You are on page 1of 6

1.

1 OTORISASI
Pekerjaan Bantuan Teknik Penyehatan PDAM Muara Teweh ini dilaksanakan
berdasarkan
Surat
Perintah
Mulai
Kerja
(SPMK)
No. : ............................... tanggal ..... .............. 2000 dengan waktu pelaksanaan
pekerjaan selama ....... (.........................) hari kalender, terhitung dari tanggal
dikeluarkannya SPMK.
Pengguna Jasa adalah Satuan Kerja Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air
Minum Kalimantan Tengah dan sebagai penerima tugas adalah CV. Wira Cipta
Design.

1.2 LATAR BELAKANG


Cakupan pelayanan air minum perpipaan di Indonesia pada saat ini masih
rendah. Data pada akhir tahun 2004 yaitu di perkotaan baru mencapai 41 % dan
di perdesaan 8 %, atau rata-rata secara nasional adalah 18%. Hal ini disebabkan
antara lain karena kinerja PDAM sebagai penyelenggara SPAM dinilai masih
belum optimal. Berdasarkan data hasil penilaian oleh BPPSPAM tahun 2006, dari
318 PDAM di Indonesia hanya 18% yang masuk dalam kategori sehat.
Selebihnya termasuk kategori kurang sehat 40%, tidak sehat dan sakit
42%. Beberapa aspek yang mempengaruhi kinerja PDAM antara lain adalah :
1
2
3

aspek keuangan; yaitu operating ratio, ratio hutang jangka panjang, ratio
pendapatan terhadap hutang jangka panjang dan kas terhadap pendapatan
aspek manajemen; yaitu konsumsi air (m3/pelanggan/bulan), struktur
pelanggan dan rasio pegawai per 1.000 pelanggan.
aspek teknis; yaitu kebocoran air, efisiensi produksi, jam operasi dan idle
capacity

Memperhatikan kondisi tersebut dan dalam rangka mendukung pengembangan


SPAM sesuai dengan Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan SPAM, maka
pemerintah perlu melakukan upaya strategis untuk meningkatkan kinerja PDAM.
Upaya strategis tersebut diantaranya untuk meningkatkan kinerja PDAM Sakit
dan PDAM Kurang Sehat menjadi PDAM Sehat melalui bantuan teknik, bantuan
program dan restrukturisasi hutang jika diperlukan.
Berkaitan dengan hal tersebut, Direktorat Pengembangan Air Minum, Direktorat
Jenderal Cipta Karya di Tahun Anggaran 2009 menyelenggarakan kegiatan
bantuan teknik dan bantuan program sebagai stimulan untuk upaya penyehatan
PDAM. Dalam hal ini diantaranya adalah bagi PDAM Muara Teweh.

Bantuan Teknis Penyehatan PDAM Kabupaten Barito Utara


1-1

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan tujuan yang hendak dicapai dari pekerjaan ini adalah memberikan
bantuan teknis berupa advisory bagi PDAM dalam menyusun rencana dan
program penyehatan PDAM untuk :
1
2
3

Program mendesak (crash program TA 2009)


Program jangka pendek, 1 tahun (TA 2010 dan 2011)
Program jangka menengah, 5 tahun (s/d 2013)

1.4 SASARAN
Secara umum sasaran yang hendak dicapai dari pelaksanaan kegiatan ini adalah
meningkatkan kinerja PDAM yang sakit sehingga dapat secara mandiri dan
berkesinambungan meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan air minum.
Sasaran yang lebih spesifik dari pekerjaan ini adalah :
1

Tersedianya hasil kajian dan identifikasi permasalahan pokok PDAM secara


rinci dari aspek keuangan, manajemen dan teknis yang secara langsung
maupun tidak langsung menyebabkan kondisi PDAM menjadi sakit

Tersedianya opsi-opsi penyelesaian masalah, terpilihnya opsi penyelesaian


masalah yang terbaik dan terpilihnya alternatif penyelesaian masalah

Tersusunnya rencana tindak penyehatan PDAM yang sesuai dengan hasil


butir 2 diatas yang meliputi :
a. FINPRO, FRAP dan RPKP jika diperlukan
b. Peningkatan kapasitas manajemen
c. Rencana program dan investasi untuk peningkatan kinerja SPAM

