Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Overdosis obat adalah hal yang sangat serius dan mengancam
nyawa. Apabila overdosis obat terjadi maka akan bisa menyebabkan
kerusakan setiap sistem tubuh manusia, tergantung jenis obat dan dosis obat
yang dikosumsi.
Overdosis merupakan keadaan dimana seseorang mengalami gejala
terjadinya keracunan yang mengakibatkan ketidaksadaran akibat obat yang
melebihi dosis yang bisa diterima oleh tubuh.
Overdosis merupakan keracunan pada penggunaan obat baik yang
tidak disengaja maupun sengaja, hal ini dapat terjadi pada setiap umur
angka kejadiannya juga mengalami peningkatan pada tahun 2011,
diperkirakan kasus overdosis obat di seluruh dunia berjumlah 50 juta orang,
35 juta orang diantaranya adalah overdosis NAPZA, dan 80% tinggal di
negara berkembang menurut The International Narcotics Control Board
(INCB).
misalnya
barbiturate,
antidepresan
dan
tranquilizer.
hamper bersamaan dengan alcohol atau obat tidur seperti valium, megadom/
BK, dll.
Mengkonsumsi obat lebih dari ambang batas kemampuannya,
misalnya jika seseorang memakai narkoba walaupun hanya seminggu, tetapi
apabilah dia memakai lagi dengan takaran yang sama seperti biasanya
kemungkinan besar terjadi OD.
Pada kasus overdosis obat jika tidak ditangani dengan segera dapat
mengakibatkan komplikasi seperti dehidrasi, koma. henti jantung dan paling
fatal.
Oleh karena itu, peran perawat sangat penting untuk penanganan
kegawatdaruratan agar tidak terjadi komplikasi, sehingga perawat harus tahu
konsep kegawatdaruratan, konsep overdosis obat atau NAPZA, dan
penanganan pada pasien overdosis, untuk itu kelompok mengangkat
masalah
kegawatdaruratan
overdosis
obat
sebagai
makalah
untuk
Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan kegawatdaruratan
2.
overdosis obat
Tujuan Khusus
Mahasiswa diharapkan mampu :
a.
b.
c.
Memahami
dan
mengaplikasikan
asuhan
keperawatan
Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, kami menggunakan metode deskriptif yang
diperoleh dari beberapa literatur, seperti teks book dan juga internet yang
kami susun dalam bentuk makalah.
D.
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini adalah:
BAB I
BAB II
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.
2.
Triage
diambil
dari
bahasa
Perancis
trier
artinya
b.
c.
circulation
(C:
sirkulasi)
disability
(D:
2) B: Breathing
Setelah jalan nafas aman, breathing menjadi prioritas
berikutnya
dalam
primary
survey.Pengkajian
ini
untuk
lain
tentang
tingkat
kesadaran
yang
klien
secara
total,
GCS
normal
adalah
5) E: exposure
Seluruh pakaian harus dibuka untuk memudahkan
pengkajian menyeluruh. Pada situasi resusitasi, pakaian harus
digunting untuk mencapai akses cepat ke bagian tubuh.
6) F : folley catheter
Pemasangan kateter dilakukan untuk mempermudah
eliminasi/berkemih pada pasien dengan penurunan kesadaran atau
dengan kondisi tertentu, selain itu pemasangan kateter juga dapat
digunakan untuk mengetahui jumlah pengeluaran cairan.
7) G : gastric tube
Tindakan yang dilakukan pada tahap ini bertujuan untuk
mengeluarkan racun dari dalam tubuh, salah satunya denga
prosedur kumbah lamung.
8) H : heart monitor
Pemantauan peningkatan detak jantung, peningkatan
tekanan darah harus selalu dilakukan untuk mencegah agar tidak
terjadi kegawatdaruratan lebih lanjut yang biasanya cenderung
mengakibatkan komplikasi pada sistem kardiovaskuler.
Etiologi
a.
sehingga
pasien
bingung,
misalnya
furosemid
bersama-sama.Kematian
terjadi.Hal
yang
dapat
akibat
menimbulkan
penggunaan
reaksi
obat
dan
jarang
mungkin
4.
Jenis-jenis
Beberapa jenis intoksikasi/overdosis yang sering ditemui pada
kasus penggunaan NAPZA diantaranya adalah sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
Intoksikasi opioida
Intoksikasi sedatif hipnotik (Benzodiazepin)
Intoksikasi Amfetamin
Intoksikasi Alkohol
Intoksikasi Kokain
Salah satu jenis overdosis yang akan dibahas lebih spesifik
dihirup
melalui
tabung.Amfetamin
dapat
membuat
Perasaan ini bias bertahan sampai 12 jam, dan beberapa orang terus
menggunakan untuk menghindari turun dari obat.
Obat-obat yang termasuk kedalam amfetamin : Amfetamin,
Metamfetamin, Metilendioksimetamfetamin (ektasi).
1) Metilendioksimetamfetamin (ektasi).
takikardi
atau
bradikardi,
tekanan
darah,
atau muntah,
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KEGAWAT DARURATAN
DENGAN KLIEN OVERDOSIS
A.
