You are on page 1of 25

OLEH :

I WAYAN SURIPTA
NIM : P07120213050

LATAR BELAKANG

Gangguan jiwa (mental disorder) merupakan salah satu


dari empat masalah kesehatan utama di negara-negara
maju, modern dan industri. Keempat masalah
kesehatan
utama
tersebut
adalah
penyakit
degeneratif, kanker, gangguan jiwa dan kecelakaan.
Salah satu bentuk gangguan jiwa adalah skizofrenia
(Hawari, 2003 : xii).
Gejala negatif skizofrenia: afek datar, tidak memiliki
kemauan, dan menarik diri dari masyarakat atau rasa
tidak nyaman, perasaan negatif terhadap dirinya atau
harga diri rendah (Videbeck, 2008).

Perilaku menarik diri merupakan usaha


individu menghindari suatu interaksi atau
hubungan
dengan
orang
lain
yang
dimanifestasikan dengan sikap memisahkan
diri, tidak mampu membagi pengalaman
dengan orang lain dan tidak adanya
perhatian (Stuart dan Sundeen, 1990).
Data dari RSJ tahun 2013 90% (400
orang) diantaranya skizofrenia yang terdiri
dari 144 orang (36%) dengan halusinasi,
sebanyak 80 orang (20%) dengan menarik
diri, 56 orang (14%) dengan harga diri
rendah dan sebanyak 40 orang (10%)
dengan riwayat perilaku kemarahan.

Penatalaksanaan klien dengan menarik


diri di RSJ Provinsi Bali selama ini lebih
menekankan pada medikasi antipsikotik
berupa
pemberian
obat-obat
psikofarmaka dalam perbaikan klinis.
Sedangkan terapi alternatif seperti
menggambar
untuk
mengungkapkan
perasaan, sangat jarang dilakukan.

Adakah pengaruh terapi okupasi aktivitas


menggambar
terhadap
kemampuan
komunikasi verbal klien skizoprenia dengan
menarik diri di RSJ Provinsi Bali tahun
2014?

TUJUAN

TUJUAN UMUM

TUJUAN KHUSUS

MANFAAT PENELITIAN

MANFAAT TEORITIS

MANFAAT PRAKTIS

KEASLIAN PENELITIAN

Wahyuni (2010)

Wallin dan Duur (2002)

Febrianto, Setyawan S (2009)

SKIZOFRENIA

Skizofrenia
adalah
orang
yang
mengalami
keretakan jiwa atau keretakan kepribadian
(splitting of personality ) (Maramis, 2008).
Gejala skizofrenia :

Gejala primer :Gangguan proses pikir, Gangguan afek dan


emosi, Gangguan kemauan dan gejala psikomotor.
Gejala skunder : waham, gejala katatonik, halusinasi.

Akibat halusinasi : perilaku kekerasan, menarik


diri, panik dan bunuh diri

Menarik
diri
merupakan
percobaan
untuk
menghindari interaksi dengan orang lain dan
menghindari hubungan dengan orang lain, individu
merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrab dan
tudak mempunyai kesempatan membagi perannya,
prestasi dan kegagalan.
Psikoterapi supportif individual atau kelompok
sangat membantu karena berhubungan dengan
praktis dengan maksud mempersiapkan klien kembali
ke masyarakat, selain itu terapi kerja sangat baik
untuk mendorong klien bergaul dengan orang lain,
klien lain, perawat dan dokter.

Terapi okupasi aktivitas menggambar


adalah
Suatu kegiatan yang diberikan
kepada pasien skizofrenia dalam bentuk
aktivitas menggambar selama 45 menit
sebanyak 3 kali dalam seminggu dimana
setiap kegiatan dibagi menjadi 2 bagian,
pertama: yang terdiri dari tahap persiapan
dan tahap orientasi, kedua yang terdiri
dari tahap kerja dan tahap terminasi

SKIZOFRENI
A
Gejala primer :
Gangguan
proses pikir
Gangguan afek
dan emosi
Gangguan
kemauan
Gejala
psikomotor
Gejala skunder
Waham
Gejala katatonik

Halusinasi

Akibat
halusinasi :
Perilaku kekerasan
Panik
Bunuh diri

Menarik Diri

TERAPI
OKUPASI
AKTIVITAS
MENGGAMBAR

Kemampuan
Komunikasi
Verbal

Variabel Penelitian

Variabel bebas pada penelitian ini adalah terapi


okupasi aktivitas menggambar.
Variabel terikat pada penelitian ini adalah
kemampuan komunikasi verbal.

Definisi Operasional

Terapi okupasi aktivitas menggambar : suatu


kegiatan
yang
diberikan
kepada
pasien
skizofrenia dalam bentuk aktivitas menggambar
selama 45 menit sebanyak 3 kali dalam seminggu
dimana setiap kegiatan dibagi menjadi 2 bagian,
pertama: yang terdiri dari tahap persiapan dan
tahap orientasi, kedua yang terdiri dari tahap
kerja dan tahap terminasi

Kemampuan komunikasi verbal : Suatu


kemampuan yang dimiliki oleh pasien
dalam berkomunikasi baik menggunakan
kata-kata maupun tertulis yang dinilai
dari 5 aspek yaitu menyebutkan nama,
menyebutkan
menggambar
apa,
menceritakan
makna
gambar
dan
menceritakan masalah yang dialami dan
menceritakan kegiatan menggambar dari
awal sampai akhir

Ada pengaruh terapi okupasi aktifitas


menggambar
terhadap
kemampuan
komunikasi verbal pasien skizofrenia
dengan menarik diri di Rumah Sakit Jiwa
Propinsi Bali Tahun 2014

Jenis penelitian : penelitian pra eksperimen


dengan bentuk rancangan One Group Pretest
Postest.
Kerangka Kerja
Tempat & waktu

Tempat : Ruang Nakula dan Kunti RSJ Prop Bali


Waktu : Bulan Januari sampai Juli 2014

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi : semua pasien skizofrenia dengan menarik


diri di ruang Nakula dan Kunti Rumah Sakit Jiwa
Propinsi Bali sebanyak 30 pasien.

