You are on page 1of 7

KUNJUNGAN KE SEKOLAH ACIKITA PAYOKUMBUAH

By
Divisi
Hari/ tanggal (kegiatan)
Tempat (kegiatan)

: Rahma Dewi Kurnia


: Sosial
: Minggu, 26 Oktober 2014
: Payokumbuah

Minggu, saat itu ada 2 (dua) pilihan yang harus q pilih dalam menentukan
aktivitas apa yang akan q lakukan pada hari minggu tanggal 26 oktober 2014.
Pertama, mengikuti PAB XXIX PPIPM di Taping atau Kunjungan ke Sekolah
Acikita di Payokumbuah. Pertimbangan demi pertimbanganpun telah q pikirkan,
dan akhirnya, q lebih memilih untuk mengikuti acara kunjungan ke sekolah
Acikita di Payokumbuah
Pagi itu, suara azan berkumandang indah, mengelitik telinga agar terbangun
dari tidur panjang semalam. ku simbahkan selimut tidurq berjalan menuju kamar
mandi, guna untuk mengambil wudhu sholat subuh di pagi itu. Celana training,
baju kaos, jilbab hitam, sepatu olah raga, makanan kecil, camdig, mukenah, AlQuran, minyak angin, agenda kecil, pena, peralatan mandi, q persiapkan untuk
peralatan yang akan di pakai ketika kegiatan di Payokumbuah nanti. Semuanya
telah dimasukan ke dalam tas, termasuk camdig yang nantinya akan digunakan
untuk mengabadikan momen-momen berharga saat berada di sana. Hm. Semua
yang q bawa tersebut berdasarkan instruksi yang di berikan oleh Bang Tomi lho.
Hehe (ketua Acikita padang kita, periode 2014-2016).
07.00 AM merupakan waktu yang telah diagendakan untuk berangkat dari
Padang menuju Payokumbuah. 06.40 AM q langkahkan kaki q menuju halaman
luar kamar kos q menuju mesjid Al-Ahzar, yang merupakan tempat yang telah
dijadikan kesepakatan untuk berkumpul bersama. Langkah demi langkah q
ayunkan kaki sembari manyagunkan tangan yang seiringan dengan langkah kaki.
beberapa menit kemudian
alahkah terkejutnya aq, di saat melihat teman-teman perempuan yang berada
di samping mesjid tidak ada yang memakai celana training, hanya ada aq dan Azi
(teman BK q angkatan 2011 yang telah masuk Acikita di awal tahun ini, januari
2014). Tidak ketinggalan, kebiasaan q ketika baru berada di lingkungan baru,
semua teman-teman yang ada di area itupun q salami satu persatu, tapi entah
kenapa, ada beberapa orang yang tidak q salami waktu itu (Bg Tomi, Koord Divisi
Sosial, tufik, dan teman laki-laki lainnya) yang telah duluan hilang dari pandangan
q. Eh ! ternyata mereka telah kabur dari tempat perkumpulan menuju tukang sate
1

