You are on page 1of 6

Nama : Cicilia Cornelia Putri

Hari, Tanggal : Rabu, 5 November 2014

NRP

Asisten :

: G24120056

1. Ryan Karida Pratama


2. Teungku Haikal
3. Sulviana Widuri Ekayatni
4. Muhamad Fakhrul
5. Priyo Dwi Utomo
6. Heidei Putra Hutama
7. Pungky Alim Febriani

(G24100023)
(G24100082)
(G24110007)
(G24110020)
(G24110040)
(G24110045)
(G24110044)

Neraca Energi
Tujuan
1. Menduga komponen neraca energi permukaan (Rn, G, H, LE) di Kota
Surakarta
2. Menduga nilai suhu udara (Ta) di Kota Surakarta

METODOLOGI
Alat dan Bahan

: 1. Laptop
2. Software ER Mapper 7.1
3. Software ArcGIS
4. File reclass, radiasi netto, dan Ts

Waktu dan tempat

: Rabu, 5 November 2014 di Laboratorium Komputer


Departemen Geofisika dan Meteorologi Institut Pertanian
Bogor.

Langkah Kerja
Pertama-tama membuka software Er Mapper terlebih dahulu. Memilih
load data set dan menduplikatnya menjadi dua kali kemudian dinamai dan
masukkan file radiasi netto dan reclass Kota Surakarta. Lalu merefresh nya dan
menyimpannya dengan nama 01_rnreclass. Kemudian close dan load file
gabungan yang baru saja dibuat dan menamai layernya dengan G dan
memasukkan rumus G dan apply change kemudian merefreshnya dan
menyimpannya dengan nama 02_G. Kemudian load kembali file G yang baru saja
dibuat, merefresh dan menampilkan grafik, limit to actual lalu print screen sebagai

bahan pertama untuk interim report. Kemudian load data set dan menduplikatnya
menjadi tiga kali dan mengisinya dengan data radiasi netto, G, dan reclass, lalu
merefreshnya dan menyimpannya dengan nama 03_rngreclass. Kemudian load
kembali file 03_rngreclass dan menamai dengan H pada layernya. Kemudian
memasukkan rumus H, apply change, membuka grafiknya, limit to actual, print
screen untuk file kedua interim report dan menyimpan filenya dengan nama
04_H. Load data set dan menduplikatnya menjadi tiga dan memasukkan file
radiasi netto, G, dan H serta menamainya sesuai dengan filenya. Lalu
merefreshnya dan menyimpannya dengan nama 05_rngh. Load kembali file
05_rngh dan menamai LE pada layernya, memasukkan rumus LE, apply change,
close, dan menyimpannya dengan nama 06_LE dengan format 8bytereal. Load
kembali file 06_LE, membuka grafiknya, limit to actual, dan print screen untuk
file ketiga untuk interim report. Kemudian load data set dan duplikat menjadi tiga
dan mengisinya dengan nama Ts, H, Reclass dan dinamai sesuai dengan urutan
filenya. Lalu merefreshnya dan menyimpannya dengan nama 07_tshreclass. Load
kembali file 07_tshreclass dan memasukkan rumus Ta, apply change, close. Lalu
membuka grafiknya, limit to actual, dan menyimpannya dengan nama 08_Ta
kemudian print screen untuk file keempat dalam interim report.
Diagram Alir
Membuka software
Er Mapper 7.1.
]Membuat gabungan
dari Rn dan reclass.

Membuat estimasi
fluks panas laten
dari gabungan Rn,
G, dan H.

Membuat estimasi
fluks panas tanah
(G) dan print screen.

Membuat estimasi
fluks panas terasa
(H) dari gabungan
Rn, G, dan reclass.

