Vis merupakan gabungan antara spektrofotometri UV
dan Visible.Alat ini menggunakan dua buah sumber cahaya yang berbeda, yaitu
sumber cahaya UV dan sumber cahaya Visible.Larutan yang dianalisis diukur
serapan sinar ultra violet atau sinar tampaknya. Konsentrasi larutan yang
dianalisis akan sebanding dengan jumlah sinar yang diserap oleh zat yang terapat
dalam larutan tersebut.
Warna yang diserap oleh suatu senyawa merupakan warna komplementer
dari warna yang teramati. Beberapa warna yang diamati dan warna
komplementernya terdapat pada tabel berikut ini :
Tabel 2 Spektrum Warna
Panjang
gelombang
Warna
terlihat
Warna
komplemente
r
<400
Ultraviole
t
400-450
450-490
490-550
550-580
580-650
650-700
>700
Violet
Biru
Hijau
Kuning
Jingga
Merah
Inframerah
Kuning
Jingga
Merah
Ungu
Biru
Hijau
Sinar dari sumber cahaya akan dibagi menjadi dua berkas oleh cermin yang
berputar pada bagian dalam spektrofotometer. Berkas pertama akan melewati
kuvet berisi blanko, sementara berkas kedua akan melewati kuvet berisi sampel.
Blanko dan sampel akan diperiksa secara bersamaan. Adanya blanko, berguna
untuk menstabilkan absorbsi akibat perubahan voltase dari sumber cahaya.
20
Lampu Deuterium
Lampu ini dipakai pada panjang gelombang 190-380 nm. Spektrum
energy radiasinya lurus, dan digunakan untuk mengukur sampel yang
terletak pada daerah uv. Memiliki waktu 500 jam pemakaian.
b. Monokromator
Monokromator adalah alat yang akan memecah cahaya polikromatis menjadi
cahaya tunggal (monokromatis) dengan komponen panjang gelombang tertentu.
Bagian-bagian monokromator, yaitu :
Prisma
Prisma akan mendispersikan radiasi elektromagnetik sebesar mungkin
supaya di dapatkan resolusi yang baik dari radiasi polikromatis.
21
Celah optis
Celah ini digunakan untuk mengarahkan sinar monokromatis yang
diharapkan dari sumber radiasi. Apabila celah berada pada posisi yang
tepat, maka radiasi akan dirotasikan melalui prisma, sehingga
diperoleh panjang gelombang yang diharapkan.
Filter
Berfungsi untuk menyerap warna komplementer sehingga cahaya yang
diteruskan merupakan cahaya berwarna yang sesuai dengan panjang
gelombang yang dipilih.
c. Kompartemen sampel
Kompartemen
ini
digunakan
sebagai
tempat
diletakkannya
kuvet.kuvet
merupakan wadah yang digunakan untuk menaruh sampel yang akan dianalisis.
Pada spektrofotometer double beam, terdapat dua tempat kuvet. Satu kuvet
digunakan sebagai tempat untuk menaruh sampel, sementara kuvet lain digunakan
untuk menaruh blanko. Sementara pada spektrofotometer single beam, hanya
terdapat satu kuvet.
Kuvet yang baik harus memenuhi beberapa syarat sebagai berikut :
Tidak rapuh
Bentuknya sederhana
22
Panjang gelombang
150-3000
375-2000
380-800
d. Detektor
Detektor akan menangkap sinar yang diteruskan oleh larutan. Sinar
kemudian diubah menjadi sinyal listrik oleh amplifier dan dalam rekorder
dan
ditampilkan
dalam
bentuk
angka-angka
pada
reader
range (nm)
Sifat pengukuranPenggunaan
150
arus listrik UV
Photomultiplie
1000
150
r
Solid state
1000
350
Thermocouple
3000
600
arus listrik IR
23
Thermistor
20.000
600
hambatan listrik IR
20.000
e. Visual display
Merupakan system baca yang memperagakan besarnya isyarat listrik,
menyatakan dalam bentuk % Transmitan maupun Absorbansi
2.5
2.5.1
Asam Lemak
karbon antara 4-24. Asam lemak memiliki ekor hidrokarbon yang bersifat
nonpolar sehingga menyebabkan sukar larut dalam air. Dialam, asam lemak tidak
terdapat secara bebas atau terbentuk tunggal tetapi terdapat dalam bentuk yang
terikat secara kovalen. Pada berbagai jenis lipid atau lemak yang berbeda. Asam
lemak dapat dipisahkan melalui hidrolisis secara kimia atau enzimatik. Hampir
semua asam lemak didalam memiliki jumlah atom karbon yang genap (16-18
atom C adalah yang paling dominan). Semua asam lemak bersifat hidrofobik
(takut air), sedangkan gliserol dengan atom oksigennya lebih bersifat hidrofilik
(suka air), karena oksigen dapat membentuk ikatan hidrogen dalam molekul air.
