Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2007 Tentang Penanggulangan Bencana, pada bab I pasal 1 dijelaskan
bahwa bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,
baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Salah satu jenis
bencana adalah banjir. Banjir adalah peristiwa atau keadaan dimana
terendamnya suatu daerah atau daratan karena volume air yang meningkat
(www.bnpb.go.id).
Banjir di Ibukota Jakarta merupakan suatu fenomena tersendiri
sebab setiap tahun, setiap musim hujan banjir Jakarta selalu terjadi dan
karena terus terjadinya banjir di jakarta terkadang hal tersebut sudah
menjadi kebiasaan. Jakarta memiliki tipografi yang merupakan faktor yang
menyebabkan banjir, antara lain: bahwa 75% merupakan daerah resapan, 40
% wilayah berada di bawah permukaan air, dilintasi 13 anak sungai, dan
merupakan daerah pertemuan angin dan wind sear.
Seorang
perawat,
khususnya
perawat
komunitas
memiliki
Tujuan Penulisan
1.2.1 Untuk mengetahui fenomena banjir di Jakarta.
1.2.2 Untuk mengetahui faktor-faktor risiko dari banjir.
1.2.3 Untuk mengetahui masalah kesehatan yang dapat timbul dari bencana
banjir.
1
Rumusan Masalah
1.3.1
1.3.2
1.3.3
1.3.4
1.3.5
bencana banjir?
1.3.6 Bagaimana asuhan keperawatan yang diberikan perawat komunitas
terhadap korban bencana banjir?
1.4
Metode Penulisan
Penulisan dan penyusunan makalah ini menggunakan metode studi
literatur dari berbagai sumber buku terkait, penelusuran pustaka yang
terpecaya dari internet, serta diskusi PBL (Problem Based Learning) sesuai
dengan kasus pemicu yang didapat yakni mengenai bencana banjir di
Jakarta.
1.5
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dari makalah ini yaitu terdiri atas empat bab, yang
terdiri dari bab 1 atau pendahuluan yang berisi latar belakang, tujuan
penulisan makalah, rumusan masalah, metode penulisan dan sistematika
penulisan. Kemudian bab 2 atau tinjauan pustaka yang berisi fenomena
banjir Jakarta, faktor risiko dari banjir, masalah kesehatan yang dapat timbul
dari bencana banjir, peran perawat komunitas dalam bencana banjir,
pengkajian yang dilakukan perawat komunitas dalam bencana banjir, serta
asuhan keperawatan yang diberikan perawat komunitas terhadap korban
bencana banjir. Pada bab 3 atau analisa kasus berisi materi bahasan seperti
pembahasan kasus pemicu, dan asuhan keperawatan yang diberikan pada
klien komunitas dalam kasus. Terakhir, pada bab 4 atau penutup yang terdiri
dari kesimpulan dan saran.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
normalisasi
sungai-sungai
di
Jakarta.
Masih
banyak
sistem
peringatan
dini
banjir;
peningkatan
banjir
mengakibatkan
berbagai
permasalahan
yang
o Penyakit infeksi saluran cerna, dengan gejala demam, diare dan muntah
sering ditularkan melalui air. Penyakit tersebut meliputi gastroenteritis
karena virus rota, disentri, kolera, tifus, hepatitis A, giardiasis,
cryptosporidiosis, E coli, giardia, norovirus, salmonelosis atau sigelosis.
o Penyakit infeksi mata, dapat ditularkan melalui air adalah moluskum
kontagiosum dan konjungtivitis (adenovirus). Otitis eksterna adalah
infeksi telinga yang disebabkan karena Pseudomonas aeruginosa juga
ditularkan lewat air.
o Infeksi kulit yang penularannya dapat melalui air adalah "Hot Tub
Rash". Penyebabnya adalah bakteri Pseudomonas. Penyakit kulit lainnya
adalah Cercarial Dermatitis. Gejalanya berupa kulit yang terasa panas
terbakar, gatal, pada kulit tampak bintil seperti jerawat kecil kemerahmerahan kadang disertai melepuh.
o Penyakit yang disebabkan karena paparan dengan parasit yang terdapat
pada
burung
dan
hewan
mamalia
lainnya.
Parasit
tersebut
adalah
11
o Infeksi lainnya yang dapat terjadi adalah Hepatitis A. Gejala yang timbul
adalah kulit dan mata tampak kuning, mual, muntah, demam dan badan
lemas. Leptospirosis adalah infeksi yang disebabkan karena kuman
leptospira juga dapat ditularkan lewat air.
