You are on page 1of 14

TUGAS RINGKASAN MATA KULIAH

KELOMPOK 5
Gideon Iwan Kristianto

1104 18750

Novita Jayanti Sitorus

1104 19060

Andrew Henry Phanestu

1104 19213

AUDIT SIKLUS PENDAPATAN


SIFAT SIKLUS PENDAPATAN
Siklus pendapatan (revenue cycle) perusahaan terdiri dari aktivitaaas-aktivitas yang
berkaitan dengan pertukaran barang dan jasa dengan pelanggan dan penagihan pendapatan
dalam bentuk kas. Perusahaan yang berbeda juga memiliki sumber pendapatan yang berbeda.
Untuk perusahaan barang dagang, kelompok transaksi yang termasuk dalam siklus
pendapatan adalah (1) Penjualan kredit (penjualan yang dilakukan dengan hutang), (2)
penerimaan kas ( penagihan piutang dan penjualan tunai), dan (3) penyesuaian penjualan
(potongan, retur penjuaan dan pengurangan harga, serta piutang tak tertagih [penyisihan dan
penghapusan]). Transaksi-transaksi ini mempengaruhi akun-akun yang diuraikan pada
gambar 14-1. Tiga akun ini, yaitu harga pokok penjualan (cost of goods sold), persediaan, dan
kas, juga dipengaruhi oleh kelompok transaksi dalam siklus lainnya.
Gambar 14-1. Siklus Pendapatan
Transaksi Pendapatan
Penjualan Kredit
Penerimaan Kas

Debet
Piutang Usaha

Kredit
Penjualan

Harga Pokok Penjualan

Persediaan

Kas

Piutang Usaha

Diskon Penjualan
Retur Penjualan dan
Pengurangan Harga

Retur Penjualan dan

Piutang Usaha

Pengurangan Harga

Penysihan utk Piutang Tak Beban Piutang Tak Tertagih

Penyisihan utk Piutang Tak

Tertagih

Tertagih

Penghapusan

Piutang

Tak Penyisihan utk Piutang Tak Piutang Usaha

Tertagih

Tertagih

Tujuan Audit
Tujuan audit untuk siklus pendapatan berkaitan dengan perolehan bukti kompeten yang
mencukupi tentang seetiap asersi laporan keungan yang signifikan menyangkut saldo dan
transaksi siklus pendapatan. Kita ingat kembali pada Bab 6 (jilid 1) bahwa tujuan audit
spesifik dihasilkan dari lima kategori asersi manajemen. Beberapa tujuan audit spesifik yang
dihasilkan dengan cara ini untuk kelompok transaksi dan saldo akun berkitan dengan siklus
pendapatan yang diperlihatkan pada Gambar 14-2. Tujuan yang ditunjukkan dalam gambar
itu tidak dimaksudkan untuk bersifat all-inclusive bagi semua situasi klien. Namun, hal
tersebut merupakan tujuan utama yang akan diberlakukan atas sebagian besar barang dagang
klien yang dijual secara kredit dan merupakan tujuan yang akan dibahas secara rinci dalam
bab ini.
Gambar 14-2. Tujuan Audit Spesifik untuk Siklus Pendapatan (Halaman 6, Modern
Auditing edisi 7, terjemahan)
PENGGUNAAN PEMAHAMAN TENTANG BISNIS DAN INDUSTRI KLIEN
UNTUK MENGEMBANGKAN STRATEGI AUDIT
Pemahaman Bisnis dan Industri Klien
Auditor mengembangkan strategi audit berdasarkan resiko salah saji yang material.
Langkah pertama dalam menilai resiko itu adalah memperoleh pemahaman tentang bisnis dan
industri klien karena hal tersebut juga dapat membantu auditor dalam :

Mengembangkan ekspektasi tentang total pendapatan dengan memahami kapasitas

klien,pangsa pasar, dan pelanggan klien.


Mengembangkan ekspektasi tentang laba kotor dengan memahami pangsa pasar

(market share) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage) klien di pasar.


