Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
MISBAHRI
NIM. 1008114450
PEMBIMBING :
dr. ASMAWATI ADNAN, Sp.THT-KL
1. Anatomi
Telinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput) yang berupa dua setengah lingkaran dan
vestibuli yang terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis. Ujung atau puncak koklea disebut
helikotrema, menghubungkan perilimfa skala timpani dengan skala vestibuli
Pada skala media terdapat bagian yang berbentuk lidah yang disebut membrane tektoria, dan
pada membran basal melekat sel rambut dalam, sel rambut luar dan canalis corti, yang
membentuk organ corti. 1-4
Vestibulum
Vestibulum adalah suatu ruangan kecil yang berbentuk oval, berukuran 5 x3 mm dan
memisahkan
koklea
dari
rotundum
terdapat
terdapat
pada
lateral
bawah. Pada
Sedangkan
lekukan berbentuk spheris yang berisi macula sakkuli dan terdapat lubang
kecil yang berisi serabut saraf vestibular inferior. Makula utrikuli terletak disebelah
belakang
atas
daerah
ini.
Pada
dinding
posterior
terdapat muara
dari
kanalis
semisirkularis dan bagian anterior berhubungan dengan skala vestibuli koklea. 1-4
Kanalis Semisirkularis
Terdapat 3 buah kanalis semisirkularis : superior, posterior dan lateral yang
membentuk sudut 90 satu sama lain. Masing-masing kanal membentuk 2/3 lingkaran,
berdiameter antara 0,8 1,0 mm dan membesar hampir dua kali
ampula. Pada vestibulum terdapat 5 muara kanalis semisirkularis dimana kanalis superior dan
posterior bersatu membentuk krus kommune sebelum memasuki vestibulum. 1-4
Koklea
Terletak didepan vestibulum menyerupai rumah siput dengan panjang 30-35 mm.
Koklea membentuk 2 - 2 kali putaran dengan sumbunya yang disebut modiolus yang
berisi berkas saraf dan suplai darah dari arteri vertebralis. Kemudian serabut saraf ini berjalan
ke lamina spiralis ossea untuk mencapai sel-sel sensorik organ Corti. Koklea bagian
tulang dibagi dua oleh suatu sekat. Bagian dalam sekat ini adalah lamina spiralis
ossea dan bagian luarnya adalah lamina spiralis membranasea, sehingga ruang yang
mengandung perilimfe terbagi 2 yaitu skala vestibuli dan skala timpani. Kedua skala ini
bertemu pada ujung koklea yang disebut helikotrema. Skala vestibuli berawal pada
foramen ovale dan skala timpani berakhir pada
spiralis ossea
yang
disebut membran Reissner yang memisahkan skala vestibuli dengan skala media
duktus
Reuniens.
Organ Corti terletak diatas membran basilaris yang mengandung organel-organel penting
untuk mekanisme saraf perifer pendengaran. Organ Corti terdiri dari satu baris sel rambut
dalam yang berisi kira-kira 3000 sel dan 3 baris sel rambut luar yang berisi kira-kira
12.000 sel. Sel-sel ini menggantung lewat lubang-lubang lengan horizontal dari suatu
jungkat-jungkit
yang dibentuk oleh sel-sel penyokong. Ujung saraf aferen dan eferen
menempel pada ujung bawah sel rambut. Pada permukaan sel rambut terdapat strereosilia
yang melekat pada suatu selubung yang cenderung datar yang dikenal sebagai membran
tektoria. Membran tektoria disekresi dan disokong oleh limbus. 1-4
Sakulus dan utrikulus
Terletak didalam vestibulum yang dilapisi oleh perilimfe kecualitempat masuknya saraf
didaerah
makula.
Sakulus
jauh
lebih
kecil
dari
utrikulus
Sakulus dan utrikulus ini berhubungan satu sama lain dengan perantaraan duktus utrikulosakkularis yang bercabang menjadi duktus endolimfatikus dan berakhir pada suatu lipatan
dari duramater pada bagian belakang os piramidalis yang disebut sakkus endolimfatikus.