yang tengah berdiri di depan Mesjid Al-Ahzar yang berada di dekat gerbang UNP
untuk mengisi perut yang tengah kelaparan hehehe ^^V
07.30 AM wah. Kami belum juga berangkat. Kendalannya. Ada beberapa
teman lagi yang harus ditunggu. Dan, 24 orang saat itupun akhirnya berangkat
menuju Payokumbuah tepat pada jam 08.15 (kalau tidah salah, *lupa ^^).
Canggung ! canggung! Canggung! Itulah yang q rasakan diatas mobil sewaan dari
DPD SUMBAR barisan kedua dari belakang, sebelah kiri dari pintu masuk, dan
didekat jendela tentunya.
Suasana q pun mulai cair disaat Dewi (Bendahara Umum) membagikan
secarik kertas yang berisikan bait lagu Acikita. Lagu tersebut berjumlah 5 bait,
namun hanya 4 baitlah yang dinyanyikan, 1 bait lainnya tidak dinyanyikan (kenapa
bisa bgitu y ? jadi pernasaran!).
Mobil terus melaju, iringan musik Acikita yang terdengar dari tape depan
mengiringi lantunan lagu Acikita yang dinyanyikan oleh Dewi dan teman-teman
Acikita lainnya. Alhamdullilah. (pikirq) akhirnya q jadi ingat irama dari lagu
Acikita yang terakhir q dengar ketika seminar nasional Acikita di 6 (enam) daerah
yang salah satunya bertempatkan di Aula Gubernur dengan tema Achieve Your
Dream to Study Aboard with Scholarship. Semua yang ada di atas mobil tiba-tiba
terkejut dengan di rem mendadaknya mobil di salah satu persimpangan didekat
Pariaman. Setelah q lihat-lihat, ternyata supir sengaja memberhentikan mobil
karena ada yang akan naik mobil, Eh ! ternyata ada bang Irwan (Ketua Acikita
Cabang Pariaman) yang baru saja naik ke mobil. Mobil melaju kembali dengan
santainya, percakapanpun mulai terdengar dari bangku depan, ternyata bang Tomi,
bang Irwan, dan rekan-rekan lainnya asik membicarakan agenda apa saja yang
akan dilaksanakan di Acikita dan keberlanjutan Acikita di Padang dan Pariaman
terntunya (^^).
Jepret, jepret, suara yang berasal dari kamera membuatq terheran-heran, q kira
banyak dari rekan-rekan Acikita hanya diam dan duduk manis saja di atas mobil
sembari menunggu mobilnya sampai pada tujuan, ternyata banyak dari mereka
yang sangat narsis di atas mobil, berfoto-foto, nyanyi bareng-bareng, dan
mengkeretai makanan-makanan kecil penyanggah perut di seiring perjalanan.
Hm.. Alhamdulillah. Kenyang hehe.
Pemandangan disamping kiri dan kanan menghiasi perjalanan kami menuju
Payokumbuah. Penasaranq semakin besar ketika Dewi menelpon kakak yang da di
Payokumbuah untuk membeli nasi bungkus makan siang kami. Mobil berbelok
kearah mesjid, jam 11.30 AM mau nunggu sholat y (*pikirq) ternyata, didepan
sebuah bangunan sebelah mesjid sudah berdiri ibu-ibu dengan memakai baju hijau,
menghadap ke teman-teman Acikita yang baru keluar dari mobil, TK Acikita,
wah. Ternyata kami sudah sampai di Tk Acikita. Alhamdulliah.. akhirnya
2

kami sampai pada tujuan dengan selamat, dan di sambut oleh ibu-ibu yang cantik
pula hehe.
Mataq tertuju pada bangunan yang berada di depan kami tadi, bangunan yang
sederhana dan dihiasi dengan bunga-bunga yang cukup menawan di dkat pagar.
Satu demi satu ibu dan kakak (eh ! ternyata juga ada kakak dan abang yang maih
muda disana) qsalami sebelum masuk ke ruangan yang telah disediakan oleh
pengurus Acikita Payokumbuah. Assalamualaikum Wr. Wb suara salah satu guru
TK di mengawali perjumpaankamidi dalam ruangan tersebut. Morita sensei, itulah
panggilan guru yang membaca salam pembuka kegiatan di sebuah ruang meeting
yang berada dalam gedung tersebut.
Morita sensei menjelaskan sedikit tentang sejarah berdirinya Aikita, namun
penjelasan tersebut dijelaskan lebih lanjut oleh pak yang telah menyiapkan diri
dengan netbook yang telah terletak di depan beliau. Setelah beliau memberikan
sambutan, beliau mengutarakan sejarah dari berdirinya Acikita di Indonesia,
diantaranya adalah:
1. Berdasarkan ayat suci Al-Quran yatu terdapat dalam surat Ali-Imran
2. Pengalaman Sensei JUm saa berkungjung ke Bandung, sekembalinya dari
jepang, beliau melihat, banyak sekali anak jalanan yang mengamen tanpa
adanya skill dan kemampuan untuk menghasilkan karya seni yang patut
dihargai dan dibeli oleh banyak orang.
Dari 2 beberapa hal di atas, maka beliau bersama teman-teman lainnya yang
berada di Jepang membuat suatu perkumpulan yang mempunyai tujuan untuk
membangun Indonesia. Pembangunan yang beliau buat dimulai dari mengajak
teman-teman yang sebangsa dan setanah air yang berada di luar negeri, langkah
selanjutnya yang beliau buat adalah dengan membantu anak-anak Indonesia yang
ingin kuliah keluar negeri dengan cara mencarikan beasiswa untuk anak tersebut.
Pembangunan yang beliau lakukan di bidang pendidikan tidakhanya itu saja.
Selain itu, beliau bersama rekan lainnya merencanakan pembangunan sekolah
Acikita, mulai dari TK, SD, SMP, SLTA dan pergururuan tinggi. Secara lebih rinci,
dibawah ini adalah bidang-bidang yang terdapat di Acikita:
1. Bidang pendidikan (membangun sekolah Acikita)
2. Ekonomi (menerbitkan buku, pemateri yang berasal dari luar negeri
menanggung sendiri biaya akomodasi mereka untuk datang ke Indonesia,
begitu juga dengan Sensei Jum sendiri)
3. Sosial (melaksanakan Qurban)
4. Budaya (dengan menampilkan Budaya Indonesia di Jepang ataupu pada
setiap acara yang diangkatkan di luar negeri)
5. Teknologi (dengan mengadakan pembangunan)
Setelah menyampaikan sejarah dari acikita, bapak . Meyampaikan
pengalaman beliau ketika berkunjung ke Jepang juga. Luar biasanya, kunjungan
3

