Professional Documents
Culture Documents
INKONTINENSIA URINE
Disusun oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL....................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................1
C. Tujuan.........................................................................................2
BAB II
Definisi........................................................................................
Klasifikasi....................................................................................
Etiologi........................................................................................
Patofisiologi.................................................................................
Pathway.......................................................................................
Manifestasi Klinis........................................................................
Komplikasi..................................................................................
Pemeriksaan Penunjang...............................................................
Penatalaksanaan...........................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penuaan adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari, berjalan
secara terus menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan menyebabkan
perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia pada tubuh, sehingga akan
mengalami
kerusakan
persarafan
yang
secara
langsung
D. PATOFISIOLOGI
Inkontinensia urine dapat terjadi dengan berbagai manifestasi, antara
lain:
a. Perubahan yang terkait dengan usia pada sistem Perkemihan Vesika
Urinaria (Kandung Kemih)
Kapasitas kandung kemih yang normal sekitar 300 600 ml. Dengan
sensasi keinginan untuk berkemih diantara 150 350 ml. Berkemih dapat
ditundas 1 2 jam sejak keinginan berkemih dirasakan. Ketika keinginan
berkemih atau miksi terjadi pada otot detrusor kontrasi dan sfingter
internal dan sfingter ekternal relaksasi,yang membuka uretra. Pada orang
dewasa muda hampir semua urine dikeluarkan dengan proses ini.
Pada lansia tidak semua urine dikeluarkan, tetapi residu urine 50 ml
atau kurang dianggap adekuat. Jumlah yang lebih dari 100 ml
mengindikasikan adanya retensi urine.
Perubahan yang lainnya pada peroses penuaan adalah terjadinya
kontrasi kandung kemih tanpa disadari. wanita lansia, terjadi penurunan
produksi esterogen menyebabkan atropi jaringan uretra dan efek akibat
melahirkan mengakibatkan penurunan pada otot otot dasar (Stanley M
& Beare G Patricia, 2006).
b. Fungsi otak besar yang terganggu dan mengakibatkan kontraksi kandung
kemih.
Terjadi hambatan pengeluaran urine dengan pelebaran kandung
kemih,
urine
banyak
dalam
kandung
kemih
sampai
kapasitas
E. PATHWAY
Faktor fisiologi &
faktor psikologi
Nokturia
Beresiko mengiritasi
kulit disekitar alat
kelamin
Resti
gangguan
Perubahan pola
eliminasi: urine
Ganggusn citra
diri
integritas kulit
F. MANIFESTASI KLINIS
Tanda tanda Inkontinensia Urine menurut (H.Alimun Azis, 2006)
1. Inkontinensia Dorongan atau mendesak
a. Sering miksi
b. Spasme kandung kemih
2. Inkontinensia total atau aliran berlebihan (Overflow)
a. Aliran konstan terjadi pada saat tidak diperkirakan.
b. Tidak ada distensi kandung kemih.
c. Nokturia dan Pengobatan Inkontinensia tidak berhasil.
3. Inkontinensia stres
a. Adanya urin menetes dan peningkatan tekanan abdomen.
b. Adanya dorongan berkemih.
c. Sering miksi.
d. Otot pelvis dan struktur penunjang lemah.
4. Inkontinensia refleks
a. Tidak dorongan untuk berkemih.
R.
Siti
Maryam,
dkk
(2008)
Inkontinensia
dapat
inkontinensia
urin
menurut
Muller
adalah
Yang dicatat pada kartu tersebut misalnya waktu berkemih dan jumlah urin
yang keluar, baik yang keluar secara normal, maupun yang keluar karena
tak tertahan, selain itu dicatat pula waktu, jumlah dan jenis minuman yang
diminum.
2. Terapi non farmakologi
Sambil
melakukan
terapi
dan
mengobati
masalah
medik
yang
BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. FOKUS PENGKAJIAN
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan
merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari
berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status
kesehatan klien (Lyer et al, 1996).