Mengembangkan ekspektasi tentang piutang bersih berdasarkan periode penagihan
rata-rata untuk klien dan industri.

Disamping itu, proses menghasilkan pendapatan ini juga memerlukan beberapa beban
(seperti, harga pokok penjualan atau beban penjualan), sehingga pemahaman mengenai siklus

pendapatan dapat membantu mengembangkan ekspektasi pengeluaran perusahaan yang


berkaitan denngan siklus transaksi lainnya dan menilai resiko bahwa laba yang mengandung
salah saji yang material belum diaudit.
Pembahasan berikut mengilustrasikan pentingnya pemahaman tentang siklus pendapatan
untuk lima perusahaan yang berbeda, yang akan dibahas seluruhnya di bagian 4 buku ini.
Perusahaan alat rumah tangga memproduksi peralatan seperti pencuci, pengering,
refrigerator,

atau

barang-brang

rumah

tangga

lainnya.

Perusahaan

ini

biasanya

mendistribusikan barang-barangnya ke pedagang besar yang kemudian menjualnya ke


pelanggan akhir, yang kemungkinan besar berbeda dengan perusahaan lain yang
memproduksi dan menjual barang-barang yang sama. Jika persediaan dijual ke pedagang
besar yang kemudian tidak mampu menjualnya ke pelanggan, maka perusahaan akan
mengalami masalah penagihan.

Pasar atas barang-barang itu sangat kompetitif dan

perusahaan mungkin harus menawarkan diskon untuk mencegah penumpukkan persediaan.


Kemampuan perusahaan untuk memperoleh pangsa pasar atas produknya dapat secara
signifikan mempengaruhi apakah perusahaan akan mencapai rata-rata industri yang
diperkirakan sekitar 33% dari marjin laba kotor. Perusahaan tersebt menjual ke sjumlah besar
distributor dan pelanggan signifikan yang jarang mendominasi daftar piutang usaha
perusahaan. Rata-rata periode penagihan piutang usaha untuk industri ini diperkirakan sekitar
47 hari. Proses penjualan dan penagihan merupakan siklus transaksi yang material bagi
perusahaan ini yang menghadapi resiko signifikan berkaitan dengan (1) kemampuan untuk
menjual persediaan dengan marjin kotor yang masuk akal, dan (2) penagihan piutang.
Perusahaan komputer elektronik memproduksi atau merakit perangkat komputer yang
berkisar dari kompute mainframe dan server jaringan kerja hingga komputer PC. Disamping
itu, beberapa perusahaan juga memberikan jasa konsultasi yang merupakan 50% dari totl
pendapatan. Setelah memahami siklus pendapatan penting untuk mengetahui bagaimana
bauran produk dan perubahan teknologi akan mempengaruhi marjin kotor perusahaan. Proses
penjualan dan penagihan merupakan siklus transaksi yang material bagi perusahaan komputer
yang menghadapi risiko signifikan berkaitan dengan (1) pengakuan pendapatan, (2)
kemampuan untuk menjual persediaan pada marjin kotor yang masuk akal, dan (3) penagihan
piutang.
Industri eceran membeli serta menjual kembali sejumlah besar produk yang berkisar dari
makanan dan produk rumah tangga sampai barang-barang tidak tahan lama (muda basi), yang
semuanya memerlukan rak-rak persediaan untuk memenuhi permintaan pelanggan.
Perusahaan yang bergerak pada industri ini dapat meningkatkan marjin dan pengembalian