Pada atom karbon gliserol yang tidak mengikat asam lemak akan berasosiasi
dengan molekul lain yang bersifat hidrofilik karena molekul tersebut bermuatan
listrik atau mengandung banyak atom oksigen. Molekul yang mengandung bagian
hidrofilik dan hidrofobik yang jelas ini disebut molekul-molekul amfipatik
(Haryati, 2003).
Terdapat beberapa asam lemak yang memiliki ekor hidrokarbon jenuh dan
tidak jenuh. Kedua asam lemak ini berbeda sifat dan karakteristiknya. Asam
lemak tidak jenuh biasanya berwujud cair pada suhu kamar dan umumnya
terdapat pada lemak nabati (tumbuhan). Sedangkan asam lemak jenuh dari atom
C12-14 bersifat padat dan umumnya terdapat pada jaringan hewan atau lemak
24
hewani. Adapun lemak atau trigliserida maupun ester dari tiga molekul asam
dengan satu molekul gliserol atau sering disebut trigliserol.
Minyak atau lemak khususnya minyak nabati mengandung asam-asam
esensial seperti asam lenolenat dan arakidonat yang dapat mencegah penyempitan
pembuluh darah akibat penumpukan kolesterol.kolesterol merupakan jenis lipid
yang menyusun membran plasma. Kolesterol juga menjadi bagian dari beberapa
hormon. Kolesterol berhubungan dengan pengerasan arteri. Dalam hal ini timbul
plaque pada dinding arteri, yang mengakibatkan peningkatan tekanan darah
karena arteri menyempit, penurunan kemampuan untuk meregang. Pembentukan
gumpalan dapat menyebabkan infark miokard dan stroke. Sedangkan minyak
hewani mengandung asam lemak sterol yang disebut kolesterol. Molekul gliserol
pada lemak dapat dipisahkan dengan cara saponifikasi yaitu proses pencampuran
garam natrium atau kalium dari asam lemak yang dapat diturunankan dari minyak
atau lemak direaksikan dengan alkali pada suhu 80-100 C maka lemak
terhidrolisis oleh basa.
Kadar kolesterol darah yang meningkat berpengaruh tidak baik untuk
jantung dan pembuluh darah telah diketahui luas oleh masyarakat. Namun ada
salah pengertian, seolah-olah yang paling berpengaruh terhadap kenaikan
kolesterol darah ini adalah kadar kolesterol makanan. Sehingga banyak produk
makanan, bahkan minyak goreng diiklankan sebagai nonkolesterol. Konsumsi
lemak akhir-akhir ini dikaitkan dengan penyakit kanker. Hal ini berpengaruh
adalah jumlah lemak dan mungkin asam lemak tidak jenuh ganda tertentu yang
terdapat dalam minyak sayuran (Almatsier, 2002).
Lipid merupakan salah satu komponen utama bahan pangan selain
karbohidrat dan protein. Oleh karena itu peranan lipid dalam menentukan
karakteristik bahan pangan besar. Reaksi yang umum terjadi pada lipid selama
pengolahan meliputi hidrolisis, oksidasi, dan pirolisis. Oksidasi lipid biasanya
melalui proses pembentukan radikal bebas yang terdiri dari tiga proses dasar yaitu
inisiasi, propagasi, dan eliminasi (Apriyantono, 2001).
Secara umum senyawa yang disebut lipid biasanya diartikan sebagai suatu
senyawa yang dalam pelarut tidak larut dalam air, namun larut organik.
