Professional Documents
Culture Documents
ROLLING
Tujuan Praktikum :
terjadi
karena
strain
terjadi
presisi),
dimensi
karena
kecil
tidak
terjadi
(lebih
terjadi
penyusutan
hardening, Terjadi strain hardening, sehingga
rekristalisasi kekerasan
meningkat
secara
Catatan :
Energi pengerolan yang diperlukan pada proses hot rolling lebih
kecil dari cold rolling , karena pada hot rolling tidak terjadi
peningkatan kekerasan yang besar, tetapi pada cold rolling
2. Parameter Pengerolan
Diameter roll :
Dengan
melihat
persamaan
P=
2
1 Q
b
( e 1 )
3 Q
Rh
rolling
Gesekan antara roll dan spesimen
Adanya front tension dan back tension :
Karena adanya kedua tegangan ini, kita dapat menurunkan
energi pengerolan dan dapat mengontrol reduksi
2
0= ,0
3
dalam
h0 = tebal awal
hf = tebal akhir
vo = kecepatan masuk
vf = kecepatan keluar
XX= bidang masuk
YY= bidang keluar
b = lebar pelat
v=kecepatan pada ketebalan h, dengan h antara h0 dan hf
Dengan asumsi tidak ada peningkatan pada lebar pelat maka gaya tekan
sampai keluar).
Neutral point (N)= no-slip point=Titik dimana kecepatan rol, vr =
kecepatan pelat.
Pada setiap titik sepanjang permukaan kontak pelat dengan rol, misal titik
A, terjadi dua gaya pada pelat:
-
sehingga rol akan slip. Di lain pihak, jika banyak front tension yang
digunakan, maka titik netral akan bergerak ke arah bagian masuk rol.
Tegangan tarik yang terjadi tersebut akan menjamin spesimen tetap
flat dan mengontrol ketebalan, dan juga bermanfaat dalam mereduksi
gaya pada proses pengerolan.
5. Cacat pada Pengerolan
Roll flattening
:
Rol menjadi lebih datar akibat kekerasan dari spesimen lebih
besar dari rol. Cacat ini menyebabkan dibutuhkannya gaya
pengerolan yang lebih besar dan kemungkinan adanya reduksi
tinggi
Memperbanyak jumlah roll
Melakukan reduksi yang bertahap