atas investasinya dalam fisik bangunan pabrik dengan memperluas usaha ke penjualan daging
yang siap untuk dimakan dan farmasi, meleasekan ruang eceran kepada bank, serta
membangun depot bahan bakar di area parkir. Bisinis barang eceran tidak menimbulakn
piutang yang signifikan dan masalah penagihan piutang tidaklah signifikan dalam industri ini.
Siklus penjualan bersifat signifikan dalam industri ini dan risiko audit terutama berkaitan
dengan (1) volume penjualan dan (2) marjin kotor.
Industri hotel mengandalkan pada pengembangan reputasi dan peraihan pendapatan dari
honor waralaba serta manajemen properti. Banyak mata rantai hotel yang besar memfokuskan
perhatianny pada pengembangan reputasi dan keahlian manajemen, bukan pada kepemilikan
aktiva fisik. Keberhasilan hotel banyak tergantung pada jumlah kamar yang disediakan untuk
konferensi dan travel. Properti baru yang masuk dalam pasar dapat menyebabkan
menurunnya tingkat hunian dan harganya. Kekuatan dari jasa hotel sepenuhnya terletak pada
pengembangan kontrak manajemen jangka panjang, karena onvestor dari luar ikut memiliki
properti aktual. Karena itu, tingkat hunian, harga, dan rincian kontrak manajemen serta honor
untuk berbagai properti akan berdampak pada pendapatan dan merupakan risiko yang
signifikan bagi perusahaan yang berkecimpung dalam jenis industri ini.
Pengakuan pendapatan dalam industri hotel telah berubah akibat dikeluarkannya EITF 972. Sekarang perusahaan yang berkecimpung dalam industri ini hanya membukukan feenya
sebagai pendapatan. Perubahan akuntansi ini mengakibatkan menurunnya pendapatan,
meningkatkan marjin yang dilaporkan, tetapi tidak mengubah labaa yang dilaporkan. Industri
perhotelan menghadapi risiko yang signifikan berkaitan dengan (1) Penerapan GAAP, (2)
volume penjualan dan tingkat hunian, serta (3) penetapan harga yang kompetitif dan marjin
kotor. Di samping itu, perusahaan hotel utama yang terlibat dalam perjanjia manajemen juga
akan menghadapi tingkat risiko penagian yang lebih tinggi.
Retribusi pajak merupakan sumber pendapatan yang utama bagi sebagian besar sekolah
umum. Risiko bisnis yang utama akan terjadi pada sekolah yang memiliki biaya tetap yang
besar dan biaya pendaftaran yang menuun apabila pajak didistribusikan berdasarkan jumlah
murid.
Materialitas
Pendapatan merupakan ukuran volume aktivitas sebenarnya bagi setiap perusahaan.
Pendapatan biasanya melibatkan volume transaksi yang tinggi, dan total pendapatan
merupakan hal yang sangat penting pada laporan keuangan yang seringkali digunakan
sebagai ukuran materialitas secara keseluruhan untuk penugasan ini. Pendapatan juga dapat

menimbulkan piutang usaha dan kas akhir serta arus kas dari operasi. Piutang usaha yang
disebabkan oleh transaksi penjualan kredit hampir selalu bersifat material terhadap neraca.
Resiko salah saji dalam mengaudit piutang usaha adalah tinggi, dan biaya prosedur yang
digunakan dalam mengaudit piutang juga tinggi (seperti pengiriman permintaan konfimasi ke
pelanggan), maka mengalokasikan secara proposional materialitas laporan keuangan ke akun
ini seringkali merupakan langkah yang tepat. Jadi, salah saji yang dapat ditoleransi
(materialitas saldo akun) untuk iutang usaha relatif lebih tinggi daripada untuk akun aktiva
tertentu lainnya, seperti aktiva pabrik, dimana risiko inheren dan biaya audit lebih rendah.
Pengetahuan tentang bisnis dan industri klien merupakan hal yang penting dalam
mempertimbangkan signifikasi transaksi penyesuaian penjualan, diskon penjualan, serta retur
penjualan dan pengurangan harga yang sangat bervariasi dari satu industri dengan industri
lainnya. Ringkasnya, kelompok transaksi dan saldo akun yang menyertai siklus pendapatan
biasanya mempunyai pengaruh yang material terhadap laporan keuangan.
Risiko Inheren
Dalam

menilai

risiko

inheren

pada

asersi

siklus

pendapatan,

auditor

harus

mempertimbangkan faktor pervasif yang dapat mempengaruhi asersi dalam beberapa siklus,
termasuk siklus pendapatan, serta faktor-faktor yang hanya berkaitan dengan asersi tertentu
dalam siklus pendapatan. Faktor-faktor ini dapat mendorong manajemen untuk menyalah
sajikan asersi siklus pendapatan, seperti :