beliau ke Jepang tersebut tidak di biayai oleh Acikita tapi beliau sendirilah yang
menggung biaya dari perjalanan beliau. Pendidikan yang ada di Jepang sangat luar
biasa sekali, di sana murid-muridnya diajarkan utuk bersalaman dengan setiap
guru yang ada di sekolah sebelum masuk ke ruangan belajar, alhasil, banyak dari
guru-guru tersebut berjejer di depan kelas untuk menyambut kedatangan murid
dengan memasang wajah senyum dan penuh dengan kehangatan. Semua siswa di
sana penuh dengn keingintahuan. Semangat belajar mereka sangat luar biasa
sekali. Sopan-sopan, ceria-ceria dan cerdas-cerdas. Begitulah beberapa gambaran
yang dapat q tangkap dari penjelasan tersebut.
Kata-kata yang paling q ingat diujung penjelasan bapak adalah Acikita tidak
pernah memberikan materi pada para anggota, orang yang ada di Acikita adalah
orang-orang yang akan memberikan materinya pada acikita dan berjuang bersama
untuk membangun bangsa ke depannya. Pernyataan yang sungguh sangat luar
biasa q dengar dari Morita Sensei tentang perkembangan TK Acikita
Payokumbuah, awalnya TK tersebut hanya disi oleh 3-5 orang anak, karena sistem
pembelajran yang bagus dan diadopsi dari pembelajaran yang banyak diterapkan
di Jepang, maka sekarang sekolah tersebut mempunyai banyak murid, kurang lebih
200san orang murid. Peningkatan yang terjadi tidak hanya berdampak positif bagi
perkembangan anak. namun ada juga dampaknya terhadap sekolah-sekolah lain
yang berada di sekitar daerah tersebut, banyak dari orangtua murid yang lebih
memilih untuk menyekolahkan anak mereka di TK Acikita terssebut, sehingga
sekolah-sekolah lain menadi kekurangan murid. Dari kejadian tersebut, sebenarnya
tanggapan dari sekolah yang berkurangnya jumlah muridnya tersebut tidak berhak
untuk minta sekolah TK Acikita untuk membatasi jumlah anak yang masuk.
Alangkah lebih baiknya mereka mengadopsi cara mengajar di sekolah TK acikita,
sehingga sekolah mereka juga memiliki cara mengajar yang lebih baik dari
sebelumnya.
Begitu panjang penjelasan yang disampaikan oleh bapak dan Morita sensei,
beberapa dari teman-teman acikita sudah terlihat lelah dan lapar. Kamipun makan
bersama diruangan meeting setelah mengamalkan sholat dzuhur berjamaah di
mesjid yang berada di depan TK Acikita. Setelah selesai makan dan sholat dzuhur,
saya bersama dengan teman-teman lainnyapun berpamitan untuk melanjutkan
agenda selanjutnya. Sebelum berangkat menuju Lembah Arau tempat diadakannya
Outbond, saya bersama teman-teman Acikita linnya berfoto bersama di depan TK
Acikita.
Sebelum naik ke mobilpun beberapa dari teman-teman ada yang berfoto di
depan lambang mobil DPRD Sumbar. Perjalananpun dimulai kembali. Mobil
melaju kearah Lembah Arau. Dewi kembali mengingatkan untuk menghafal
kembali Mars Acikita, beberapa selang waktu kemudian, tampaklah beberapa
4