2. Vector-borne disease
Mungkin dalam minggu awal saat hujan lebat dan aliran air banjir
masih deras dapat menghilangkan jentik dan nyamuk penyebab demam
berdarah. Tetapi setelah bulan pertama banjir, kasus penyakit demam
berdarah, malaria, dan West Nile fever cenderung bertambah, karena banyak
terjadi genangan air dimana-mana yang menjadi tempat berkembang biak
nyamuk.
3. Cedera fisik
o Luka atau memar yang disebabkan barang tajam atau lubang di
bawah air
o Setruman listrik
o Tenggelam
o Gigitan atau sengatan hewan seperti tikus atau serangga
o Gigitan dari binatang peliharaan yang terkena stres
4. Gangguan kesehatan jiwa
Banjir menggenangi pemukiman, kompleks industri,
dan
dengan
tujuan
untuk
mencegah
terjadinya
bencana;
pelatihan.
Aktivitas perawat: bergabung dalam tim emergensi; berespon pada
rencana emergensi komunitas mengembangkan rencana atau protokol
emergensi komunitas.
13
Fase I: Preparedness
Langkah pertama yang bijaksana dalam perencanaan bencana adalah
penilaian risiko dalam kaitannya dengan materi dan sumber daya personil;
perencanaan yang efisien; taktik respon medis; dan pelatihan terus-menerus
dari staf, termasuk jumlah yang cukup latihan lapangan yang melibatkan
berbagai tim penyelamat. Penilaian risiko diperlukan untuk mengidentifikasi
berbagai jenis kecelakaan yang mungkin terjadi dalam daerah di mana
pelayanan medis disediakan. Harus ada prioritas untuk fokus pada risiko
terbesar dan manfaat terbesar dengan alokasi sumber daya berdasarkan
kemungkinan dari ancaman diimbangi dengan potensi kerugian. Prioritas
pertama dalam setiap bencana adalah keselamatan manusia (Gad-el-Hak, M.,
14
2008). Ada 2 hal yang dapat dilakukan perawat dalam masa pra bencana ini,
antara lain:
a) Perawat mengikuti pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan dalam
penanggulangan ancaman bencana untuk tiap fase. Para perawat ini,
khususnya perawat komunitas mendapat pelatihan tentang berbagai
tindakan dalam penanggulan ancaman dan dampak bencana. Misalnya
mengenali instruksi ancaman bahaya; mengidentifikasi kebutuhankebutuhan saat fase respons (makanan,air, obat-obatan, pakaian dan
selimut, serta tenda); dan mengikuti pelatihan penanganan pertama korban
bencana.
b) Perawat ikut terlibat bersama berbagai dinas pemerintahan, organisasi
lingkungan,palang
merah
nasional
maupun
lembaga-lembaga
harus
melakukan
pengkajian
secara
cepat
untuk
kesehatan sehari-hari.
Tetap menyusun rencana prioritas asuhan keperawatan harian.
Merencanakan dan memfasilitasi transfer pasien yang memerlukan
17
bermain.
Memfasilitasi konseling dan terapi kejiwaan lainnya oleh para
adalah
berkepanjangan
penyesuaian
atau
18
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Kasus
Masalah banjir belum juga terselesaikan di Ibu Kota. Jakarta
terendam banjir pada babak awal memasuki tahun 2013. Banjir cukup merata
di seluruh wilayah Jakarta. Sejumlah akses jalan terputus. Air setinggi 20
hingga beberapa meter menggenangi jalanan Ibu Kota. Banjir pun tak pilihpilih lokasi, mulai dari perkampungan hingga Kompleks Istana Kepresidenan
kebanjiran. Curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir membuat
volume air bertambah. Sungai dan waduk meluap. Tanggul pun jebol karena
tak mampu menahan banyaknya air. Namun, banjir seharusnya tak terjadi
hanya karena intensitas hujan yang tinggi itu.
Sebelumnya, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho
mengatakan, pasang air laut dalam beberapa hari ke depan diprediksi tinggi.