Memaksakan untuk menyatakan terlalu tinggi pendapatan dalam rangka


melaporkan pencapaian target pendapatan atau profitabilitas yang ditetapkan atau
norma industri yang sebetulnya tidak terpenuhi karena faktor-faktro seperti kondisi
ekonomi global, nasional atau regional, dampak perkembangan teknologi terhadap

kemampuan bersaing perusahaan, atau buruknya manajemen.


Memaksakan untuk menyatakan terlalu tinggi kas dan piutang kotor atau
menyatakan terlalu rendah penyisihan piutang tak tertagih dalam rangka
melaporkan tingkat modal kerja yng lebih tinggi untuk kebutuhan memenuhi
perjanjian hutang.

Karena berbagai dan besarnya potensi salah saji yang dapat terjadi dalam pengendalian
yang tidak efektif, maka auditor harus selalu memberikan pertimbangan yang cermat atas
risiko inheren dalam siklus pendapatan.

Risiko Prosedur Analitis


Risiko prosedur analitis merupakan unsur risiko deteksi bahwa prosedur analitis akan
gagal mendeteksi salah saji yang material. Prosedur analitis merupakan cara yang efektif dari
segi biaya dan mengandalkan pada pengetahuan auditor tentang bisnis dan industri klien.
Prosedu ini tidak hanya efektif dalam mengidentifikasi salah saji yang potensial atas laporan
keuangan, tetapi juga efektif dalam mengidentifikasi masalah yang timbul ketika memberikan
jasa bernilai tambah di samping laporan audit.
Tahap pertama dalam melakukan prosedur analitis adalah memperoleh pemehaman
mengenai total pendapatan yang diberikan (1) kapasitas klien dan (2) pasar produk-produk
klien. Auditor harus memperoleh pemahaman mengenai kapasitas klien, yaitu volume
penjualan maksimum yang dpat dihasilkan jika fasilitas dan tenaga kerja dimanfaatkan secara
penuh dalam memproduksi serta mengiriman barang dan jasa. Auditor harus sensitif terhadap
volume penjualan yang dicatat perusahaan dari kapasitas yang ada, jumlah gilir kerja yang
dioperasikan perusahaan, dan variasi musiman dlam industri ini. Jauh lebih efektif untuk
mengevluasi total pendapatan terhadap ukuran aktivitas bisnis daripada membandingkan
pendapatan periode berjalan dengan pendapatan tahun sebelumnya.
Ketika mengevaluasi kecenderungan tersebut auditor juga harus sensitif terhadap
kecenderungan pasar produk-produk klien. Auditor harus mampu menilai kelayakan kenaikan
pendapatan atas barang-barang kebutuhan rumah tangga apabila hal tersebut secara nasional
mulai menurun, aau kelayakan tingkat hunian dan tarif kamar untuk mata rantai hotel ketika
properti kompetitif yang baru memasuki pasar utama. Salah satu prosedur analitis yang
penting adalah memahami pangsa pasar klien, yang membandingkan pendapatan klien
dengan total pendapatan dari produk-produk klien.
Akhirnya, merupakan hal yng penting bagi auditor untuk mengevaluasi hari perputaran
piutang usaha, atau rata-rata periode penagihan, dan mampu membandingkan periode
penagihan dengan norma industri. Jika piutang tumbuh lebih cepat daripada penjualan, maka
hal ini mungkin menunjukkan bahwa perusahaan telah mencapai pertumbuhan penjualan
dengan memikul risiko kredit yang semakin meningkat.
Mempertimbangkan Komponen Pengendalian Internal
Dalam pengendalian internal terdapat lima komponen :
1. Lingkungan Pengendalian