Gambar 1.1
Flow Diagram Kegiatan Bantek Penyehatan PDAM

Bantuan Teknis Penyehatan PDAM Kabupaten Barito Utara


1-2

4
5
6

Tersusunnya rekomendasi bantuan program mendesak yang berfungsi


sebagai kegiatan pengungkit penyehatan PDAM untuk dilaksanakan pada TA
2007 (crash program)
Tersusunnya rencana program dan investasi jangka pendek (1-2 tahun) dan
jangka menengah (s/d 5 tahun)
Terwujudnya kesepakatan program penyehatan PDAM yang menjadi
komitmen Pemerintah Kabupaten / Kota dan Pemerintah Provinsi dengan
Direktorat Jenderal Cipta Karya

1.5 RUANG LINGKUP


Ruang lingkup kegiatan bantuan teknik ini adalah sebagai berikut :
1

Mengkaji dan mengidentifikasi kondisi dan permasalahan PDAM dari aspek


teknis. Menggunakan parameter yang baku; dimulai dari unit air baku, unit
produksi, unit distribusi dan unit pelayanan. Termasuk mengidentifikasi
kondisi water meter pelanggan yaitu persentasi yang berfungsi dengan baik
dan tahun pemasangan. Serta unit pengelolaan dan indikator lain yang
diperlukan.
a. Khusus dalam melakukan pengkajian aspek teknis terkait kondisi
kebocoran air dalam pengelolaan SPAM, maka perlu dilakukan antara lain
:
Inventarisasi meter induk di unit produksi untuk mengukur volume
atau kapasitas produksi dari sistem yang ada
Inventarisasi keberadaan zona-zona distribusi dan zona elementer
serta keberadaan dan kondisi meter distrik untuk setiap zona.
Inventarisasi keberadaan dan kondisi jaringan distribusi utama (JDU)
serta tingkat kebocoran yang timbul.
Mengindikasikan kebocoran fisik dan kebocoran komersil.

Gambar 1.2 Diagram kehilangan air dalam sistem penyediaan air minum

Bantuan Teknis Penyehatan PDAM Kabupaten Barito Utara


1-3

b. Dalam melakukan pengkajian sisa kapasitas (idle capacity) harus


dilakukan antara lain :
Menetapkan sisa kapasitas sebagai perbedaan antara kapasitas
produksi (debit air rata-rata) dengan kapasitas yang dimanfaatkan
Identifikasi permasalahan yang mengakibatkan terjadinya idle
capacity; misalnya karena masyarakat belum mampu berlangganan,
atau kemampuan penyambungan jaringan rendah, kualitas air tanah
relatif baik, melebihi kriteria desain dan lain-lain.
2

Mengkaji dan mengidentifikasi kondisi dan permasalahan PDAM dari aspek


keuangan meliputi biaya operasi (biaya tetap dan biaya variabel),
pendapatan, ekuiti, hutang (hutang jangka panjang dan hutang lancar),
kondisi kas, tarif dan indikator lain yang diperlukan.

Mengkaji dan mengidentifikasi kondisi dan permasalahan PDAM dari aspek


manajemen meliputi konsumsi air, struktur pelanggan, SDM, jumlah
pelanggan, efektifitas penagihan, jangka waktu penagihan piutang dan
indikator lain yang diperlukan

Mengembangkan opsi-opsi penyelesaian masalah, baik fisik maupun non


fisik termasuk kemungkinan restrukturisasi hutang.

Dalam pengembangan opsi penyelesaian dan penanganan aspek teknis


khususnya penurunan kebocoran dan pemanfaatan sisa kapasitas maka
harus dilakukan antara lain :
a. Penurunan kebocoran, dengan
Pembentukan zona-zona distribusi dan zona elementer wilayah
pelayanan
Identifikasi kebutuhan meter induk dan meter distrik pada setiap
usulan zona-zona
Mengusulkan dan menetapkan jaringan distribusi utama (JDU)
Menetapkan sasaran kebocoran fisik dan kebocoran komersial
b. Pemanfaatan sisa kapasitas dan program pengembangan, antara lain
memperhatikan namun tidak terbatas pada :
Tingkat kemampuan berlangganan
Kemampuan pengembangan jaringan distribusi
Kemampuan PDAM melakukan pengelolaan Sambungan Rumah
Ketersediaan, kualitas dan kuantitas air tanah dan air permukaan