barisan bukit-bukit kapur yang dipenuhi dengan batu-batu yang sungguh sangat
luar biasa besarnya dan sekumpulan tanaman yang terdapat ada puncak bukit
tersebut, subhanallah. Sungguh luar biasa sekali ciptaan yang maha kuasa.
Memasuki daerah wisata,kamipun dipunguti biaya sebesar Rp. 5000,- perorang
untuk membayar tiket masuk ke Lembah Arau. Perjalan ke dalam area wisata
dimulai, mobil diberhentikan pada tempat yang teduh dan dekat dengan air terjun
pertama, semua peserta outbond dikumpulkan di samping mobil, Bg Tomi pun
memberikan pengarahan pada semua peserta outbond sebelum masuk ke areal
outbond, kebanyakan dari peserta belum perbnah berkunjung ke Lembah Arau,
jagi melihat kekiri dan kekanan dech hehehe.
Pengarahan dilanjutkan dengan ditunjuknya Bg Rizki hamdani sebagai
keamanan, siapa yang mau pergi ke daerah di luar areal outbond, harus meminta
izin pada beliau. Kamipun masuk ke areal outbon, disana kami memasuki wisata
alam air terjun 1, wah. Pemandangannya sangat luar biasa sekali, jatuhnya air
dari puncak Bukit Arau bagaikan permata yang bersinar karena diterpa oleh
indahnya matahari senja. Begitu juga dengan air terjun 2 (dua) dan 3 (tiga)
semuanya dipenuhi dengan pedagang makanan, tumbuhan, parade ular (hm2,
parade ular hehe) dan para wisatawan yang menikmati dinginnya air terjun dengan
bertapa di bawah jatuhnya air terjun (kayak wirosableng aja y, bertapa, wkwkwk).
Op !, semua pesertapun berhenti pada air terjun ketiga. Di sana dipenuhi
dengan temapt-tempat outbond yang menarik, ada fly fox, meniti jembatan, dan
kegiatan lainnya. Namun betapa kecewanya saya, ternyata kami tidak memainkan
salah satu dari outbond tersebut (hiks hiks !). semua peserta dikumlkan di depan
mushala kecil di depan air terjun. Para senior membagi kelompok menjadi 4
bagian, 2 kelompok cewek yang terdiri dari 5 orang dimasing-masing kelompok,
dan 2 kelompok cowok yang juga terdiri dari 3-5 orang per kelompok. Nama
kelompok saya pada waktu itu adalah ngalau, kelompok 2 (dua)nya nusantara,
kelompok 3(tiga)nya waduh ! saya udah lupa ni ^^V, sedangkan kelompok 4
(empat) adalah harimau sumatera. Saya sendiri berada pada kelompok 1 (satu) .
Permainan pertama akan dimulai, sebelum masuk ke permainan, masingmasing dari kelompok diminta untuk mengumpulkan HPnya pada panitia dan
membuat yel-yel. Yel-yel tersebut ditampilkan disetiap posko yang ditemui. Posko
pertama bermain berdasarkan tanggal lahir yang dimulai dari bulan januari sampai
desember, siapa yang berdiri pada tempat yang tidak sesuai dengan urutannya,
maka akan dihukum. Di saat itu, rikolah yang terkena hukum, dia disuruh untuk
bernyanyi. Games pada posko 1 dilanjutkan dengan berdiri berdasarkan kota-kota
yang paling dekat dengan Padang sampai yang terjauh dari Padang, dan yang kena
hukuman pada waktu itu adalah suci.