a. Adopsi manajemen dan ketaatan terhadap standar integritas dan nilai-nilai etika
yang tinggi.
Berfungsi untuk mengurangi risiko penyajian pendapatan dan piutang terlalu
tinggi. Aspek-aspek yang berkaitan meliputi penghapusan insentif atas pelaporan
yang tidak jujur seperti penekanan pada pemenuhan pejualan atau target laba yang
tidak realistis, serta penghapusan godaan seperti ketidaksesuaian/ketidakefektifan
dewan komisaris/komite audit.
b. Karakteristik filosofi manajemen dan gaya operasi
Meliputi pemilihan manajemen yang konservatif/agresif dari prinsip akuntansi
alternatif dan kehati-hatiannya serta konservatisme dalam mengembangkan
estimasi akuntansi seperti penyisihan untuk piutang tak tertagih dan retur
penjualan.
c. Pemberian otoritas dan tanggung jawab
Manajemen senior harus menetapkan tingkat akuntabilitas yang tepat atas
penggunaan sumber daya perusahaan guna menghasilkan pendapatan dan marjin
kotor, karena jika tekanan yang terlalu besar diberikan pada pencapaian tujuan
yang tidak realistis, maka manajemen mungkin akan memberi insentif untuk
menyatakan pendapatan/marjin terlalu tinggi.
d. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia khusus
Sering diberlakukan pada karyawan yang menangani penerimaan kas. Salah
satunya dengan cara melakukan pengikatan/bonding (pembelian polis asuransi
ketaatan atas kerugian akibat pencurian kas) terhadap karyawan yang menangani
penerimaan kas.
2. Penilaian Risiko
Upaya manajemen untuk mengidentifikasi jenis-jenis risiko yang berkaitan
dengan saldo dan transaksi siklus pendapatan dan bagaimana membuat prosedur
untuk memperkecil risiko tersebut.
3. Informasi dan Komunikasi (Sistem Akuntansi)
Pemahaman atas sistem akuntansi pendapatan yang memerlukan pengetahuan
tentang bagaiamana penjualan diawali, barang dan jasa diberikan, piutang dicatat, kas
diterima, dan penyesuaian penjualan dilakukan, termasuk pemrosesan data.
4. Pemantauan (Monitoring)
Memberikan manajemen umpan balik tentang apakah pengendalian internal
yang berkaitan dengan saldo dan transaksi siklus pendapatan telah beroperasi seperti
yang diharapkan.
5. Penilaian Awal atas Risiko Pengendalian dan Strategi Audit Pendahuluan
Saat auditor memperoleh bukti tentang keefektifan operasi pengendalian
internal yang berkaitan dengan prosedur untuk memperoleh pemahaman, auditor
dapat mengevaluasi risiko pengendalian berdasarkan bukti tersebut.

Strategi audit tergantung pada sifat bisnis dan industri klien. Jika pendapatan
klien terkonsentrasi pada beberapa sumber, auditor dapat mengandalkan terutama
pada prosedur analitis dan pengujian substantif rincian. Dalam beberapa kasus, siklus
pendapatan bersifat material dan pendapatan didistribusikan di antara banyak
pelanggan dan transaksi. Dalam kasus ini, merencanakan untuk menilai risiko pada
tingkat yang rendah dan mengembangkan strategi audit yang mencakup pengujian
pengendalian yang signifikan adalah seringkali dipandang lebih efisien.
AKTIVITAS PENGENDALIAN-TRANSAKSI PENJUALAN KREDIT
Dokumen dan Catatan yang Umum
1. Pesanan Pelanggan
2. Pesanan Penjualan
3. Dokumen Pengiriman bill of lading
4. Faktur Penjualan
5. Daftar Harga yang Diotorisasi
6. File Transaksi Penjualan
7. Jurnal Penjualan
8. File Induk Pelanggan
9. File Induk Piutang Usaha
10. Laporan Bulanan Pelanggan
Fungsi-fungsi
1. Memprakarsai Penjualan
a. Penerimaan pesanan pelanggan
Pesanan pelanggan diterima hanya apabila sesuai dengan kriteria yang diotorisasi
oleh manajemen. Jika pelanggan tersebut adalah pelanggan baru, maka diperlukan
wewenang

departemen

kredit

untuk

memberikan

persetujuan.