Pada tahap pertama (pengkajian) ini kegiatan yang harus dilakukan
adalah mengumpulkan data.
1. Pengumpulan data adalah mengumpulkan informasi sistematik tentang
klien termasuk kekuatan dan kelemahan klien. (Carol Vestal Allen, 1998)
Adapun data data yang akan dikumpulkan dikaji pada asuhan
keperawatan kelayan dengan diagnosa medis Inkontinensia Urine
a. Identitas Klien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, agama/kepercayaan, status
perkawinan, pendidikan, pekerjaan, suku bangsa, alamat, diagnosa
medis.
b. Keluhan Utama
Pada pelayanan Inkontinensia Urine keluhan keluhan yang ada adalah
nokturia, urgence, disuria, poliuria, oliguri, dan staguri.
c. Riwakat Penyakit Sekarang
Memuat tentang perjalanan penyakit sekarang sejak timbul keluhan,
usaha yang telah dilakukan untuk mengatasi keluhan.
d. Riwakat Penyakit Dahulu
Adanya penyakit yang berhubungan dengan ISK (Infeksi Saluran
Kemih) yang berulang. penyakit kronis yang pernah diderita.
e. Riwakat Penyakit keluarga
Apakah ada penyakit keturunan dari salah satu anggota keluarga yang
menderita penyakit Inkontinensia Urine, adakah anggota keluarga yang
menderita DM, Hipertensi.
f. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik yang digunakan adalah :
B1-B6
1) B1 (breathing)
Kaji pernapasan adanya gangguan pada pola nafas, sianosis karena
suplai oksigen menurun. kaji ekspansi dada, adakah kelainan pada
perkusi.
2) B2 (blood)
Terjadi peningkatan tekanan darah, biasanya pasien bingung dan
gelisah
3) B3 (brain)
Kesadaran biasanya sadar penuh
4) B4 (bladder)
Inspeksi :periksa warna, bau, banyaknya urine biasanya bau
menyengat karena adanya aktivitas mikroorganisme (bakteri) dalam
kandung kemih serta disertai keluarnya darah apabila ada lesi pada
bladder, pembesaran daerah supra pubik lesi pada meatus uretra,
banyak kencing dan nyeri saat berkemih menandakan disuria akibat
kekuatan
otot
dan
membandingkannya
dengan
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Inkontinensia adalah berkemih di luar kesadaran, pada waktu dan tempat
yang tidak tepat, dan menyebabkan masalah kebersihan atau sosial
2. Inkontinensia diklasifikasikan menjadi beberapa antara lain :
a. Inkontinensia stress
b. Inkontinensia mendesak (Urge Incontinence)
c. Inkontinensia aliran berlebihan (Overflow)
d. Inkontinensia refleks
e. Inkontinensia fungsional
3. Ada 2 faktor yang berkonstribusi terhadap perkembangan inkontinensia
adalah faktor fisiologis dan psikologis.
4. Inkontinensia dapat menyebabkan terjadinya iritasi kulit, meimbulkan
stres keluarga, teman dan orang yang merawat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Askep Gerontik Inkontinensia Urine. Retrieved: Oktober 10, 2013.
From: http://allwhyoechy.blogspot.com/2012/10/askep-gerontikinkontenensia-urine.html
Darmojo, R. Boedhi & H. Hadi Martono. 1999. Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia
Lanjut) Edisi ke-3. Balai Penerbitan Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia: Jakarta.
Manaf, Abdul. 2012. Asuhan Keperawatan Inkontinensia Urine. Retrieved:
Oktober 10, 2013. From:
http://abdulblogspot.blogspot.com/2012/10/asuhan-keperawatan-padaklien-ny-s.html
Maryam, R. Siti, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Salemba
Medika: Jakarta.
Stanley, Mickey & Patricia Gauntlett Beare. 2006. Buku Ajar Keperawatan
Gerontik Edisi 2. EGC: Jakarta.