Menyusun rekomendasi berdasarkan opsi terbaik yang dapat dilaksanakan

Menyusun rencana tindak penyehatan PDAM yang meliputi kegiatan fisik


maupun non fisik termasuk peran seluruh stakeholder yaitu dalam hal ini
Pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten / kota dan
PDAM. Kegiatan tersebut meliputi :
a. FINPRO (Financial Projection), FRAP (Financial Recovery Action Plan) dan
RPKP jika diperlukan.
b. Peningkatan kapasitas manajemen dalam bentuk training baik untuk
tingkat manajerial maupun pelaksana dan peningkatan fasilitas kerja
c. Rencana program dan investasi untuk peningkatan kinerja PDAM

Menyusun rekomendasi bantuan program mendesak yang berfungsi sebagai


kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan PDAM dalam aspek teknik,

Bantuan Teknis Penyehatan PDAM Kabupaten Barito Utara


1-4

keuangan dan manajemen untuk dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2007


(crash program).
9

Memfasilitasi kesepakatan program penyehatan PDAM yang menjadi


komitmen Pemerintah Kabupaten / Kota dan Pemerintah Provinsi dengan
Direktorat Jenderal Cipta Karya.

Untuk efektifitas pelaksanaan pekerjaan, dapat dimanfaatkan hasil studi /


telaahan yang sudah ada termasuk antara lain yaitu :
a. Hasil Monitoring dan Evaluasi PDAM
b. Hasil studi program memorandum dan proyek memorandum MDGs, dan
c. Dokumen lain yang terkait dengan penilaian kinerja PDAM seperti hasil audit
Laporan Keuangan dan laporan kinerja PDAM 3 tahun terkhir dari BPKP atau
akuntan publik independen dan laporan keuangan serta laporan teknik
PDAM.

1.6 SISTIMATIKA PELAPORAN


Sistimatika Pelaporan dalam Konsep Laporan Akhir untuk PDAM Muara Teweh ini
sesuai dengan KAK dan arahan dari Tim Pelaksana Penyehatan PDAM Direktorat
Jenderal Cipta Karya, yaitu meliputi :
BAB 1

PENDAHULUAN
Dalam bab ini disampaikan mengenai otorisasi pelaksanaan pekerjaan,
latar belakang diadakannya pekerjaan ini, maksud dan tujuannya,
sasaran, ruang lingkup dan sistematika pembahasan laporan.

BAB 2

PERATURAN PERUNDANGAN DAN KEBIJAKAN NASIONAL DI


BIDANG AIR MINUM
Peraturan Perundangan dan Kebijakan Nasional Bidang Air Minum
merupakan acuan dalam menyiapkan usulan program dan rencana
tindak. Oleh sebab itu pasal-pasal yang berkaitan dengan tugas
disajikan dalam bab ini.

BAB 3

GAMBARAN UMUM KABUPATEN BARITO UTARA


Gambaran umum Kabupaten Barito Utara meliputi keadaan umum
seperti posisi lokasi, batas serta pembagian wilayah. Kemudian
mengenai kependudukan, topografi, keadaan tanah, hidrologi dan iklim.

BAB 4

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KABUPATEN BARITO UTARA


Bab ini berisi Kebijakan Pengembangan Kabupaten Barito Utara.

BAB 5

KONDISI EKSISTING PDAM MUARA TEWEH


Pada bab ini akan disampaikan mengenai kondisi eksisting PDAM Muara
Teweh yang meliputi, kondisi manajemen dan kondisi keuangan, aspek
teknis, sarana dan prasarana. Kondisi ini akan dibahas baik secara
umum maupun sesuai dengan indikator kategori kinerja PDAM.

BAB 6

ANALISA PERMASALAHAN PDAM MUARA TEWEH

Bantuan Teknis Penyehatan PDAM Kabupaten Barito Utara


1-5

Analisa permasalahan PDAM Muara Teweh meliputi aspek teknik, aspek


manajemen dan aspek keuangan sesuai dengan kondisi eksisting yang
telah diidentifikasi.
BAB 7

SKENARIO RENCANA TINDAK BAGI PDAM MUARA TEWEH


Bab ini menyampaikan usulan rencana tindak berdasarkan hasil analisa
permasalahan yang meliputi program mendesak, program jangka
pendek dan program jangka menengah. Semua usulan mengacu
kepada peraturan perundangan dan kebijakan nasional.

BAB 8

PENUTUP
Bab ini memuat mengenai proyeksi keuangan rencana pengembangan
sistem penyediaan air minum pada 5 tahun kedepan.

Bantuan Teknis Penyehatan PDAM Kabupaten Barito Utara


1-6

You might also like