Langkah

selanjutnya adalah mendokumentasikan bukti (membuat formulir pesanan


pelanggan) untuk mendukung asersi manajemen (eksistensi dan keterjadian (EO1
dalam gambar 14-5)). Komputer akan mencocokkan pelanggan pada pesanan
penjualan dengan file induk pelanggan (EO1).
b. Persetujuan kredit
Persetujuan kredit diberikan oleh departemen kredit sesuai dengan kebijakan
kredit manajemen dan batas kredit yang diotorisasi untuk setiap pelanggan.
Pemisahan tanggung jawab atas pemrakarsaan penjualan dan persetujuan kredit
dapat mencegah personil penjualan membuat perusahaan menanggung risiko
kredit yg berlebihan guna menaikkan penjualan. Pengendalian atas persetujuan

kredit dirancang untuk mengurangi risiko pencatatan setiap transaksi pendapatan


pada pada jumlah yang melebihi jumlah kas yang diharapkan akan direalisasi dari
transaksi tersebut (VA1). Selain itu pengendalian ini memungkinkan manajemen
membuat estimasi yang lebih andal atas besarnya penyisihan yang diperlukan
tersebut (VA5).
2. Pengiriman Barang dan Jasa
a. Pemenuhan pesanan penjualan
Komputer diprogram untuk mencocokkan seluruh barang yang ditarik dari
persediaan perpetual dengan pesanan penjualan yang disetujui (EO1). Gudang
penyimpanan menerima salinan pesanan penjualan yang telah disetujui sebagai
otorisasi untuk memenuhi pesanan dan mengeluarkan barang ke departemen
pengiriman.
b. Pengiriman pesanan penjualan
Pengecekan independen oleh petugas pengiriman tentang kesesuaian barang yang
diterima dari gudang dengan pesanan penjualan yang disetujui (EO1).
Komputer akan mencocokkan dokumen pengiriman bernomor urut dengan
pesanan penjualan yang disetujui untuk setiap pengiriman (EO1). Komputer akan
mencetak laporan seluruh pesanan penjualan yang tidak dipenuhi (C1).
3. Pencatatan Penjualan
a. Penagihan pelanggan
Perhatian utama auditor : penagihan telah ditagih untuk seluruh pengiriman, hanya
pengiriman aktual, dan pada harga yg telah diotorisasi.
Komputer mencocokkan informasi pada faktur penjualan dengan pesanan
penjualan dan informasi pengiriman (EO1). Komputer mencocokkan harga jual
dengan daftar harga yang diotorisasi dan harga pada pesanan penjualan ketika
menyiapkan faktur penjualan (VA1). Komputer yang telah terprogram mengecek
keakuratan matematis dari faktur penjualan (VA1). Membandingkan total
pengendalian pada dokumen pengiriman dengan total yang dicatat pada faktur
penjualan (EO1 dan C1).
b. Pencatatan penjualan
Perhatian utama auditor : bahwa faktur penjualan telah dicatat secara akurat dalam
periode yg benar.
Penjualan hanya dicatat berdasarkan faktur penjualan dan dengan mencocokkan
dokumen pengiriman serta pesanan penjualan yang membuktikan penjualan
tersebut dan tanggal transaksi (EO1, R1, VA1). Akuntansi untuk seluruh faktur
penjualan bernomor urut (C1). Mengulangi penjumlahan dengan mencocokkan
jumlah saldo awal piutang, ditambah penjualan yang telah diposting dengan saldo
akhir piutang (C1, EO1, VA1). Melakukan pengecekan yang independen secara

periodik atas kesesuaian buku pembantu piutang usaha atau file induk dengan
akun pengendali buku besar (VA1).
Pengendalian manual tambahan yang penting :
1) Mengirimkan laporan bulanan kepada pelanggan dan menindaklanjuti
komplain (SEMUA TUJUAN).
2) Tingkat manajemen yang sesuai akan mereview penjualan dan penagihan atas
dasar

reguler

(SEMUA

TUJUAN).