Pengkajian
1. Primary survey
penyebaran
informasi
mengenai
bahaya
narkoba,
Airway support
Pada klien dengan overdosis yang perlu diperhatikan
adalah ada tidaknya sumbatan pada jalan napas seperti lidah. Lidah
merupakan penyebab utama tertutupnya jalan napas pada klien
tidak sadar karena pada kondisi ini lidah klien akan terjatuh ke
belakang rongga mulut. Hal ini akan mengakibatkan tertutupnya
trakea sebagai jalan napas. Sebelum diberikan bantuan pernapasan,
jalan napas harus terbuka. Teknik yg dapat digunakan adalah cross
finger (silang jari). Jika terdapat sumbatan bersihkan dengan teknik
finger sweep (sapuan jari).
Breathing support
Setelah dipastikan bahwa jalan napas aman, maka langkah
selanjutnya adalah melakukan penilaian status pernapasan klien,
apakah masih bernapas atau tidak. Teknik yg digunakan adalah
LOOK, LISTEN and FEEL (LLF). LLF dilakukan tidak lebih dari
10 menit, jika klien masih bernapas, tindakan yg dilakukan adalah
pertahankan jalan napas agar tetap terbuka,
Circulation support
Circulation support adalah pemberian ventilasi buatan dan
kompresi dada luar yang diberikan pada klien yang mengalami
henti jantung. Selain itu untuk mempertahankan sirkulasi spontan
dan mempertahankan sistem jantung paru agar dapat berfungsi
optimal dilakukan bantuan hidup lanjut (advance life support).
d.
Disability
tanda vital.
Exposure
Lakukan pengkajian head to toe.
f.
Folley kateter
Pemasangan
kateter
pada
klien
overdosis
biasanya
Gastric tube
Salah satu Penatalaksanaan yang bisa dilakukan adalah
kumbah lambung yang bertujuan untuk membersihkan lambung
serta menghilangkan racun dari dalam lambung. Prosedur kumbah
lambung :
1)
2)
3)
4)
5)
diletakkan
6) Letakkan ember diatas kain pel d bawah TT
7) Perawat cuci tangan dan masang sarung tangan
8) Ambil selang sende langsung dan keluarkan air dari dalam
selang
9) Selang diukur dari epigastrika mulut ditambah dari mulut
kebawah telinga ( 40-45 cm) kemudian diberikan tanda
18) Beri air untuk kumur kepada klien, kemudian mulut dan
h.
pemantauan
peningkatan
detak
jantung,
L
E
2.
Secondary survey
Pada saat penggunaan sesudah terjadi dan diperlukan upaya
penyembuhan (treatmen). Fase ini meliputi : fase penerimaan awal
(intialintek) antara 1-3 hari dengan melakukan pemeriksaan fisik dan
mental dan fase detoksifikasi dan terapi komplikasi medic, antara 1-3
minggu untuk melakukan pengurangan ketergantungan bahan-bahan
adiktif secara bertahap.
B.
C.
Diagnosa keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d intoksikasi
2. Pola napas tidak efektif b.d depresi susunan syaraf pusat
3. Gangguan perfusi jaringan perifer b.d penurunan
konsentrasi
4.
5.
Intervensi keperawatan
Diagnosa 1
Tujuan : pasien menunjukkan bersihan jalan napas yang efektif
Kriteria : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, pasien
menunjukkan kemudahan bernapas, pergerakan sumbatan keluar dari jalan
napas
Intervensi :
1. Kaji frekuensi, kedalaman dan upaya pernapasan
2. Pengisapan jalan napas : mengeluarkan sekret dari jalan napas dengan
memasukkan sebuah kateter pengisap ke dalam jalan napas oral
3.
dan/atau trakea
Auskultasi bagian dada anterior dan posterior untuk mengetahui
4.
5.
Diagnosa 2
Tujuan : Pasien menunjukkan pola pernapasan efektif
Kriteria : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, pasien
menunjukkan status pernapasan : status ventilasi dan pernapasan yang tidak
terganggu, kedalaman inspirasi dan kemudahan bernapas
Intervensi :
1. Pantau kecepatan, irama, kedalaman dan upaya pernapasan
2.
3.
4.
Diagnosa 3
Tujuan : keadekuatan aliran darah melalui pembuluh darah kecul
ekstremitas untuk mempertahankan fungsi jaringan.
Kriteria : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam suhu, hidrasi,
warna kulit, nadi perifer, tekanan darah, dan pengisisan kapiler baik dan
lancar dan dalam batas normal
Intervensi:
1.
Kaji terhadap sirkulasi perifer pasien (nadi perifer, edema, warna, suhu
2.
3.
ekstremitas
R/ jika ada tanda dan gejalanya dapat langsung dilaporkan ke ruang
4.
perawat
Kolaborasi : berikan obat antitrombosit atau antikoagulan
R/ untuk mencegah pembekuan darah karena infusiensi arteri dan vena
Diagnosa 4
Tujuan : pengembalian volume cairan klien
Kriteria : setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam hidrasi adekuat
dan status nutrisi adekuat maupun keseimbangan cairan pasien dalam batas
normal
Intervensi :
1.
2.
3.
4.
Diagnosa 5
Tujuan :Pasien mempertahankan pernapasannya secara efektif .
Kriteria : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam, pasien
bebas dari sianosis dan tanda tanda syok.
Intervensi :
1. Pantau frekuensi, irama, kedalaman pernapasan
R/ mendeteksi derajat trauma
2. Angkat kepala tempat tidur sesuai aturannya (semi/fowler)
R/ memudahkan ekspansi paru
3. Anjurkan pasien melakukan latihan napas dalam
R/ mencegah atau menurunkan atelektasis
4. Kolaborasi : pemberian oksigen (non rebirthing)
R : mempertahankan breathing pasien