Professional Documents
Culture Documents
ekonomi masyarakat
Yahudi Thaif sejak sebelum datangnya Islam. Dalam sejarah Islam pun
ditegaskan, jika tradisi riba ini begitu semaraknya di kalangan Yahudi
Madinah sebelum dan pasca hijrah Rasulullah saw. ke sana. Saking
semaraknya, beberapa sahabat pun seperti Abbas bin Abi Thalib, Khalid bin
Walid
dan
lain-lain
sempat
melakukan
riba
hingga
turun
larangan
Ada indikasi bahwa Allah tidak serta merta mengharamkan riba. Tapi
melalui methode tadrijiyan/ berangsur-angsur, sama halnya dengan methode
pengharaman khamr/ miras/ mikol. Pertama, Alquran menjelaskan adanya
unsur negatif di dalam riba (QS. Al-Rum: 39), lalu kemudian diisyaratkan
akan haramnya riba (QS. Al-Nisa: 161), keharaman ini dipertegas dengan
mengungkap salah satu bentuk riba (Ali Imran: 130), baru pamungkasnya
Allah mengharamkan riba dalam berbagai bentuknya. (Al-Baqarah/2: 278).
Hal ini setidaknya menunjukkan bahwa betapa tradisi riba ini sudah
begitu mengakarnya tumbuh dalam tradisi bangsa-bangsa lama. Sehingga
mustahil dihapus dengan sekali turun ayat pengharamannya. Meski itu tidak
mustahil dalam faham kekuasaan Allah swt. tapi setidaknya sunnah ini dapat
menjadikan mereka lebih bisa menerima dan terhindar dari penolakan yang
serta merta.
Sebenarnya menurut hemat saya, awal pengharaman riba lebih
tertera pada QS. Ali Imran: 130, ada disebutkan kata adhafan mudhaafan
yang berarti berlipat ganda. Praktek para renternir Yahudi ketika itu benarbenar sangat mencekik. Pinjaman yang ada harus dikembalikan dengan dana
tambahan. Namun jika tiba hari H-nya belum dapat melunasi apa yang telah
disepakati
di
awal,
maka
si
renternir
akan
menambah
kewajiban
riba, maka Allah menyarankan zakat atau shadaqah sebagai solusi dari
target yang diinginkan dalam istilah adhafan mudhaafan. Seperti kita
ketahui bahwa zakat atau shadaqah/ beramal adalah perbuatan yang
memproduk pahala yang berlipat ganda, hingga 700 kali lipat bahkan lebih.
Di dalam riba ada kezhaliman, ada egoisme, kekikiran, ketamakan,
ada penumpukan dan monopoli barang. Riba akan memecah belah
masyarakat, antara peminjam dan yang dipinjami. Hingga timbul rasa benci
karena dizhalimi. Itulah prilaku para koruptor dan para penyeleweng uang
negara.
Sedangkan
dalam
zakat
justru
kebalikannya.
Ada
rasa
sosial,