Eksekutif

penjualan

mampu

memperhitungkan marjin kotor dan penagihan penjualan selanjutnya serta


penghapusan piutang usaha (VA4).
Sistem ilustratif untuk pemrosesan penjualan kredit
Dalam praktik, terdapat banyak variasi sistem yang digunakan untuk melakukan fungsifungsi yang tercakup dalam pemrosesan transaksi penjualan kredit. Gambar 14-6
mengikhtisarkan informasi berikut yang penting untuk mendokumentasikan pemahaman
auditor atas pengendalian internal: 1. Fungsi-funsi kunci, 2. Dokumentasi jejak audit, 3.
Laporan utama yang dihasilkan oleh sistem, dan 4. Program serta file komputer yang
tercakup dalam sistem akuntansi. Setiap salinan dokumen tidak boleh didokumentasikan
dalam bagan arus, sebagaimana auditor hanya memerlukan pemahaman yang cukup atas
rencana audit. Auditor juga harus mendokumentasikan aktivitas atau prosedur pengendalian
yang penting, yang mungkin telah diselesaikan melalui ikhtisar tertulis singkat yang mirip
dengan salah satu yang diikuti.
AKTIVITAS PENGENDALIAN ATAS TRANSAKSI PENERIMAAN KAS
Penerimaan kas merupakan hasil dari beberapa aktivitas. Lingkup bagian ini dibatasi pada
penerimaan kas dari penjualan tunai dan penagihan dari pelanggan atas penjualan kredit.

Dokumen dan Catatan Umum


Dokumen dan catatan penting yang digunakan dalam pemrosesan penerimaan kas adalah
sebagai berikut :
1. Bukti penerimaan uang (remittance advice)
2. Pradaftar

3. Lembar perhitungan kas


4. Ikhstisar kas harian
5. Slip deposit yang disahkan
6. File transaksi penerimaan kas
7. Jurnal penerimaan kas.
Fungsi Fungsi dan Pengendalian aktivitas
Fungsi penerimaan kas, yang meliputi pemrosesan penerimaan dari penjualan tunai dan
kredit, termasuk subfungsi berikut:
1. menerima penerimaan kas
2. menyetorkan kas ke bank
3. mencatat penerimaan kas
Menerima Penerimaan kas
Risiko utama dalam memproses transaksi penerimaan kas adalah kemungkinan pencurian kas
sebelum atau sesudah catatan penerimaan dibuat. Prosedur pengendalian harus memberikan
kepastian yang layak bahwa dokumentasi penetapan tanggung jawab telah dibuat pada saat
kas diterima dan bahwa kas telah disimpan di tempat yang aman. Risiko kedua adalah
kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pemrosesan penerimaan berikutnya.
Over-the-counter-receipts
Untuk penerimaan melalui kasir, penggunaan point-of-sale terminal sangat diperlukan. Alat
ini menyediakan : - gambar visual secara langsung untuk pelanggan dengan jumlah penjualan
tunai dan kas yang diajukan, - kuitansi penerimaan yang dicetak atas transaksi pada file
komputer atau pita register yang terkunci, - total pengendalian yang dicetak atas penerimaan
harian yang diproses pada alat tersebut. Harapan pelanggan atas kuitansi penrimaan yang
dicetak dalam pengawasan supervisor atas transaksi penjualan akan membantu menjamin
bahwa seluruh kas diproses melalui register kas atau terminal. Selain itu, supervisor juga
dapat menetapkan tanggung jawab untuk melakukan pengecekan independen atas keakuratan

