You are on page 1of 3

1.

Dasar teori :
Diare adalah defekasi yang sering dalam sehari dengan feses yang lembek
atau cair, terjadi karena chymus yang melewati usus kecil dengan cepat pula
sehingga tidak cukup waktu untuk absorbs, hal ini menyebabkan dehidrasi dan
ketidakseimbangan elektrolit. (Adnyana, 2004)
Diare akut timbul secara mendadak dan berhenti cepat, umumnya
disebabkan oleh infeksi virus atau kuman, dan berlangsung dalam waktu
kurang dari dua minggu, sedangkan diare kronik atau diare berulang adalah
diare yang timbul perlahan dapat berlangsung berminggu-minggu, dapat
berupa gejala fungsional atau akibat penyakit berat (Tan dan Rahadja, 2002).
Klinis tersebut dapat diketahui saat pertama kali mengalami sakit perut. Ada
lima jenis klinis penyakit diare, antara lain:
1. Diare akut, bercampur dengan air. Diare memiliki gejala yang
datang tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari. Bila
mengalami diare akut, penderita akan mengalami dehidrasi dan
penurunan berat badan jika tidak diberika makan dam minum.
2. Diare kronik. Diare yang gejalanya berlangsung lebih dari 14 hari
yang disebabkan oleh virus, Bakteri dan parasit, maupun non
infeksi.
3. Diare akut bercampur darah. Selain intensitas buang air besar
meningkat, diare ini dapat menyebabkan kerusakan usus
halus,spesis yaitu infeksi bakteri dalam darah, malnutrisi atau
kurang gizi dan dehidrasi.
4. Diare persisten. Gejalanya berlangsung selama lebih dari 14 hari.
Dengan bahaya utama adalah kekurangan gizi. Infeksi serius tidak
hanya dalam usus tetapi menyebar hingga keluar usus.
5. Diare dengan kurang gizi berat. Diare ini lebih parah dari diare
yang lainnya, karena mengakibatkan infeksi yang sifatnya sistemik
atau menyeluruh yang berat, dehidrasi, kekurangan vitamin dan
mineral. Bahkan bisa mengakibatkan gagal jantung.
2. Alat dan bahan;
a. Mencit
b. Sonde.
c. Jarum pentul
d. Alat bedah.

e. Mistar
f. Stopwatch.
g. Norit 5% dalam PGA,
h. PGA 1%
i. Loperamid hcl.
j. Ekstrak daun salam.
3. Prosedur
4. Hasil pengmatan.
5. Pembahasan
Tujuan percobaan pada praktikum kali ini adalah mengetahui sejauh mana
aktivitas obat antidiare yaitu loperamid HCl dapat menghambat diare dengan
metode transit intestinal.
Diare merupakan keadaan buang-buang air dengan banyak cairan
(mencret) dan merupakan gejala dari penyakit-penyakit tertentu. Diare
disebabkan oleh adanya rangsangan pada saraf otonom di dinding usus
sehingga dapat menimbulkan reflek yang mempercepat peristaltik sehingga
timbul diare.
Diare ditandai dengan frekuensi defekasi yang jauh melebihi frekuensi
normal, serta konsistensi feses yang encer. Penyebab diare pun bermacammacam. Pada dasarnya diare merupakan mekanisme alamiah tubuh untuk
mengeluarkan zat-zat racun yang tidak dikehendaki dari dalam usus. Bila usus
sudah bersih maka diare akan berhenti dengan sendirinya.
Diare pada dasarnya tidak perlu pemberian obat, hanya apabila terjadi
diare hebat dapat digunakan obat untuk menguranginya. Obat antidiare yang
banyak digunakan diantaranya adalah Loperamid yang daya kerjanya dapat
menormalisasi keseimbangan resorpsi-sekresi dari sel-sel mukosa, yaitu
memulihkan sel-sel yang berada dalam keadaan hipersekresi pada keadaan
resorpsi normal kembali. Loperamid merupakan derivat difenoksilat (dan
haloperidol, suatu neuroleptikum) dengan khasiat obstipasi yang 2-3 kali lebih
kuat tanpa khasiat pada SSP, jadi tidak mengakibatkan ketergantungan.
Tumbuhan Daun Salam (S. polyanthum[wight.] Walp.) tumbuh liar di
hutan dan pegunungan, atau ditanam di pekarangan dan sekitar rumah. Pohon
ini dapat ditemukan di daerah dataran rendah sampai ketinggian 1400 m dpl.
Secara
empiris Tumbuhan Daun
Salam(S. polyanthum [wight.]
Walp.) digunakan sebagai obat kolesterol, diare, kencing manis (diabetes
mellitus), tekanan darah tinggi (hipertensi), sakit maag (gastritis). Penggunaan

sebagai obat diare oleh masyarakat dengan menggunakan rebusan tanpa


takaran

yang

jelas

sehingga

penggunaannya

belum

dapat

dipertanggungjawabkan.
Metode translit Aktivitas obat yang dapat memperlambat peristaltik usus
dengan mengukur rasio normal jarak yang ditempuh marker terhadap panjang
usus sepenuhnya.
Parameter Parameter Obat Antidiare. Waktu muncul diare, jangka waktu
berlangsung diare, bobot feses di evaluasi setelah pemberian obat dengan
metode ANAVA dan Students t test.
6. Kesimpulan
7. Daftar pustaka :
1. http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/2013/07/LAPORANPRAKTIKUM-PENGUJIAN-EFEK-ANTIDIARE FARMAKOLOGI.html
2. Adnyana, Ketut. 2004. Sekilas Tentang Diare.
3. http://www.blogdokter.net/2008/10/30/sekilas-tentang-diare/.
4. Anne, Ahira. 2011. Penyakit Diare Akut. http://www.anneahira.com/diareakut.htm.
5. Daldiyono.

1990. Diare,

Gastroenterologi-Hepatologi.

Jakarta

Infomedika. Hal : 14-4.


6. Departemen Farmakologi dan Terapi UI, 2007. Farmakologi dan Terapi
ed 5. Jakarta : Penerbit UI Press.
7. Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia IV. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI.

Read more: http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/2013/07/LAPORANPRAKTIKUM-PENGUJIAN-EFEK-ANTIDIAREFARMAKOLOGI.html#ixzz3M4NicgMc

You might also like