You are on page 1of 12

ANALISA SISTEM TENAGA LISTRIK

Oleh: Ir. Ahmad Junaedi Shiddiq, MT, MSc


1. BAB I. MATRIKS ADMITANSI DAN IMPEDANSI
( PEMBENTUKAN MATRIKS ADMITANSI )
1.1. Penyekatan Matriks
1.2. Penghapusan simpul
1.3. Matriks Impedansi Rel

2. BAB II. KOMPONEN SIMETRIS


Tegangan dan Arus
Daya pada Komponen Simetris.
Impedansi Urutan Jaringan Transmisi
Impedansi Urutan Mesin Serempak
Jaringan Urutan Nol
Impedansi Urutan Transformator

3. BAB III. GANGGUAN SIMETRIS


Transient Rangkaian R-L Seri.
Hubung Singkat Fasa Tiga Mesin Serempak Tanpa Beban
Tegangan Internal Mesin Serempak Berbeban Dalam Keadaan Transient.
Hubung Singkat Fasa Tiga Sistem Tenaga Listrik
Matriks Impedansi Rel Dalam Perhitungan Gangguan.

4. BAB IV. GANGGUAN TIDAK SIMETRIS


4.1.
4.2.
4.3.
4.4.

Gangguan Fasa Tiga


Gangguan Satu Fasa ke Tanah
Gangguan Fasa ke Fasa.
Gangguan Dua Fasa ke Tanah

5. BAB V. MATRIKS IMPEDANSI REL URUTAN


5.1.
Gangguan Fasa Tiga
5.2.
Gangguan Satu Fasa ke tanah
5.3.
Gangguan Fasa ke Fasa

6. BAB VI. PERHITUNGAN TEGANGAN DAN DAYA


AKTIF/REAKTIF
6.1. Metoda Gauss
6.2. Metoda Gauss Seidel
6.3. Metoda Newton Rapshon

DAFTAR PUSTAKA:
1. Sadat, H Power System Analysisi, Mc Graw Hill, 1999
2. Glover, JD, Sarma M, Power System Analysis and Design, PWSKent Publishing Company, 1987.
3. Stevenson, JD Elemen of Power System Analysis, Mc Graw Hill,
1982.

PERTEMUAN KE 1

BAB I.
MATRIKS ADMITANSI DAN IMPEDANSI
1.1.MATRIKS ADMITANSI
Keunikan matriks admitansi adalah :
1. Merupakan matriks dengan orde n x n, n adalah jumlah rel dalam sistem.
2. Merupakan metriks simetris ( Yij = Yji ).
3. Merupakan matriks dengan elemen kompleks
4. Tiap elemen diluar diagonal bernilai negatif ( Ykj = - Y ki )
5. Elemen diagonal adalah penjumlahan nrgatif dari seluruh elemen diluar
diagonal.
6. Matriks ini tersebar ( banyak elemen bernilai Nol ).
Pembentukan matriks admitansi dapat dilihat pada contoh berikut ini :

Elemen diagonal dari matriks admitans untuk system pada gambar 1.1 adalah sebagai
berikut:
Y11 = -j 5,0 j 4,0 j 0,8 = -j 9,8
Y33 = -j 4,0 j 2,5 j 8,0 j 0,8 = -j15,3

Y22 = -j5,0 j 2.5 j 08 = -j 8,3


Y44 = -j5,0 j 5,0 j8,0 = -j 18

Elemen non diagonal hdala sebagai berikut :


Y12 = Y21 = 0

Y13 = Y31 = j4,0

Y14 = Y41 = j 5,0

Y23=Y32 = J 2,5

Y24=Y42= j 5,0 Y34=Y43 = j 8,0


Dari nilai nilai admitansi tersebut dapat dibuat matriks admitansi sebagai beriku :

Y=

Y11

Y12

Y13 Y14

-j 9,8

j 0,0

j 4,0

j 5,0

Y21

Y22

Y23 Y24

j 0,0

-j 8,3

j 2,5

j 5,0

Y31

Y32

Y33 Y34

j 4,0

j 2,5

-j 15,3

j 8,0

Y41

Y42

Y43 Y44

j 5,0

j 5,0

j 8,0

- j18,0

..( 1.1 )

1.2. PENYEKATAN MATRIKS


Suatu metoda

manipulasi matriks yang banyak gunanya, yang disebut

Penyekatan ( Partitioning) ialah pengenalan kembali berbagai bagian suatu matriks


sebagai submatriks yang diperlakukan sebagai unsur-unsur tunggal dalam penerapan
turunan yang biasa untuk perkalian dan penambahan. Misalnya suatu matriks A 3X3.:

a11

a12

a13

A = a21

a22

a23 .......................................................... ( 1.2 )

a31

a32

a33

disekat menjadi 4 sub


D

matriks yang ditulis srbagai berikut:

