You are on page 1of 24

Acute Coronary

Syndrome
(ACS)

Ayunda Afdal
030.09.040

Definisi
Acute
Coronary
Syndrome
(ACS)/Sindrom
Koroner
Akut
merupakan suatu keadaan gawat
darurat
jantung
dimana
terjadi
pengurangan mendadak aliran darah
ke jantung. Pada keadaan ini akan
timbul gejala klinis berupa perasaan
tidak enak di dada atau timbulnya
gejala lain sebagai akibat iskemia
miokard.

Etiologi
Komplikasi dari penumpukan plak di arteri
(aterosklerosis koroner)
Arteri menjadi sempit sehingga aliran darah
sulit mengalir
Terjadi penumpukan plak dan bekuan darah
sehingga membatasi jumlah darah yang
mengalir ke otot jantung
Jantung tidak dapat memompa darah kaya
oksigen ke seluruh tubuh
Nyeri dada atau serangan jantung

Faktor Resiko
Usia paruh baya (pria>45 tahun, wanita >
55 tahun)
Tekanan darah tinggi
Kolesterol tinggi
Merokok
Kurang aktivitas fisik
Diabetes tipe 2
Riwayat keluarga yang mempunyai riwayat
nyeri dada, penyakit jantung, stroke

Klasifikasi ACS
Sindrom
koroner akut

STEMI (STElevasi
Miokard
Infark)

NSTEMI
(Non STElevasi
Miokard
Infark)

Unstable
angina
pectoris

DIAGNOSIS

Anamnesis
Nyeri dada tipikal
(angina) berupa
nyeri substrenal,
retrosternal dan
prekordial

Nyeri seperti
ditekan, ditindih
beban berat, rasa
terbakar, rasa
ditusuk, rasa
diperas, rasa
dipelintir

Nyeri menjalar ke
leher, lengan kiri,
mandibula,
punggung, lengan
kanan

Nyeri
membaik/menghil
ang dengan
istirahat/obat
nitrat

Nyeri divetuskan
oleh latihan fisik,
stres emosi, udara
dingin

Gejala tambahan
berupa mual,
muntah, sulit
bernafas, keringat
dingin, lemas

EKG
STEMI :
hiperakut T, elevasi segmen ST, gelombang Q
inversi gelombang T
NSTEMI :
depresi segmen ST, inversi gelombang T dalam
Unstable Angina Pectoris :
depresi segmen ST dengan atau tanpa inversi
gelombang T, elevasi segmen ST sewaktu ada nyeri,
tidak ditemukan gelombang Q

Laboratorium
CK
CKMB

Troponi
n-T

Peningkatan 2 kali dari


nilai batas atas normal
hasil enzim

Pemeriksaan Marker
Jantung

Troponi
nT

Sangat spesifik dan


lebih sensitif di
bandingkan Ck-MB
Meningkat 3-4 jam
setelah MI
Mencapai puncak 1836 jam
Megnalami penurunan
secara pelan-pelan 1014 hari
Bisa menentukan nilai
prognosis
Tropin T juga
meningkat pada saat,
dermatomyositis, renal
desease.

Ck-MB
Isoenzy
me

Meningkat 3-8 jam


setelah MI
Mencapai puncak
setelah 24 jam
Kembali normal pada
48-72 jam
Positif jika Ck-MB >5%
dari total Ck-MB
Nilai puncak dapat
menentukan diagnosis
Positif palsu pada saat
olah raga, trauma,
kelainan otot, dan PE.

Pemeriksaan Penunjang
EKG
Foto rontgen thoraks
Laboratorium (darah rutin, CK, CKMB,
Toponin T)
Profil lipid, gula darah, ureum, kreatinin
Ekokardiografi
Treadmill
Angiografi

Diagnosis Banding
Cardiovask
ular

Pulmonary

Gastrointestin
al

Perikarditis

Emboli paru

Refluks
gastrointestin
al esofangeal

Temponade
jantung

Infark paru

Ulkus
peptikum

Aritmia4

Abses paru

Pneumotoraks

Pleuritis4

Gangguan
pada
dinding
toraks
Servical
radiculitis4

Resume
Unstable Angina

Myocardial infarction
NSTMI

Tipe Gejala

STEMI

Cresendo, istirahat, Rasa tertekan yang lama dan nyeri dada


atau onset baru

Serum Biomarker

Tidak

EGC

ST

depresi

gelombang
invasi

Iya
atau ST

Iya
depresi

T gelombang
invasi

atau ST-elevasi
T (gelombang
later)

Penatalaksanaan
NEW ACLS - ACS
ALGORITHM ACC / AHA
Update 2007

ACC/AHA ACLS ACS Algorithm 2006


1

Nyeri dada (kecurigaan


ischemia)
Diagnosa, penatalaksanaan dan persiapan/ pre hospital oleh EMS:
- Monitor, support ABC. Persiapan untuk CPR dan defibrilasi
- Berikan oksigen, aspirin, nitroglycerin dan morphine bila
dibutuhkan
- Jika tersedia, periksa ECG 12 lead, jika terdapat ST-Elevasi :
Hubungi rumah sakit yang dituju dengan DX pasien
Mulai membuat fibrinolytic checklist
- RS yang dituju harus menyaiapkan Mobilize Hospital Resources
untuk merespon pasien STEMI