19
20
21
22
Diagnosis
Risiko infeksi
DO:
Timbulnya
kulit,
peningkatan
hilang,
ISPA,
pengendalian
akibat
pajanan
lingkungan
dari
Evaluasi
Faktor resiko infeksi akan
penyakit
diare,
leptosirosis
Intervensi
Bekerja bersama komunitas untuk menurunkan dan
genangan
air
memanfaatkan
riwayat
kesehatan,
pemeriksaan
penularan
agens
dibuktikan
risiko
keparahan infeksi
Memperlihatkan
gastrointestinal,
setelah
pernapasan,
masing-masing
individu
23
higiene
oleh
dan
imun
kebersihan)
Mengajarkan komunitas untuk membuang balutan
luka yang kotor atau sampah biologis lainnya
(misalnya dimasukan ke dalam kantong plastik)
Rujuk pasien dan keluarga ke lembaga sosial atau
sumber di komunitas untuk membantu mengelola
kebersihan rumah dan nutrisi
Pengendalian infeksi: mengajarkan pasien dan
keluarga mengenai tanda dan gejala infeksi
Untuk bayi dan anak-anak:
Ajarkan orang tua jadwal imunisasi yang dianjurkan
untuk polio, campak, dll
Rujuk ke lembaga sosial untuk memperoleh bantuan
finansial membayar biaya imunisasi (misalnya
jaminan asuransi)
Untuk lansia
Rekomendasikan untuk mendapat imunisasi influenza
dan pneumonia; rekomendasikan pembatasan kontak
dengan orang lain selama puncak musim influenza
DS:
kecemasan, Risiko
(musim banjir)
Mengkaji respon psikologis terhadap trauma
24
Menunjukan
status
peningkatan pengendalian
Meningkatkan perasaan aman klien
yang
mengganggu, Pasca Trauma Melakukan konseling terhadap korban banjir sebagai
diri terhadap depresi
Klien akan menunjukkan
sarana untuk mengungkapkan kecemasan klien.
tidak berdaya
Membantu klien dalam meningkatkan koping yang
interaksi sosial yang adekuat
DO: sikap hati-hati
efektif untuk menghadapi kerugian yang disebabkan Mengidentifikasi
ketakutan,
yang
pikiran Sindrom
berlebihan,
kesulitan konsentrasi,
serangan panik
yang
pemulihan
dari
perasaan
trauma.
DO:
Terdapat
Resiko
kerugian kontaminasi
ekonomis(peningkatan
potensi
pemajanan
pelayanan
pemajanan
trauma.
Menunjukan
Identifikasi kontaminan lingkungan yang ada di
keamanan
lingkungan
rumah, yang
komunitas
Mempersiapkan respon yang efektif untuk menghadapi dibuktikan
oleh indikator
bencana: segera mengungsi dan menyelamatkan harta (menyebutkan
1-5;
tidak
benda saat musim penghujan tiba
adekuat,
kurang
adekuat,
Mencegah dan mendeteksi penyakit dan cedera pada
cukup adekuat, adekuat, atau
populasi yang beresiko terhadap bahaya lingkungan
sangat adekuat):
Mengembangkan dan memberikan instruksi dan
Penyimpanan
dan
pengalaman belajar untuk memfasilitasi adaptasi secara
25
bencana
manusia)
(ulah
pembuangan
bahan
akan
adanya
banjir
bukti
perlindungan
seperti
yang
(menggunakan
air
sistem
baik
yang
26
DO:
Ketidak
tidak anggota
mendapatkan
komunitas
pertolongan
dan
tidak
memiliki anggota
bila
untuk ada
yang
kemampuan
melakukan
pertolongan
terjadi
cedera
cedera akibat
ketika bencana
terhambat
terhadap
sederhana
korban
yang
mengalami cedera
Pada saat simulasi, 90%
anggota
komunitas
meminimalisasi
dapat
cedera,
dan
cara
menghentikan
perdarahan.
melakukan
penanggulangan
sederhana
ketika
terjadi
kegawatdaruratan.
Kurangnya
sungai
penanganan
saat banjir
pertolongan/
bencana banjir.
DO:
melakukan
yang anggota
oleh komunitas
komunitas
dapat
kegiatan
rutin
melakukan
dalam
membersihkan
lingkungan
yang
mencegah
dapat
terjadinya
bencana banjir.
komunitas untuk menjaga lingkungan.
27
lingkungan
menyebabkan
dan saluran air yang ada, membuat sumur resapan air dan
banjir
terhadap
pencegahan
terjadinya banjir
dan merehabilitasi kali/sungai, untuk menambah Sebesar 90 % Masyarakat
memiliki kesadaran untuk
kapasitas sungai dalam menampung debit air
tidak membuang sampah ke
saluran
menjaga
air/sungai
dan
kebersihan
lingkungannya.
