You are on page 1of 9

Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian Umum
Anamnesis
Anamnesis pada Parkinson meliputi identitas klien, keluhan utama, riwayat penyakit
sekarang, riwayat penyakit dahulu, dan pengkajian psikososial.
1. Identitas Klien, meliputi nama, umur (lebih sering pada kelompok usia lanjut, pada
usia 50-60 tahun), jenis kelamin (lebih banyak pada laki-laki), pendidikan. Alamat,
pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk RS, nomor register, dan
diagnosa medis.
2. Keluhan Utama
Gangguan gerakan, kaku otot, tremor menyeluruh, kelemahan otot, dan hilangnya
refleks postural.
3. Riwayat penyakit saat ini
Klien mengeluhkan adanya tremor pada salah satu tangan dan lengan, kemudian ke
bagian yang lain, dan akhirnya bagian kepala, walaupun tremor ini tetap unilateral.
Adanya perubahan pada sensasi wajah, sikap tubuh, dan gaya berjalan. Adanya
keluhan rigiditas deserebrasi, berkeringat, kulit berminyak dan sering menderita
dermatitis seboroik, sulit menelan, konstipasi.
4. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, anemia, penggunaan obatobat antikoagulan, aspirin, vasodilator, dan penggunaan obat-obat antikolinergik
dalam jangka waktu yang lama.
5. Riwayat penyakit keluarga
Menanyakan apakah ada anggota keluarga terdahulu yang menderita hipertensi dan
diabetes melitus.
6. Pengkajian psiko-sosio-spiritual
Menilai respons emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya,perubahan peran
klien dalam keluarga dan masyarakat,dan respons atau pengaruhnya dalam kehidupan
sehari-harinya baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat.
7. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Adanya perubahan pada tanda vital,yaitu bradikardi,hipotensi,dan penurunan
frekuensi pernapasan

b. B1 (Breathing)
- Inspeksi : penurunan kemampuan untuk batuk efektif, peningkatan roduksi
sputum,sesak napas,dan penggunaan otot bantu napas.
- Palpasi
: ditemukan taktil premitus seimbang kanan dan kiri.
- Perkusi : ditemukan adanya suara resonan pada seluruh lapangan paru.
- Auskultasi : ditemukan bunyi napas tambahan seperti napas berbunyi, stridor,
ronkhi.
c. B2 (Blood)
Hipotensi postural.
d. B3 (Brain)
Perubahan pada gaya berjalan,tremor secara umum pada seluruh otot,dan kaku
pada seluruh gerakan.
e. Tingkat kesadaran
Biasanya compos mentis
f. Pemeriksaan fungsi serebri
Status mental : penurunan status kognitif, penurunan persepsi, dan penurunan
memori baik jangka pendek dan memori jangka panjang.
g. Pemeriksaan saraf kranial
- Saraf I
: Fungsi penciuman tidak ada kelainan
- Saraf II
: Penurunan ketajaman penglihatan
- Saraf III,IV,dan VI
: Sewaktu melakukan konvergensi penglihatan
menjadi kabur karena tidak mampu mempertahankan kontraksi otot-otot bola
mata.
- Saraf V
: Adanya keterbatasan otot wajah menyebabkan
ekspresi wajah klien mengalami penurunan,saat bicara wajah seperti topeng
(sering mengedipkan mata)
- Saraf VII
: Persepsi pengecapan dalam batas normal
- Saraf VIII
: Adanya tuli konduktif dan tuli persepsi yang
berhubungan dengan proses senilis dan penurunan aliran darah regional
- Saraf IX dan X
: Ditemukan kesulitan dalam menelan makanan
- Saraf XI
: Tidak ada atrofi otot sternokleidomastoideus dan
trapezius
- Saraf XII
: Lidah simetris, tidak ditemukan deviasi pada satu
sisi dan tidak ada fasikulasi.
h. Sistem motorik
Inspeksi gaya berjalan,tremor dan kaku pada seluruh gerakan tonus otot,
ditemukan meningkat.
Keseimbangan dan koordinasi,ditemukan mengalami gangguan karena adanya
kelemahan otot,kelelahan,perubahan pada gaya berjalan,tremor dan kaku pada
seluruh gerakan.
i. Sistem Sensorik