Kondisi Lokasi Penelitian


Rumah perawatan orang sakit jiwa di Bangli
yang merupakan satu-satunya rumah sakit
untuk merawat orang sakit jiwa yang ada di
Bali.
Penelitian ini dilaksanakan ruang Kunti dan
ruang Nakula, ruangan Kunti merupakan ruang
perawatan
jiwa
dewasa
untuk
pasien
perempuan dan Ruang Nakula merupakan
ruang perawatan jiwa dewasa untuk pasien
Laki-laki

Karakteristik subyek penelitian


Berdasarkan usia paling banyak berusia 2030 tahun, yaitu 16 orang (53,3%)
Berdasarkan jenis kelamin adalah samasama 15 orang yaitu 50,0%
Berdasarkan status perkawinan sebanyak 16
orang (53,3%) tidak kawin dan sebanyak 11
orang (36,7 %) kawin.
Berdasarkan pendidikan paling banyak
sekolah dasar yaitu 12 orang (40%)

HASIL PENELITIAN

Kemampuan komunikasi verbal pasien


skizofrenia sebelum diberikan terapi okupasi
aktivitas menggambar paling banyak dalam
kategori tidak mampu yaitu 26 orang (86,7
%).
Kemampuan
komunikasi
verbal
pasien
skizofrenia setelah diberikan terapi okupasi
aktivitas menggambar paling banyak dalam
kategori mampu yaitu 25 orang (83,3%) dan
sebanyak 5 orang (16,7 %) dalam kategori
tidak mampu.
Hasil penelitian didapatkan p value = 0,000 <
p 0,010 berarti hipotesis penelitian diterima.

Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian kemampuan komunikasi verbal


pasien skizofrenia sebelum diberikan terapi okupasi
aktivitas menggambar paling banyak dalam
kategori tidak mampu yaitu 26 orang (86,7%).
Hal ini disebabkan karena pasien belum pernah
mendapatkan terapi okupasi sehingga responden
tidak dapat mengungkapkan perasaan melalui
aktifitas
menggambar.
Sesuai
dengan
hasil
penelitian yang dilakukan oleh Wallin dan Duur
bahwa
menggambar
dapat
memberikan
kemampuan dalam mengungkapkan perasaan yang
terpendam.

Setelah
diberikan
terapi
okupasi
aktivitas
menggambar paling banyak dalam kategori mampu
yaitu 25 orang (83,3%).

Terjadinya peningkatan kemampuan komunikasi


verbal setelah diberikan terapi okupasi karena
pada saat pelaksanaan terapi pasien diajari
melalui tuntunan oleh pemimpin terapi okupasi
atau fasilitator untuk melakukan tindakan
tertentu yaitu dituntun untuk mengungkapkan
dan menceritakan perasaan yang dialami
melalui aktifitas menggambar.

Karena adanya beberapa pasien yang mampu


melakukan aktivitas dengan baik pada saat
pelaksanaan terapi
Hal ini mempengaruhi
pasien lain untuk fokus dan menikmati aktifitas
menggambar, serta menceritakan perasaannya
melalui aktivitas menggambar yang diberikan
mengikuti teman sekelompoknya, sehingga
pasien yang dulunya tidak mau berkomunikasi
bisa menkomunikasikan gambar yang telah
dibuat.
Keliat (2005) menyatakan bahwa salah satu
peran
kelompok adalah sebagai pendorong
(encourager) yang berfungsi sebagai pemberi
pengaruh positif pada anggota kelompok yang
lain.

Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh yang


sangat signifikan pemberian terapi okupasi aktivitas
menggambar terhadap kemampuan komunikasi
verbal klien dengan menarik diri (p value =
0,000<0,010).
Proses terapi okupasi adalah merangsang atau
menstimulasikan pasien melalui aktivitas yang
disukainya dan mendiskusikan aktivitas yang telah
dilakukan untuk mengungkapkan dan mencerikatan
perasaan yang dialami, dan bertujuan membantu
anggotanya berhubungan dengan orang lain serta
mengubah perilaku yang destruktif dan maladaptif.
Teori yang dikemukan oleh Maramis (2008) bahwa
selain terapi psikofarmakologi, terapi okupasi juga
diindikasikan untuk pasien skizofrenia.

SIMPULAN

Karakteristik responden dengan menarik diri sebagian besar yaitu


16 orang (53,3%) berumur 20-30 tahun, jenis kelamin perempuan
sebanyak 15 orang (50%) dan laki-laki 15 orang (50%), sebanyak
16 orang (53,3%) tidak kawin serta paling banyak responden
berpendidikan sekolah dasar yaitu 12 orang (40%).
Kemampuan komunikasi verbal sebelum diberikan terapi okupasi
aktivitas menggambar
terbanyak 26 orang (86,7 %) dalam
kategori tidak mampu.
Kemampuan komunikasi verbal setelah diberikan terapi okupasi
aktivitas menggambar terbanyak 25 orang (83,3%) dalam kategori
mampu.
Ada pengaruh yang sangat signifikan pemberian terapi okupasi
aktivitas menggambar terhadap kemampuan komunikasi verbal klien
dengan menarik diri di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali tahun 2014
(p value = 0,000).

SARAN-SARAN

Kepada Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali

Kepada Peneliti Selanjutnya

You might also like