Diagnosa cepat oleh Emergency Departemen


cepat oleh E.D
(<10min)
- Check vital signs, evaluasi saturasi O2
dengan
- Pasang IV line
nitroglycerin

Penatalaksanaan umum

Morphin IV jika nyeri tidak berkurang

O2 4 L/mnt, pertahankan saturasi O2 > 90%


- Anamnese singkat, terarah, pemeriksaan fisik
- Nitroglycerin SL atau spray
- ECG 12 lead

atau IV
- Periksa awal level cardiac marker, elektrolit

Aspirin 160 samapai 325 mg (jika

Ulang pemeriksaan ECG 12


lead
5

ST Elevasi atau LBBB baru


atau diasumsikan baru;
dicurigai kuat ST-Elevasi MI
(STEMI)

ST depresi atau T inverted;


dicurigai kuat suatu ischemia
Resiko tinggi unstable angina /
Non ST Elevation MI
(AU/NSTEMI)
10

Mulai terapi tambahan sesuai


indikasi. Jangan menunda
reperfusi

- lopidogrel
-Nitroglycerin
--adrenergic reseptor blockers
-Heparin (UFH or LMWH)
-Glycoprotein IIb/IIIa inhibitor
11

Opname di ruangan dgn


monitoring bed
Tentukan status resiko

Onset gejala < 12 jam


8

12

Strategi reperfusi:
Terapi ditetapkan
berdasarkan keadaan
pasien dan center
criteria
Menyadari tujuan terapi
reperfusi:
Door-to-balloon inflation
(PCI) = 90 mnt
Door-to-needle
(fibrinolysis) = 30 mnt
Lanjutkan dengan
terapi:
ACE inhibitor/angiotensi
receptor blocker (ARB)
24 jam dari onset

Berlanjut memenuhi kriteria


sedang atau tinggi (tabel
3,4)atau troponin positive?

Pasien High-risk:
Refractory ischemic chest pain
Recurrent/persistent ST deviation
Ventricular tachycardia
Hemodynamic tachycardia
Signs of pump failure
Strategi invasive awal termasuk
kateterisasi & revaskularisasi
penderita IMA dgn syok dlm 48
jam
Lanjutkan pemberian ASA,
heparin & terapi lain sesuai
indikasi:
ACE inhibitor / ARB
HMG CoA reductase inhibitor
(statin therapy)
Tidak pada resiko tinggi:
penentuan penggolongan resiko

Normal atau tidak ada perubahan


segmen ST atau gelombang T
Resiko rendah atau sedang untuk
unstable angina

14

Mulai terapi tambahan sesuai


indikasi

- lopidogrel
--adrenergic reseptor blockers
-Heparin (UFH or LMWH)

13

15

Pertimbangkan opname di ED
chest paint unit atau monitored
bed di ED
Lanjutkan dengan :
Serial cardiac marker (termasuk
troponin)
Ulang ECG, monitor segmen ST
Pertimbangan stress test
16

Berlanjut memenuhi
kriteria resiko tinggi atau
sedang (tabel 3,4) atau
troponin-positive
17

Jika tidak ada ischemia


atau infare, maka dapat
pulang dengan rencana
kontrol
21

ACC/AHA 2007 Guidelines Update untuk UA / NSTEMI


Rekomendasi untuk Antiplatelet dan Anticoagulant

Low Risk ACSIntermediate Risk ACS


High Risk ACS
Early Conservative
Management
Aspirin* (Class IA)

Early Invasive
Management
Aspirin* (Class IA)

Clopidogrel# (Class IA)


LMWH (enoxaparin)/UFH (Class
IA)

Clopidogrel (Class IA)


LMWH (enoxaparin)/UFH
(Class IA)

r Clopidogrel if contraindicated (IA)


or at least 1 month (IA) and for up to 9 months (IB)
Gibler, WG, et al. Circul. 2005; 111: 2699-2710
22

ESC Guidelines 2007


ASA (Kelas 1 A)
Direkomendasikan pada semua pasien NSTE-ACS
bila tidak ada kontra indikasi, dengan initial LD 160325 (non enteric) dan dosis pemeliharaan 75 100
mg untuk jangka panjang

Clopidogrel (Kelas 1A)


Untuk semua pasien ACS, SEGERA berikan
Clopidogrel 300mg LD, dilanjutkan dengan 75mg/
hari, Clopidogrel harus dilanjutkan hingga 12 bulan,
kecuali ada resiko tinggi perdarahan.
Untuk pasien yang kontra indikasi terhadap ASA,
Clopidogrel harus digunakan sebagai penggantinya
(1B)
23

You might also like