Membuat estimasi
suhu udara(Ta) dari
gabungan Ts, H, dan
reclass.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Neraca energi merupakan keseimbangan antara energi yang masuk dan
energi yang keluar. Selisih antara energi yang masuk dan yang keluar dinamakan
dengan radiasi netto. Radiasi netto yang positif ini selanjutnya akan digunakan
untuk pemanasan tanah / soil heat flux (G), memanaskan udara (H), serta
penguapan (E). Pada praktikum ini, praktikan menggunakan wilayah kajian Kota
Surakarta yang mana terletak pada 11045'15'' - 11045'35'' BT serta 736'00''756'00'' LS. Klasifikasi wilayah dibagi menjadi tiga yaitu badan air, vegetasi, dan

lahan terbangun. Berikut ini merupakan hasil estimasi fluks panas tanah pada
Kota Surakarta.

Gambar 1 Nilai dan histogram Soil Heat Flux


Fluks panas tanah merupakan energi matahari yang diterima oleh tanah
kemudian digunakan untuk proses fisik dan biologi tanah. Terlihat pada grafik
bahwa estimasi fluks panas tanah pada Kota Surakarta memiliki selang antara 34
W/m2 hingga 103 W/m2. Tutupan lahan diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu
badan air, vegetasi, dan lahan terbangun. Nilai estimasi fluks panas tanah terbesar
terdapat pada tutupan lahan vegetasi yang dinyatakan dengan warna orange.
Kemudian lahan terbangun lalu badan air. Vegetasi memiliki nilai fluks panas
tanah terbesar karena energi yang diterima banyak dimanfaatkan untuk proses
fisik dan biologi tanah.
Berikut ini adalah hasil estimasi Sensible Heat Flux pada Kota Surakarta.

Gambar 2 Nilai dan histogram Sensible Heat Flux


Berdasarkan gambar, nilai fluks panas terasa Kota Surakarta berkisar
antara 43 W/m2 hingga 691 W/m2. Badan air memiliki nilai fluks panas terasa
terendah, kemudian lahan terbangun dan vegetasi. Panas terasa pada badan air
memiliki nilai yang terkecil karena badan air lebih lambat menerima panas karena
badan air memiliki kapasitas panas yang tinggi. Sedangkan nilai fluks panas terasa
tertinggi terdapat pada kawasan vegetasi. Hal tersebut dapat disebabkan oleh
kesalahan pada reclass atau klasifikasi. Nilai fluks panas terasa berbeda-beda pada

tiap jenis permukaan, karena tiap permukaan memiliki kapasitas panas yang
berbeda pula. Nilai fluks panas terasa dipengaruhi oleh suhu udara, suhu
permukaan, dan tahanan aerodinamik (Maykut dan Phil 1973). Fluks panas terasa
terbentuk karena adanya perbedaan temperatur pada permukaan dengan udara
diatasnya (Arya 2001).Walaupun radiasi yang diterima sama, benda berkapasitas
panas besar akan memiliki suhu permukaan yang lebih kecil dibandingkan benda
yang memiliki kapasitas panas yang kecil.
Berikut ini adalah hasil estimasi Latent Heat Flux pada Kota Surakarta.

Gambar 3 Nilai dan histogram Latent Heat Flux


Berdasarkan gambar dan histogram yang dihasilkan, nilai fluks panas
laten Kota Surakarta berkisar antara 107 W/m2 hingga 762 W/m2. Nilai fluks
panas laten berkaitan dengan jumlah energi yang terlibat pada proses
evapotranspirasi. Nilai fluks panas terendah dimiliki oleh vegetasi. Dengan urutan
kedua tertinggi adalah lahan terbangun. Sedangkan yang memiliki fluks panas
laten terbesar adalah badan air. Badan air memiliki nilai fluks panas laten terbesar
karena badan air menghabiskan banyak energi untuk proses evaporasi.
Berikut ini adalah hasil estimasi Air Temperature pada Kota Surakarta.