Penyuluhan tentang tanda-tanda banjir.
Komunitas mengenal tanda
Warga
tidak pengetahuan Sosialisasi jalur evakuasi menuju tempat penampungan.
banjir
Menyiapkan/ membentuk tim yang bertindak sebagai Bila
mendengar
sirine,
mengetahui prosedur mengenai
koordinator evakuasi bila banjir tiba-tiba datang.
anggota komunitas dengan
ketika
evakuasi tanda bencana
Simulasi dengan setting bencana banjir bekerjasama
sigap berkumpul di tempat
sebelum terjadi banjir, banjir
dengan tim SAR.
evakuasi
yang
sudah
kurangnya persiapan
Kerjasama lintas sektoral dengan BMKG untuk deteksi
disiapkan sebelumnya
warga
untuk
dini adanya tanda banjir.
Kerjasama dengan pihak pemerintah setempat Bila ada simulasi 90%
mengungsi sebelum
anggota
kelompok
menyediakan area yang khusus tempat pengungsian bila
banjir datang
komunitas dapat merespon
terjadi banjir.
DO:
Kurang
dan
menyiapkan
menghadapi banjir.
28
diri
29
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Banjir merupakan bencana musiman yang sering dialami oleh warga
jakarta. Peristiwa ini terjadi hampir setiap tahun saat musim penghujan tiba.
Warga jakarta yang mengalami musibah ini kebanyakn terdiri dari masyarakat
yang tempat tinggalnya teretak di bantaran sungai. Salah satu penyebab musibah
banjir ini disebabkan oleh kebiasaaan masyarakat yang sering membuang sampah
sembarangan sehingga aliran sungai menjadi tehambat sehingga air yang datang
saat musim penghujan meluap hingga memasuki rumah-rumah warga.
Banjir
menimbulkan
banyak
kerugian
bagi
warga,
diantaranya
dapat
menyebabkan kerusakan harta benda, kehilangan harta benda atau keluarga, dan
menimbulkan masalah kesehatan, diantaranya diare, infeksi, dan gatal-gatal serta
trauma atau gangguan psikologis.
Peran perawat dalam menghadapi encana ini, antara lain dapat
memberikan asuhan keperawatan dengan menempatkan masyarakat di wilayah
rawan banjir sebagai partner untuk bersama-sama melakukan pengkajian terkait
hal apa saja yang dapat menimbulkan banjir di jakarta, sehingga perawat dapat
memberikan edukasi dalam masyarakat, misalnya untuk membiasakan diri
membuang sampah pada tempatnya dan menjaga sanitasi yang baik. Selain itu
jika bencana banjir sedang terjadi, perawat dapat memberikan asuhan untuk
penggunaan APD, seperti jas hujan atau sepatu boot. Perawat dapat berperan juga
untuk memberikan edukasi terkait pentingnya penggunaan sanitasi yang baik dan
bagaimana cara penyajian, penyimpanan, serta mengkonsumsi makanan dan
minuman yang sehat saat banjir. Jika banjir sudah terjadi, perawat bisa
mengunjungi korban-korban banjir, baik yang berada di tenda pengungsian atau di
rumah, dalam rangka pemulihan akibat trauma yang mungkin akan dirasakan oleh
masyarakat.
30
4.2 Saran
Musibah banjir yang terjadi di jakarta hampir terjadi setiap tahun dan
terjadi di musim penghujan. Peristiwa ini menjadi tanggung jawab pemerintah dan
masyarakat. Perawat termasuk dalam komponen masyarakat. Pihak yang
bertanggung jawab terhadap adanya bencana ini sebaiknya dapat mempersiapkan
saat musim penghujan tiba atau terkait pemeliharaan tanggul. Pemerintah dan
perawat dapat bekerja sama dengan masyarakat rawan banjir untuk menggalakan
kegiatan-kegiatan sosial untuk pencerdasan bagi masyarakat, misalnya edukasi
terkait pentingnya membuang sampah pada tempatnya, membagikan tempat
samapah kepada warga, perbaikan tanggul-tanggul, serta penanaman seribu
pohon. Dengan kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan banjir yang terjadi setiap
tahun di kota jakarta dapat diminimalisir.
31
32