lembar perhitungan kas, dan memverifikasi kesesuaian kas ditangan dengan total yang
dicetak oleh register.
Mail Receipts
Sebaigan besar perusahaan meminta pelanggan untuk membayar dengan cek. Beberapa
perusahaan yang memiliki volume penerimaan melalui pos yang besar menggunakan lockbox
system. Sistem ini mempercepat penyetoran cek, memungkinkan perusahaan menerima nota
kredit atas penerimaan tersebut, dan memberikan bukti eksternal mengenai eksistensi
transaksi, hal ini juga mengeliminasi risiko pengalihan penerimaan oleh karyawan
perusahaan dan kesalahan dalam mencatat penrimaan.
Menyetorkan kas ke bank
Pengendalian fisik yang tepat atas kas mensyaratkan bahwa seluruh penerimana kas
disetorkan secara utuh setiap hari (Deposited intact daily). Setelah melakukan setoran,
ikhtisar kas harian dan slip setoran yang telah disahkan harus dicatat ke akuntansi umum.
Mencatat Penerimaan kas
Fungsi ini meliputi pembuatan jurnal penerimaan kas secara over-the-counter dan melalui pos
serta posting penerimaan kas melalui pos ke akun pelanggan. Pengendalian harus menjamin
bahwa hanya penerimaan yang sah yang dimasukkan dan bahwa seluruh penerimaan aktual
telah dimasukkan pada jumlah yang benar.
PENGENDALIAN AKTIVITAS UNTUK PENYESUAIAN TRANSAKSI PENJUALAN
DAN PENGENDALIAN LAINNYA
Dokumen dan catatan umum
Dokumen penting dan catatan yang digunakan dalam proses penyesuaian penjualan termasuk:
1. Return penjualan terotorisasi
2. Otorisai untuk penghapusan piutang dagang
3. Laporan Penerimaan
4. Credit Memo
5. Journal Entry

Fungsi Fungsi dan pengendalian aktivitas


Transaksi penyesuaian penjualan meliputi : - Pemberian potongan tunai, - Pemberian retur
dan pengurangan harga, - penentuan piutang tak tertagih
Pemberian Potongan Tunai
Potongan tunai pada umumnya diberikan untuk penerimaan pembayaran dari pelanggan
secara tepat waktu. Syarat dan ketentuan biasanya ditulis pada faktur, dan komputer dapat
menguji keterjadian dan akurasi dari diskon dengan membandingkan tanggan penerimaan kas
dengan tanggal faktur.
Pemberian retur dan pengurangan harga
Pengendalian aktivitas berguna untuk mengurangi risiko kecurangan sebagai berikut : Seluruh retur penjualan harus diotorisasi oleh manager penjualan, - Barang harus diterima
hanya dengan otoritas retur penjualan yang pantas, dan jumlah barang yang dikembalikan
harus dicatat dalam sebuah laporan penerimaan, - Komputer harus menyocokkan informasi
credit memo dengan order penjualan, otorisasi dari retur penjualan, dan laporan penerimaan, Komputer harus mencetak laporan harian dari retur penjualan yang diotorisasi yang belum
diterima di departemen penerimaan, dan penerimaan yang belum dicatat dalam credit memo.
Penentuan piutang tak tertagih
Pengendalian internal yang baik atas penghapusan piutang tak tertagih penting untuk
mencegah penghapusan digunakan untuk menutupi kecurangan dalam memproses
penerimaan kas. Pengendalian internal yang baik termasuk : - Mengotorisasi seluruh
penghapusan dari akun tak tertagih oleh bendahara dan didukung dengan dokumentasi,
seperti koresponden dengan pelanggan atau agensi, - Review jurnal entri yang pantas untuk
meyakinkan kewajaran transaksi. Sebagai tambahan manajemen harus mengadakan
pengendalian atas estimasi akuntansi seperti provision atas BKP.
Pengujian Pengendalian siklus pendapatan
Jika auditor berencana untuk menguji risiko pengendalian, biasanya harus : - Menguji
keefektifan dari pengujian secara umum, - menggunakan teknik berbantuan komputer untuk
mengevaluasi keefektifan dari pengendalian program, - Menguji keefektifan dari prosedur

yang harus diikuti yang teridentifikasi oleh pengendalian program. Auditor juga mungkin
menggunakan software audit yang umum untuk melakukan cek rutin.

You might also like