Contohnya benzena, eter, dan kloroform. Suatu lipid suatu lipid tersusun atas
25
asam lemak dan gliserol. Berbagai kelas lipid dihubungkan satu sama lain
berdasarkan komponen dasarnya, sumber penghasilnya, kandungan asam
lemaknya, maupun sifat-sifat kimianya. Kebanyakan lipid ditemukan dalam
kombinasi dengan senyawa sederhana lainnya (seperti ester lilin, trigliserida, steril
ester dan fosfolipid), kombinasi dengan karbohidrat (glikolipid), kombinasi
dengan protein (lipoprotein). lipid yang sangat bervariasi struktur dan
fungsinya,mulai dari volatile sex pheromones sampai ke karet alam (Anonim,
2008).
Para ahli biokimia sepakat bahwa lemak dan senyawa organik lain yang
mempunyai sifat fisika seperti lemak dimasukan dalam satu kelompok yang
disebut lipid, adapun sifat fisika yang dimaksudkan adalah:
1. Tidak larut dalam air, tetapi larut dalam satu atau lebih dari satu pelarut
organik misalnya eter, aseton, kloroform, benzena yang sering disebut juga
pelarut lemak.
2. Ada hubungan dengan asam-asam lemak atau esternya
3. Mempunyai kemungkinan digunakan oleh makhluk hidup. (Poedjiadi A.
1994).
Senyawa-senyawa yang termasuk kedalam lipid ini terbagi dalam beberapa
golongan, Bloor membagi golongan lipid kedalam tiga golongan besar, yakni:
a) Lipid sederhana, yaitu ester asam lemak yang mempunyai gugus
tambahan contohnya lemak, gliserida atau lilin
b) Lipid gabungan, yaitu ester asam lemak yang mempunyai gugus
tambahan, contohnya fosfolipid dan serebrosida
c) Derivat lipid, yaitu senyawa yang dihasilkan dari hidrolisis
lipid.contohnya asam lemak, gliserol, sterol
Disamping itu berdasarkan sifat kimia yang penting, lipid dapat dibagi kedalam
dua golongan besar yaitu lipid yang dapat disabunkan dan lipid yang tidak dapat
disabunkan, yaitu tidak dapat dihidrolisis dengan basa. Contohnya steroid.
(Poedjiadi A. 1994).
26
27
Struktur
CH3(CH2)2CO2H
CH3(CH2)14CO2H
CH3(CH2)16CO2H
Sumber
Lemak susu
Lemak hewani dan nabati
Lemak hewani dan nabati
Struktur
CH3(CH2)5CH=CH(CH2)7CO2H
Sumber
Lemak hewani
CH3(CH2)7CH=CH(CH2) 7CO2H
dan nabati
Lemak hewani
Linoleat
CH3(CH2)4CH=CHCH2CH=CH
dan nabati
Minyak nabati
Linolenat
(CH2)7CO2H
CH3CH2CH=CHCH2CH=CHCH2=C
Oleat
H
(CH2) 7CO2H
Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung ikatan
tunggal pada rantai hidrokarbonnya. Asam lemak jenuh mempunyai rantai zig-zig
yang dapat cocok satu sama lain, sehingga gaya tarik vanderwalls tinggi, sehingga
biasanya berwujud padat. Sedangkan asam lemak tak jenuh merupakan asam
lemak yang mengandung satu ikatan rangkap pada rantai hidrokarbonnya. asam
lemak dengan lebih dari satu ikatan dua tidak lazim,terutama terdapat pada
minyak nabati,minyak ini disebut poliunsaturat. Trigliserida tak jenuh ganda
(poliunsaturat) cenderung berbentuk minyak(Netti Herlina, 2002).
2. Berdasarkan sifat mengering
28
Keterangan
tipe minyak zaitun, contoh: minak zaitun,minyak buah
persik,minyak kacang
tipe minyak rape,contoh: minyak biji rape, minyak
mustard
Minyak Setengah
mengering (semi-
drying oil)
Minyak nabati
matahari
Minyak yang mempunyai sifat dapat mengering jika
mengering
(drying oil)
3. Berdasarkan sumbernya
Tabel 8 Pengklasifikasian lemak dan minyak berdasarkan sumbernya
Sumber
Berasal dari
tanaman (minyak
Nabati)
Berasal dari
hewan(lemak
hewani)
Keterangan
biji-biji palawija. Contoh: minyak jagung, biji kapas
kulit buah tanaman tahunan. Contoh: minyak zaitun,
Contoh: kelapa, coklat, inti sawit
susu hewan peliharaan, contoh: lemak susu
daging hewan peliharaan, contoh: lemak sapi,
oleosterin
hasil laut, contoh: minyak ikan sardin, minyak ikan
paus.