Saluran ini buntu. Sel-sel persepsi disini sebagai sel-sel rambut yang dikelilingi oleh
sel-sel penunjang yang terletak pada makula. Pada sakulus terdapat makula sakuli
dan pada utrikulus terdapat makula utrikuli. 1-4
2. vaskularisasi telinga dalam
Telinga dalam memperoleh perdarahan dari a. auditori interna (a. labirintin) yang
berasal dari a. serebelli inferior anterior atau langsung dari a. basilaris yang merupakan
suatu end arteri dan tidak mempunyai pembuluh darah anastomosis. Setelah memasuki
meatus akustikus internus, arteri ini bercabang 3 yaitu : 8-10
inferior
koklea.
3. Arteri
koklearis yang
memasuki
pembuluh-
vestibuli,
skala
sakulus
akuaduktus
dan
vestibularis
utrikulus
mendarahi
dan
berakhir
kanalis
pada
sinus petrosus
semisirkularis sampai
inferior.Vena
utrikulus.Vena
ini
2. Fisiologi Pendengaran
Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energy bunyi oleh daun telinga dalam
bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke koklea. Getaran tersebut
menggetarkan membran timpani diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian tulang
pendengaran yang akan mengampifikasi getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran dan
perbandingan luas membran timpani dan tingkap lonjong. Energy getar yang telah diamplifikasi
ini akan diteruskan ke stapes yang menggerakkan tingkap lonjong sehingga perilimfa pada skala
vestibuli bergerak. Gerakan diteruskan melalui membrane reissner yang mendorong endolimfa
sehingga akan menimbulkan gerak relatif antara mbran baasilaris dan membran tektoria. Proses
ini merupakan rangsang mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel
rambut. Sehingga kanal ion terbuka dan terjadi pengelepasan ion bermuatan listrik dari badan
sel. Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel rambut, sehingga melepaskan
neurotransmitter ke dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius
sampai ke korteks pendengaran (area 39 - 40) di lobus temporalis. 1,9
Gerakan atau perubahan kepala dan tubuh akan menimbulkan perpindahan cairan endolimfe
dilabirin dan selanjutnya silia sel akan menekuk sehingga menyebabkan terjadinya proses
depolarisasi dan akan merangsang pelepasan neurotransmitter eksitator yang selanjutnya akan
meneruskan impuls sensoris melalui saraf aferen kepusat keseimbangan di otak. Sewaktu berkas
silia terdorong kearah berlawanan maka terjadi hiperpolarisasi. Organ vestibuli berfungsi sebagai
transduser yang mengubah energy mekanik akibat rangsangan otolit dan gerakan endolimfe di
dalam kanalis semisirkularis menjadi energy biolistrik sehingga dapat memberi informasi
mengenai perubahan posisi tubuh akibat percepatan linier atau percepatan sudut. 9,10
9
DAFTAR PUSTAKA
2. Austin D. Telinga dalam Penyakit Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher.
Ballenger JJ. Jakarta: Binarupa Aksara, 1994; hal: 10-19
3. Paparella MM, Adams GL, levinc SC. Penyakit Telinga Tengah dan Mastoid dalam:
Boeis Buku Ajar Penyakit THT, Adam, Boeis, Highler. Jakarta: EGC, 1997, 99-105
4. Encarta. Anatomy of The Ear. http://www.encarta.msn.com/anatomy-of-the-ear.html.
diakses pada: september 23 2014
5. Anonim.http://ramansmiles.typepad.com/.shared/image.html?/photos/uncategorized/labyrinth.jpg.
diakses pada: september 23 2014
6. Anonim.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30607/4/Chapter%20II.pdf
diakses pada: september 23 2014
7. Anonim.
Persarafan
telinga
dalam,
http://3.bp.blogspot.com/Uy86o9mxO58/ThgIbyUoQ4I/AAAAAAAAAhE/xxJrLolNNr
w/s1600/koklea.png. diakses pada: september 23 2014
8. Anonim.
Fisiologi
pendengaran.
http://www.medicinesia.com/wpcontent/uploads/2012/03/Fisiologi-Pendengaran.jpg.
diakses pada: september 23 2014
9. Sherwood, Human physiology: from cells to system. Ed 7. USA:Brook, 2010
10. Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Gangguan keseimbangan dan
kelumpuhan nervus Fasialis. Dalam : Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti
RD, Editor. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala dan leher. Edisi
keenam. Jakarta: Balai Penerbit FK UI; 2007 hal: 94-101
11