Mengalami penurunan terhadap sensasi sensorik secara progresif


j. B4 (Bladder)
Penurunan refleks kandung kemih perifer dihubungkan dengan disfungsi kognitif
dan persepsi klien secara umum. Ketidakmampuan mengomunikasikan
kebutuhan, dan ketidakmampuan untuk menggunakan urinal karena kerusakan
kontrol motorik dan postural.
k. B5 (Bowel)
Penurunan nutrisi berkurang yang berhubungan dengan asupan nutrisi yang
kurang karena kelemahan fisik umum dan kesulitan dalam menelan,konstipasi
karena penurunan aktivitas.
l. B6 (Bone)
Adanya kesulitan untuk beraktivitas karena kelemahan, kelelahan otot, tremor
dan kaku pada seluruh gerakan memberikan risiko pada trauma fisik bila
melakukan aktivitas
B. Diagnosa Keperawatan
1. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan dan kelemahan otot.
2. Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan kelemahan neuromuscular,
menurunnya kekuatan, kehilangan kontrol otot/koordinasi.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungsn dengan termor,
pelambatan dalam proses makan serta kesulitan menelan dan mengunyah
4. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan volume bicara,
perlambatan bicara, ketidakmampuan menggerakan otot-otot wajah.
5. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan depresi dan disfungsi karena
perkembangan penyakit.
C. Intervensi Keperawatan
HAMBATAN MOBILITAS FISIK YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKAKUAN
DAN KELEMAHAN OTOT (Arif Muttaqin, 2008)
: klien mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuannya.
: Klien dapat ikut serta dalam program latihan, tidak terjadi kontraktur sendi, bertambahnya
kekuatan otot, dan klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas.
INTERVENSI

RASIONALISASI

Kajian mobilitas yang ada dan observasi Mengetahui tingkat kemampuan klien
terhadap peningkatan kerusakan. Kaji melakukan aktivitas.
secara teratur fungsi motorik.

dalam

Lakukan program latihan meningkatkan Meningkatkan koordinasi dan ketangkasan,


kekuatan otot.
menurunkan kekakuan otot, dan mencegah
kontraktor bila otot tidak digunakan.
Lakukan latihan postural.

Latihan postural untuk melawan kecenderungan


kepala dan leher tertarik ke depan dan ke bawah.

Ajarkan teknik berjalan khusus :


Teknik berjalan khusus dapat juga dipelajari untuk
Ajarkan untuk berkonsentrasi pada mengimbangi gaya berjalan menyeret dan
berjalan tegak, memandang lurus ke kecenderungan tubuh condong ke depan.
depan, dan menggunakan cara berjalan
dengan dasar lebar (misalnya berjalan
dengan kaki terpisah);
Klien dianjurkan untuk latihan berjalan
serupa dengan barisan music marching
atau suara dengan birama lagu, karena
hal ini memberikan rangsangan sensori;
Latihan bernapas sambil berjalan
membantu untuk menggerakkan rangka
tulang rusuk dan transpor oksigen untuk
mengisi bagian paru-paru yang miskin
oksigen;
Periode istirahat yang sering untuk
membantu pencegahan frustasi dan
kelelahan.
Anjurkan mandi hangat dan masase otot.

Mandi hangat dan masase membantu otot-otot


rileks pada aktivitas pasif dan aktif serta
mengurangi nyeri otot akibat spasme yang
mengakibatkan kekakuan.

Bantu klien melakukan latihan ROM, Untuk memelihara


perawatan diri sesuai toleransi.
kemampuan.

fleksibitas

sendi

sesuai

Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk Peningkatan kemampuan


dalam mobilisasi
latihan fisik klien.
ekstremitras dapat ditingkatkan dengan latihan fisik
dan tim fisioterapis.
DEFISIT PERAWATAN DIRI YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELEMAHAN
NEUROMUSCULAR, MENURUNNYA KEKUATAN, KEHILANGAN KONTROL
OTOT/KOORDINASI. (Arif Muttaqin, 2008)
: keperawatan diri klien terpenuhi.
: klien dapat menunjukkan perubahan gaya hidup untuk kebutuhan merawat diri, klien mampu
melakukan aktivitas perawatan diri sesuai dengan tingkat kemampuan, dan mengidentifikasi
personal/masyarakat yang dapat membantu.
INTERVENSI

RASIONALISASI

Kaji kemampuan dan tingkat penurunan Membantu


dalam
mengantisipasi
dan
dalam skala 0-4 untuk melakukan ADL.
merencanakan pertemuan kebutuhan individu
Hindari apa yang tidak dapat dilakukan Klien dalam keadaan cemas dan tergantung hal ini
klien dan bantu bila perlu.
dilakukan untuk mencegah frustasi dan harga diri
klien.