.
4. Berdasarkan kegunaannya
Tabel 9 Pengklasifikasian lemak dan minyak berdasarkan sumbernya
Minyak
Nama
Kegunaan
meneral(minyak Sebagai bahan bakar
bumi)
29
Minyak nabati/hewani
(minyk/lemak)
Minyak atsiri(essential oil)
Untuk
obata-obatan.
Minyak
ini
mudah
1. Bau amis (fish flavor) yang disebabkan oleh terbentuknya trimetil-amin dari
lecitin
2. Bobot jenis dari lemak dan minyak biasanya ditentukan pada temperatu kamar
3. Indeks bias dari lemak dan minyak dipakai pada pengenalan unsur kimia dan
untuk pengujian kemurnian minyak.
4. Minyak/lemak tidak larut dalam air kecuali minyak jarak (coastor oil0, sedikit
larut dalam alkohol dan larut sempurna dalam dietil eter,karbon disulfida dan
pelarut halogen.
5. Titik didih asam lemak semakin meningkat dengan bertambahnya panjang
rantai karbon
6. Rasa pada lemak dan minyak selain terdapat secara alami ,juga terjadi karena
asam-asam yang berantai sangat pendek sebaggai hasil penguraian pada
kerusakan minyak atau lemak.
7. Titik kekeruhan ditetapkan dengan cara mendinginkan campuran lemak atau
minyak dengan pelarut lemak.
8. Titik lunak dari lemak/minyak ditetapkan untuk mengidentifikasikan
minyak/lemak
9. Shot melting point adalah temperratur pada saat terjadi tetesan pertama dari
minyak / lemak
30
10. Slipping point digunakan untuk pengenalan minyak atau lemak alam serta
pengaruh kehadiran komponen-komponennya
2.5.4
a) Esterifikasi
Proses esterifikasi bertujuan untuk asam-asam lemak bebas dari
trigliserida,menjadi bentuk ester.
b) Hidrolisa
Dalam reaksi hidrolisis, lemak dan minyak akan diubah menjadi asam-asam
lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisis mengakibatkan kerusakan lemak dan
minyak. Ini terjadi karena terdapat terdapat sejumlah air dalam lemak dan minyak
tersebut.
c) Penyabunan
Reaksi ini dilakukan dengan penambhan sejumlah larutan basa kepada
trigliserida. Bila penyabunan telah lengkap,lapisan air yang mengandung gliserol
dipisahkan dan gliserol dipulihkan dengan penyulingan.
d) Hidrogenasi
Proses hidrogenasi bertujuan untuk menjernihkan ikatan dari rantai karbon
asam lemak pada lemak atau minyak . setelah proses hidrogenasi selesai , minyak
didinginkan dan katalisator dipisahkan dengan disaring . Hasilnya adalah minyak
yang bersifat plastis atau keras, tergantung pada derajat kejenuhan.
e) Pembentukan keton
Keton dihasilkan melalui penguraian dengan cara hidrolisa ester.
f) Oksidasi
Oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen
dengan lemak atau minyak. Terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan
bau tengik pada lemak atau minyak.
31
2.5.5
tidak terikat sebagai trigliserida. Asam lemak bebas dihasilkan oleh proses
hidrolisis dan oksidasi biasanya bergabung dengan lemak netral.
Asam lemak bebas dalam kosentrasi tinggi yang terikut dalam minyak
ikan sangat merugikan. Tingginya asam lemak bebas ini mengakibatkan rendemen
minyak turun. Dan juga mengakibatkan bau tengik pada minyak.
Reaksi pembentukan asam lemak bebas:
2.5.6
darah, di mana asam lemak tersebut diangkut dengan albumian ke hampir semua
organ. Dilain pihak, gliserol berjalan terutama ke dalam hati dan sedikit ke dalam
ginjal; hanya jaringan-jaringan ini tempatnya dapat digunakan. Proporsi asam
lemak bebas yang lebih besar dalam sirkulasi dikonversi menjadi badan-badan
keton, yang merupakan prinsip dalam hati. Badan-badan keton adalah bentuk
energi yang lebih larut dalam air dari pada asam lemak (Linder, 1992).