Gambar 4 Peta Suhu Udara Kota Surakarta

Berdasarkan gambar dan histogram yang dihasilkan, suhu udara di Kota


Surakarta berkisar antara 20C hingga 34C. suhu udara terendah terdapat pada
wilayah badan air, kemudian dilanjutkan dengan suhu udara pada wilayah
vegetasi yang ditandai dengan warna kuning, dan yang tertinggi adalah wilayah
lahan terbangun. Terdapat perbedaan nilai suhu udara pada setiap jenis tutupan
lahan disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya sudut datangnya sinar
matahari, ketinggian tempat, angin, arus laut, lama penyinaran, dan keawanan
(Stewart J. B et al 1994). Suhu udara maksimum Kota Surakarta adalah 32,5C,
sedang suhu udara minimum adalah 21,9C (Surakarta.go.id). Nilai suhu udara
dari literatur tidak berbeda jauh dengan nilai hasil pengolahan radiasi netto, fluks
panas tanah, dan reclass pada ER Mapper yaitu sebesar 20C hingga 34C.
Setiap komponen neraca energi memiliki keterkaitan satu sama lain dan
saling mempengaruhi satu sama lain. Fluks panas laten terbesar dimiliki oleh
badan air. Hal tersebut dikarenakan oleh energi yang diterima oleh badan air
dimanfaatkan dan terkonsentrasi untuk proses evaporasi sehingga suhu udara di
sekitar badan air lebih rendah apabila dibandingan dengan tutupan lahan yang
lain. Nilai fluks panas terasa merupakan representasi dari jumlah energi radiasi
matahari yang digunakan untuk memanaskan udara. Apabila nilai fluks panas
terasa tinggi, maka akan mengakibatkan tingginya suhu udara.
Salah satu manfaat dari penginderaan jauh adalah untuk mengestimasi
pemetaan nilai suhu udara tanpa observasi lapang secara langsung. Dengan
pemetaan suhu udara secara kontinyu, kita dapat mengetahui trend atau nilai
ekstrim suhu udara pada wilayah kajian tersebut. Penginderaan jauh bermanfaat
untuk meneliti suatu wilayah kajian terutama yang lokasinya sulit dijangkau. Di
samping manfaat tersebut, terdapat pula manfaat lain dari penginderaan jauh,
yaitu untuk membuat formula pemodelan nilai evaporasi potensial. (Khomarudin
2004).

SIMPULAN
Berdasarkan analisis neraca energi yang telah dilaksanakan, dapat
disimpulkan bahwa nilai fluks panas tanah Kota Surakarta berkisar antara 34
W/m2 hingga 103 W/m2. Untuk nilai fluks panas terasa memiliki selang antara 43
W/m2 hingga 691 W/m2, sedangkan untuk nilai fluks panas laten berkisar antara
107 W/m2 hingga 762 W/m2. Sehingga menghasilkan nilai suhu udara dari 20C
hingga 34C. Terdapat kesalahan pada saat mengklasifikasikan tutupan lahan yang
mengakibatkan kesalahan nilai pada urutan tutupan lahan.

DAFTAR PUSTAKA
Arya S P. 2001. Introduction to micrometeorology second edition. Sandiego:
Academic Press.
http://surakarta.go.id/konten/selayang-pandang [Terhubung berkala]
September 2014]

[29

Khomarudin M. Rokhis dkk. 2004. Aplikasi penginderaan jauh untuk menduga


unsur iklim dan produktivitas tanaman. Peneliti bidang pemanfaatan data
penginderaan jauh. Warta LAPAN vol.6 , No.2. Desember 2004 hal : 5061.
Maykut Gary A dan Phil E Church. 1973. Radiation Climate of Barrow, 1962-66:
Journal of Applied Meteorology volume 12.
Stewart, J. B., Kustas, W. P., Humes, K. S., Nichols, W. D., Moran, M. S., & De
Bruin, H. A. R. (1994). Sensible heat flux-radiometric surface temperature
relationship for eight semiarid areas. Journal of Applied Meteorology,
33(9), 1110-1117.

You might also like