Ajarkan dan dukung klien selama aktivitas.

Dukungan pada klien selama aktivitas kehidupan


sehari-hari dapat meningkatkan perawatan diri.

Rencanakan tindakan untuk defisit Klien akan mampu melihat dan memakan
penglihatan seperti tempatkan makanan makanan, akan mampu melihat keluar masuknya
dan peralatan dalam suatu tempat, orang ke ruangan.
dekatkan tempat tidur ke dinding.
Modifikasi lingkungan

Modifikasi
lingkungan
diperlukan
mengompensasi ketidak mampuan fungsi.

untuk

Gunakan pagar di sekeliling tempat tidur

Penggunaan pagar di sekeliing tempat tidur, baik


tempat tidur di rumah sakit maupun di rumah, atau
sebuah tali yang diikatkan pada kaki tempat tidur
untuk memberi bantuandalam mendorong diri
untuk bangun tanpa bantuan orang lain.

Kolaborasi :
Pemberian supositoria dan pencahar;
konsul ke dokter terapi okupasi

Pertolongan utama terhadap fungsi usus atau


defekasi. Untuk mengembangkan terapi dan
melengkapi kebutuhan khusus.

PERUBAHAN
NUTRISI, KURANG DARI
KEBUTUHAN TUBUH YANG
BERHUBUNGAN DENGAN TREMOR, PELAMBATAN DALAM PROSES MAKAN,
SERTA KESULITAN MENGUNYAH DAN MENELAN. (Arif Muttaqin, 2008)
: kebutuhan nutrisi klien terpenuhi.
: mengerti tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh. Memperhatikan kenaikan berat badan sesuai
dengan hasil pemeriksaan laboratorium.
INTERVENSI

RASIONAL

Evaluasi kemampuan makan klien

Klien
mengalami
keslitan
dalam
mempertahankan berat badan mereka. Mulut
mereka kering akibat obat-obatan dan
mengalami
kesulitan
mengunyah
dan
menelan. Klien berisiko terjadi aspirasi akibat
penurunan reflex batuk.

Observasi/timbang
jika memungkinkan.

berat

badan Tanda kehilangan berat badan (7-10%) dan


kekurangan
intake
nutirsi
menunjang
terjadinya masalah katabolisme, kandungan
glikogen dalam ototo, dan kepekaan terhadap
pemasangan ventilator.

Manajemen mencapai kemampuan menelan


Gangguan menelan disebabkan oleh tremor pada
lidah, ragu-ragu dalam memulai menelan,
kesulitan dalam membentuk makanan dalam
bentuk bolus.
Makanan setengah padat dengan sedikit air

Meningkatkan kemampuan klien dalam


menelan dan dapat membantun pemenuhan
nutrisi klien via oral.
Tujuan lain adalah mencegah terjadinya
kelelahan, memudahkan masuknya makanan,
dan mencegah gangguan pada lambung.

memudahkan untuk menelan.


Klien dianjurkan untuk menelan secara
berurutan.
Klien diajarkan untuk meletakkan makanan di
atas lidah, menutup bibir dan gigi, dan menelan.
Klien dianjurkan untuk mengunyah pertama kali
pada satu sisi mulut dan kemudian ke sisi lain.
Untu kmengontrol saliva, klien dianjukrna untuk
menahan kepala tetap tegak dan membuat
keadaan sadar untuk menalan.
Masase otot wajah dan leher sebelum makan
dapat membantu
Berikan makanan kecil dan lunak.
Monitor pemakaian alat bantu

Pemanas elektrik digunakan untuk menjaga


makanan tetap hangat dank lien dizinkan
untuk istirahat selama waktu yang ditetapkan
untuk makan, alat-alat khusus juga membantu
makan.
Penggunaan piring yang stabil, cangkir yang
tidak pecah bila jatuh, dan alat-alat makan
yang dapat digenggam sendiri digunakan
sebagai alat bantu.