A=

a11
,

a12

D=

a12
, E=

a21

a22

b11
Bila C = A.B,

B = b21

H
, atau B =

Maka C =
G

, H=

M
=

FH + GJ

J = b31

b21

DH + EJ
=

b11

a32 ], G = a33

a23

b31
D

, F = [ a31

M = DH +EJ
;

N = FH + GJ

Untuk mendapatkan sub matriks N, maka penyekatan dapat dilakukan sebagai


berikut:
b11
N = [ a31

a32 ]

+ a33 b31 = a31 b11 + a32 b21 + a33 b31 .................( 1.3 )
b21

CATATAN :

1. Matriks yang akan dikalikan harus dapat digabungkan.


2. Setiap jenis penyekat tegak antara kolom r dan r + 1 pada faktor pertama r
+ 1 pada faktor yang kedua agar sebuah matriks tersebut dapat dikalikan.

1.3. PENGHAPUSAN SIMPUL


Simpul-simpul dapat dihapuskan dengan manipulasi matriks pada persamaan
jaringan ( simpul ). Tetapi hanya simpul-simpul dimana arus tidak masuk atau
meninggalkan jeringan saja yang dapat dihapuskan. Persamaan jeringan ( simpul) :

I = Y.V( 1.4 )
I dan V = Matriks kolom dan Y = Matriks bujur sangkar simetris
CATATAN :
1. Matriks kolom harus diatur sedemikian rupa, sehingga unsur yang
bersesuaian dengan simpul yang akan dihapuskan berada pada baris bawah
matriks tersebut.
2. Unsur/elemen matriks bujur sangkar juga ditempatkan sesuai dengan point 1.
3. Matriks kolom disekat sedemikian rupa sehingga elemen yang berhubungan
dengan input yang akan dihapuskan terpisah i dari unsur-unsur yang lain.
4. Matriks admitansi juga disekat sehingga simpul yang akan dihapuskan
terpisah dari unsur lainnya dengan garis mendatar dan tegak.
Dengan demikian persamaan simpul dapat ditulis ulang sebagai berikut :
IA

VA

LT M

VX

=
Ix

..( 1.5 )

Ix dan Vx merupakan sub matriks arus dan tegangan simpul yang akan dihapuskan.
Semua unsur dalm Ix = 0, karena jika tidak, simpul itu tidak bisa dihapuskan. K =
matriks dari simpul yang tetap ada ( unsur admitansi sendiri dan bersama ). L, L T =
matriks dengan unsur admitansi bersama yang dimiliki oleh simpul yang akan tingal
dan simpul yang akan dihapuskan. Persamaan diatas dapat ditulis secara terpisah
sebagai berikut :

IA = K.VA + L.Vx (1.6 )


Ix = LT.VA + M.Vx(1.7 )
Karena Ix = 0, maka :

0 = LT.VA + M.Vx

Vx = - LT.VA. M-1

IA = K.VA L.M-1 . LT.VA

Atau IA = Y.VA , dimana Y = K L.M-1. LT(1.8)


Jika simpul 3 dan 4 pada gambar 1.1 dihapus, ( Generator pada Rel 3 dihilangkan ),
maka penyekatan dan penghapusan matriks dilakukan sebagai berikut :
K

Y rel =

-j 9,8

j 0,0

j4,0

j 5,0

j 0,0

-j 8,3

j 2,5

j 5,0

-J18,0 - J8,0

, M-1 =

=
LT M

j 4,0

j 2,5

-j 15,3

j 8,0

j 5,0

j 5,0

j 8,0

-j18,0

j 0,0914

j 0,0406

j 0,0406

j 0,0736

197

-J8,0

-J14,0

j4,0 j 5,0

j 0,0914 j 0,0406

j 4,0 j 2,5

L.M-1. LT =

j4.9264 j 4,0736
=-

j 2,5 j 5,0

j 0,0406 j 0,0736
-j 9,8

j 5,0 j 5,0

j 0,0

Yrel = K L.M-1.LT =

j4,0736 j 3,4264
-j 4,8736

j4,0736

- L.M-1.LT =
j 0,0

-j 8,3

-j 4,0736

j 4,8736

CATATAN :
1. Peghapusan simpul juga dapat dilakukan dengan Transformasi Y dan
dengan melakukan penghubungan impedansi seri paralel.
2. Metoda penyekatan matriks dalah suatu metoda umum yang lebih sesuai
untuk menyelesaikan dengan program komputer.
3. Untuk penghapusan statu jumlah simpul yang besar, matriks M juga akan
besar.
4. Invers matriz M yang besar dapat dihindari dengan menghapus setiap kali
satu simpul saja, dan prosesnya menjadi Sangay sederhana.
5. Unsur yang akan dihapus, harus yang bernomor paling tinggi, dan
penomoran kembali kemungkinan diperlukan.