Permainanpun dilanjutkan pada posko 2 (dua) permainan di posko 2 menuntut


setiap orang untuk saling bekerjasama memasukan air kedalam gelas aqua yang
sudah dibolongkan, cara bermainnya adalah estafet, yaitu dengan cara mengoporngopor gelas bocor yang berisi air dan dimasukan ke gelas bocor juga. Cara
memasukannya adalah dengan cara menjangkau gelas yang berada di dalam
lingkaran, dimana, peserta tidak boleh masuk ke dalam lingkaran tersebut. Seperti
biasa, sebelum masuk ke permainan, kelompok diminta untuk menampilkan yelyelnya terlebih dahulu. Dan, ye. !!! kelompok 1 (satu) memenangkan
permainan tersebut. Penanggung jawab outbond pada posko 2 (dua) pun
menjelaskan makna dari permainan yang kami lakukan, diantaranya adalah
kerjasama tim, tanggung jawab, dan problem solving pada masing-masing
individu dalam manajemen konflik. Posko 3 adalah posko terakhir yang akan
dilewati. Sebelum masuk ke posko 3, masing-masing peserta menyanyikan Mars
Acikita bersama-sama terlebih dahulu. Senang sekali rasanya, bernyanyi bersamasama dengan peserta yang lain.
Lanjut. Semua pesertapun berlari menuju posko 3 (tiga). Setibanya disana,
semua peserta diminta duduk melingkar. Apa yang terjadi ? haha, tidak terjadi apaapa. Semua peserta mendengarkan sambutan dari Ketua (Bg Tomi). Setelah itu
semua dari peserta diminta untuk menyampaikan alasan utamanya masuk ke
Acikita, dari beberapa alasan yang disampaikan oleh peserta outbond, alasan yang
paling saya ingat adalah alasan dari fitri yang mengatakan bahwa dia belum
mempunyai alasan kenapa masuk Acikita, dan sedang mencari alasan kenapa
masuk ke Acikita di dalam Acikita itu sendiri. Kegiatan diakhiri dengan pemberian
hadiah pada peserta yang memenangkan outbond dan yel-yel terbaik. Sesi fotofoto, wah itu adalah agenda yang tidak akan pernah dilupakan disaat
berakhirnya sebuah kegiatan. Hasilnya, semua peserta outbond dan rekan-rakan
lainnya mengekspresikan dirinya masing-masing untuk berfoto bersam, sendiri
bahkah berkelompok, pokoknya banyak dach, pose-pose yang ditampilkan oleh
peserta outbond di depan kamera (hihihi, jadi tertawa sendiri melihatnya).
Foto-fotopun juga dilakukan disepanjang jalan pulang menuju mobil DPRD
Sumbar. Jpret jpret. Sayapun memoto teman-teman Acikita, baik di depan air
terjun, dekan tanaman, ketika meniti bebatuan untuk menyeberangi sungai kecil di
air terju 2 (dua) dan masih banyak kagi sesi goto yang dilakukan, tidak ketinggalan
donk. Foto bersama Divisi Sosial (Riko, Randa, Cindy, Fitri, dan Koord Ria,
beserta saya sendiri) di depan air terjun ke 3 (tiga).
Eh ?! saya tidak menyangka, tepat disaat memoto-moto teman-teman Acikita
di depan Bus, saya bertemu dengan kakak senior BK yang merupakan kakak kos
lama saya juga. Wah senangnya :D ^^, tidak ketinggalan, sayapun berfoto
dengan beliau. Percakapanpun terjadiantara saya dan kakak senior. Sayangnya
6

waktu itu sudah menunjukan jam 05.30 sore, jadi kami semua harus segera
berangkat menuju padang. Di tengah perjalanan menuju padang. Suasana
diperjalanan pulang dihiasi dengan percakapan antara Randa dan Cindy mengenai
biologi, yang paling saya ingat pada waktu itu adalah, argument yang keluar dari
Dewi yang menanggapi percakapan merekadenga tanggapan jadi, anak
perempuan ini adalah korban dari kesetresan orangtuanya. Dan masih banyak lagi
pembicaraan yang tidak semuanya saya dengar karena sudah ketiduran. Ada
beberapa opsi untuk singgah makan malam di Jam Gadang Bukittinggi, namun
yang terjadi, kami hanya numpang lewat saja di jam gadang dan tidak singgah
untuk makan malam. Akhirnya, ketuapun memutuskan untuk makan di rumah
makan sebelum padang. Sayapun menyempatkan diri untuk singgah di tempat
pembelian oleh-oleh.
Setelah semuanya selesai makan, kami kembali naik keatas mobil dan
berangkat menuju padang. Suasana mobil menjadi hening, semuanya tidur karena
kelelahan. Tidak terasa akhirnya kamipun sampai di Kota Padang, sebagian besar
dari peserta turun di Simpang Cendrawasih. Betapa kecewanya saya, hanya saya,
Azi dan Dewi Sajayang berada di atas Bus bersama dengan 2 orang laki-laki yang
bukan anggota Acikita. Hari sudah menunjukan jam 11.00 Pm. Namun tidak ada
satupun dari teman-teman yang laki-laki menemani kami pulang sampai di kos
dengan selamat. Alhamdulillah Allah masih melindungi kami, hingga kami sampai
ke kos untuk beristirahat.

~END~

You might also like