Kajilah fungsi system gastrointerstinal, yang


meliputi suara bising usus, catat terjadi
perubahan di dalam lambung serprti mual, dan
muntah. Observasi perubahan pergerakan usus,
misalnya diare, konstipasi.

Fungsi system gastrointestinal sangat penting


untuk memasukkan makanan. Ventilator dapat
menyebabkan kembung pada lambung dan
perdarahan lambung.

Anjurkan pemberian cairan 2.500 cc/hari selama Mencegah terjadinya


dehidrasi akibat
tidak terjadi ganggungan jantung.
penggunaan ventilator selama tidak sadar dan
mencegah terjadinya konstipasi.
Lakukan pemeriksaan laboratorium yang Memberikan informasi yang tepat tentang
diindikasikan, seperti : serum, transferrin, keadaan nutrisi yang dibutuhkan klien.
BUN/kreasinin dan glukosa
KERUSAKAN KOMUNIKASI VERBAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PENURUNAN
VOLUME
BICARA,
PERLAMBATAN
BICARA,
KETIDAKMAMPUAN MENGGERAKKAN OTOT-OTOT WAJAH. (Arif Muttaqin,
2008)
: klien mampu membuat teknik/metode komunikasi yang dapat dimengerti sesuai kebutuhan
dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi.
: klien dapat berkomunikasi dengan sumber kemampuan yang ada.

INTERVENSI
Kaji
kemampuan
berkomunikasi

RASIONAL
klien

untuk Gangguan bicara ada pada banyak klien yang


mengalami penyakit Parkinson. Bicara mereka
yang lemah, monoton, halus menuntut kesadaran
berupaya untuk bicara dengan lambat, dengan
penekanaan perhatian pada apa yang mereka
katakan.

Menentukan cara-cara berkomunikasi,


seperti mempertahankan kontak mata,
pertanyaan denga jwaban ya atau tidak,
menggunakan kertas dan pensil/bolpoin,
gambar atau papan tulis, bahasa isyarat,
perjelas arti dari komunikasi yang
disampaikan.

Mempertahankan kontak mata akan membuat


klien interes selama komunikasi. Jika klien
dapat menggerakkan kepala, mengedipkan mata,
atau senang dengan isyarat-isyarat sederhana,
lebih baik dengan menggunakan pertanyaan
ya/tidak.

Pertimbangkan bentuk komunikasi bila Kateter intravena yang terpasang di tangan akan
terpasang intravenous kateter.
mengurangi
kebebasan
menulis/memberi
isyarat.
Letakkan bel/lampu panggilan di tempat
yang mudah dijangkau, dan berikan
penjelasan cara menggunakannya. Jawab
panggilan tersebut dengan segera. Penuhi
kebutuhan klien. Katakana kepada klien
bahwa perawat siap membantu jika
dibutuhkan.

Ketergantungan klien pada ventilator akan lebih


baik dan rileks, persaan aman, dan mengerti
bahwa saelaam menggunakan ventilator,
perawat akan memenuhi segala kebutuhannya.

Buatlah catatan di kantor perawatan Mengingatkan staf perawatan untuk berespons


tentang keadaan klien yang tak dapat dengan klien selama memberikan perawatan.
berbicara.
Buat rekaman pembicara klien.

Rekaman pembicaraan untuk beresons dengan


klien selama memberikan perawatan.

Anjurkan keluarga/orang lain yang dekat


dngan klien untuk brbicara dengan klien,
memberikan
informasi
tentang
keluarganya dan keadaan yang sedang
terjadi.

Keluarga dapat merasakan akrab dengan klien


berada dekat klien selama berbicara, denga
npengalaman
ini
dapat
membantu/mempertahankan
kontak
nyata
seperti merasakanan kehadiran anggota keluarga
yang dapat mengurangi perasaan kaku.

Kolaborasi dengan ahli wicara bahasa.

Ahli terapi wicara bahasa dapat membantu


dalam
membentuk
peningkatan
latihan
percakapan dan membantu petugas kesehatan
untuk mengembangkan metoda komunikasi
untuk memenuhi kebutuhan klien.