Bila :

Yrel =

Y11

Y1j Y1n

Yk1

Ykj

Ykn .................................................................( 1,9 )

Yn1

Ynj

Ynn

Maka dengan mereduksi matriks yang satu simpul diperoleh sebagai bedrikut :

Y11

Y1j Y1n

Y1n

Yrel baru = Yk1

Ykj

Ykn - 1/Ynn

....

....

....

[ Yn1... Ynj.... ] ..............( 1,10 )


Ykn

Atau

Ykn . Ynj
Ykj baru = Ykj asli -

.( 1.11 )
Ynn

Untuk :

-j 9,8
Yrel =

j 0,0

j 4,0

j 5,0

j 0,0

-j 8,3

j 2,5

j 5,0

j 4,0

j 2,5

-j 15,3

j 8,0

j 5,0

j 5,0

j 8,0

- j18,0

Perubahan unsur-unsur dapat dilakukan dengan contoh yaitu unsur j 2,5 baris
3, kolom 2
j 8,0 x j 5,0
Y32 baru = j 2,5

= j 4,7222
- j18,0
J 5,0 x j5,0

Y11 baru = j 9,8

= -j 8,4111
- j 18,0

Sehingga untuk reduksi 1 simpul diperoleh :

Yrel =

-j 8,4111
j 1,3889

j1,3889
j 6,2222
-j 6,9111 j 4,7222

j 6,2222

j 4,7222

-j 10,9444

dan reduksi selanjutnya menghasilkan :


-j 4,8736
j 4,0736

Yrel =

j 4,0736
-j 4,8736

1.4. MATRIKS IMPEDANSI REL


Jika matriks Y rel diinvers, maka akan dengan mudah diperoleh matriks impedansi rel
Zrel .

Z rel = Y-1rel ( 1.12 )


Bentuk matriks stndar dari jeringan tiga simpul ditulis sebagai berikut :

Z11
Z rel =

Z12

Z13

Z21

Z22 Z23 .......................................................................( 1.13 )

Z31

Z32 Z33

Karena Yrel adalah matriks simetris, maka Z rel pun merupakan matriks simetris. Unsur
diagonal dari matriks Z rel disebut Impedansi Titik Penggerak ( Driving point
Impedance ).Simpul-simpul dan unsure-unsur non diagonal disebut Impedansi
Pemindah ( Transfer Impedance )simpul-simpil.
Untuk memperoleh Zrel tidak selalu haus membentuk Yrel terlebih dahulu, namun
dapat diperoleh secara langsung seperti diuraikan berikut ini. Dalam membentuk Zrel
ada beberapa kasus yang akan dijumpai.
1. Menambah Zb dari suatu rel baru P pada rel acuan
P
Zb

Z asli
0

acuan

V1
V2

Zasli

I1

I2

V3
.

I3

In

Zb

Ip

Vn
Vp

.....

......................................( 1.14)

2. Menambahkan Zb dari suatu rel baru P pada suatu rel yang ada
Zb
Z asli

0
V1
V2

Zasli

V3
.

Z1k

I1

Z2k

I2 k

Z3k

I3

Vn

Zasli

kolom k
....( 1.15)

. p

baris k

Zkk+ Zb

Znk In

Vp

Zk1 Zk2 .... Zkn

Zkk +Zb Ip

3. Menambahkan Zb dari suatu rel k yang sudah ada ke rel acuan


Zb
Z asli

- Disini ditambahkan sebuah rel baru P yang dihubungkan melalui Zb ke rel k


- Kemudian rel P dihubungsingkatkan ke rel acuan dengan penambahan Vp sama
dengan nol untuk menghasilkan persamaan matriks seperti pada kasus 2 dengan Vp
= 0.
- Hilangkan baris p dan kolom k dengan reduksi Kron,

Zh ( n+1 ) . Z(n+1)i
Zhi (baru ) = Zhi (asli )

...............................( 1.16 )
Zkk + Zb

4. Menambahkan Zb diantara 2 buah rel j dan k yang sudah ada


Zb
k

Z asli
0

Rel q bersifat sementara, sebagai alat bantu.


V1
V2

Zasli

Z1j-Z1k

Ii

Zjj-Zjk

Ij

Zkj-Zkk

Ik .( 1.17)

V3
.