Asam lemak bebas terbentuk karena proses oksidasi, dan hidrolisa enzim
selama pengolahan dan penyimpanan. Dalam bahan pangan, asam lemak dengan
kadar lebih besar dari berat lemak akan mengakibatkan rasa yang tidak diinginkan
dan kadang-kadang dapat meracuni tubuh. Timbulnya racun dalam minyak yang
dipanaskan telah banyak dipelajari. Bila lemak tersebut diberikan pada ternak atau
diinjeksikan kedalam darah, akan timbul gejala diare, kelambatan pertumbuhan,
pembesaran organ, kanker, kontrol tak sempurna pada pusat saraf dan
mempersingkat umur.
2.5.7
kehidupan makhluk hidup.adapun lemak dan minyak ini antara lain (Netti Herlina,
2002):
1. Memberikan rasa gurih dan aroma yang spesipek
2. Sebagai salah satu penyusun dinding sel dan penyusun bahan-bahan
biomolekul
32
3. Sumber
energi
yang
efektif
dibandingkan
dengan
protein
dan
BAB III
BAHAN DAN METODE
3.1 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan penentuan kadar protein, yaitu
bulp, gelas kimia, labu ukur 100 mL, pipet mikro, pipet ukur, rak tabung reaksi,
spektrofotometer UV-Vis, tabung reaksi, dan vortex.
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan pemisahan asam lemak dan
gliserol, yaitu beker gelas 50 ml, 250 ml, dan 500 ml, erlenmeyer 200 ml, batang
pengaduk, gelas ukur 10 ml, 50 ml, dan 100 ml, pipet volumetrik 10 ml, corong,
cawan, pipet tetes, kertas saring, hot plate, stirer, dan neraca analitik
33
Cara Kerja
Cara kerja penentuan kadar protein dialkukan dengan dan analisis kadar
protein. Pembuatan larutan biuret dilakukan dengan cara, larutan Na2CO3 dibuat
2% dalam NaOH 0,1N (Larutan A) dan CuSO4 0,5% dibuat larutan dalam kalium
natrium tartrat 1% (Larutan B). Sebanyak 50 mL larutan A ditambahkan dengan 1
mL larutan B, kemudian dihomogenkan.
Analisis Kadar Protein Metode Lowry dilakukan dengan cara, larutan
standar protein BSA disiapkan dan dimasukkan kedalam tabung reaksi yang
bersih dan kering dengan volume total protein + air = 1 mL.
Tabel 10 Volume penambahan BSA dan protein
Tabung
BSA
Aquadest
1
1
2
0,2
0,8
3
0,4
0,6
4
0,6
0,4
5
0,8
0,2
1
0,2
0,8
2
0,4
0,6
3
0,6
0,4
4
0,8
0,2
35
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
untuk
mendeteksi
gugusfenolik
yang
terdapat
dalam
residu
tirosin
dantriptopan(dalam protein). Gugus fenolik yang terdapat dalam asam amino ini
dapat mereduksi fosfotungstat dan fosfomolibat yang terkandung dalam reagen
Folin-Ciocalteu menjadi tungstatdan molibdenum yang berwarna biru. Reaksi
yang terjadi dapat dilihat pada Gambar 2 dan 3.
Berdasarkan
36
Dalam
percobaan
ini
dilakukan
penambahan
reagenBiuret.
yang
dihasilkan oleh reagen Biuret akan menyebabkan juga reduksi pada reagen Folin
Ciocalteu, dimana sebanyak 75% dari reduksi yang terjadi akibat adanya
kompleks Cu-protein, sedangkan 25% sisanya direduksi oleh residu-residu tirosin
dan triptopan. Dengan adanya penambahan reagen tersebut intensitas warna yang
dihasilkan akan meningkat empat kali lipat. Kompleks Cu-protein yang
terbentukadalah sebagai berikut :
Warna
biru
tersebut
mengindikasikan
terbentuknya
tungstat
dan
molibdenum yang berwarna biru dalam reaksi tersebut. Hal yang sama juga
terjadi pada tabung reaksi yang berisi sampel, dengan konsentrasi 40, 80, 120 dan
160 ppm, dimana terbentuk warnna biru setelah inkubasi selama 30 menit. Berikut
ini adalah data absorbansi larutan standar dan larutan sampel yang mengandung
protein :
Tabel 12 Hasil Absorbansi Larutan Standar dan Larutan Sampel
Tabung
Standar
Sampel
Konsentrasi (ppm)
Absorbansi
Kadar (%)
40
0.233
80
0.485
120
0.767
160
0.840
200
0.985
20.15
0.199
10.07
dengan hubungan antara konsentrasi larutan standar dengan nilai absorbansi, yang
menghasilkan persamaan regresi linear (r2), yaitu y= 0.004x + 0.104 dan koefisien
korelasi, yaitu 0.953. Nilai koefisien korelasi menunjukkan bahwa terdapat
korelasi antara larutan standar protein dengan absorbansi yang dihasilkan dan
hasil tersebut telah memenuhi hukum Lambert-Beer yang menyatakan bahwa
konsentrasi larutan berbanding lurus dengan absorbansinya (Effendi 2003).