KOPING INDIVIDU TIDAK EFEKTIF YANG BERHUBUNGAN DENGAN


DEPRESI DAN DISFUNGSI KARENA PERKEMBANGAN PENYAKIT (Arif
Muttaqin, 2008)
: koping individu menjadi efektif.
: mampu menyatakan atau mengomunikasikan dengan orang terdekat tentang situasi dan
perubahan yang sedang terjadi, mampu menyatakan penerimaan diri terhadap situasi,
mengakui dan menggabungkan perubahan ke dalam konsep diri dengan cara yang akurat
tanpa harga diri yang negatif.
INTERVENSI

RASIONALISASI

Kaji perubahan dari gangguan persepsi dan Menentukan bantuan individual dalam
hubungan dengan derajat ketidakmampuan
menyusun rencana perawatan atau
pemilihan intervensi.
Dukung kemampuan koping

Kepatuhan terhadap program latihan dan


berjalan
membantu
memperlambat
kemajuan penyakit. Dukungan dansumber
bantuan
dapat
diberikan
melalui
ketekunan berdoa dan penekanan keluar
terhadap
aktivitas
dengan
mempertahankan parsitpasi aktif.

Catat ketika klien menyatakan terpengaruh Mendukung penolakan terhadap bagian


seperti sekarat atau mengingkari dan tubuh atau perasaan negative terhadap
menyatakan inilah kematian
gambaran tubuh dan kemampuan yang
menunjukkan kebutuhan dan intervensi
serta dukungan emosional.
Pernyataan pengakuan terhadap penolakan
tubuh, mengingatkan kembali fakta kejadian
tentang
realitas
bahwa
masih
dapat
menggunakan sisi yang sakit dan belajar
mengontrol sisi yang sehat.

Membantu klien untuk melihat bahwa


peawat menerima kedua bagian sebagai
bagian dari seluruh tubuh. Mengizinkan
klien untuk merasakan adanya harapan
dan mulai menerima situasi baru.

Beri dukungan psikologis secara menyeluruh

Klien penyakit Parkinson sering merasa


malu, apatis, tidak adekuat, bosan, dan
merasa sendiri. Perasaan ini dapat
disebakan akibat kedaan fisik yang labat
dan upaya yang besar dibutuhkan erhadap
tugas-tugas kecil. Klien dibantu dan
dudukung untuk mencapai tuuan yang
ditatpkan
(seperti
meningkatkan
mobilitas). Oleh karena Parkinson
mengarah akan menunjukkan menarik diri
dan depresi, klien harus aktif berpartisasi
dalam program trapi yang mencakup

program sosial dan rekreasi.


Bantu dan anjurkan perawatan yang baik Membantu peningkatan perasaan harga
dengan memperbaiki kebiasan
diri dan mengontrol lebih dari satu area
kehidupan.
Bentuk program aktivitas pada keseluruhan Bentuk
program
aktivitas
pada
hari
keseluruhan hari untuk mencegah waktu
tidur yang terlalu banyak yang dapat
mengarah pada tidak adanya keinginan
danapatis. Setia upaya dibuat untuk
mendukung klien keluar dari tugas-tugas
yang termasuk koping dengan kebutuhan
mereka setiap hari dan untuk membentuk
klien mandiri. Apa pun yang dilakukan
hanya untuk keamanan sewaktu mencapai
tujuan dengan meningkatnya kemampuan
koping.
Anjurkan orang yang terdekat untuk Menghidupkan
kembali
perasaan
mengizinkan kelian melakukan sebanyak- kemandirian
dan
membantu
banyak hal-hal untuk dirinya.
perkembangan
harga
diri
serta
memengaruhi proses rehabilitasi.
Dukung perilaku atau usaha seperti Klien
dapat
beradaptasi
terhadap
peningkatan minat atau partisipasi dalam perubahan dan pengertian tentang peran
aktivitas rehabilitasi.
individu masa mendatang.
Monitor gangguan tidur peningkatan kesulitan Dapat mengindikasikan terjadinya depresi
konsentrasi, letargi, dan menarik diri
umumnya terjadi sebagai pengaruh dari
stroke di mana memerlukan intervensi dan
evaluasi lebih lanjut.
Kolaborasi : rujuk, pada ahli neuropsikologi Dapat memfasilitasi perubahan peran
dan konseling bila ada indikasi.
yang penting untuk perkembangan
perasaan.
Kerja
sama
fisioterapi,
psikoterapi, terapi obat-obatan, dan
dukungan partisipasi kelompok dapat
menolong mengurangi depresi yang juga
sering muncul pada keadaan ini.

You might also like