Vn
Vp

Znj-Znk
(Zj1-Zk1)

( Zj1 Zk1 )

Zbb

.
In
Ib

Zbb = Zb + Zjj + Zkk 2 Zjk


Kemudian dengan reduksi Kron diperoleh unsur-unsur baru dari Z, yaitu :

Zh(n+1). Z(n+1) i
Zhi ( baru ) = Zhi (asli )

.( 1.18 )
Zb + Zjj + Zkk + 2Zjk

Contoh :
Suatu sistem tenaga liistrik terdiri atas 4 rel dan 6 saluran, sebagaimana gambar
berikut ini :

4
Z= j 0,125
Z = j 0,25
2

Z= j0,2
5
Z = j 0,4
3

2
1

Z= j 1,25

Z= j 1,25

Rel acuan

Buatlah matriks dari gambar tersebut diatas


PENYELESAIAN
a. Rel 1 dibentuk dengan impedansinya ke rel acuan adalah :
[ V1 ] = [ j 1,25 ] [ I1 ]
b. Matriks impedansi rel 1 x 1 diperoleh :
Z rel1 = [ j 1,25 ] .. Kasusu 1
c. Untuk mendapatkan matriks rel 2 dengan impedansi ke rel 1 :
j 1,25

j1,25

Z rel 2 =

,
j 1,25

j 1,50 = j 1.25 + j 0,25.............................Kasus 2

j 1,50

d. Rel 3 dengan impedansi yang terhubung ke rel 2 diperoleh :


Z rel 3 =

j 1,25
j 1,25
j 1,25

j1,25
j 1,50
j 1,50

j 1.25
j 1,50 , j 1,90 = j1,50 + j 0,4...............Kasus 3
j 1,90

e. Dari rel 3 terhubung ke rel acuan dengan impedansi sebesar j1,25 dan
mengacu ke kasusu 3, maka diperoleh :

Z rel 4 =

j 1,25
j 1,25
j 1,25
j 1,25

j1,25
j 1,50
j 1,50
j 1,50

j 1.25
j 1,50
j 1,90
j 1,90

j 1,25
j 1,50 , j 3,15 = j1,90+j1,25 ...Kasus 4
j 1,90
j 3,15

f. Kemudian dilakukan reduksi Kron :


j 1,25 x j1,25
Z 11 ( baru ) = j 1,25 -

= j 0,75397
J 3,15

Dengan mereduksi semua nilai pada matrik kolom dan baris, didapatlah :
Z rel 5 =

j 0,75397 j 0,65476
j 0,65476 j 0,78571
j 0,49603 j 0,59524

j 0,49603
j 0,59524
j 0,75397

g. Rel 4 dihubungkan ke rel 3 melalui impedansi sebesar j 0,2 ( kasus 2 ),

sehingga didapat Z rel sebagai berikut :

Z rel 5 =

j 0,75397 j 0,65476
j 0,65476 j 0,78571
j 0,49603 j 0,59524
j 0,49603 j 0,59524

j 0,49603 j 0,49603
j 0,59524 j 0,59524
j 0,75397 j 0,75397
j 0,75397 j 0,95397

j 0,95397 = j 0,75397 + j 0,2


h. Dengan menambahkan impedansi antara rel 2 dan 4 sebesar j 0,125 ( kasus 4 )
Bila j = 2 dan k = 4, maka :
Z15 = Z12 Z14 = j 0,65476 j 0,49603 = j 0,15873
Z25 = Z22 Z24 = j 0,78571 j 0,59524 = j 0,19047
Z35 = Z32 Z34 = - j0,15873
Z45 = Z42 Z44 = - j0,35873
Z55 = Z22 + Z44 - 2 Z24 + Z rel 2-4 = j 0,67421
Sehingga Z rel matriks 5 x 5 yang dihasilkan adalah sebagai berikut :
j 0,75397
j 0,65476
j 0,49603
j 0,49603
j 0,15873

j 0,65476
j 0,78571
j 0,59524
j 0,59524
j 0,19047

j 0,49603 j 0,49603
j 0,15873
j 0,59524 j 0,59524
j 0,19047
j 0,75397 j 0,75397 - j 0,15873
j 0,75397 j 0,95397 - j 0,35873
- j 0,15873 - j 0,35873
j 0,67421

Dengan reduksi Kron, dari matriks diatas, didapatlah Impedansi Rel Sistem
Tenaga Listrik gambar tersebut diatas sebagai berikut :
Z rel =

j 0,71660
j 0,60992
j 0,53340
j 0,58049

j 0,60992 j 0,53340 j 0,58049


j 0,73190 j 0,64008 j 0,69659
j 0,64008 j 0,71660 j 0,66651
j 0,69659 j 0,66651 j 0,76310

You might also like