Kurva standar larutan BSA
1.2000
1.0000
0.8000
Absorbansi
f(x) = 0x + 0.1
R = 0.95
0.6000
0.4000
0.2000
0.0000
20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220
Konsentrasi
39
40
41
dapat menyebabkan asam lemak membentuk Kristal. Kemungkinan besar hal ini
terjadi karena trigliserida masih belum semuanya terhidroliis menjadi asam
asam lemak bebas pada penambahan HCl di awal tadi. Sehingga saat ditambahkan
etanol tidak ada asam lemak yang dapat dilarutkan Larutan tersebut kemudian
kembali dipanaskan untuk memastikan bahwa semua etanol telah menguap
barulah HCl kembali ditambahkan untuk menghidrolisis trigliserida menjadi asam
lemak bebas dan mengikat zat zat lain kecuali asam lemak. Tapi saat
didinginkan, lagi lagi Kristal asam lemak tidak terbentuk. Tetapi uji akrolein
untuk membuktikan keberadaan gliserol tetap dilakukan dengan menambahkan
serbuk KHSO4 ke dalam larutan sisa tersebut dengan bantuan pemanasan. Dari
hasil pengamatan menunjukan reaksi yang positif dengan timbulnya bau tengik
pada saat pemanasan dilangsungkan, bau tengik ini ditimbulkan dari pembentukan
senyawa aldehid akibar reaksi dehidrasi yang dialami gliserol dengan KHSO 4
sebagai senyawa penghidrasinya. Berikut reaksinya
Keterangan Hasil
3,09 %
Bau tengik (+)
42
BAB V
SIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan penentuan kadar protein kacang tanah dengan
metode lowry dan pemisahan asam lemak dan gliserol, dapat disimpulkan bahwa
protein kacang tanah dapat ditentukan dengan metode Lowry yang didasarkan
pada pembentukan intensitas warna biru oleh protein dengan asam fosfotungstat
fosfomolibdat pada suasana basa dimana intensitas warna yang terbentuk
berbanding terhadap kadar protein yang dianalisa. Konsentrasi protein pada
kacang tanah adalah 20,15 ppm dan kadar protein sebesar 10,07%.
Pemisahan asam lemak dan gliserol pada minyak sayur dapat dilakukan
dengan cara penyabunan (safonifikasi) yang disertai dengan hidrolisis asam.
Kadar asam lemak minyak sayur yang diperoleh, yaitu sebesar 3.09%. Minyak
sayur yang diuji menghasilkan hasil uji positif terhadap uji akrolein yang
ditunjukkan dengan adanya bau tengik.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, F. 1992. Penetapan Zat Gizi Dalam Makanan. Bogor: IPB
Estey T, Kang J, Schwendeman SP, Carpenter JF. 2006. BSA degradation under
acidic solution: a model for protein instability during release from
PLGA delivery systems. J PharmSci7(95):1626-1639.
Gunawan, MA, M. T. & Rahayu, A. 2003. Analisis Pangan: Penentuan Angka
Peroksida dan Asam Lemak Bebas Pada Minyak Kedelai Dengan
Variasi Menggoreng. JSKA, VI.
Lehninger. 1998. Dasar Biokimia Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Ketaren, S. 2005. Pengantar Teknologi; Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta :UIPress.
43
Pendidikan Ganesha.
44
45
LAMPIRAN
Bobot (gr)
10,02
0,81
46,44
46,75
0,31
46
bobot kristal
100
bobot sampel
0,31 gr
100
10,02 gr
47